Alhamdulillah hari ini
mendapat informasi membahagiakan, memperoleh hadiah buku dari pemateri Bincang
Santai dalam rangka Bedah Novel Berjudul Siluet. Memperoleh hadiah buku lebih
menggembirakan dari pada memperoleh hadiah apapun. Karena dengan hadiah itu
koleksi buku kita makin bertambah. Ilmu juga makin bertambah, baik pemilihan kosa kata, penggunaan kalimat efektif maupun amanat yang tersirat dalam buku tersebut. Menunggu
merupakan hal yang menjemukan, namun menunggu hadiah sangat menyenangkan. Ketika
menunggu ingatan jadi menerawang beberapa tahun silam. Pada tahun 2002,
mendapat hadiah buku dari teman kuliah yang bernama Ir. Muhammad Irham Zuhdi.
Beliau kuliah di UMM untuk mendapatkan akta
IV dan Ijazah Pendidikan Guru Biologi.
Karena saat itu Beliau mengajar IPA di sebuah MA di bawah naungan Pondok
Pesantren Sidogiri Pasuruan tetapi tidak memiliki akta mengajar.
Pak Irham merupakan
mahasiswa paling pendiam, dibanding mahasiswa putra lainnya. Mahasiswa putra
cenderung sangat julid pada temannya. Beliau tidak pernah menggoda mahasiswa
lain, hanya diam, tersenyum dan suka membantu. Meskipun kejulidan dan senda gurauan mereka, menjadi hiburan yang menyenangkan. Untuk menguraikan kelelahan mengikuti kuliah eksakta. Bahkan saya dan teman-teman putri sering menjadi makmum Beliau, ketika adzan dhuhur berkumandang. Beliau sering membawa catatan
kecil dan menuliskannya. Saya baru sadar jika Beliau penulis hebat ketika
memberikan bukunya yang berjudul ‘Nasihat Burung Pipit’. Akhirnya, kala itu
saya menemukan jawabannya. Mengapa hanya saya yang diberinya? Ternyata Bapak
yang shalih itu mengira saya kutu buku. Padahal saya hanya membawa buku saku
kimia ke manapun saya pergi. Buku itu memang sering saya baca, cermati dan
pahami.
Asal mula saya bawa buku
kimia ke manapun, karena ketika ada mata kuliah kimia materinya sulit dipahami.
Prediksi saya pematerinya yang terlalu pintar atau mungkin penyampaiannya tidak
runtut. Setelah dua pertemuan tidak nyambung, saya mendatangi dosen
mikrobiologi yang bernama Pak Lud Waluyo. Beliau sangat kooperatif dan mudah di
ajak diskusi. Saya mendatangi Beliau di laboratorium IPA dan mendiskusikan
kesulitan saya. Akhirnya Pak Lud memeriksa jejak pendidikan saya. Karena saya bersekolah
menengah atas di SPGN bukan SMA jurusan IPA. Maka terjadi missing link atau ada mata
rantai yang hilang. Solusinya saya harus banyak baca buku kimia SMA atau
buku saku kimia, untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Itulah kejadian yang
sesungguhnya. Karena sering baca buku kimia itulah, akhirnya mendapat hadiah buku dari
Pak Kyai Pasuruan. Berkah mengejar ketertinggalan mata kuliah kimia. Jika kita sungguh-sunguh pasti ada jalan keluar.
Buku yang berjudul ’Nasihat
Burung Pipit’ itu cetakan pertama, yang terbit tahun 1999. Sebagai terjemahan Kitab
Mawa’idhul ‘Ushfuriyah. Kitab Mawa’idhul ‘Ushfuriyah sejatinya karya As-Saikh
Muhammad Bin Abu Bakar dan Pak Irham yang menerjemahkannya. Buku tersebut
merupakan bacaan yang menarik untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kepada
Allah SWT. Yang paling menarik adalah kutipan Sabda Rosulullah: ‘Orang yang selalu berbuat kasih sayang
(baginya) mudah-mudahan Allah SWT membalas menyayangi mereka. Oleh karena itu
sayangilah orang yang ada berada di muka bumi, maka para malaikat di atas
langit akan menyayangi kalian semua’. Hadits ini sesuai hikayat yang datang
dari Kalifah Umar Bin Khattab. Ketika Kalifah Umar sedang menyamar sebagai
orang biasa bertemu dengan sekelompok anak yang menjadikan burung pipit sebagai
objek mainan. Sehingga burung pipit yang malang itu menjadi kelelahan, maka
Sang Kalifah menolongnya dengan cara membelinya. Allah mengampuni dan membalas
amal perbuatan Umar Bin Khattab, karena budi baiknya pada makhluk Allah.
Masih banyak lagi kisah
menarik dalam buku itu seperti Keutamaan Ilmu di atas Harta, Perbuatan yang Menjauhkan
Diri dari Siksa, juga Orang yang Paling Akhir Masuk Majelis Jumat dan Pahala Sholat
Jumat, Kisah Perburuan Ibrahim Bin Adam, Cerita Abu Mansur tentang Perbuatan Maksiat.
Kisah Hasan Al-Basri dengan Anak Perempuan. Sebagian kisah-kisah tersebut
pernah saya dengarkan ketika masih kecil. Baik dari ayah saya, guru ngaji
maupun guru agama sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Kisah penuh
inspirasi kebajikan bahwa setiap amal kebajikan akan senantiasa mendapat pahala/balasan
dari Allah. Meskipun kebajikan tersebut hanya sebesar biji sawi.
Hebat bu...
BalasHapusTerima kasih Pak Abbuzahra. Alhamdulillah dapat berkunjung lagi
BalasHapus