Kamis, 31 Agustus 2023

Pengorganisasian Pembelajaran Kurikulum Merdeka

 


Kurikulum merdeka akan diterapkan pada seluruh madrasah di Kabupaten Trenggalek mulai tahun ajaran baru 2023/2024. Namun pergantian kurikulum senantiasa dibarengi munculnya opini yang menyatakan setiap ganti presiden ganti kurikulum. Bahkan setiap ganti menteri pendidikan ganti kurikulum. Padahal perubahan itu suatu keniscayaan. Sekilas kita cermati perkembangan kurikulum di Indonesia yang senantiasa berubah. Perubahan terjadi, salah satunya karena kurikulum sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.

Pada tahun 1947 adanya Rencana Pelajaran, dirinci dalam Rencana Pelajaran Terurai. Rencana Pendidikan Sekolah Dasar merupakan kurikulum yang muncul pada tahun 1964. Tahun 1968 muncul Kurikulum Sekolah Dasar. Perubahan kurikulum terjadi lagi pada tahun 1973 dengan nama Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP). Tahun 1975 terbit lagi Kurikulum Sekolah Dasar, tahun 1984 dibenahi lagi menjadi Kurikulum 1984. Perubahan kurikulum juga terjadi pada tahun 1994 dengan nama Kurikulum 1994. Berikutnya tahun 1997 adanya perubahan dengan nama Revisi Kurikulum 1994, tahun 2004 adanya Rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), tahun 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),  Tahun 2013 muncul Kurikulum 2013. Dua tahun yang lalu digagas kuikulum Merdeka, saat itu secara pilihan kurikulum ini diterapkan dibeberapa sekolah. Rencananya tahun 2024 kurikulum merdeka akan diberlakukan secara serentak.

Ada  beberapa karakteristik kurikulum merdeka yang patut pahami:1) pelajaran berbasis  projek untuk pengembangan soft skill dan karakter (iman, taqwa, akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan global, kemandirian, bernalar kritis, kreativitas), 2) fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi, 3)fleksibilitas bagi guru  untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Pada awal tahun ajaran baru kemarin banyak upaya dilakukan untuk mewujudkan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum merdeka. Setelah berhasil melakukan rapat kerja dalam menyusun Kurikulum Operasional Madrasah (KOM). Maka dilanjutkan dengan menyusun perencanaan pembelajaran dengan menyusun TP, ATP, dan modul ajar. Sedangkan proses yang harus dilalui oleh para pendidik adalah: 1) memahami Capaian Pembelajaran (CP), 2) merumuskan Tujuan Pembeajaran (TP), 3) menyusun Alur Tujuan Pembelajaran, 4) membuat modul ajar. Capaian Pembelajaran (CP), merupakan kompetensi pembelajaran  yang harus dicapai peserta didik pada setia fase. Capaian Pembelajaran (CP), memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi  yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan tahap perkembangan peserta didik. Pemetaan Capaian Pembelajaran (CP), dibagi dalam fase usia. Fase Fondasi untuk anak-anak pra sekolah (TK/RA), Fase A kelas 1 dan 2  jenjang SD/MI, Fase B kelas 3 dan kelas 4 jenjang SD/MI, Fase C untuk kelas 5 dan kelas 6 jenjang SD/MI, Fase D kelas 7-9 jenjang SMP/MTs, Fase E kelas 10 jenjang SMA/ MA/SMK, Fase F kelas 11 jenjang SMA/ MA/SMK.

Setelah memahami CP maka langkah berikutnya menyususn Tujuan Pembelajaran (TP) yang dirumuskan berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP). Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi yakni pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperoleh siswa dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran, disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu yang menjadi prasyarat menuju Capaian Pembelajaran (CP). Jadi Tujuan pembelajaran (TP) dibuat atau ditentukan oleh guru dengan cara membreakdown dari Capaian Pembelajaran (CP).

Komponen Tujuan Pembelajaran 

Secara operasional komponen tujuan pembelajaran dapat memuat 2 aspek kompetensi dan materi

Kompetensi

Konten

Variasi

kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan,  dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan  oleh peserta didik yang menunjukkan peserta  didik telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Menggunakan kata kerja  operasional Taksonomi Bloom.

ilmu pengetahuan inti atau  konsep utama yang perlu  dipahami di akhir satu unit pembelajaran

Variasi kegiatan atau  kompetensi untuk sampai  pada pencapaian konten

Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari 2 komponen tersebut: 1)Kompetensi dan konten, 2) Profil Pelajar Pancasila terintegrasi dalam TP. Teknik analisa capaian pembelajaran menjadi tujuan pembelajaran ada 2 cara: 1) Alternatif 1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan CP, 2) Alternatif 2. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’ pada CP.

Alternatif 1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan CP

ELEMEN

Pancasila

CAPAIAN PEMBELAJARAN

Peserta didik mampu mengenal dan menceritakan simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila.         

RUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Peserta didik mengenal simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila

2.  Peserta didik menceritakan simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila

Alternatif 2. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis ‘kompetensi’ dan ‘lingkup Materi’ pada CP.

CP ELEMEN

KOMPETENSI

LINGKUP MATERI

Pancasila :

Peserta didik mampu mengenal dan menceritakan simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila.

Mengenal

Menceritakan

Simbol dan Sila-sila Pancasila dalam lambing Garuda Pancasila

Dari CP elemen Pancasila diatas dapat disusun tujuan pembelajaran sebagai berikut:

Tujuan Pembelajaran :

1.      Menyebutkan simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila

2.      Menuliskan simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila

3.      Menjelaskansimbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila

4.      Menjodohkansimbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila

5.      Mengaitkan simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila

6.      Menceritakan simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila

 
 

 

 

 

Rabu, 30 Agustus 2023

Kirab Pusaka

 


Mulai tadi malam pusaka 2 Tombak Korowelang, Songsong Tunggul Naga dan Panji Jwalita Praja diinapkan di Balai Desa Kamulan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek. Alasan menginap di desa Kamulan karena dipercayai desa kelahiranku itu merupakan cikal bakal  berdirinya Kabupaten Trenggalek. Para tokoh agama dan sesepuh semalaman berada di Balai Desa Kamulan untuk mendoakan kebaikan dan kesuksesan pemerintahan Trenggalek. Prosesi ini menandai perayaan Peringatan Hari Jadi Trenggalek ke 829 dengan tema “ Ngayomi, Ngayemi Ngayani”.


Pagi ini, tanggal 31 Agustus 2023 pusaka akan dikirab dari Balai Desa Kamulan menuju Pendhapa Manggala Praja Nugraha, dipadegani langsung oleh Wakil Bupati Trenggalek, Bapak Syah M Natanegara beserta nyonya. Mulai pukul 08.00 siswa-siswa TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMKN berjajar di sepanjang jalan raya menuju Trenggalek menggunakan baju adat sambil melambaikan tangan yang menggenggam bendera merah putih. Pukul 08.30 rombongan wakil bupati telah melintasi stadion Menak Sopal. Rombongan menyapa warga yang antusias  menyambut mereka. Andai tidak ada tugas, ingin menyaksikan langsung prosesi itu.

“ Ngayomi, Ngayemi Ngayani”. Tema ini menjadi bahan perbincangan warga Trenggalek. Apa ta karepe Pak Ipin, ki? Ternyata  moto itu semacam harapan dari beliau agar warga Trenggalek menjiwai semangat itu. Seluruh warga Trenggalek saling mengayomi sesamanya. Masyarakat saling memberikan  perasaan ayem, pemerintah ngayani (semacam saling memberi keberkahan), penghidupan, saling tolong menolong dalam hal ekonomi. Semoga semangat ini benar-benar dapat dilaksanakan. Kami tunggu Pak Ipin.

 

 

Numeracy Across Curriculum

 

Ketika masih duduk di jenjang sekolah dasar, pernah terlintas dalam benak saya apa sih manfaat mempelajari matematika? Selalu bertanya-tanya manfaat mempelajari bangun datar, bangun ruang, bilangan pecahan dan lain-lain. Kala itu sempat berfikir bahwa pelajaran matematika itu tidak bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun setelah adanya materi tentang numerasi mulai merasakan pentingnya memiliki bekal pengetahuan tentang matematika. Meskipun numerasi tidak sama dengan matematika. Numerasi merupakan kemampuan individu untuk belajar secara matematis serta merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan matematika untuk menyelesaikan masalah dalam beragam konteks dunia nyata. Numerasi mencakup konsep, prosedur, fakta dan alat untuk  mendeskripsikan menjelaskan dan memprediksi fenomena. Sekali lagi numerasi tidak sama dengan matematika. Namun aplikasi  numerasi menerapkan matematika di situasi riil kehidupan sehari-hari. Ketrampilan numerasi nyatanya dibutuhkan dalam semua aspek kehidupan di rumah, dipkerjaan dimasyarakat, ketika berbelanja, membaca info grafis terkait info kesehatan dan lain-lain.

Numerasi membantu kita agar dapat berfikir rasional, sistematis serta kritis dalam menyelesaikan  masalah dan mengambil keputusan. Numerasi sangat penting untuk menghadapi tantangan, perubahan, tuntutan di abad 21 baik di Indonesia maupun secara global. Numerasi mengaplikasikan pembelajaran matematika dalam dunia nyata. Membantu anak didik agar dapat menerapkan matematika di bidang lain (mata pelajaran lain). Guru mata pelajaran matematika, guru sains dan guru non matematka wajib menanamkan numerasi dalam pembelajarnnya. Misalnya guru seni membimbing siswa menggambar 2 atau 3 dimensi yang terbuat dari bangun-bangun datar atau bangun ruang. Begitu pula guru IPAS meminta siswa membuat laporan dengan menyajikannya dalam bentuk tabel, bagan dan grafik.

Untuk itu sekarang  muncul istilah numeracy across curriculum.  Dalam bahasa sederhana disebut dengan numerasi lintas kurikulum. Numerasi lintas kurikulum merupakan pendekatan atau cara di mana kemampuan numerasi diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain secara konsisten. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan  adalah menerapkan konsep numerasi dalam bidang lain/mata pelajaran lain. Numerasi lintas kurikulum sangat penting dilakukan oleh pendidik pada mata pelajaran selain matematika. Numerasi lintas kurikulum juga menjadi pendekatan yang bagus untuk mengembangkan ketrampilan perta didik. Seperti pada pelajaran seni budaya, IPA, IPS, dll.  Misalnya pada seni tari, pada tarian ditemukan pola gerakan/pola lantai yang membutuhkan kemampuan numerasi. Peserta didik harus mengikuti gerakan dan posisi yang berpola.

Kegiatan lintas kurikulum lainnya yang lebih konkrit seperti berikut ini: pengintegrasian numerasi  pada pelajaran seni rupa. Kegiatan ini bisa diperuntukkan bagi Fase B atau kelas 3 sampai 4. Peserta didik pada pelajaran kesenian, mengenal ragam bangun datar. Menciptakan karya 2 atau 3  dimensi dengan mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni rupa berupa garis, bentuk, tekstur ruang dan warna. Pada pembelajaran seni rupa ini  yang diutamakan adalah ketrampilan seninya. Namun dalam membuat karya seni rupa peserta didik memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilan matematika yang sudan dimiliki. Misanya bangun datar, pola, dan juga penggunaan penggaris, guru akan berfokus menilai capaian pembelajaran seni rupanya.

Ilmu pengetahuan alam dan sosial (IPAS) yang ditunjukkan bagi fase akhir B, atau bagi kelas 3 dan 4. Peserta didik diberi arahan untuk membuat prediksi mengenai objek dan peristiwa di lingkungan sekitar. Kegiatan ini berupa pengamatan bayangan benda. Anak-anak diberi pita meter ukuran 1-150 cm. Pita meter digunakan untuk mengukur panjang bayangan tiang yang ada di halaman sekolah. Siswa mengamati bayangan benda. Misalnya tiang bendera. Peserta didik diminta memprediksi apa yang terjadi pada bayangan sebuah benda di waktu berbeda. Selanjutnya guru dapat memberi arahan untuk mengukur panjang banyangan benda tersebut dan mencatat hasil pengukurannya. Lalu peserta dididk diminta untuk menuggu selama 15 menit dan setelah itu mengukur bayangan itu kembali.

Setelah itu didapatkan hasil 2 kali pengukuran  panjang bayangan. Guru juga dapat memberikan pertanyaan yang dapat  mengggugah  kemampuan berfikir kritis peserta didik. Seperti menurut kalian mengapa bayangan semakin panjang atau pendek? Atau pernahkah kalian berpindah saat berteduh di bawah bayangan pohon?  Pemahaman IPAS yang akan dicapai dalam peristiwa bayangan yang berubah sesuai dengan posisi matahari. Untuk dapat memahami perbedaan bayangan digunakan ketrampilan mengukur yang sudah dipelajari pada pelajaran matematika. Menanamkan pola pikir bahwa kemampuan numerasi bukan sekedar digunakan pada mata pelajaran matematika  di dalam kelas semata melainkan dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

 Numerasi lintas kurikulum dapat menjadi pendekatan bagi para pendidik untuk untuk mengaplikasikan konsep numerasi  pada mata pelajaran lain dan diterapkan  dalan kehidupan sehari-hari