Rabu, 07 Oktober 2020

HIKMAH MISSING LINK SAAT MENGIKUTI MATA KULIAH KIMIA

 


Alhamdulillah hari ini mendapat informasi membahagiakan, memperoleh hadiah buku dari pemateri Bincang Santai dalam rangka Bedah Novel Berjudul Siluet. Memperoleh hadiah buku lebih menggembirakan dari pada memperoleh hadiah apapun. Karena dengan hadiah itu koleksi buku kita makin bertambah. Ilmu juga makin bertambah, baik pemilihan kosa kata, penggunaan kalimat efektif maupun amanat yang tersirat dalam buku tersebut. Menunggu merupakan hal yang menjemukan, namun menunggu hadiah sangat menyenangkan. Ketika menunggu ingatan jadi menerawang beberapa tahun silam. Pada tahun 2002, mendapat hadiah buku dari teman kuliah yang bernama Ir. Muhammad Irham Zuhdi. Beliau kuliah di UMM untuk mendapatkan akta  IV dan Ijazah Pendidikan Guru Biologi.  Karena saat itu Beliau mengajar IPA di sebuah MA di bawah naungan Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan tetapi tidak memiliki akta mengajar. 

Pak Irham merupakan mahasiswa paling pendiam, dibanding mahasiswa putra lainnya. Mahasiswa putra cenderung sangat julid pada temannya. Beliau tidak pernah menggoda mahasiswa lain, hanya diam, tersenyum dan suka membantu. Meskipun kejulidan dan senda gurauan mereka, menjadi hiburan yang menyenangkan. Untuk menguraikan kelelahan mengikuti kuliah eksakta. Bahkan saya dan teman-teman putri sering menjadi makmum Beliau, ketika adzan dhuhur berkumandang. Beliau sering membawa catatan kecil dan menuliskannya. Saya baru sadar jika Beliau penulis hebat ketika memberikan bukunya yang berjudul ‘Nasihat Burung Pipit’. Akhirnya, kala itu saya menemukan jawabannya. Mengapa hanya saya yang diberinya? Ternyata Bapak yang shalih itu mengira saya kutu buku. Padahal saya hanya membawa buku saku kimia ke manapun saya pergi. Buku itu memang sering saya baca, cermati dan pahami.

Asal mula saya bawa buku kimia ke manapun, karena ketika ada mata kuliah kimia materinya sulit dipahami. Prediksi saya pematerinya yang terlalu pintar atau mungkin penyampaiannya tidak runtut. Setelah dua pertemuan tidak nyambung, saya mendatangi dosen mikrobiologi yang bernama Pak Lud Waluyo. Beliau sangat kooperatif dan mudah di ajak diskusi. Saya mendatangi Beliau di laboratorium IPA dan mendiskusikan kesulitan saya. Akhirnya Pak Lud memeriksa jejak pendidikan saya. Karena saya bersekolah menengah atas di SPGN bukan SMA jurusan IPA. Maka terjadi missing link atau ada mata rantai yang hilang. Solusinya saya harus banyak baca buku kimia SMA atau buku saku kimia, untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Itulah kejadian yang sesungguhnya. Karena sering baca buku kimia itulah, akhirnya mendapat hadiah buku dari Pak Kyai Pasuruan. Berkah mengejar ketertinggalan mata kuliah kimia. Jika kita sungguh-sunguh pasti ada jalan keluar.

Buku yang berjudul ’Nasihat Burung Pipit’ itu cetakan pertama, yang terbit tahun 1999. Sebagai terjemahan Kitab Mawa’idhul ‘Ushfuriyah. Kitab Mawa’idhul ‘Ushfuriyah sejatinya karya As-Saikh Muhammad Bin Abu Bakar dan Pak Irham yang menerjemahkannya. Buku tersebut merupakan bacaan yang menarik untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Yang paling menarik adalah kutipan Sabda Rosulullah: ‘Orang yang selalu berbuat kasih sayang (baginya) mudah-mudahan Allah SWT membalas menyayangi mereka. Oleh karena itu sayangilah orang yang ada berada di muka bumi, maka para malaikat di atas langit akan menyayangi kalian semua’. Hadits ini sesuai hikayat yang datang dari Kalifah Umar Bin Khattab. Ketika Kalifah Umar sedang menyamar sebagai orang biasa bertemu dengan sekelompok anak yang menjadikan burung pipit sebagai objek mainan. Sehingga burung pipit yang malang itu menjadi kelelahan, maka Sang Kalifah menolongnya dengan cara membelinya. Allah mengampuni dan membalas amal perbuatan Umar Bin Khattab, karena budi baiknya pada makhluk Allah.

Masih banyak lagi kisah menarik dalam buku itu seperti Keutamaan Ilmu di atas Harta, Perbuatan yang Menjauhkan Diri dari Siksa, juga Orang yang Paling Akhir Masuk Majelis Jumat dan Pahala Sholat Jumat, Kisah Perburuan Ibrahim Bin Adam, Cerita Abu Mansur tentang Perbuatan Maksiat. Kisah Hasan Al-Basri dengan Anak Perempuan. Sebagian kisah-kisah tersebut pernah saya dengarkan ketika masih kecil. Baik dari ayah saya, guru ngaji maupun guru agama sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Kisah penuh inspirasi kebajikan bahwa setiap amal kebajikan akan senantiasa mendapat pahala/balasan dari Allah. Meskipun kebajikan tersebut hanya sebesar biji sawi.

 

2 komentar: