Selasa, 17 Januari 2023

Menjenguk Kahla

 


Tanggal 16 Januari 2023 pengurus madrasah mengajak para guru untuk menjenguk Kahla. siswa BA Aisyiyah yang sedang dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar karena terkena peluru senapan angin. Rencana sangat mendadak karena setelah hari Senin banyak kegiatan yang harus dilakukan oleh guru. Pukul 11.30 WIB berangkat dari Trenggalek, sepanjang jalan Trenggalek menuju Tulungagung lancar tanpa kendala. Namun ketika menuju Blitar terkendala ada demo warga Blitar Selatan di depan Gedung Kantor Bupati. Akhirnya harus mengikuti arahan petugas lalu lintas. Bersamaan itu hujan mengguyur di sepanjang jalan. Kendaraan berjalan lambat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

Pukul 13.45 WIB rombongan segera menunaikan shalat di sebuah masjid. Perjalanan dilanjutkan setelah hujan mulai reda. Sampai di Rumah Sakit pukul 15.19 WIB segera menghubungi keluarga. Ternyata Kahla dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Saiful Anwar. Selang beberapa menit orangtua Kahla mempersilahkan para guru turun dari ruang parkir lantai dua. Untuk berjalan kaki menuju ruang IGD, di sana Bapaknya yang menemui. Beliau nampak tawakal, menjelaskan kondisi Kahla. Beliau mengajak seorang guru (Ibu Anawiyah) untuk masuk ruang IGD. Hanya seorang guru, karena setiap hari Senin penjagaan ketat. Keluar dari ruang rawat Kahla Ibu Ana berurai air mata. Menjelaskan kondisi Kahla yang tubuhnya dipenuhi dengan peralatan medis. Kahla dalam kondisi tertidur lelap.

Beberapa waktu kemudian ibu Kahla menemui kami. Beliau menangis sesenggukan, menunjukkan peluru yang berhasil diangkat. Semua guru ikut menangis, begitu pula Bapak pengurus juga meneteskan air mata. Beliau menceritakan tidak bisa mendampingi Kahla setiap saat. Hanya ketika dokter melakukan pemeriksaan sang Ibu dipanggil masuk IGD untuk menerima hasil pemeriksaan. Beliau berdua tidur di luar, di ruang tunggu bersama keluarga pasien lainnya. Namun hanya sesekali bisa terlelap, akan terbangun jika dokter memanggil lewat pengeras suara. Memanggil keluarga pasien lainnya ataupun dirinya. Sang Bapak mempersilahkan seorang guru lagi untuk menjenguk Kahla, kesempatan ini digunakan Ibu Farid Kepala BA masuk ruang IGD. Alhamdulillah keluarga sangat baik menerima kami.

Kahla sudah tiga kali dioperasi, operasi menghentikan pendarahan, pengambilan peluru dan pemasangan selang pernapasan. Semenjak itu ibunya belum kembali ke Trenggalek. Untuk itu kami berpelukan dengan Ibu Kahla agar saling menguatkan. Waktu menunjukkan pukul 16.30, Ibu Ana mengajak kami pulang ke Trenggalek. Sepanjang perjalanan ke Trenggalek kami berdiam diri, merenungkan setiap kejadian yang menimpa Kahla yang tak kunjung siuman. Doa senantiasa kami panjatkan di sepanjang jalan. Setiap waktu, seusai menunaikan ibadah shalat. Semoga bocah malang tersebut segera disembuhkan.

Rabu, 11 Januari 2023

Musibah untuk Menguji Kekuatan Iman

 



Pada tanggal 30 Desember 2022 mendapat kabar Kahla mengalami pendarahan otak karena kepalanya terbentur mesin jahit. Di group WA madrasah semua guru mendoakan kesembuhan siswa yang masih belajar di Bustanul Athfal. Keesokan harinya mendengar kabar Kahla ini mengalami pendarahan bukan karena terbentur. Namun pendarahan terjadi karena tertembak bedhil untuk berburu burung. Kronologinya, empat bocah ini bermain bola di rumah neneknya, bola terlempar ke atas almari. Kakaknya hendak mengambil bola, namun tangannya tidak mampu meraih bola. Justru yang teraih adalah bedhil untuk berburu burung. Tanpa diduga bedhil meletupkan peluru mengenai pelipis Kahla. Di bawa ke puskemas Baruharja dan dirujuk ke Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Dilakukan dua kali operasi untuk menghentikan pendarahan dan operasi kedua pengambilan peluru. Alhamdulillah kondisi kritis telah terlewati.

Dari kejadian ini ada beberapa hal yang patut kita renungkan. Musibah datang tiba-tiba, untuk menguji kekuatan iman kita. Ketika kita diuji oleh Allah, terasa berat ujian itu. Namun ternyata Allah menguji orang lain begitu dahsyatnya. Berbagai kalangan membantu penggalangan dana. Meski penggalangan dana ini sempat dihentikan karena ada harapan akan dipenuhi oleh Baznas Trenggalek. Perkiraan untuk beaya operasi sekitar 200 juta rupiah. Namun ternyata ada kendala terkait usaha Baznas ini. Akhirnya penggalangan dana dilanjutkan oleh fihak madrasah, PGRI dan fihak-fihak lain.

Selain itu, kita sebagai orang tua harus tetap mengawasi kegiatan anak-anak di rumah. Meskipun dari keempat anak tersebut ada yang kelas 6, namun terkadang si anak melakukan kekhilafan. Belum mampu mengendalikan diri memilah mana yang membahayakan orang lain dan mana yang tidak. Rasa ingin tahu anak terhadap benda tertentu lebih dominan untuk melakukan coba-coba  dari pada memikirkan dampak negatifnya.

Akhirnya, semoga Allah menguatkan bahu kedua orang tua Kahla. Mampu menyikapi ujian dengan tegar. Semoga Kahla segera diberikan kesembuhan dapat kembali belajar di BA Aisyiyah Kamulan. Allah tidak akan membebani hamba-Nya melainkan sesuai dengan kesanggupannnya. Doa yang dapat kita panjatkan: Ya, Allah jangan Engkau bebani kami dengan beban berat sebagaimana Engkau beban kepada orang-orang sebelum kami. Janganlah Engkau pikulkan kepada kami  apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkan kami, ampuni kami dan rahmatilah kami. Aamiin!