Selasa, 29 September 2020

MANFAAT ANTOLOGI DAN MEMODIFIKASI PTK UNTUK PAK

 


Senang sekali menyimak paparan Bapak Lukman Hakim dari Jombang Jawa Timur  tentang belajar membuat laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menjadi buku. Cak Lukman adalah pengelola blog kelaskuonline.id, youtube chanel kelasku online dan pengelola Penerbit Delta Pustaka yang didedikasikan untuk pendidik, peserta didik, dan literasi sekolah. Cak Lukman juga mengadakan pelatihan-pelatihan pengembangan diri guru yang berhubungan dengan publikasi ilmiah dan karya inovatif dalam bentuk buku, salah satunya adalah membuat buku dari laporan penelitian tindakan kelas. Beliau mengkhususkan diri pada bidang publikasi ilmiah dan penerbitan buku.

Menurut Cak Lukman banyak cara sebenarnya untuk menerbitkan buku, dan cara paling mudah adalah dengan memodifikasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menjadi buku pendidikan/referensi. Dalam konteks angka kredit ada keuntungan: pertama, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)  lama dapat dimodifikasi menjadi buku pendidikan yang diterbitkan dan ber-ISBN yang bernilai 3. Kedua, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) baru, dimodifikasi menjadi Buku hasil penelitian yang bernilai 4. Misalkan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diseminarkan. Jumlah halaman laporan PTK  yang bisa dijadikan buku tidak ada batasan. Asal laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)  lengkap sampai lampiran. Untuk terbit baru pada penerbit Delta batas minimal 80 halaman A5.

Untuk buku antologi yang ditulis bersama dengan banyak penulis, Cak Lukman menjawab dengan tegas sebaiknya tidak digunakan untuk Penilaian Angka Kredit (PAK). Sebagaimana dijelaskan di Buku 4 PKB dan angka kreditnya dijelaskan bahwa publikasi ilmiah dan karya inovatif. Karya bersama hanya untuk 4 orang penulis yang terdiri 1 penulis utama dan 3 penulis pembantu dengan persentase  yang telah ditentukan.

Cak Lukman memaparkan sejatinya antologi memiliki banyak manfaat, meskipun nilainya rendah untuk angka kredit. Manfaatnya antara lain: Pertama, Latihan Menulis. Menulis adalah aktivitas yang harus terus dilatih. Apalagi bagi penulis pemula. Antologi adalah wadah yang dapat dijadikan latihan menulis. Quick Writing Series (Seri Menulis Cepat) adalah program menulis cepat selama 15 hari. Setiap hari, satu peserta wajib menulis satu tulisan sebanyak dua halaman A5. Sebenarnya tidak berat, tetapi butuh ketekunan dan terus memaksakan diri untuk menulis. Ternyata bisa menulis. Uniknya, tulisan-tulisan itu dijadikan buku ber-ISBN. Peserta Quick Writing Series (Seri Menulis Cepat) menjadi bersemangat untuk menulis tiap hari dengan harapan nantinya bukunya dapat diterbitkan dan ber-ISBN.

Kedua, Menjaga Performance Menulis. Penulis yang telah menganggap dirinya penulis mahirpun, masih perlu menjaga  performance menulisnya. Hal ini agar kemampuan menulis tetap terjaga. Jadi antologi dapat dijadikan sarana untuk menjaga performance menulis seseorang. Ketiga, Portofolio. Antologi sangat bermanfaat untuk menambah portofolio karya bagi seorang penulis. Portofolio didefinisikan sebagai kumpulan dokumen dan tulisan yang tersusun dengan rapi dan menarik. Portofolio ini adalah laporan lengkap dari suatu dokumen dan hasil karya dari aktivitas seorang guru. Portofolio ini sangat bermanfaat untuk menunjukkan prestasi dan karya seseorang.

Cak Lukman memberikan nasihat seyogyanya para penulis jangan putus asa dalam mengasah kemampuan menulis. Para guru dapat menggunakan berbagai sarana untuk berlatih menulis, misalnya blog, media sosial dan sebagainya. Beliau juga menjelaskan untuk Publikasi Ilmiah dan atau karya inovatif  yang ditulis bersama, maka pembagiannya sebagai berikutnya: 2 orang penulis (60% penulis utama dan 40% penulis pembantu 1), 3 orang penulis (50% penulis utama, 25%  penulis pembantu 1, dan 25% penulis pembantu 2). 4 Orang penulis (40% penulis utama dan masing-masing 20% untuk penulis pembantu 1, 2, dan 3). Untuk antologi biasanya penulis lebih dari 1, bagaimana cara menilainya untuk penulis utama dan pembantu? Padahal posisinya menulisnya sama. Penilaian yang akan diambil adalah nama pertama sampai keempat, dan angka kredit dibagi berdasarkan tabel yang ditentukan. Di sisi lain, antologi sangat berguna untuk bisa berlatih dalam waktu singkat akan menjadi buku. Kalau menulis antologi berjamaah untuk angka kredit, pastikan nama kita diposisi 1-4 agar mendapat porsi persentase nilai, lumayan walaupun hanya 20%. Jadi hati-hati dengan antologi. Pastikan dulu target menulis kita, untuk PAK atau untuk latihan menulis.

 


Senin, 28 September 2020

MEMPRAKTIKKAN MENULIS SETIAP HARI

 


Sejak mempunyai blog pribadi berusaha untuk menulis setiap hari. Semula hanya di blog pribadi saja. Menuliskan semua kejadian yang mampu ditangkap baik oleh pendengaran maupun penglihatan. Allah menuntun saya bertemu para pakar menulis di WAG SPK Tulungagung, atas budi baik Profesor Naim. Ternyata anggotanya sebagian besar dosen STAIN Tulungagung yang luar biasa baik dalam hal menulis maupun dalam memotivasi anggotanya. Salah satunya cara memotivasi dengan ajakan menulis setiap hari baik melalui tulisan wajib  maupun tulisan sunah. Yang paling menggembirakan mereka gemar berkunjung ke blog anggota lain memotivasi dengan cara meninggalkan komentar. Bahkan sesekali mengingatkan jika ada tulisan yang belum menggunakan kata baku.

Untuk mengasah kemampuan, mencoba mengikuti beberapa group menulis, bahkan mengikuti tantangan menulis buku antologi bersama para guru dari Aceh sampai Papua. Alhamdulillah buku keroyokan tersebut bisa dibuat dalam waktu singkat dan terbit dalam jangka waktu cepat. Sehingga bisa dibaca untuk menambah pengetahuan. Jika berfikir menulis keroyokan ini hanya untuk kenaikan pangkat nilainya sangat rendah. Namun bila kita menulis untuk mengabadikan kenangan, melatih kelancaran menulis dan untuk lebih dekat dengan para penulis. Maka ilmu kita akan bertambah dan memperoleh pengetahuan tak terhingga. Setiap hari ilmu kita bertambah, pola fikir semakin cerah.

Upaya lain untuk mengasah kemampuan menulis dengan mengikuti lomba blog. Meskipun tidak memperoleh hasil yang memuaskan, ada hikmah positif di balik lomba tersebut. Hikmah tersebut antara lain: (1) Bisa bergabung dalam WAG Belajar Menulis PGRI, (2) Menjadi anggota WAG ‘kecil’ menulis antologi. Sesuai apa yang dikatakan Omjay dan Profesor Eko: ‘Jika ingin bisa menulis dekatlah dengan para penulis’. (3) Diperkenankan menulis di Blog Guru Penggerak. Di blog ini ada tulisanku yang viewernya lumayan banyak. Sangat bersyukur untuk ini. Bisa sampai di Blog Guru Penggerak atas kebaikan Omjay dan bimbingan Pak Narno Karimun, (4) Bisa berdiskusi dengan Bu Kanjeng. Beliau siap membantu membimbing menerbitkan buku solo saya yang kedua. Buku Solo pertama tentang ‘Gerakan Ayo Membangun Madrasah’. Buku kedua resume mengikuti kuliah sore dan malam di WAG Belajar Menulis. Mungkin ini berkah ketika  sabar menghadapi pandemi covid-19. Usaha mencari sisi positif dari ujian Allah yang menimpa para guru,, siswa dan orang tua selama hampir 7 bulan ini.

Materi dalam Belajar Menulis cukup bagus, motivasi dari para pakar menulis senantiasa dituliskan di sepanjang perkuliahan. Mengikuti kuliah di WAG Belajar Menulis lebih mengena dan menggoda penulis pemula untuk mencoba. Seperti halnya ketika Omjay mengeshare buku Beliau tentang “Menulis Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi. Buku ini membikin penasaran dan ingin mencoba. Ingin tahu hikmah dibalik menulis setiap hari. Bahkan mengubah kebiasaan yang semula segera mengeshare tulisan, baru memperbarui. Menjadi menulis dengan seksama, membaca ulang, mengedit, membaca lagi baru dishare di blog pribadi. Dulu menulis buku dan diterbitkan sepertinya sangat sulit bahkan mustahil. Sekarang jika kita sungguh-sungguh banyak tawaran meskipun di penerbit indi.

Apalagi bagi guru di masa pandemi ini membuat PTK mengalami sedikit kendala terkait adanya PJJ. Maka yang paling bagus adalah membuat buku. Omjay pernah memaparkan jika kesulitan dalam menulis buku dan kehabisan ide. Beliau memberi tip dengan melakukan kegiatan menulis setiap hari. Jika lupa menulis atau terabaikan karena banyaknya tugas harian, maka harus menebus kealpaan menulis dengan menulis dobel. Sebagai hukuman ketidaktertiban, maka jika kita menulis setiap hari akan terkumpul tulisan yang banyak sekali. Sehingga buku yang terbit nantinya sesuai dengan kesungguhan menulis setiap hari.

Selain itu dalam bukunya Omjay pernah memaparkan cara menulis yang bisa dilakukan oleh para blogger agar bisa menjadi buku: (1) Tulislah apapun yang bisa ditangkap oleh indera penglihatan, (2) Menentukan tujuan menulis. (3) Menentukan pembaca dari tulisan kita, (4) Menentukan pesan yang akan disampaikan kepada pembaca, (5) Memberikan keleluasaan kepada tangan untuk menuliskan semua yang terekam dalam otak, (6) Berfikir dulu sebelum memposting, mungkin masih ada sesuatu yang belum lengkap dan perlu ditambahkan, (7)Membuka kembali tulisan dan mencermatinya, (8) Tambahkan beberapa kalimat efektif agar pesan sampai kepada pembaca, (9) Simpan kembali, dicermati lagi mungkin ada kalimat yang belum pas. Perbaiki dengan benar sehingga bisa segera diposting.


Minggu, 27 September 2020

POLA BELAJAR EFEKTIF DI MASA PANDEMI

 


Malam Minggu biasanya saya gunakan untuk refreshing dengan jalan-jalan ke keliling Tulungagung. Menikmati malam Minggu bersama keluarga ke Tulungagung yang telah new normal. Tetapi karena ada materi dari Om Wijaya Kusuma, akhirnya memilih duduk santai menyimak materi tentang: (1) Pola Belajar Efektif dari  Rumah, (2) Menulislah Setiap Hari Buktikan Apa yang Terjadi. Untuk malam ini saya resum Pola Belajar Efektif dari Rumah. Sejak wabah Corona melanda dunia, termasuk Indonesia yang telah lebih empat  bulan lamanya, salah satu dampak dari pandemi Covid-19 ini adalah kegiatan pembelajaran antara siswa dan guru terpisah oleh ruang dan waktu dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pembelajaran terpaksa dilaksanakan dari rumah masing-masing. Siswa dan guru sama-sama belajar dari rumah (BDR). Hal yang perlu diperhatikan dari pembelajaran jarak jauh ini agar tercipta pola belajar yang efektif adalah guru dan siswa harus sama-sama senang.

Ada beberapa unsur yang harus diperhatikan agar dapat menciptakan Pola Belajar yang Efektif dari Rumah yaitu : (1) Pola, (2) Belajar, (3) Efektif, (4) Rumah. Pertama, Pola : menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 885) pola adalah suatu system kerja atau cara kerja sesuatu. Sedangkan menurut Kamus antropologi, pola adalah rangkaian unsur-unsur yang sudah mantap mengenai suatu gejala dan dapat dipakai sebagai contoh dalam menggambar atau mendeskripsikan gejala itu sendiri (Suyoto, 1985: 327). Kedua, Belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian seseorang di mana perubahan tersebut dalam bentuk peningkatan perilaku, seperti peningkatan pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya. Menurut Skiner, pengertian belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlaku secara progresif. Sedangkan C.T Morgan mendefinisikan belajar adalah suatu perubahan yang relative dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang telah lalu.

Kemudian, ketiga, Efektif bisa diartikan sebagai suatu yang dapat mencapai tujuan maksimal yang diharapkan. Pengertian efektif merupakan suatu usaha yang dilakukan secara maksimal sesuai yang diharapkan, selain itu efektif juga bisa diartikan sebagai salah satu usaha yang tidak pernah lelah sebelum harapan yang di inginkan belum tercapai. Keempat, rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah yang nyaman dapat memberikan kenyamanan bagi yang menepati rumah tersebut. Berdasarkan definisi-definisi di atas, pola Belajar efektif dari rumah dapat diartikan sebagai suatu susunan kegiatan yang dapat di gunakan untuk melakukan proses perubahan tingkah laku yang maksimal dari suatu tempat yang nyaman agar dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.

Dari pengertian di atas agar siswa dan guru sama--sama senang dan tercipta pola pembelajaran yang efektif dari rumah, maka yang perlu diperhatikan adalah : Siswa dan guru harus memiliki internet yang lancar, media utama dalam pembelajaran jarak jauh adalah internet, jika akses internet siswa atau guru mengalami masalah, maka pembelajaran bukan lagi menyenangkan akan tetapi menegangkan. Pola atau cara kerja yang diciptakan harus menarik, misal sebelum pembelajaran dalam jaringan atau daring menarik, guru harus sudah siap dengan materi yang akan disampaikan apa itu dalam bentuk powerpoint, atau web. Juga bisa berbentu video atau gambar.

Efektif yaitu bagaimana usaha antara guru dan siswa semaksimal mungkin dalam menggunakan media khususnya internet dalam pembelajaran jarak jauh. Guru membuat Jadwal, sehingga setiap siswa harus membuat jadwal harian dari bangun tidur hingga tidur kembali, jika sudah membuat jadwal maka mereka akan lebih tertib belajarnya, jika pembelajaran melalui internet disini perlu peran orang tua untuk mendampingi putra-putrinya dan bekerjasama dengan  guru untuk menyampaikan laporan atau bimbingan melalui WAG. Peran orang tua sangat penting dalam belajar dari rumah.

Gunakan teknologi yang ada untuk menciptakan pola pembelajaran yang efektif dari rumah. Bila adanya hanya WA Group, gunakan WA Group tersebut dengan memadukan antara teks, foto dan video. Kesimpulan materi malam ini adalah untuk menciptakan pola pembelajaran efektif dari rumah adalah guru dan siswa harus sama-sama senang. Guru harus mempunyai peta kelas atau kondisi siswa di rumah dengan begitu guru bisa membuat pola mengajar yang sesuai dengan kondisi siswa. Setiap siswa harus membuat jadwal,  guru bekerja sama dengan orang tua untuk mendampingi putra-putrinya untuk melaksanakan pembelajaran yang sudah terjadwal dan lakukan diskusi atau komunikasi lewat WAG jika diperlukan.

Sabtu, 26 September 2020

PERSIAPAN SUPERVISI PENGAWAS MADRASAH DAN VISITASI DARI PUSKESMAS

 


Kemarin hari Jumat, tanggal 25 September 2020, semua guru masuk sekolah untuk melakukan kegiatan Jumat bersih. Kegiatan Jumat bersih dilakukan untuk persiapan supervisi Pengawas Madrasah dan Visitasi dari Puskesmas Baruharjo. Untuk persiapan Supervisi Pengawas Madrasah, kepala sekolah terlebih dahulu melakukan supervisi terhadap perangkat pembelajaran guru. Nilai hasil supervisi kepala sekolah sudah dishare di group guru. Selain supervisi perangkat pembelajaran juga melakukan supervisi langsung dengan mengikuti proses pembelajaran daring di group kelas 1 sampai kelas 6. Hari ini Beliau juga memberi pendampingan pada para guru dalam menata ruang khusus untuk supervisi pengawas madrasah. Ruangan sudah tertata rapi dan bersih untuk menyambut kehadiran Bapak Pengawas Madrasah Kecamatan Durenan pada hari Selasa, 29 September 2020.

Untuk menyambut kedatangan petugas kesehatan dari Puskesmas Baruharjo kepala sekolah menyiapkan daftar periksa (ceklist) yang sudah dibagikan kepada para siswa ketika luring pada hari Jumat. Isi ceklist yang dibagikan kepada siswa merupakan daftar periksa kondisi medis warga MIM Kamulan yang indikatornya menanyakan tentang (1) Siswa atau keluarga pernah/tidak menderita sakit jantung, darah tinggi, thypus, TBC, asma, flu berkepanjangan dan tidak bisa membau, (2) Siswa atau keluarga saat ini ada yang menderita sakit jantung, darah tinggi, thypus, TBC, asma, flu berkepanjangan dan tidak bisa membau, (3) Siswa ke sekolah naik transportasi umum/kendaraan pribadi, (4) Dalam dua minggu terakhir apakah siswa melakukan perjalanan ke luar daerah Trenggalek, (5) Dalam dua minggu terakhir apakah anggota keluarga siswa melakukan perjalanan ke luar daerah Trenggalek, (6) Jika indikator 4 dan 5 dijawab ‘ya’ sudahkan menyelesaikan karantina mandiri selama 14 hari, (7) Apakah tetangga siswa ada yang terpapar covid-19 dan dinyatakan positif?, (8) Jika indikator 7 dijawab ‘ya’ sudahkah menyelesaikan karantina mandiri selama 14 hari. Itulah ceklist yang harus dijawab siswa dengan tepat dan sesuai keadaan yang sebenarnya.

Syarat pembukaan sekolah untuk melakukan kegiatan belajar secara tatap muka di tengah masa pandemi  covid-19 adalah: (1) Kabupaten di mana sekolah berada dalam status zona hijau. Informasi terkini Kabupaten Trenggalek tergolong zona kuning  semoga segera menghijau. Ketika Trenggalek dalam zona kuning  cek point di beberapa titik rawan sudah ditiadakan. Penanganan penyebaran covid-19 diserahkan ke wilayah masing-masing. (2) Mendapat izin dari pemerintah daerah.  Izin ini untuk tingkat SD/MI diperoleh dari desa setempat.(3) Mendapat izin dari orang tua. Untuk izin dari orang tua, sekolah membuat pernyataan bermaterai yang ditandatangani orang tua siswa (4) Telah divisitasi oleh puskesmas yang ditunjuk. Visitasi inilah yang ditunggu oleh sekolah maupun keluarga siswa. 

Sedangkan daftar periksa yang harus ditanda tangani kepala sekolah berisi kesiapan MIM Kamulan melaksanakan protokol kesehatan yang berisi tentang: (1) Ketersedia sarana sanitasi dan kebersihan seperti toilet bersih, sarana cuci tangan dengan air yang mengalir menggunakan sabun atau cairan pembersih cuci tangan (hand sanitizer) dan disinfektan, (2) Mampu mengakses fasilitas kesehatan layanan kesehatan (puskesmas, klinik, rumah sakit dan lain-lain), (3) Kesiapan menerapkan area wajib pakai masker kain, (4) Memiliki thermoghun.  Untuk itu sekolah telah mempersiapkan semua kebutuhan yang telah diperlukan, dan sipa menerima kedatangan satgas covid-19.

Jumat, 25 September 2020

KIAT TERMUDAH MENULIS BLOG SETIAP HARI

 


Kuliah malam ini disampaikan oleh Mas Pepih Nugraha, Beliau pengelola PepNews. Menurut Mas Pepih menulis blog atau blogging adalah menulis kehidupan yang ringan, yang terjadi sehari-hari, baik yang kita alami maupun orang lain yang mengalaminya. Alangkah baiknya kita mula merekam, mencatat dan menuliskan setiap peristiwa yang kita alami, kemudian menuliskannya sebagai sebuah tulisan laporan (citizen journalism), permenungan (opini) dan lain-lain. Ibarat bermain sepeda, blogging juga harus dilatih setiap hari. Agar saat menaiki sepeda keseimbangan tetap terjaga, maka kita harus mengayuh pedal sepeda untuk mencari keseimbangan secara terus-menerus. Artinya, jangan pernah berhenti menulis.

Menulis blog paling efektif lari dari kepakaran dan kesukaan kita, “escaping” ke dunia apapun yang kita alami dan rasakan. Setelah escape, kemudian menulis apa saja (free writing), lakukan setiap hari. Lama-lama akan menemukan pola dan menganggap menulis sebagai kewajiban. Intinya, mulailah menulis blog dengan teknik "free writing" atau mengarang bebas. Karena mengarang bebas, kita harus bisa melepaskan diri (escape) dari kepakaran dan kesukaaan. Yang terutama adalah melaporkan pandangan mata atau peristiwa, kejadian sehari-hari yang kita lihat. Apa yang kita lihat bakal jadi berita jika itu ditulis. Mulailah peka pada keadaan sekeliling, jangan cuek. Ada pertengkaran tetangga di rumah sampai ada "piring terbang" segala, perlu kita catat, cari tahu apa penyebabnya. Ini semata2 mengasah keingintahuan kita.

Apa yang kita lihat menjadi berita. Apa yang kita pikirkan menjadi opini. Di blog kita bisa menulis apa yang kita lihat dan apa yang kita pikirkan. Apa yang kita rasakan bisa jadi sajak/puisi dan apa yang kita bayangkan bisa jadi cerita yang mengagumkan. Yang perlu adalah menulis semua gaya itu dalam free writing. Orang sering bertanya, bagaimana memulainya? Caranya secara ringkas dipaparkan sebagai berikut: pertama, gunakan kalimat tanya. Misalnya: benarkah Pandemi Covid-19 tidak akan berakhir dalam waktu dekat? Cara membuka tulisan dengan pertanyaan itu paling mudah. Kedua, jadikan kalimat pertanyaan itu menjadi kalimat pernyataan biasa menjadi: Pandemi Cobid-19 diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Ketiga dengan kutipan, bisa dari orang terkenal atau dari kitab suci (Aiquran), misalnya: Kebersihan sebagian dari iman. Atau pena wartawan lebih tajam dari pedang, kata Napoleon Bonaparte.

Beliau juga menjelaskan dalam materinya di PowerPointnya tentang  free writing, bahwa apa yang kita lihat dan ditulis bisa jadi berita, yang kita fikirkan kita tulis menjadi opini yang sangat dahsyat mempengaruhi orang. Apa yang rasakan kita tulis bisa menjadi sajak/puisi yang indah untuk dinikmati pembaca. Apa yang kita bayangkan dan menjadi impian akan menjadi cerita yang menarik.

Menulis diblog juga bisa dari hasil merangkum. Merangkum hasil kita melakukan kegiatan sebagai berikut: (1) Ikuti peristiwa yang sedang hangat. “Memanfaatkan ‘hook’ atau cantelan peristiwa”, (2) Menonton film, video atau televisi. Media ini memberi inspirasi tentang perjuangan, usaha, kesetiaan, penghianatan dll, (3) Dengarkan musik. Lirik lagu memberi ilham kita untuk menulis, (4) Riset. Baca kamus, ensiklopedia, thesaurus. “Kata” melahirkan ide.

Selain itu ide menulis juga bisa berasal dari pengalaman kita sehari-hari. Pengalaman tersebut bisa kita tulis. Jika kesulitan bisa di awali dengan cara: (1)membuat kata tanya “bagaimana jika” (What If): turunannya “apa yang terjadi jika?”, (2)Amati orang. Siapa mereka (who)? Apa yang mereka lakukan (what)? Kemana mereka pergi (where)? Kapan mereka berkumpul (when)? Mengapa mereka bermusuhan (why)? Bagaimana mereka berteman (how)?, (3)Membuat catatan pengalaman. “Biasakan menulis catatan harian”.

Teknik menulis blog yang menarik adalah menggunakan cara sebagai berikut: (1)Manfaatkan pengantar cerita. Tidak perlu membuat kerangka dari awal, orang lain telah membuat daftar kisah untuk dikembangkan, (2) Gunakan asosiasi kata. Pilih satu kata misal “badai”   tulis sebanyak mungkin kata yang berhubungan, (3)Bangun cerita dari elemen yang dipilih secara acak. Ambil nama orang atau tempat, bayangkan rupa orang/tempat itu, lalu bangun cerita latar belakang orang itu, (4) Berpura-pura seolah-olah sedang mengisahkan cerita kepada orang lain. Buat percakapan dalam pikiran, bicara di depan cermin,  gunakan alat perekam, transkrip, (5) Pikirkan pembaca. Menulis cerita untuk siapa? Ketahui siapa khalayak pembaca, (6) Ketahui tujuan menulis; menginformasikan, menghibur, mendidik, dan menginspirasi. Jadi tulisan yang menarik itu jika bermanfaat bagi pembaca. Maka penulis bisa memilih salah satu, misalnya menghibur/mendidik.

 

Kamis, 24 September 2020

PROTOKOL NEW NORMAL MENUJU KLINIK GIGI

          Hari ini tanggal 24 September 2020 tempat pukul 18.14 mengantar suami berobat ke dokter gigi Atho'. Beliau Praktik Bersama di Jalan Raya Durenan-Bandung Rt. 19/Rw. 06 Desa Ngadisuko, Kecamatan  Durenan. Sampai di tempat praktik sudah banyak sekali pasien, sekitar 20 orang.  Karena dokter spesialis giginya 2 ( drg. Atho' dan drg. Alifiani), maka dapat antrean kesebelas. Syukurlah bukan antrean keduapuluh satu. Di tempat Praktik Bersama Dokter Gigi ini semua pasien harus mematuhi  keputusan  pemerintah terkait 'Darurat Bencana Nasional Pandemi covid-19'. Selain itu juga harus mematuhi SE PBPDGI No. 2776/PB PDGI/III-3/2020 tentang 'Pedoman Pelayanan Kedokteran Gigi Selama Pendemi Virus  Covid-19. Aturan yang disosialisasikan di sana, dalam rangka upaya bersama mengantisipasi dan mencegah penyebaran Covid-19 melalui kontak fisik dan tindakan kedokteran gigi yang dapat menimbulkan aerosol  ( percikan droplet), maka fihak klinik mengambil kebijakan : (1)Jam pelayanan sore muliai pukul 16.00 sampai dengan 18.00 WIB, (2)Lebih mengutamakan pelayanan 'Dental Emergency', (3)Wajib memakai masker, (4) Cuci tangan sebelum dan sesudah dari area klinik, (4)Pemeriksaan suhu tubuh maksimal 37,5°C, (5)Jaga jarak (physical  distancing, (6)Menggunakan hand sanitizer , (7) Skrining dan pendaftaran pasien. 

 

        Maka segera cuci tangan dan melakukan cek suhu. Setelah itu petugas meminta kartu perawatan untuk dicocokkan dengan Kartu Rekam Medis Penderita. Petugas pendaftar yang baik itu mempersilahkan mengambil satu botol  air minum. Pasien boleh  memilih minuman Le mineral, pucuk harum, indomilk dan lain lain. Sambil menunggu antrian panjang kucoba menulis setoran sunah untuk hari ini. Terlihat di ruang drg. Alifiani maupun drg. Atho' setelah pasien keluar dari ruang perawatan, langsung tempat perawatan disemprot dengan disinfektan. Baik dokter maupun asisten dokter di klinik ini semua pakai APD.

       Sambil asyik ngeblog kulihat Mbak cantik petugas pendaftaran, tersenyum melihat seorang pasien putri mondar-mandir menunggu antrean. Pasien tersebut  tetap memakai highheelsnya meskipun di dalam ruangan. Suara sepatunya sangat keras bergesekan dengan keramik memecah keheningan suasana. Beberapa pasien nampak mendesis menahan ngilu giginya. Ketika aku sedang menggosip ria dengan petugas pendaftaran. Suamiku mengingatkan untuk tidak terbiasa membicarakan orang lain. Maaf lagi khilaf. Akhirnya pembicaraan dialihkan dengan kartu perawatan milik anakku yang hilang entah kemana. Kemudian dicari  pada list pasien drg. Alifiani, dan diketemukan. Bersyukur bisa dibuatkan kartu perawatan. Diskusi dilanjutkan dengan membahas rujukan untuk anak bungsuku dari sekolahnya. Awal bulan Maret ada kunjungan dari Puskesmas Durenan di sekolah anakku. Setelah diperiksa ternyata terjadi sesuatu pada giginya yang perlu perawatan gratis di Puskesmas Durenan. Karena adanya pandemi rujukan itu terabaikan. Padahal seharusnya segera dapat dilakukan perawatan sebelum usia 12 tahun. Karena sebelum usia 12 tahun masih gigi susu, bilamana tanggal masih dapat tumbuh lagi. 

     Agar gigi si kecil tetap sehat dan terawat, ada beberapa langkah yang harus dilakukan: (1) Menggosok gigi secara teratur, minimal 2 kali sehari, (2) Menggosok gigi dengan pasta gigi, (3) Merawat gigi dengan makanan. Misalnya membiasakan makan apel, karena apel merupakan buah-buahan yang dapat membersihkan gigi secara alami, (4) memeriksakan gigi secara teratur ke dokter gigi. Sedangkan untuk orang dewasa selain 4 hal di atas, sebaiknya juga menghindari merokok. Karena dengan merokok gigi menjadi menguning. Terbukti yang terjadi pada suamiku yang masa mudanya gemar merokok, giginya menguning, sensitif dan banyak yang sudah mati. Makanya kali ini suamiku kontrol perawatan gigi yang mulai menguning, sensitif dan berlubang. Padahal ia rajin menggosok gigi. Seminggu yang lalu gigi yang berlubang sudah dibersihkan oleh drg. Atho' dan ditambal sementara. Untuk hari ini waktunya penambalan gigi secara permanen. Sebenarnya di desaku ada tukang tambal gigi, namun bukan dokter. Entahlah lebih nyaman berobat di sini. Meskipun hampir pukul 19.59 masih menunggu antrian panjang. Semoga tetap dilayani meskipun melebihi waktu berobat.

      Kadangkala kita merasakan nikmatnya kesehatan organ tubuh, setelah bagian organ tersebut sakit. Maka marilah kita jaga kesehatan gigi dengan gosok gigi setelah makan dan sebelum tidur. Hindari makan dan minum yang terlalu panas/ dingin.


Rabu, 23 September 2020

KIAT DAN STRATEGI NGEBLOG DENGAN POWERFUL CONTENT

 


Setelah cukup lama kita menulis di blog pribadi, muncul keinginan untuk mencoba merambah ngeblog di kompasiana atau gurusiana. Keinginan untuk mencoba menulis platform tersebut, akan segera terlaksana. Karena Omjay mendatangkan pembicara yang ahli ngeblog pada kuliah sore di Group Belajar Menulis 14. Pemateri kita kali ini adalah Mas Nurulloh, Sang Guru Paling Ngeblog. Sejak tahun 2009 Beliau bergabung dengan Group of Digital Kompas Gramedia untuk mengelola blog platform KOMPASIANA.com dan menjadi bagian dari tim redaksi KOMPAS.com. Aktif mengembangkan komunitas di berbagai daerah dengan beragam latar belakang dan memberikan pelatihan seputar content creation dan citizen journalism di berbagai universitas, instansi dan komunitas (netizen). Sejak 2013  dipercaya  untuk  menjadi editor beberapa buku yang    diterbitkan penerbit Kompas Gramedia Group. Sebagai Chief Operating Officer, memiliki tanggung jawab dalam segala hal operasional Kompasiana, mulai  dari konten, komunitas hingga business development.

Beliau merupakan sarjana Ilmu Sosial dan Politik (Hubungan Internasional) Universitas Prof. Dr. Moestopo. Karir Beliau dimulai tahun 2009 sampai dengan 2016 sebagai Jourmalis Kompas.com atau Moderator Kompasiana. Pada tahun 2014 sampai dengan 2016 Beliau berkarir sebagai Content Product Superintendent. Kemudian pada tahun 2017 sampai dengan 2018 menjabat sebagai Content & Product Assistant Manager. Tahun 2018 sampai kini menjabat Chief Operating Officer (COO). Prestasi yang pernah Beliau raih sebagai Finalis Kompetisi Inovasi Group of Digital KG 2014 dan Kompas Gramedia Best Employee 2015.

Saat ini Beliau sebagai chief operating officer atau pengelola Kompasiana yang berkaitan dengan konten, komunitas, produk dan juga bisnis. Pada hari ini tanggal 23 September 2020 Beliau menyampaikan kiat dan strategi Ngeblog di berbagai platform terutama di blog sosial Kompasiana. Selain tentang kiat dan strategi ngeblog juga akan membahas materi “Powerful Content” yang mengarahkan kita agar  konten atau tulisan yang kita buat memiliki kekuatan dari sisi isi dan dampaknya.

Ada tujuh elemen dasar yang perlu kita ketahui dan terapkan agar memiliki konten yang powerful, yaitu: (1) Ide yang genuine (asli ide kita bukan orang lain), (2) Pembuka tulisan to the point (menggambarkan isi) dan tidak bertele-tele mengingat karakter pembaca online mudah dan cepat menutup atau kelur dari halaman blog kita ketika dalam tulisan tersebut tidak jelas atau terlalu berpanjang kata tanpa menjelaskan atau mengemukakan inti dari isi tulisan kita, (3) Judul yang menarik terutama jika menulis di situs blog karena judul menjadi “jualan” konten yang ada di situs web, (4)Adanya kebaruan (novelty). Bisa dari pengalaman atau persitiwa yang jarang diungkap oleh orang/media lain atau bahkan belum sama sekali ada yang membahasnya, (5) Tunjukkan pengalaman kita. Tiap orang memiliki pengalaman yang tidak dimiliki oleh orang lain dan ini menjadi core value apa yang akan kita bagikan, (6) Jangan lupa sisiplan gambar atau minimal ilustrasi. Kalau sebuah peristiwa sematkan foto peristiwanya sebagai elemen tambahan dari suatu informasi, (7) Jika ada, berikan solusi atas segala isu yang dibahas agar memiliki dampak positif ke pembaca kita.

Selanjutnya, yang tidak kalah penting ketika kita menulis di blog terlebih di platform blog, kita harus benar-benar paham siapa target pembaca kita. Bisa dimulai dari kita sendiri sebenarnya dengan: tentukan dahulu siapa pembaca kita, kebutuhan, keinginan dan kebiasaan mereka. Dari situ kita bisa lebih fokus dan tulisan kita sesuai sasaran.

Sekaligus kita harus benar-benar masuk ke dalam dan ikut berinteraksi dengan audiens atau pembaca kita bisa dengan cara yang responsif ketika ada komentar dan feedback atau bisa bergabung dan berinteraksi melalui komunitas-komunitas. Membahas tentang hal kebaruan yang disebutkan pada elemen keempat terkait powerful konten tadi, ada dua hal yang bisa dijadikan alat untuk mendapatkannya, yakni intuisi dan kreativitas.

Intuisi sendiri sebenarnya modal kuat bagi kreator konten bahkan bagi wartawan, intuisi adalah hal penting karena memiliki manfaat agar tulisan atau berita yang dibuat lebih atraktif dan komprehensif serta memiliki nilai kebaruan yang kuat. Semua orang sejatinya memiliki intuisi sejak lahir. Namun, banyak yang tidak menyadari atau bahkan bisa jadi tumpul karena tidak pernah dipertajam. Agar intuisi tidak tumpul maka dapat diasah dengan cara: (a) Memperbanyak pengalaman dalam segala hal di segala bidang, (b) Banyak membaca dan mengkonsumsi pengetahuan baru agar kaya referensi, (c) Konsistensi dalam membuat konten atau tulisan (d) Interaktif di lingkungan sosial.

Di samping intusisi yang akan memperkaya ide kepenulisan, ada satu hal lain yang dapat dijadikan modal dalam menulis atau membuat konten yaitu menghibur. Seperti halnya peran jurnalisme, selain menginformasikan hal penting kepada khalayak, para jurnalis atau media juga diharapkan bisa menghibur. Tidak harus dengan objek-objek dunia hiburan atau infotainment, tapi dengan penggunaan diksi atau kemasan konten yang atraktif.

Sebaiknya dalam membuat konten harus disertai data. Tiap tulisan jika disertai dengan sajian data akan lebih valuable karena dapat menunjukkan keakuratan dan keabsahan dari sebuah konten. Di Kompas Gramedia saat ini, orang-orang yang memiliki kemampuan menghimpun dan mengolah data adalah orang-orang “mahal” dari sisi gaji dan perannya dalam perusahaan. Begitu pun dengan sebuah tulisan. Jika disertai sajian data yang faktual akan sangat kuat dan berdampak serta mudah dicerna pesannya, meski tergantung bagaimana bentuk penyajiannya. Sebetulnya mencari data tidak mengalami kendala di saat sekarang ini karena banyak tools atau perangkat yang memudahkan kita untuk menemukan dan mengolah data terutama soal bagaimana bentuk sajiannya. Misalnya saja dalam bentuk infografis. Selain simple, sajian data dalam bentuk infografis mudah dicerna apalagi disertai dengan ikon atau gambar yang menarik dan relevan. Saat ini banyak aplikasi di smartphone yang bisa dimanfaatkan. Bahkan, kita bisa bikin data infografis sambil bersantai.

Sejak 2018, Kompasiana bisa menayangkan 600-700 artikel per harinya yang berasal dari kompasianer. Ini luar biasa banyak, bahkan bulan lalu rata-rata perharinya itu sekitar 1.000 artikel/hari. Dengan banyaknya artikel yang tayang tentunya kita harus pandai-pandai membuat konten dan strategi apa saja yang diperlukan agar artikel kita menarik dan dibaca banyak orang. Setidaknya, kita harus menerapkan strategi yang telah jabarkan di atas adalah kuncinya. Dengan banyaknya artikel yang tayang tentunya kita harus pandai-pandai membuat konten dan strategi apa saja yanh diperlukan agar artikel kita menarik dan dibaca banyak orang.

Selasa, 22 September 2020

TEKNIK MENULIS ASYIK, MENARIK DAN AKADEMIK

 


Pada tanggal 21 September 2020, Belajar Menulis Gelombang 14 mengikuti kuliah malam dengan Bapak Imam Fitri Rahmadi. Beliau Dosen Universitas Pamulang, kini menjadi Mahasiswa PhD Johannes Kepler Universität Linz Austria. Beliau kuliah S3 di Austria karena  menerima beasiswa Indonesia – Austria Scholarship Programme (IASP). Materi yang disampaikan sangat bagus, terkait teknik menulis akademik. 

Menurut Pak Imam menulis untuk keperluan akademik banyak dilakukan oleh mahasiswa dan dosen di perguruan tinggi. Begitu pula para guru, akan menulis akademik untuk keperluan membuat penelitian tindakan kelas untuk persyaratan kenaikan tingkat. Mahasiswa sering mendapat tugas membuat makalah dan harus menyusun skripsi sekaligus menulis artikel jurnal sebagai syarat kelulusan. Dosen menulis akademik dalam rangka menulis laporan penelitian, artikel jurnal, modul pembelajaran, buku referensi, dan keperluan lain. Demikian keterampilan menulis akademik sangat dibutuhkan oleh mahasiswa dan dosen untuk menyelesaikan berbagai tugas dan pekerjaan akademik dengan baik.

Tulisan ini membahas dasar menulis akademik meliputi pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf. Ketiganya merupakan keterampilan mendasar yang harus dikuasai untuk bisa menulis akademik dengan baik. Tulisan Beliau lebih lanjut membahas secara lebih mendalam penyusunan paragraf terdiri dari pembasan tentang kelogisan dan kepaduan paragraf, kata penghubung, serta bentuk dan jenis paragraf. Sebetulnya topik tersebut sudah sering dijelaskan dalam pelajaran Bahasa Indonesia, pada tulisan ini lebih khusus dibahas dalam dan untuk konteks penulisan akademik.

Setelah membahas paragraf pada topik lebih umum, selanjutnya secara khusus diulas bagaimana menyusun paragraf persuasif yang sangat dibutuhkan dalam menulis akademik. Kesamaan antara paragraf, esai, dan artikel jurnal juga Beliau jelaskan secara terperinci. Dalam penjelasannya Beliau juga membandingkan antara makalah, artikel jurnal dari berbagai sisi. Sebagian besar penjelasan disertai dengan contoh untuk melengkapi pemahaman pembaca.

Materi dalam tulisan ini disarikan dari pengalaman pribadinya selama belajar menulis akademik. Demikian beberapa strategi dasar menulis akademik dalam tulisan diadaptasi dari teori bahasa Inggris karena dirasa lebih sederhana dan mudah dipahami daripada teori yang diambil dari Bahasa Indonesia.

Materi dasar menulis akademik ini sengaja Beliau tulis lumayan panjang untuk menghantarkan pemahaman komprehensif kepada guru di group Belajar Menulis. Sebelum membahas dasar menulis akademik Beliau terlebih dahulu menyampaikan pengertian penulisan akademik. Pengertian paling sederhana penulisan akademik atau academic writing adalah penulisan non-fiksi yang ditulis sebagai bagian dari tugas atau pekerjaan akademik seperti menulis makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan artikel jurnal.

Sebagaimana sudah umum diketahui bahwa sifat tulisan diklasifikasikan menjadi dua, yaitu fiksi dan non-fiksi. Karya fiksi lebih mengedepankan imajinasi kreatif dengan kebenaran yang tidak harus selalu sejalan dengan dunia nyata. Sebaliknya, karya non-fiksi ditulis berdasarkan fakta yang benar-benar terjadi di dunia nyata. Produk penulisan akademik masuk dalam klasifikasi karya non-fiksi di mana setiap informasi yang disajikan harus akurat sesuai dengan fakta yang terjadi.

Penulisan akademik bertujuan untuk menyampaikan pengetahuan dan pemahaman tentang suatu topik secara persuasif, formal, dan objektif. Maka, produk penulisan akademik selalu berfokus pada satu topik spesifik yang harus sudah ditentukan sebelum proses menulis dilakukan. Topik berguna untuk membatasi ruang dan lingkup pembahasan supaya fokus dan mendalam serta tidak melebar ke pembahasan lain.

Gaya penulisan yang persuasif, formal, dan objektif sekaligus merupakan karakter dari penulisan akademik. Menulis akademik bermaksud untuk membangun dan menyampaikan argumen sesuai dengan fakta sehingga harus ditulis dengan gaya persuasif supaya pembaca percaya dengan pendapat atau informasi yang disampaikan. Penulisan karya akademik ditulis dengan gaya formal mengikuti kaidah-kaidah baku yang berlaku. Menulis akademik tidak boleh emotif atau terlalu emosional, melainkan harus objektif sesuai dengan data dan fakta yang ada.

Dasar menulis akademik yang paling mendasar adalah terkait dengan pemilihan kata. Pemilihan kata sangat menentukan rasa tulisan. Perihal pilihan kata yang tepat dan selaras untuk menulis kalimat sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan disebut dengan diksi. Antara penulisan personal, formal, dan akademik, diksi yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan untuk mengungkapkan atau menggambarkan hal yang sama. Sebagai contoh, coba cermati tiga kalimat di bawah ini:

Para guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah
Para guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah
Para guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah

Berbeda satu kata saja dapat merubah rasa dari kalimat. Antara ngobrol-ngobrol, dan berbincang-bincang, maupun  berdiskusi, ketiganya sama-sama menggambarkan proses bertukar informasi antara para guru dengan kepala sekolah. Namun, kata ngobrol-ngobrol terasa lebih personal, kata berbincang-bincang terasa lebih formal, sedangkan kata berdiskusi terasa lebih akademik.

Jika dalam bahasa Inggris sangat mudah untuk menemukan klasifikasi kelas kata karena bahasa Inggris sendiri sudah jelas terbagai menjadi dua, yaitu general English dan academic English. Selain itu, terdapat banyak kamus yang khusus berisi kumpulan kosakata akademik atau academic vocabulary. Ada juga kumpulan kosakata akademik dalam bahasa Inggris atau biasa disebut academic word list yang dengan mudah ditemukan di internet. Pada bahasa Indonesia, sepertinya belum ada kamus atau daftar kosakata akademik, jadi para guru yang harus cermat mempertimbangkan diksi yang akan digunakan saat menulis akademik. Contoh sederhana lainnya, seperti kata ganti orang pertama: gue, aku, dan saya, yang memiliki rasa tersendiri jika dipakai dalam sebuah kalimat. Gue dan aku terasa sangat personal, sedangkan saya terasa lebih formal.

Pada penulisan akademik, kata ganti personal baik orang pertama, kedua, atau ketiga sebaiknya dihindari dengan merubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan menghilangkan kata gantinya. Misalkan, “saya melakukan penelitian ini untuk mendeskripsikan . . .”, maka sebaiknya ditulis seperti ini: “penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan . . .” Penggunaan kalimat pasif merupakan kaidah khas dalam penulisan akademik.

Penyusunan paragraf  yang baik dan benar merupakan dasar menulis akademik berikutnya. Kita pasti sudah sering mendengar atau membaca tentang definisi paragraf. Betul, paragraf adalah kumpulan kalimat yang mempunyai satu kalimat topik (topic sentence) sebagai ide pokok atau gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Dalam kata lain, sering disebut juga bahwa paragraf memiliki satu induk kalimat dan beberapa anak kalimat. Kesimpulan bisa ditambahkan pada setiap akhir paragraf jika dibutuhkan. Paragraf dapat dikatakan baik dan benar jika sudah terdiri dari beberapa komponen tersebut.

Namun, dalam penulisan akademik, paragraf lebih dilihat sebagai sebuat esai mini yang bermula dan berakhir pada satu topik tertentu. Paragraf memiliki format serupa layaknya sebuah esai meliputi pembuka, inti, dan penutup. Mengetahui kesamaan antara paragraf dengan esai memberikan gambaran besar terhadap bentuk produk penulisan akademik.

Cara menyusun paragraf yang baik supaya tulisan asyik, menarik, dan terasa lebih akademik dengan mulai menerapkan variasi bentuk kalimat. Caranya cukup sederhana, yaitu tulis kalimat topik dalam bentuk kalimat sederhana, baru kemudian lakukan variasi bentuk kalimat pada beberapa kalimat penjelasnya. Jadi, kalimat topik yang berlaku sebagai gagasan utama harus ditulis dalam bentuk sesederhana mungkin. Hindari menggunakan kalimat gabungan dan kompleks untuk menuliskan gagasan utama. Sebaliknya, lakukan aneka variasi kalimat pada beberapa kalimat penjelas dan diperhalus transisinya dengan konjungsi atau kata penghubung.

Kalimat topik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan.

Beberapa kalimat penjelas:
Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri.
Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit.
Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel.
Lebih banyak waktu untuk keluarga.
Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Menghemat biaya operasional kantor.

Apabila dijadikan paragraf yang semuanya merupakan kalimat sederhana, maka jadinya akan seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas. Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel. Lebih banyak waktu untuk keluarga. Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi. Menghemat biaya operasional kantor.

Namun, jika kita melakukan variasi bentuk kalimat dan menambahkan beberapa konjungsi, maka akan lebih enak dibaca, dicermati bahkan terasa lebih akademik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas sehingga karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.

Sangat terasa sekali perbedaannya. Bandingkan antara membaca paragraf yang isinya semua hanya kalimat sederhana dengan paragraf yang berisi variasi kalimat gabungan dan kompleks. Konjungsi yang berfungsi sebagai transisi antar kalimat membuat setiap kalimat dalam paragraf mengalir dengan baik sehingga paragraf lebih enak dibaca sekaligus terasa lebih akademik.

Berikutnya membahas tentang penyusunan paragraf, seringkali kita kebingungan dalam membuat kalimat topik sebagai gagasan utama. Padahal caranya sangat gampang untuk membuatnya, caranya kita pastikan meletakkan ide pengontrol atau controlling idea pada setiap kalimat topik. Contohnya seperti kalimat topik di atas: “Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan”, di sini kekurangan dan kelebihan bekerja dari rumah menjadi ide pengontrolnya. Ada lagi misalnya: “Pencegahan virus Corona dapat dilakukan dengan berbagai cara,” maka di sini berbagai cara pencegahan virus dijadikan pengontrol paragraf sehingga kalimat penjelasnya harus terdiri dari beberapa kalimat yang memberikan informasi apa saja berbagai cara pencegahannya.

Membahas penyusunan paragraf yang baik bersinggungan dengan konsep coherence and cohesion atau kelogisan dan kepaduan sebuah paragraf yang perlu sekalian dibahas. Selain itu, masih sering didapati kebingungan dalam memahami konsep kelogisan dan kepaduan paragraf. Pertama, kelogisan dalam paragraf yang dimaksud adalah logis idenya. Konsep ini berurusan dengan koneksi ide yang ingin ditulis pada level ide suatu paragraf. Memperhatikan kelogisan ide banyak memainkan aspek retoris dalam penulisan akademik. Aspek retoris yang digunakan untuk menata ide pada paragraf biasanya terkait dengan organisasi dan kejelasan ide, pengembangan dan dukungan argumen, serta sintesa dan integrasi rujukan. Kedua, kepaduan dalam paragraf, mengarah pada bentuk kalimat dan paragraf yang padu. Konsep ini berkaitan dengan koneksi ide yang ingin ditulis pada level kalimat dan paragraf dengan berfokus terhadap aspek penggunaan tata bahasa. Penggunaan tata bahasa yang dimaksud meliputi gramatika, pengulangan kata atau ide dengan sinonim, dan penggunaan kata penghubung.

Supaya lebih konkrit, terdapat beberapa contoh paragraf yang dibahas dari sisi kelogisan dan kepaduannya. Berikut ini merupakan paragraf yang logis tetapi kurang padu:

Perguruan tinggi harus menerapkan pembelajaran jarak jauh. Itu dilakukan karena pandemi virus Corona di Indonesia. Virus Corona yang berbahaya menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Jadi memaksa dosen dan mahasiswa harus bertatap maya lebih dari satu semester. Pembelajaran jarak jauh membutuhkan biaya untuk membeli kuota Internet. Banyak yang beranggapan bahwa pembelajaran jarak jauh mahal.

Paragraf yang logis di atas kurang padu karena koneksi kalimat dalam paragraf tidak baik. Meski gramatika dan pengulangan kata sudah cukup baik, kata penghubung belum digunakan untuk mengaitkan antara satu ide dengan ide lainnya.

 Sedangkan paragraf berikut ini sebaliknya, kurang logis tetapi cukup padu:

Perguruan tinggi harus menerapkan pembelajaran jarak jauh selama pandemi virus Corona di Indonesia. Virus tidak berbahaya yang menyebar dengan cepat ke seluruh dunia itu memaksa dosen dan mahasiswa harus bertatap maya lebih dari satu semester. Pembelajaran yang dilakukan secara berjauhan dalam jaringan membutuhkan biaya tersendiri untuk membeli kuota Internet sehingga banyak yang beranggapan bahwa pembelajaran jarak jauh lebih murah.

Jelas paragraf kurang logis karena menyebut virus Corona tidak berbahaya dan menilai pembelajaran jarak jauh yang membutuhkan biaya untuk membeli kuota Internet lebih murah. Namun, apabila dilihat dari unsur kepaduan, paragraf sudah cukup padu karena sudah menggunakan kata penghubung untuk mengaitkan ide antar kalimat dalam paragraf.

Jika kita benahi agar paragraf di atas menjadi logis dan padu:

Perguruan tinggi harus menerapkan pembelajaran jarak jauh selama pandemi virus Corona di Indonesia. Virus berbahaya yang menyebar dengan cepat ke seluruh dunia itu memaksa dosen dan mahasiswa harus bertatap maya lebih dari satu semester. Pembelajaran yang dilakukan secara berjauhan dalam jaringan membutuhkan biaya tersendiri untuk membeli kuota Internet sehingga banyak yang beranggapan bahwa pembelajaran jarak jauh mahal.

Paragraf cukup logis dan padu karena ide terkoneksi dengan baik pada level ide maupun kalimat dalam keseluruhan paragraf. Organisasi dan kejelasan ide nampak logis didukung dengan argumen relevan dan sintesa yang benar. Gramatika, pengulangan kata dan ide dengan sinonim, serta kata penghubung sudah digunakan dengan baik untuk mengaitkan semua ide menjadi satu kesatuan yang padu.

Kata penghubung  atau dalam bahasa Inggris disebut linking words adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, dan kalimat dengan kalimat. Kata penghubung dalam praktek penyusunan paragraf berfungsi untuk menghubungkan ide dan kalimat dalam atau antar paragraf. Penempatan kata penghubung yang tepat dalam atau antar paragraf membuat tulisan terasa logis dan padu.

Jika dalam bahasa Inggris, contoh kata penghubung banyak bertebaran dan mudah ditemukan di Internet. Agak berbeda dalam bahasa Indonesia materi tentang kata penghubung atau konjungsi lebih susah ditemukan. Merujuk pada teori bahasa Inggris, kata penghubung dikategorikan berdasarkan fungsi spesifik dalam mengubungkan kalimat dan/atau paragraf. Fungsi spesifik yang dimaksud meliputi penambahan, kontras, urutan, hasil, penekanan, perbandingan, ilustrasi, kesimpulan, dan lainnya.

Ketika menulis akademik sering muncul pertanyaan bagaimana cara memilih dan menggunakan kata penghubung yang tepat? Jawabannya cukup sederhana, yaitu tergantung tujuan dan kebutuhan kita ketika merangkai kalimat dan paragraf. Jika bermaksud menambahkan informasi, maka yang dibutuhkan kata penghubung penambahan seperti “selain itu”, “lebih lanjut”, atau “bukan hanya, tetapi juga”. Apabila ingin mengurutkan, berarti dibutuhkan kata penghubung urutan seperti “pertama, kedua, ketiga”, “sebelumnya”, “setelahnya”, dan lain sebagainya.

Tentu kita tidak perlu menghafal semua kata penghubung, cukup hafalkan saja beberapa yang sering dipakai. Teruntuk melakukan variasi, selebihnya bisa sesekali melihat daftar kata penghubung, kemudian memilih salah satu atau dua di antaranya sesuai tujuan dan kebutuhan. Sejenak kita mengkaji ulang materi pelajaran bahasa Indonesia. Bentuk paragraf dibagi menjadi tiga, yaitu paragraf deduktif, induktif, dan campuran. Paragraf deduktif meletakkan gagasan utama pada kalimat pertama dalam paragraf dengan penjelasan dari umum ke khusus. Paragraf induktif adalah sebaliknya, gagasan utama pada kalimat terakhir dalam paragraf degan penjelasan dari khusus ke umum. Sedangkan paragraf campuran merupakan gabungan antara paragraf deduktif dan induktif yang lebih sering berpola deduktif terlebih dulu kemudian disambung dengan pola induktif.

  Ketika akan menulis akademik, sebaiknya gunakan bentuk paragraf yang pertama (paragraf deduktif) supaya tulisan mudah dipahami. Gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama dalam sebuah paragraf memudahkan pembaca untuk langsung mendapatkan ide pokok paragraf di awal. Berbeda ketika gagasan utama diletakkan pada kalimat terakhir dalam sebuah paragraf, pembaca harus menyelesaikan membaca sampai ujung paragraf dulu baru mendapatkan ide pokoknya.

Paragraf induktif dan campuran biasanya muncul dalam teks bacaan untuk keperluan tes pemahaman membaca. Teruntuk tujuan tersebut memang tulisan dibuat dalam bentuk paragraf yang lebih kompleks. Berbeda jika dalam konteks menulis terutama untuk keperluan akademik, paragraf tidak harus dalam bentuk kompleks, justru yang sederhana serta mudah dibaca dan dipahami itu lebih baik. Meskipun berbagai jenis paragraf juga sudah sering dibahas dalam materi pelajaran Bahasa Indonesia, namun perlu kembali kita ulas dalam konteks penulisan akademik.

Bahasan berikutnya tentang fungsi dan posisi untuk menulis akademik. Kita semua pasti sudah mengetahui bahwa terdapat 4 jenis paragraf meliputi paragraf deskriptif, naratif, ekspositori, dan persuasif dengan fungsi masing-masing. Paragraf deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan sesuatu atau seseorang seperti mengilustrasikan bentuk suatu barang atau perawakan seseorang. Paragraf naratif digunakan untuk menarasikan cerita atau runtutan peristiwa yang biasanya ditandai dengan adanya alur cerita dari awal, tengah, hingga akhir. Paragraf ekspositori berguna untuk menunjukkan alur proses atau prosedur melakukan sesuatu. Sementara paragraf persuasif berperan meyakinkan pembaca untuk menerima atau memahami argumen berdasarkan fakta dan data yang disampaikan menggunakan berbagai perangkat retoris.

Semua jenis paragraf diperlukan untuk menulis akademik sesuai dengan fungsinya. Menulis akademik, terutama untuk penulisan artikel jurnal, harus banyak menggunakan paragraf persuasif. Artikel jurnal ditulis untuk menyampaikan ide atau argumen baru dari fakta dan data sehingga penulisannya harus argumentatif, terlebih untuk menulis bagian pengantar dan diskusi. Jenis paragraf lain tetap diperlukan, seperti paragraf deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan data, sedangkan paragraf naratif dan ekspositori berguna untuk menuliskan bagian metodologi. Pada penulisan karya akademik lain seperti makalah dan skripsi juga berlaku demikian mengingat sistematika yang serupa. Satu hal yang perlu digarisbawahi sebagai penulis akademik untuk selalu sadar akan jenis paragraf yang hendak ditulis sesuai isi informasi yang ingin disampaikan.

Materi berikutnya akan mengulas lebih mendetail cara menyusun paragraf persuasif disertai dengan contoh. Paragraf persuasif dalam literatur bahasa Inggris lebih sering disebut sebagai argumentative paragraph atau paragraf argumentatif. Menyusun paragraf persuasif sedikit berbeda dengan menyusun paragraf lain pada umumnya meski secara konsep hampir sama. Terdapat komponen khusus dalam paragraf jenis tersebut yang harus dipenuhi.

Kalimat topik dalam paragraf persuasif berisi klaim dan alasan rasional untuk menunjukkan posisi. Kalimat penjelas berupa data sebagai bukti terdiri dari informasi detail, contoh, fakta, atau statistik yang dipilih dengan selektif dan spesifik. Pada paragraf argumentatif, sesekali harus menyuguhkan argumen berlawanan atau counterclaim untuk menunjukkan bahwa penulis sadar adanya posisi alternatif. Terakhir sebagai kesimpulan, terdapat warrant sebagai penjelasan dan analisis untuk menarik kesimpulan spesifik dari klaim. Sebagaimana kesimpulan, warrant bersifat opsional dan terlalu banyak menggunakannya juga kurang baik.

Jadi perumusan paragraf persuasif merupakan salah satu kunci menulis akademik. Kita pasti sering menemukan paragraf dalam skripsi atau artikel jurnal mengutip teori, fakta, dan data hanya seperti menempel puzzle. Penyebabnya jelas karena pengutipan dilakukan tanpa dibalut dengan argumen sebagai klaim di awal dan penjelasan serta analisis di akhir paragraf.

Pada paparan berikutnya Pak Imam menjelaskan kesamaan antara paragraf dengan esai. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, paragraf dalam sudut pandang penulisan akademik lebih didefinisikan sebagai sebuah esai mini yang bermula dan berakhir pada satu topik tertentu. Analogi paragraf dengan esai mengindikasikan adanya kesamaan di antara keduanya. Melihat dari segi format paragraf dan esai memang serupa terdiri dari pembuka, inti, dan penutup. Pola yang di awali dengan pembukaan, diisi dengan inti, dan diakhiri dengan penutup berlaku baik pada paragraf maupun esai. Paragraf dibuka dengan kalimat topik, diisi dengan kalimat penjelas, kemudian diakhiri dengan kalimat penutup. Pola demikin juga terlihat pada esai yang dibuka dengan paragraf topik, diisi dengan paragraf penjelas, terus diakhiri dengan paragraf penutup.

Lebih lanjut bahwa keduanya bermula dan berakhir pada satu topik spesifik yang sudah ditentukan sebelumnya. Topik pada paragraf diungkapkan melalui kalimat topik (topic sentence) yang dilengkapi dengan ide pengontrol (controlling idea), sedangkan topik dalam esai berada pada paragraf topik yang di dalamnya berisi pernyataan tesis (thesis statement) dan tujuan penulisan esai. Dalam istilah lain seperti terlihat pada gambar, setiap paragraf atau esai yang baik pasti memiliki bagian introduction atau disebut pengantar, body  (tubuh atau inti), dan conclusion (kesimpulan).

Ternyata pola pembuka, inti, dan penutup berlaku juga pada artikel jurnal. Sistematika pada makalah, skripsi, tesis, disertasi sepertinya juga menggunakan pola tersebut. Sejatinya, pola menulis itu serupa  baik dari yang paling sederhana dalam menulis paragraf hingga yang lebih kompleks seperti menulis skripsi dan artikel jurnal. Contohnya komponen artikel jurnal yang pada umumnya terdiri dari bagian-bagian :

1.      introduction (pendahuluan)

2.      method (metode)

3.      results (hasil)

4.      discussion (pembahasan)

5.      conclusion (kesimpulan)

6.      references (referensi) disingkat IMRaD+CR. Menyerupai format paragraf dan esai, pendahuluan dan metode merupakan pembuka, hasil dan pembahasan sebagai inti, serta kesimpulan dan referensi adalah penutupnya.

Pola pembuka-inti-penutup ini perlu terus diperhatikan setiap kali ingin menulis akadamik. Apabila digambarkan pola tersebut berbentuk dua corong yang disatukan secara terbalik. Bersifat deduktif pada corong pertama, kemudian menjadi induktif pada corong kedua. Jadi, bermula dari hal yang umum ke khusus dari pendahuluan ke metode, kemudian berbalik dari hal yang khusus ke umum dari hasil ke pembahasan hingga kesimpulan.

Setelah mencermati persamaan pada dua pembahasan sebelumnya, saatnya melihat sesuatu yang beda, khususnya perbedaan antara makalah dengan artikel jurnal. Kita masih sering menganggap keduanya sama, sebagaimana banyak ditemukan mereka menulis artikel jurnal seperti menulis makalah biasa. Padahal dipandang dari berbagai sisi antara makalah dengan artikel jurnal sangat berbeda.

Berdasarkan tujuan, makalah ditulis sebatas sebagai upaya menginformasikan sesuatu, sedangkan artikel jurnal bertujuan untuk meyakinkan pembaca. Penulisan makalah berbasis topik, sementara artikel jurnal ditulis berbasis pertanyaan yang biasanya diambil dari pertanyaan penelitian. Makalah hanya menyajikan diskusi umum terkait suatu topik tertentu, artikel jurnal sebagaimana tujuannya memiliki argumen spesifik yang diangkat ke permukaan.

Proses penulisan makalah hanya merangkum informasi yang didapat dari berbagai referensi, sedangkan artikel jurnal menggunakan data dan ide sebagai bukti untuk mendukung argument spesifik yang ingin disampaikan. Pada tahap analisis, makalah cenderung menyajikan analisis dan interpretasi terhadap penelitian lain, sementara artikel jurnal menganalisis dan menginterpretasi temuan sendiri. Sebagai hasilnya, makalah tidak menghasilkan pengetahuan baru, artikel jurnal menyuguhkan perspektif dan kesimpulan unik yang dimungkinkan dapat menjadi suatu pengetahuan baru.

Menulis akademik menjadi asyik dan menarik apabila sudah mengetahui dasar-dasarnya. Tidak seperti yang dibayangkan bahwa menulis akademik itu susah karena banyak kaidah yang harus diikuti. Memang betul menulis akademik harus persuasif, formal, dan objektif, namun bukan berarti penulisan karya akademik harus selalu menggunakan kalimat dan paragraf yang kompleks.

Supaya tulisan terasa lebih akademik, pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf harus diperhatikan dengan baik. Diksi yang dipilih sebaiknya merupakan kosakata akademik. Kalimat ditulis secara bervariasi, bukan hanya berbentuk kalimat sederhana, tetapi juga berupa kalimat gabungan dan kompleks. Sangat disarankan paragraf berbentuk deduktif dan banyak menggunakan paragraf persuasif.

Terdapat pola yang serupa dalam struktur paragraf, esai, dan artikel jurnal terdiri dari pembuka, inti, dan penutup. Salah satu pembeda antara makalah dengan artikel jurnal adalah makalah ditulis berbasis topik sedangkan artikel jurnal berbasis pertanyaan. Tingkatan menulis dapat digolongkan dari yang terendah ke tingkat tertinggi meliputi penulisan personal, penulisan formal, dan penulisan akademik.

Langkah utama adalah membiasakan diri untuk memilah dan memilih diksi, menulis aneka variasi kalimat, dan menyusun paragraf yang tidak monoton, menarik untuk dibaca, dan lebih terasa akademik. Semakin banyak berlatih, semakin terampil menulis akademik.

Senang untuk berbagi dan semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat. Apabila terdapat pertanyaan, saran, atau hal lain silakan dapat ditulis pada kolom komentar. Jika tulisan dirasa cukup bermanfaat, jangan lupa untuk membagikan ke teman-teman anda supaya manfaat tersebar lebih luas. Slide sebagai gambar pendukung tulisan dapat diunduh di sini. Saya sangat salut dan berterima kasih atas waktu yang diluangkan untuk membaca tulisan sampai tuntas.

Dasar menulis akademik selanjutnya berkaitan dengan penulisan kalimat. Menulis kalimat yang baik sesuai dengan Subjek, Prediket, Objek, dan Keterangan (SPOK) sudah dipelajari sejak di bangku Sekolah Dasar (SD). Sebuah kalimat sederhana atau tunggal yang setidaknya terdiri dari subjek dan predikat, seperti “siswa diwajibkan membaca” atau yang lebih lengkap “siswa diwajibkan membaca buku paket Bahasa Indonesia.” Namun, yang selama ini jarang dipraktekkan dalam menulis akademik, bahwa juga terdapat aneka bentuk kalimat majemuk yang perlu diterapkan dalam tulisan anda supaya tidak monoton, menarik untuk dibaca, dan terasa lebih akademik.

Terdapat 4 macam kalimat majemuk: setara, rapatan, bertingkat, dan campuran. Sejatinya penerapan keempat rumusan kalimat majemuk tersebut jarang dilakukan karena cukup rumit. Selain kalimat sederhana (simple sentence), dalam bahasa Inggris terdapat dua bentuk kalimat lain, yaitu kalimat gabungan (compound sentence) dan kalimat kompleks (complex sentence). Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS: for (untuk), and (dan), nor (maupun), but (tetapi), or (atau), yet (namun), so (sehingga)Sedangkan kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah), because (karena), since (sejak), although (meskipun), while (sementara)dan lainnya.

Supaya lebih jelas, contohnya seperti ini: Kalimat sederhana:
Siswa diwajibkan membaca buku paket Bahasa Indonesia.

Kalimat sederhana ini bisa dikembangkan menjadi kalimat gabungan:
Siswa diwajibkan membaca buku paket Bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.

Kalimat sederhana tersebut juga bisa dijadikan kalimat kompleks:
Siswa diwajibkan membaca buku paket Bahasa Indonesia ketika sedang belajar dari rumah.

Kalimat gabungan juga dapat disatukan dengan kalimat kompleks yang kemudian disebut sebagai kalimat campuran:
Siswa diwajibkan membaca buku paket Bahasa Indonesia untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika sedang belajar dari rumah.

Jadi, kita harus menerapkan variasi kalimat dalam setiap paragraf supaya tulisan asyik, menarik, dan terasa lebih akademik.