Sabtu, 10 Oktober 2020

MENCIPTAKAN ROH DALAM TULISAN

 

Carilah ilmu sebanyak-banyaknya.

Semakin banyak ilmu, kita tak akan menyalahkan orang lain.

 

Kunci keberhasilan seorang penulis

Kunci keberhasilan seorang penulis adalah menciptakan semangat, motivasi, kemauan, usaha, konsistensi, jangan lupa untuk berdoa memohon kemudahan, bimbingan, kesehatan, kecerdasan, dan seterusnya. Trik selanjutnya mencari teman yang bisa menginspirasi, mendorong, dan memberi semangat.

Langkah awal belajar menulis

Latihan menulis buku dapat diawali dengan cara menuliskan tulisan pendek, kegelisahan, sesuatu yang disukai/hobi/minat, pengalaman, keahlian, impian, kebutuhan orang lain. Bisa berupa opini satu paragraf, dua paragraf atau tiga paragraf. Hari berikutnya, bisa ditambah satu paragraf lagi. Hingga menemukan identitas menulis dan menemukan apa yang ingin disampaikan ke dalam lembaran-lembaran.

Kunci sukses menulis

Jika latihan menulis secara kursus tidak nyaman, bisa dilakukan sendiri. Keuntungan menulis secara pribadi memberikan rasa kepuasan diri. Jiwa di dalam diri lebih bebas, terhindar dari rasa takut. Baik itu takut terhadap persaingan, kritikan pedas, ataupun rasa takut karena aturan baku dan ketat. Karena salah satu kunci sukses menulis buku adalah mengabaikan segala aturan yang mengikat yang justru melemahkan semangat. Berbeda jika dari awal tidak terbangun semangat dan terbelenggu dengan aturan. Sudah dapat dipastikan, sebelum menuliskan lembar kedua, sudah berhenti di tengah jalan.

Menulis itu semudah update status

Kita tanamkan dalam diri ini bahwa menulis mudah, semudah update status. Masih menganggap menulis buku itu sulit? Sekali lagi semudah menulis update status di media sosial. Saat kita menulis status, apa yang kita tuliskan berdasarkan apa yang kita rasakan. Entah itu perasaan tentang diri kita sendiri, tentang penilaian terhadap orang lain atau karena bacaan/tontonan yang baru saja dilihat. Misalnya, dari sebuah pengalaman. Apa pun pengalaman kita pada hari ini tulis saja. Gunakan teknologi untuk menyimpannya. Bisa di laptop, hp, drive, blog, facebook, dan sebagainya.

Menulis mendeskripsikan yang kita lihat

Apa yang dirasakan, apa yang kita lihat bisa kita deskripsikan. Menulis itu tidak selalu muluk-muluk dan tidak selalu rumit. Menulis itu, sesederhana yang kita lihat. Menariknya, objek yang diperlihatkan hanya satu, namun sudut pandang penulisannya bisa berbeda dari penulis satu dengan penulis lain.

Menentukan topik saat menulis buku

Seperti yang dibahas di atas. Saat memulai menulis, hal umum yang dirasa sulit adalah menentukan topik tulisan. Pemilihan topik bisa kita pilih berdasarkan “minat”. Anggap saja, penentuan topik kita ambil sesuai dengan minat kita. Bahkan, ketika kita membaca surat kabar, ada satu paragraf yang menarik hati. Hal yang menarik tersebut bisa dicatat, kemudian tambahi gagasan, ide, sanggahan, menambahi data lain yang diperoleh. Dari data-data tersebut, cukup tuliskan perkalimat di bawahnya. Setelah semua gagasan, ide, dan yang ingin disampaikan sudah berbaris-baris, tidak ada salahnya untuk keluar sejenak. Minum kopi, kemudian dilanjutkan memperjelas di belakang poin-poin yang tadi tertulis.

Menulis kehidupan sendiri

Jika cara itu masih sulit untuk menentukan topic, bisa dimulai dari menulis kehidupan diri kita sendiri. Barangkali, justru lebih menjiwai. Siapa tahu, hasil dari corat-coret curhat, bisa menjadi novel. Bukankah di dunia ini banyak ketidakpastian? Termasuk ketidakpastian nasib hasil tulisan kita. Karena banyak buku-buku best seller meledak dari karya iseng-iseng ingin menuangkan perasaan dan kegelisahannya.

Mengemas tulisan agar tidak terlihat drama

Jika menulis kehidupan sendiri merasa memalukan dan ingin menulis buku yang lebih serius. Maka, bisa dikemas agar tidak terlihat drama. Kunci dari semua itu, tergantung kreativitas kita mengarahkan tema dan topik bahasan. Misalnya, mencari paragraf yang menarik dari buku yang kita sukai. Kemudian tulis satu paragraf saja, kemudian lakukan pengembangan. Jika trik-trik di atas sudah dilalui, biasanya akan lahir dengan sendiri ulasan yang ingin kita sampaikan.

Menciptakan roh dalam tulisan

Jika ingin tulisan kita ada rohnya, perlu penghayatan. Ide yang biasa-biasa saja jika dikemas dengan penghayatan dan penjiwaan pembaca akan muncul emosinya. Emosi, dalam menulis buku menjadi penarik rasa ketertarikan. Tulisan yang ditulis dengan pengahayatan, mampu menghidupkan sebuah tulisan.

Tulisan yang ada penghayatan

Gadis berambut panjang yang selalu mengintai dalam keraguan. Ia ingin selalu memergoki setiap derap langkah pejalan kaki di hadapannya. Keinginannya itu seakan terpancar di raut wajah yang kusam dan lugu. Ia hanya akan mengharap belas kasihan dari sang dermawan.

Tulisan yang tidak ada penghayatan

Gadis itu mengharap belas kasihan orang-orang yang berjalan kaki di dekatnya.

Dari contoh tersebut, terlihat perbedaannya. Aturan penghayatan penting sekali selama penggarapan sebuah buku. Baik itu buku ajar, buku fiksi, buku motivasi, dan sebagainya. Butuh yang namanya impresi dan seni. Cara tersebut dapat diperoleh dengan banyak cara kreatif. Cara kreatif ada banyak, tidak terbatas. Di mana, setiap orang memiliki kreasi sendiri dalam menulis. Misalnya, ada seorang penulis yang memulai tulisan dengan kata-kata kiasan atau puisi.

Tujuan dalam menulis

Jangan lupa, menulis juga harus punya tujuan. Misalnya, kita menulis tujuannya utk ekspresi diri, untuk naik pangkat, untuk hobi, dan sebagainya. Dengan tujuan tersebut, pasti segala cara akan kita gunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar