Setelah menunggu beberapa
lama, akhirnya Profesor Ngainun Naim membersamai
bincang santai anggota Grup SPK Tulungagung dan Grup Ma’arif Menulis. Malam
itu berharap mendapatkan pencerahan dari Prof. Naim dan juga-juga teman penulis
hebat. Sejatinya banyak yang ingin saya tanyakan terkait mutu tulisan. Saya
setiap hari menulis dengan harapan kelak menjadi sebuah buku yang bermanfaat
untuk tuntutan pekerjaan. Namun saya
belum yakin terhadap mutu tulisan. Baik dari diksi maupun kepatutan penulisan.
Yang paling menarik adalah usulan
dari Mas Woko yang mengharapkan adanya masukan dan komentar dari anggota group
yang berkunjung ke blog anggota yang lain. Dulu yang rajin berkunjung dan
memberi masukan adalah Mbak Eka Zahra. Mbak Zahra sangat cermat meneliti kosa
kata yang belum sesuai dengan pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia. Semoga
setelah perbincangan malam ini banyak mendapat kunjungan dan masukan dari para
sahabat pena kita. Mas Woko juga mengusulkan adanya reward, inilah yang paling
saya tunggu. Mendapat reward dari karya Prof. Naim. Dulu saya pernah beli dua
buku Beliau, ketika Prof. Naim memberi materi literasi di MAN Trenggalek. Buku
tentang literasi itu dibawa anak sulung saya untuk motivasi kuliah.
Terkait gagasan Mas Samsu
Wijayanto yang menghendaki adanya diskusi tentang kegiatan menulis sangat baik.
Dengan cara ini mutu tulisan para penulis pemula seperti saya akan semakin
baik. Di group sebelah materi tentang menulis ini seminggu sekali. Semoga di
group ini nanti juga begitu. Sebetulnya tidak harus dari penulis nasional,
cukup dari Prof. Naim dan para penulis hebat Tulungagung sudah cukup. Karena
tidak hanya murid yang butuh motivasi, penulispun membutuhkan motivasi agar
bersemangat menulis. Mas Woko dan Mas Syamsu yang tulisannya sudah bagus,
mengalir dan sistematis juga masih menghendaki suntikan motivasi dan teori
menulis.
Untuk pernyataan Bu Eti yang
menyampaikan semangat menulis itu layaknya semangat pengantin baru, itu betul
sekali. Di awal-awal bergabung di grup menulis, semangat menulis sangat menggebu-gebu, ingin menulis sampai
kelelahan. Namun semangat menulis juga kadang menurun. Mungkin butuh kompetitor
yang menggerakkan kita, kembali semangat menulis. Seperti berkeluarga jika ada
yang tertarik dengan pasangan kita, maka rasa sayang semula agak menipis
kembali membara lagi. Menurunnya semangat menulis terkadang muncul ketika ide
menulis belum kita miliki, seperti kehabisan ide. Juga kesibukan yang mucul di
rumah maupun di tempat kerja.
Untuk pertanyaan yang saya sampaikan
sebetulnya muncul dari kekhawatiran jarangnya minat berkunjung dari para
sahabat pena kita. Mungkinkah ini disebabkan tulisan saya yang semakin rendah
mutunya. Atau kesibukan para sahabat pena Tulungagung. Alangkah bagusnya jika
nanti dari tulisan ini bisa diterbitkan menjadi tulisan. Buku tersebut menjadi
sangat bermanfaat bagi karir dan sejarah hidup kita. Semoga pertemuan ke depan
semakin bermanfaat bagi kegiatan menulis kita. Rasanya tidak sabar menunggu
pemateri-pemateri hebat di group SPK Tulungagung.
Untuk Profesor Naim, terimakasih telah membimbing saya menulis. Dari motivasi Bapak yang mengatakan menulis itu mudah. Menulislah setiap hari. Tulislah apapun dengan bahasa yang sederhana. Membuat saya yang hobi menulis, tetapi sempat stagnan, memiliki semangat menulis. Untuk sahabat pena kita dan bapak ibu dosen IAIN Tulungagung terimakasih atas ilmunya. Dari tulisan bapak ibu saya menjadi gemar membaca setiap hari, membaca tulisan blog yang sarat ilmu. Semoga bisa bertemu di platform zoom pada pertemuan berikutnya.
Kunjungan komentar ke blog kita jika menurut saya tidak perlu dirisaukan. Kita terus saja menulis. Sebab orang yg banyak kunjunganya pun mungkin karena dua faktor, 1). sudah punya nama dan 2). memang tulisnya menggairahkan. hehe Terus saja menulis bu...
BalasHapusTerimakasih Mas Woko
HapusMantab bu...lanjutkan...
BalasHapusTerimakasih Pak Abbuzahra
BalasHapusTerus saja menulis. Kita menulis bukan karena komentar tetapi karena menulis itu sendiri adalah tradisi. Jadi ya menulis terus.
BalasHapusTulisan sudah baik. Namun ada yg membuat saya janggal dan gatal ingin kritik (maaf ya Bu) hehe
BalasHapusPertama nama saya Samsu tanpa Y hehe
Kedua penulisan yang baik menurut KBBI bukan group Bu tapi grup.
Semoga membangun lebih baik 😁
Terimakasih masukannya. Tentang nama dan bahasa baku yang benar menurut KBBI
Hapus