Jumat, 26 Februari 2021

Level Soal dalam Ujian Madrasah

 

Jika saya menulis  tentang  penilaian HOTS bukan berarti paham sekali materi tersebut. Namun, karena rasa ingin tahu terhadap materi penilaian HOTS. Berhari-hari perbincangan tentang materi ini riuh didiskusikan para guru pengampu mapel kelas VI. Ada yang menanggapi serius karena mempersiapkan diri bila sekolah benar-benar ingin membuat kisi-kisi soal secara mandiri. Karena ini kewenangan sekolah. Ada pula guru yang santai menanggapi karena sudah dibuatkan oleh tim khusus di Majelis Dikdasmen organisasi tertentu.   

Tadi pagi beberapa guru sudah ada yang mengupas dari akar penilaian HOTS yang merupakan penilaian dalam kurikulum 2013. Suatu proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar di MI/sekolah dasar meliputi sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik lain yang relevan. Penilaian pengetahuan dilaksanakan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai.Penilaian ketrampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan lain-lain. Dalam melaksanakan penilaian harus memenuhi prinsip penilaian diantaranya: sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan  kriteria, dan akuntabel.

Sejatinya para guru mulai bisa memahami pedoman dalam penulisan soal HOTS. Materi yang ditanyakan diukur  menggunakan perilaku sesuai ranah kognitif HOTS pada level menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Selain itu setiap pertanyaan diberi stimulus berbentuk sumber/bahan bacaan seperti teks bacaan, paragraf , kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel dan lain-lain. Maksudnya soal HOTS mengukur kemampuan tingkat tinggi dan menggunakan stimulus berbasis permasalahan kontekstual. Mengukur  kemampuan tingkat tinggi adalah proses menganalisis, merefleksi, memberikan alasan, menyusun dan menciptakan. Sedangkan menggunakan stimulus berbasis permasalahan kontekstual berupa teks bacaan, paragraf , kasus, gambar, grafik, foto, rumus dan tabel. Dengan tujuan siswa mampu menerapkan konsep pembelajaran yang ditekuni di kelas ke dalam kehidupan nyata.

Bentuk-bentuk soal HOTS

Bentuk-bentuk soal HOTS antara lain: pilihan ganda, isian singkat, jawaban singkat dan uraian. Sedangkan yang digunakan untuk soal UM adalah pilihan ganda dan uraian.  Pada soal pilihan ganda, konstruksinya terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Untuk pilihan jawaban di tingkat MI terdiri dari A, B, C, D, yang mengandung satu kunci jawaban dan pengecoh. Yang dimaksud kunci jawaban adalah jawaban yang benar/paling benar dan pengecoh (distractor) adalah jawaban tidak benar. Pada soal HOTS  bentuk PG ini siswa harus menemukan jawaban soal terkait dengan stimulus menggunakan konsep pengetahuan yang dimiliki dan kemampuan melakukan penalaran. Pada soal uraian mengharapkan siswa mampu menjawab pertanyaan dengan cara mengorganisasi gagasan yang telah mereka pelajari. Dan mengungkapkannya kembali secara tertulis menggunakan kalimatnya sendiri.

Contoh Soal level 1

            Level 1 ini merupakan level kognitif pengetahuan dan pemahaman mencakup proses berfikir  mengetahui (C1) dan memahami (C2).


 Mata Pelajaran IPA Kelas VI

Bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis adalah….

     A.  bunga 

     B.  daun

     C.  batang

     D.  akar


Contoh soal level 2

Level 2 merupakan ranah berfikir kognitif aplikasi yang mencakup dimensi proses berfikir menerapkan/aplikasi(C3). Level ini membutuhkan kemampuan berfikir yang lenih tinggi dari kemampuan dan pemahaman.

Soal Matematika  Kelas VI

Nana membeli 3 kotak pensil. Jika tiap kotak berisi 12 pena, maka jumlah seluruh pena yang dibeli Nana adalah….

      A. 16

      B.  32

      C. 36

      D.  42


Contoh soal level 3

 Level 3 merupakan level penalaran. Level kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS). Karena untuk menjawab soal jenis ini membutuhkan kemampuan mengingat, memahami, menerapkan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural serta kemampuan melogika dan menalar.


 

Soal IPA kelas VI



Perhatikan jaring-jaring makanan di atas!

Apabila populasi ayam dan katak berkurang, maka….

A. Populasi rumput berkurang

B. Populasi tikus bertambah

C. Populasi ular akan berkurang

D. Populasi  katak berkurang

Kamis, 25 Februari 2021

Membuat Indikator Soal dari IPK

 

Kembali mengulik kegiatan webinar dua hari yang lalu tentang Membuat Soal Ujian Madrasah kelas VI. Setelah guru memahami materi yang digunakan untuk UM, yakni materi kelas IV, V, VI. Maka selanjutnya memahami alur membuat soal, dengan cara menentukan KD/materi esensial. Dalam memahami KD ada dua hal penting yang perlu dicermati yakni level kognitif dan cakupan isi. Setelah mengetahui hal tersebut, langkah berikutnya memilih kata kerja operasional yang tepat untuk digunakan membuat indikator soal.

Indikator soal

Dalam membuat indikator soal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain tertera di bawah ini:

1.    Setidaknya terdiri atas kondisi sebjek dan perilaku.

Yang dimaksud subjek pada pernyataan di atas adalah peserta didik. Peserta didik harus melakukan apa dalam indikator soal tersebut.

2.    Perilaku dinyatakan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur.

Sebaiknya guru tidak menggunakan kata kerja seperti memahami dan mengenal. Memahami tidak bisa diukur, kepahaman setiap siswa berbeda. Sebaiknya menggunakan kata kerja yang dapat diukur.

2. Indikator dapat bersifat spesifik/tertutup sehingga setiap indikator menghasilkan soal yang spesifik.

Indikator ada 2 jenis, yakni indikator terbuka dan indikator tertutup. Jika ingin membuat satu paket soal maka sebaiknya membuat indikator harus spesifik.

Contohnya : Menentukan luas segi empat dengan ukuran yang sudah ditentukan.

3. Indikator dapat juga bersifat terbuka sehingga setiap indikator menghasilkan sejumlah soal yang berbeda tetapi mengukur kemampuan setara. Biasanya digunakan jika ingin membuat beberapa paket soal. Seperti paket UM utama, paket UM cadangan dan susulan.

Agar para pembuat kisi-kisi dan soal lebih memahami tugas, maka ada beberapa catatan penting yang perlu diperhatian yakni:

1.  Indikator yang terdapat dalam silabus atau RPP tidak selalu otomatis bisa menjadi Indikator butir soal. Jika di RPP IPKnya gemuk maka bisa diurai menjadi indikator butir soal.

2. Indikator yang dikembangkan dalam RPP dan silabus adalah indikator ketercapaian  tujuan pembelajaran

3.  Indikator dalam kisi-kisi penulisan butir soal merupakan indikator untuk penyusunan butir soal

Kompetensi Dasar dan IPK pada RPP

Di bawah ini merupakan contoh Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian  Kompetensi (IPK) pada rencana pelaksanaan pembelajaran di madrasah:

Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

3.2 Menjelaskan dan melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang melibatkan bilangan bulat negatif

3.2.1.Menentukan hasil operasional penjumlahan bilangan bulat negatif dan sifat-sifatnya.

3.2.2.Menentukan hasil operasi pengurangan bilanganbulat yang melibatkan bilangan bulat negatif

3.2.3.Menentukan hasil operasi perkalian bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat negatif dan sifatnya.

3.2.4.Menentukan hasil operasi pembagian bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat negatif.

3.2.5Menentukan hasil operasi campuran bilangan bulat.

 

Penjabaran IPK  menjadi indikator soal

Dari 4 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) pada tabel di atas dipilih IPK yang ketiga atau  3.2.3  untuk dijadikan indikator soal, sehingga menjadi seperti di bawah ini:

Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Soal

3.2.3.Menentukan hasil operasi perkalian bilangan bulat yang melibatkan bilangan bulat negatif dan sifatnya.

    

       . 1. Menentukan hasil perkalian dua bilangan bulat       berbeda tanda

       2.  Menentukan hasil perkalian dua bilangan bulat        negatif

           3. Membandingkan hasil perkalian dua bilangan        berbeda tanda (HOTS)

         4. Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan             dengan   operasional perkalian bulat negatif     (HOTS)

Jadi IPK gemuk bisa menjadi beberapa indikator soal, dan tentunya menjadi 4 soal ujian madrasah.

Rapat Rutin: Belilah Kesulitan dengan Sedekah dan Obati Penyakit dengan Sedekah

        

      Kemarin tanggal 22 Pebruari 2021 mengadakan luring membahas materi SKI dan tema 7. Karena siswa berjumlah 27, maka memilih tempat yang luas di Masjid Al Fajar. Pelaksanaan luring berlangsung dengan lancar. Meskipun baru dilaksanakan hari ini minimal bisa digunakan mengobati keresahan orang tua. Kegalauan orang tua ketika putranya yang duduk di kelas VI menghadapi Ujian Madrasah. Sedangkan di rumah mereka lebih banyak ngegame dan menonton televisi. Luring tetap mematuhi protokol kesehatan. Pukul 10.00 luring selesai, langsung mengikuti rapat rutin. Sejatinya rapat rutin hari Senin akan dilaksanakan pukul 08.30. Namun karena ada luring dengan kelas VI maka diundur pukul 10.00. Rangkaian rapat rutin adalah kultum, evaluasi pembelajaran seminggu yang lalu, persiapan UM dan membahas RKM.

Kultum pada Rapat Rutin

Kuliah tujuh menit ini merupakan kegiatan rutin dalam setiap rapat madrasah. Kuliah tujuh menit disampaikan oleh Ibu Anawiyah, S.Ag, M.Pd. Beliau mengingatkan agar semua guru tetap berupaya dalam mengantisipasi adanya paparan covid-19. Baik dengan cara mematuhi anjuran pemerintah maupun ikhtiar secara agama. Ikhtiar sesuai anjuran pemerintah dengan meningkatkan imun. Cara meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang bergizi, mengonsumsi vitamin dan mematuhi 5M. Baik dengan cara mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilisasi.

Sedangkan upaya meningkatkan imun dengan cara islami dengan prilaku sabar, banyak membaca istighfar, banyak sedekah dan rutin melakukan zikir. Pertama, berlaku sabar. Keutamaan sabar ditengah covid-19, sangat besar peranannya untuk meningkatkan imunitas. Kesabaran menjadi senjata utama dalam menghadapi ujian dari Allah. Kesabaran memiliki kedudukan paling tinggi. Derajat kesabaran dalam menghadapi musibah hanya dapat diperoleh dengan meninggalkan kesedihan. Hati menjadi bahagia dan daya tahan tubuh akan meningkat.

Kedua, istighfar. Menurut Beliau kalimat istighfar ini salah satu yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW, agar sering kita baca. Nabi Muhammad dalam sehari membaca lebih dari 100 kali. Dengan membaca istighfar, kita hamba yang lemah ini bisa dikuatkan. Dengan banyak membacanya, imun yang melemah akan terangkat dan dikuatkan kembali. Begitu pula bagi yang dalam kondisi positif covid-19 dengan banyak membacanya akan disembuhkan sakitnya. Karena dengan memohon ampun kepada Allah, maka Allah akan mengangkat segala penyakit bahkan dosa-dosa kita.

Ketiga, banyak sedekah. Dengan banyak sedekah maka sama halnya kita menolak bala dan bencana dari hidup manusia. Terutama bencana covid-19 yang telah banyak memakan korban nyawa. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tabrani  menjelaskan bahwa bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah semua kesulitan dengan sedekah. Obati penyakit dengan sedekah. Sedangkan hikmah sedekah di masa pandemi membantu kesulitan orang lain. Bahkan sedekah sebagai magnet rezeki, sebagaimana janji Allah  akan melipatgandakan sedekah yang telah kita berikan. Allah tidak menilai sedekah dari banyaknya, namun dari kualitas amalan yang kita lakukan. Sedekah senyuman, berbagi ilmu, membantu orang lain apalagi jika sedekah berupa barang yang bermanfaat bagi kaum duafa.

Keempat, banyak berzikir ingat kepada Allah. Sebagaimana hikmah yang terkandung dalam surat Ar-rad ayat 28, bahwasannya orang-orang yang beriman dan hatinya menjadi tenteram karena mengingat Allah. Karena hanya dengan mengingat Allah hati kita menjadi tenteram dan imunitas menjadi membaik. Zikir ini dapat membantu membangun kesabaran dalam diri manusia dan menenangkan pikiran. Demikianlah sekelumit kultum hari Senin untuk memotivasi bapak/ibu guru.

Evaluasi belajar mengajar

Evaluasi belajar mengajar dalam seminggu yang lalu, difokuskan pada kendala yang ditemui bapak/ibu guru dalam mengajar daring. Para guru dimohon untuk tidak melakukan pembiaran terhadap siswa yang tidak hadir di zoom, video call kelompok kecil dan tidak mengirim tugas. Kendala itu harus ditangani dengan melakukan luring ke rumah-rumah siswa. Untuk kegiatan murajaah Juz amma harus diintensifkan melalui video call, mulai  kelas 1 sampai dengan kelas VI. VC selain dapat meningkatkan hafalan juga dapat membangun kedekatan emosional antara guru dan siswa.

Persiapan Ujian Madrasah

Sedangkan untuk persiapan UM kepala madrasah memaparkan tentang POS UM tahun 2021. Kepala madrasah menharapkan peran aktif guru dalam menyukseskan UM, dengan aktif dalam kepanitiaan UM, pendataan peserta UM, melakukan sosialisasi UM, mengatur ruang UM, menjadi proktor jika ujian madrasah dilakukan melalui e-learning, menyusun kisi-kisi dan membuat soal. Dalam Pos UM bentuk ujian berupa ujian tulis, ujian praktik, penugasan dan portofolio.

RKM

Terkait sosialisasi RKM kepala madrasah memaparkan tentang susunan tim pengembang madrasah. Mengisi bersama-sama evaluasi diri madrasah dan mendiskusikan anggaran madrasah. Sebetulnya penyusunan RKM ini bertujuan agar para pendidik dapat melakukan tugas dengan tertib, berdaya guna dan terarah. Mereka mau dan mampu melaksanakan administrasi  pendidikan dengan rapi dan teratur. Begitu pula pelaksanaan pembelajaran dapat  dilaksanakan sesuai dengan kalender pendidikan.

Rabu, 24 Februari 2021

Membuat Tes Standar untuk Ujian Madrasah

 

Kemarin ketika sedang WFH, mendapat pemberitahuan untuk ikut webinar Penyusunan Soal Ujian Madrasah Jenjang MI. Bimtek ini sebenarnya bagi calon fasilitator pendamping penyusunan soal tingkat kabupaten. Tim ini nanti bertugas pengawal guru-guru madrasah membuat kisi-kisi dan soal Ujian Madrasah. UM diserahkan kepada madrasah baik komposisi, maupun jumlah soal. Semua tergantung dengan kondisi madrasah. Agar madrasah siap dan mandiri, nantinya UM tidak ada keseragaman. Kegiatan tersebut mandiri untuk mengukur keberhasilan kegiatan akademik madrasah. Kesempatan madrasah untuk mengerti dan memahami cara membuat tes standar agar menjadi madrasah yang mandiri dan berkualitas. Semua madrasah mampu melaksanakan Ujian Madrasah (UM). Sebenarnya akhir dari kegiatan webinar kemarin adalah mengembangkan  kisi-kisi UM. Menganalisis Kompetensi Dasar dan mengembangkan kisi-kisi soal Ujian Akhir Jenjang. Para calon pendamping juga akan memahami cara memilih Kompetensi Dasar (KD) esensial.

Indikator Pencapaian Kompetensi dasar

Tidak semua materi akan diujkan pada Ujian Madrasah. Yang dipilih pada UM adalah KD esensial. Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan dan potensi daerah. Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Guru jarang melihat KD, guru hanya mengajar fokus berdasarkan materi.

KD sejatinya merupakan sasaran utama pembelajaran. Jika KD sampai level menganalisis berarti tagihanya sampai C4, ini berdasarkan Taksonomi Bloom. Di lapangan yang di sampaikan guru hanya sampai C1, C2 dan C3. Yang tepat dari KD dibreakdown menjadi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), IPK dibreakdown menjadi indikator soal. Jika KD berbunyi sampai analisis, maka soalnya adalah HOTS. Banyaknya soal bergantung pada kebijakan madrasah. Di MI untuk mata pelajaran Matematika biasa nya 35. IPA biasanya 40 soal, untuk pilihan ganda 35 yang 5 uraian.

Cara  Mengembangkan IPK :

Banyak sekali pertanyaan dari guru kelas VI tentang cara mengembangkan KD menjadi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Cara yang tepat mengembangkan IPK adalah sebagai berikut:

1.      Menganalisis tingkat kompetensi dalam  SK dan KD

2.      Menganalisis karakteristik mata pelajaran peserta didik dan madrasah

3.      Menganalisis kebutuhan dan potensi dalam merumuskan indikator

4.      Mengembangkan indikator penilaian

Teknik Penilaian Pengetahuan

Berdasarkan tekniknya terdiri dari : tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Bentuk instrumen pada tes tertulis: benar-salah, menjodohkan, pilihan ganda, isian, melengkapi dan uraian. Tujuan tes tertulis adalah untuk mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik untuk perbaikan proses pembelajaran atau pengambilan nilai. Bentuk instrumen tes lisan: tanya jawab. Tujuan tes lisan untuk mengecek pemahaman peserta didik untuk proses perbaikan pembelajaran. Tes penugasan bentuk instrumen dilakukan dengan tugas yang dilakukan secara individu maupun kelompok dengan tujuan memfasilitasi penguasaan pengetahuan (bila diberikan selama proses pembelajaran) atau untuk mengetahui penugasan pengetahuan bila diberikan pada akhir pembelajaran

Tes Standar

Karena yang mau diujikan adalah Ujian Madrasah maka sebaiknya yang di laksanakan adalah tes standar. Tes Standar adalah tes yang soal-soalnya sudah mengalami proses analisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Secara kualitatif berdasarkan analisis konten, apakah sudah cocok dalam mewakili Kompetensi Dasar maupun materi esensial. Dalam kegiatan proses analisis kualitatif yang mewakili pada mapel matematika adalah orang yang paham matematika. Analisis secara kuantitatif, yang mengacu pada SKL yang ditetapkan melakukan uji coba terbatas. Nanti akan diketahui soal yang mudah maupun sulit. Maka jika tidak diuji coba bisa berdasarkan pengalaman guru.

Langkah-langkah membuat tes standar.

Para pembuat soal Ujian Madrasah harus memahami langkah-langkah membuat tes standar. Langkah-langkahnya dalam  membuat tes standar adalah sebagai berikut:

1.   Menentukan tujuan tes, saat ini tujuannya adalah membuat soal Ujian Madrasah. Tes untuk seleksi berbeda dengan soal Ujian Madrasah. Misalkan jenis soal pada ujian seleksi masuk SMP, tentunya soalnya lebih sulit dari pada soal UM.

2.      Tentukan acuan tes (norma)

3.      Buatlah  kisi-kisi

4.   Buatlah soal atau pilih soal dari kumpulan soal sesuai dengan kisi-kisinya. Jangan sampai mengambil dari kumpulan soal tetapi tidak sesuai dengan kisi-kisi

Di AKM untuk matematika kelas V misalnya kontennya bilangan. Maka nanti ada level kognitif, aplikasi dan penalaran. Jangan sampai salah persepsi. Tidak semua soal penalaran sulit. Ada soal penalaran yang mudah dan ada pula soal pemahaman yang sulit.

Ketentuan dalam pembuatan soal UM:

Jika soal baru harus melalui tahap telaah secara kualitatif, revisi, ujicoba, analisis hasil uji coba sehingga diperoleh soal yang baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif.  Pengadministrasian tes pelaksanaan tes dibuat standar. Biasanya yang dikembangkan 3 paket paket utama, paket cadangan, paket susulan.


Kisi-kisi soal UM:

Kisi-kisi adalah matrik informasi yang dijadikan pedoman untuk menulis dan merakit soal menjadi  tes.  Kisi-kisi merupakan acuan dalam menulis soal. Berbagai paket tes yang memiliki tingkat kesulitan, kedalaman materi dan cakupan materi sama (paralel) akan mudah dihasilkan hanya dengan kisi-kisi yang baik.

 

Kisi kisi yang baik:

Pada kisi-kisi yang baik memiliki kriteria sebagai berikut:

1.      Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan.

2.  Komponen-komponennya rinci, jelas dan mudah dipahami. Untuk memudahkan pembuatan soal. Agar pembuat soal tidak kesulitan ketika hendak membuat soal berdasarkan kisi-kisi.

3.      Memandu pembuatan soal agar dapat dibuat sesuai dengan indikator dan betuk soal

 

Contoh format Kisi-Kisi Penulisan Soal

 

No

Level Kognitif

Materi

Kelas /Semester

Indikator Soal

Bentuk Soal

Nomor Soal

Tingkat Kesulitan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemilihan Materi Esensial

Dalam pemilihan materi esensial ada ketentuan: urgensi, relevensi, kontinuitas dan kontekstual. Pertama, Urgensi, secara teoritis materi yang akan diujikan mutlak harus dikuasai siswa. Contohnya materi urgensi di matematika adalah bilangan.

Kedua, Relevensi, materi yang dipilih sangat diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang lain. Materi yang bisa digunakan untuk memahami materi yang lain. Suhu berdasarkan derajat Celsius dan Farenhait. Maka konsep perbandingan wajib diujikan.

Ketiga, Kontinuitas, materi yang dipilih merupakan materi lanjutan atau pendalaman dari materi dari sebelumnya pernah dipelajari dalam jenjang yang sama maupun antar jenjang. Misalkan KPK dan FPB tidak akan jalan jika perkalian dan pembagian tidak dipahami. Maka KPK dan FPB perlu diujikan. Konversi satuan panjang, luas volume dan satuan kuantitas perlu diujikan. Karena ketika belajar tentang volume bak mandi dia harus menguasai konversi satuan volume. Luas daerah ditagih karena akan ditagih pada jenjang MTs dan MA.

Keempat, Kontekstual, materi memiliki daya terap dan daya guna yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Materi yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari misalnya volume bak mandi, luas wilayah menggunakan konversi satuan luas. Inilah nanti yang akan ditagih pada AKM.  Di AKM ada soal pilihan ganda kompleks.

Proporsi Soal Ujian Madrasah

Proporsi soal ujian madrasah materi : Kelas IV, Kelas V, Kelas VI: 20%, 30%, 50%. Sedangkan untuk level kognitif : pemahaman, aplikasi, penalaran 20%, 50%, 30%.

Kompetensi Dasar ditentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Pada  IPK  ada 2 hal yang harus diperhatikan yakni tingkat berfikir /KKO level dan cakupan isi. Dari ddua hal tersebut dapat menentukan indikator