Selasa, 06 Oktober 2020

BINCANG SANTAI DALAM RANGKA BEDAH NOVEL 'SILUET'

 


Kemarin mendapat informasi di WhatsApp yang diposting salah seorang anggota group Sahabat Pena Kita (SPK) Tulungagung. Akan diselenggarakan Bincang Santai membedah novel yang berjudul Siluet. Saya sangat tertarik mengikuti acara ini karena: pertama, ingin mengetahui lebih jauh tentang penulis yang menamakan dirinya Luthfi_Madu. Di WAG setiap kali Prof. Naim bercanda yang pertama kali dicolek adalah Mas Dosen muda ini. Sering mendapat julukan penjual manuk, Habib Luthfi maupun tukang madu. Padahal tulisan bagus, kontekstual dan bahasa yang digunakan lugas. Inilah alasan utama saya  ingin mengikuti Bincang Santai hari ini. Penasaran dengan prestasi Beliau di Klinik Abjad dan sekilas mirip dengan Arswendo Atmowiloto (untuk ini mohon maaf).

 Kedua, Penggemar novel. Sejak remaja saya lebih suka baca cerita fiksi baik itu novel maupun cerpen. Novel yang paling saya sukai adalah karya pujangga baru karena sarat dengan amanat kehidupan yang bermakna. Karya pujangga baru ini saya baca ketika masih belajar di Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Jika ada jam kosong lebih suka berlama-lama diperpustakaan untuk membaca karya Hamka ‘Di bawah Lindungan Ka’bah’, ‘Tenggelamnya Kapal vander Wijck’, karya Marah Rusli yang berjudul Siti Nurbaya. Novel modernpun saya tertarik untuk membacanya seperti karya Habiburrahman El- Shirazy, ‘Ketika Cinta Bertasbih’. 

Ketiga, Hadiah menarik. Mendapat 2 buku bagi participant yang mampu mengajukan pertanyaan unik. Sejatinya untuk alasan ketiga ini saya tidak menyiapkan pertanyaan. Pertanyaan yang saya ajukan spontan saja ketika Beliau menceritakan kehidupan yang berpindah dari satu kamar kos ke kamar kos sahabatnya. Tentu ini menarik untuk saya tanyakan. Tokoh yang hebat tentunya akan merasakan banyak kegagalan, sampai ia bangkit menjadi sukses seperti sekarang ini. Sukses menjadi dosen di IAIN Tulungagung dan Penulis yang hebat.

Penulis novel Siluet ini mempunyai nama asli Muhammad Mustofa Ludfi, selain sebagai novelis juga pendiri Klinik Abjad. Beliau memaparkan novelnya yang berisi tentang keragaman kehidupan di negeri ini. Oleh sebab itu perbedaan itu tidak perlu dijadikan modal perdebatan sampai memanas. Karena memperdebatkan agama tidak akan ada habisnya. Lebih lanjut Beliau menyematkan nilai keberagaman dalam novelnya melalui perjalanan tokoh utama dalam menikmati makanan dan minuman. Nasi sambel tumpang yang berisi aneka ragam dari sambel pecel, kulupan, dan rempeyek. Ternyata dari makanan legendaris ini tersirat makna filosofi tentang pluralitas masyarakat Indonesia. Untuk itu keberagaman di Indonesia berupa suku, adat, budaya, agama dan kepercayaan tidak perlu dikotak-kotakkan. Karena keragaman itu suatu keniscayaan. Ustadz Luthfi mengutip pendapat Prof. Komarudin ‘pahami perbedaan dekati persamaan’. Agar kehidupan harmonis, enak dipandang dan disukai banyak orang.

Pembanding dalam acara bedah novel tersebut adalah Ustadz Ahmad Fikri Amrullah. Beliau Seorang dosen IAIN Tulungagung dan menjadi youtuber juga. Makna siluet sebenarnya gambaran yang biasanya hanya terdiri dari satu warna saja yaitu hitam. Novel siluet ini sebenarnya karya fiksi yang berawal kisah nyata. Menurut pembanding agar novel laku Beliau memberi solusi  agar di share di medsos. Jika komentar nitizen baik dan  banyak yang suka, maka penulis bisa mnerebitkannya. Penulis juga harus membuat nitizen penasaran, dengan memosting hanya perchapter saja, bila banyak nitizen yang menanyakan kelanjutannya baru disuruh untuk beli novelnya. Menurut Beliau lebih mudah menulis non fiksi karena cukup mengutip dari buku dan diberi footnote. Tapi kalau tulisan fiksi lebih menguras pikiran. Menurut pembanding novel siluet ini bagus karena penuh dengan filosifi kehidupan. Jangan merasa diri kita lebih baik, karena beragam itu indah. Orang jawa kaya dengan filosofi. Terbukti orang jawa memberi nama makanan itu selalu sarat dengan filosofi. Kulupan berasal dari kata kulub yang maknanya hati. Kulupan/sayuran menjadi matang jika dibolak-balik. Begitu pula hatinya manusia, hanya Allah yang mampu membolak balikkkan hati manusia. Jika penasaran dengan isi novel bisa pesan pada Ustadz Luthfi.

 

2 komentar: