Sabtu, 17 Oktober 2020

KEUNGGULAN ORANG YANG BERILMU

 


Hari ini Rabu tanggal 14 Oktober 2020, mendatangi rapat guru bertempat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Durenan. Namun hari ini banyak yang izin tidak bisa hadir karena berbagai kepentingan seperti sakit, ada kunjungan terkait bantuan Ruang Kelas Baru dan lain-lain. Dalam pertemuan ini selain materi dari pengawas madrasah juga ceramah agama yang disampaikan oleh penyuluh agama Kecamatan Durenan. Penyuluh agama yang berkenan hadir dalam acara tersebut adalah Muhammad Sabiqul Bilkhairat. Beliau biasa disapa Gus Sabiq.

Sebelum Gus Sabiq menyampaikan materi, pengawas madrasah memberikan pembinaan terkait kompetensi guru. Dalam pembinaannya pengawas madrasah melanjutkan materi pertemuan bulan lalu. Bulan yang lalu Beliau menyampaikan tentang kompetensi paedagogi. Dalam kesempatan ini Beliau menyampaikan tentang Kompetensi kepribadian, antara lain: (1) Rendah hati. Karena kesejahteraan ASN sudah lebih dari cukup, maka tidak boleh sombong. (2) Disiplin kerja, masuk kerja tepat waktu (3) Adil. Membagi waktu antara kerja di rumah, (4) Sabar. Menahan emosi ketika mengajar, karena siswa membutuhkan bimbingan, (5) Ikhlas. Jangan mengharapkan imbalan. Rezeki sudah tertakar, (6) Jujur. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Prilaku jujur mencakup prilaku yang mencerminkan ketaqwaan dan akhlak mulia. Berprilaku tegas dan manusiawi yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya, (7) Apresiatif. Menghargai karya orang lain, senang dengan keberhasilan teman sejawat (8) Terbuka, mau menerima kritik dan saran.(9) Gigih, menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi (10) Pemurah, gemar  membantu teman sejawat(12) Supel. Mudah bergaul. Mampu berkomunikasi efektif dengan siswa, wali murid dan teman sejawat, (13) Santun. Punya tata karma yang baik.

Selanjutnya, Gus Sabiq menyampaikan materi dengan tema ‘Keunggulan Ilmu’. Guru merupakan Khairu Ummah, umat terbaik yang dipilih Allah, tipikal manusia unggul sebagai penebar kebajikan bagi siswa-siswinya. Karena sebaik-baiknya orang adalah orang yang belajar  Alquran dan mengajarkannya. Bukti bahwa orang yang berilmu lebih mulia adalah peristiwa ketika Allah hendak menciptakan manusia. Manusia sebagai makhluk baru sekaligus sebagai khalifah di muka bumi ini. Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat al Baqarah ayat 30 yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’ Qs. al-Baqarah : 30)

Ternyata malaikat khawatir manusia akan membuat kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi.  Atas kekhawatiran malaikat tersebut Allah SWT memberikan jawaban yang diplomatis, bahwa Allah mengetahui apa yang belum diketahui oleh malaikat. Sejatinya Allah memiliki rencana yang belum dijelaskan kepada malaikat. Untuk membuktikan bahwa manusia (Nabi Adam manusia pertama) tidak membuat kerusakan dan lebih mulia. Maka Allah mengajarkan kepada Nabi Adam berbagai ilmu pengetahuan dan nama-nama berbagai ciptaan Allah. Sedangkan ilmu tersebut tidak diajarkan kepada malaikat. Sehingga suatu ketika malaikat meyakini akan kecerdasan Nabi Adam melebihi kemampuan malaikat.

Meskipun guru merupakan makhluk Allah yang berilmu maka guru harus tetap belajar. Karena Belajar mulai dari ayunan samapai ke liang lahat. Rasulullah bersabda : "Jadilah engkau orang yang berilmu atau orang yang belajar, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima, maka kamu akan binasa"(at-Thabrani). Dari hadits tersebut manusia dikategorikan menjadi :

1.      Orang alim (berilmu)

2.      Orang yang belajar

3.      Orang mau mendengarkan

4.      Orang yang mencintai ilmu

Pertama, Orang alim. Orang alim ini adalah orang yang berilmu dan mau mengajarkannya. Dalam menyampaikan ilmu  ada 6 hal yang perlu diperhatikan: (1)Memiliki kemampuan untuk belajar (cerdas). Jadi ketika guru hendak mengajar harus menyesuaikan dengan kemampuan anak. (2)Minat. Minat atau rasa ingin tahu yang tinggi, berdampak cepat paham/bisa. (3)Sabar. Guru harus sabar dan telaten dalam menyampaikan materi. Begitu pula siswa harus sabar dalam mengerjakan tugas, tidak perlu terburu-buru. (4) Beaya. Jer basuki mawa bea. Pendidikan yang baik butuh pendanaan yang cukup. Baik untuk sarana, prasarana maupun kesejahteraan guru. (5) Petunjuk dari guru. Sangat beda hasilnya, belajar sendiri dengan belajar dengan guru. Jika ada orang yang pintar karena otodidak, itu adalah keistimewaan. (6) Waktu yang lama. Ada masa/jenjang untuk menyampaikan materi.

Kedua, Orang yang Belajar. Jika kita belum mampu mengajarkan ilmu, jadilah orang yang gemar menuntut ilmu. Mengikuti kuliah subuh, mengikuti kajian, webinar, maupun bimtek. Ketika jadi murid harus taat dan patuh pada guru. Jangan menghina atau menyepelekan guru meskipun kita sudah memiliki jabatan. Kesombongan adalah karakter iblis, karena kesombongannya iblis diusir Allah dari surga. Akhlak murid yang patut ditiru adalah akhlakul kharimah santri pondok pesantren terhadap gurunya.

Ketiga, Orang yang Mendengarkan. Orang yang tidak bisa baca tulis Alquran karena sesuatu hal. Maka cara terbaik dengan gemar datang dan mendengarkan pemaparan materi di majelis ilmu, ia sudah mendapatkan ilmu sekaligus pahala. Maka bersyukurlah para guru yang memeliki kesempatan untuk belajar Alquran dan mengajarkannya, ia akan ditinggikan beberapa derajat. Sesungguhnya mereka sangat beruntung. Namun para guru harus ikhtiar jangan hanya mengharapkan belas kasihan orang/pemberian orang. Gerakkan tangan untuk bekerja. Karena kefakiran mendekatkan pada kekufuran.

Keempat, Orang yang Senang Terhadap Ilmu. Menjadi orang alim (orang yang berilmu) tidak mungkin karena terlanjur bodoh. Semasa muda malas menuntut ilmu, kecerdasan kurang diasah. Menjadi murid sudah terlanjur tua. Mendengarkan pengajian/majelis ilmu sangat sibuk bekerja. Maka sebaiknya cintailah ilmu. Dengan cinta ilmu menjadi senang, menjadi simpati dengan guru, mengasihi para siswa/santri, sehingga menjadi gemar membantu kegiatan majelis taklim. Menjadi donator, penyandang dana kegiatan majelis ilmu.

Kesimpulannya guru professional harus mengembangkan kompetensi kepribadian baik ketika berkomunikasi dengan siswa, wali maupun teman sejawat. Guru merupakan umat terbaik, kalifah di muka bumi karena memiliki ilmu pengetahuan. Binasalah orang yang tidak tergolong orang alim, gemar belajar, gemar mendengarkan dan senang terhadap ilmu.

 

 

8 komentar:

  1. Yang lebih profesional lagi, guru dalam mendidik anak tujuannya hanya satu, lilla hitaala. Maka, tujuan lainnya otomatis akan mengikutinya. Bermanfaat Bu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih diingatkan. Belajar untuk ikhlas lillahi ta'ala.

      Hapus