Jumat, 12 Mei 2023

Persiapan Akreditasi di RA Nurul Fattah


RA Nurul Fattah ini berdiri tahun 2019, berarti masih 4 tahun. RA tersebut akan diakreditasi pada tahun 2023. Dalam rangka pengajuan akreditasi RA, maka diwajibkan untuk mengisi  Penilaian Persyaratan Akreditasi (PPA) yang ada dalam Sistem Penilaian Angka Akreditasi (Sispena). Satuan juga harus membuat dan mengunggah surat pernyataan kebenaran data dan dokumen yang diajukan. Berikut butir penilaian instrumen PPA yang harus disiapkan RA Nurul Fattah Gembleb, kecamatan Pogalan sebagaimana dijelaskan berikut ini.

Pertama,  Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA). STPPA merupakan standar satu yang terdiri dari: 1.1 Deteksi Pertumbuhan Anak. Berupa ketersediaan rekapitulasi pertumbuhan anak. Dokumen yang harus disiapkan adalah dokumen rekapitulasi pertumbuhan anak yang memuat: a) data berat badan menurut usia, b)tinggi badan menurut usia, c)berat badan menurut tinggi badan,d) lingkar kepala. Data ini dapat diambil oleh satuan dari data KMS/KIA atau dari sumber lain yang terkait. 1.2 Deteksi perkembangan anak. Ketersediaan rekapitulasi capaian perkembangan anak. Dokumen yang diperlukan adalah rekap analisis capaian perkembangan anak sesuai kelompok  usia yang  dapat berupa Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak (DDTK), kartu menuju sehat atau kuesioner pra skrining perkembangan unuk semua anak. Untuk pelaksanaan DDTK ini dapat bekerja dengan fihak Puskesmas setempat. Karena blanko DDTK yang lengkap dan terperinci telah disiapkan oleh petugas kesehatan setempat.

Yang menjadi pertanyaan dari Ibu Kepala RA Nurul Fattah adalah penggolongan lingkar kepala yang tergolong microchepalus, normal dan macrochepalus. Penggolongan ini sesuai permintaan  Sispena. Di bawah ini ukuran lingkar kepala bayi perempuan yang dianggap normal:

·         Usia 0 - 6 bulan   =34 - 42cm

·         Usia 6 - 12 bulan =42 - 45cm

·         Usia 1 - 2 tahun   =45 - 47,2cm

·         Usia 2 - 3 tahun   =47,2 - 48,5cm

·         Usia 3 - 4 tahun   =48,5 - 49,4cm

·         Usia 4 - 5 tahun   =49,4 - 50cm

Sedangkan ukuran lingkar kepala bayi laki-laki normal adalah:

·         Usia 0 - 6 bulan   =34 – 43,5cm

·         Usia 6 - 12 bulan =43,5 - 46cm

·         Usia 1 - 2 tahun   =46 - 48,3cm

·         Usia 2 - 3 tahun   =48,3 - 49,5cm

·         Usia 3 - 4 tahun   =49,5- 50,3cm

·         Usia 4 - 5 tahun   =50,3- 50cm

Berarti di atas ukuran normal disebut macrochepalus dan di bawah ukuran normal microchepalus.


Kedua, Standar Isi. Standar isi terdiri dari: 2.1 Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), 2.2 Acuan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), 2.3 Layanan Menurut Kelompok Usia. Terkait KTSP ini menyangkut ketersedian dokumen KTSP terbaru. Dokimen KTSP terbaru meliputi: a) muatan/materi pembelajaran, b)metode pembelajaran, c)lembar pengesahan minimal dari pimpinan lembaga. Untuk Acuan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) yang terpenting ketersedian dokumen acuan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). Acuannya meliputi: a)standar nasional, b)campuran standar nasional dengan internasional, c)campuran nasional dan lokal. Poin terakhir standar isi adalah layanan menurut kelompok usia. Yang paling utama adalah ketersediaan data terbaru anak didik yang dilayani  dan jumlah pendidik di satuan dalam Data Pokok Pendidik (Dapodik). RA Nurul Fattah Gembleb, Pogalan harus melakukan pemuthakiran data anak didik  dan pendidik pada dapodik. Menurut Mas Rendra dari staf Kasi Pendma, memang kemenag menggunakan Emis. Tapi Emis juga sinkron ke dapodik, setelah itu  baru masuk laman akreditasi.

Bersambung....

Selasa, 09 Mei 2023

FORKOMPAK DI RUMAH JOGLO TERBESAR DI DUNIA


Pada hari Selasa tanggal 9 Mei 2023, menghadiri  Raker Forkompak (Forum Komunikasi Pengawas Kementerian Agama). Pukul 08.30 kendaraan milik Bapak Sekretaris Pokjawas Kabupaten Trenggalek melaju menuju kota Patria. Kami berenam menumpang kendaraan Beliau. Sesampainya di persimpangan Togogan, belum menemukan lokasi yang digunakan untuk raker.  Untung Bu Elok Verawati, teman pengawas dari kota Blitar telah mengirim lokasi (sharelok), posisi pendapa Ageng Hand Asta Sih. Dengan panduan google map, segera menuju tempat raker. Beruntung lokasinya segera ditemukan. Turun dari mobil, menuju rumah joglo langsung takjub dengan kondisi bangunan yang indah. Teman-teman pengawas dari Trenggalek telah memperoleh informasi tentang bangunan ini. Bangunan unik ini telah mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri), tepatnya pada  tanggal 11 Februari 2021. Bangunan joglo dengan luas 40,3 x40,3 meter telah ditetapkan sebagai Rumah Joglo Kayu terbesar di Indonesia. Tentunya bangunan ini kebanggaan warga kota Patria. 


Sepintas bangunan itu seperti batu yang dipahat. Kemungkinan kecil ada batang pohon sebesar itu yang digunakan sebagai penyangga bangunan. Namun setelah merabanya ternyata benar-benar kayu asli dengan ukiran yang cantik. Hanya umpaknya saja yang terbuat dari batu andesit yang dipahat. Tinggi pilar kurang lebih 26 meter terbuat dari kayu utuh. Masing –masing tiang (saka)  berbeda ukuran lebarnya. Saka guru (empat tiang yang menyangga bangunan) berukuran 55-57 cm, saka goco ( saka yang menyangga blandar dari atap penanggap, penitih atau teras yang terletak di keempat sudut  ukuranya 45-50 cm, saka rawa (jenis saka pengarak mempunyai fungsi sebagai kolom-kolom penumpu atap-atap tambahan yang berada di sekeliling atap utama) 40-45 cm dan saka ricik 37-40 cm. Itulah sekilas informasi terkait bangunan tersebut. Tak henti-hentinya mengagumi bangunan tersebut sambil menunggu giliran menulis daftar hadir di buku tamu. 

Sesuai dengan kondisi bangunan maka hidangan camilan yang tersedia di meja juga makanan tradisional: kacang rebus, lemper dll. Waktu terus bergulir acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Pengawas Madrasah. Acara berikutnya sambutan dari ketua Forkompak dan dari kantor kementerian agama Blitar. Acara inti tausiah dari salah satu pimpinan pondok pesantren di kabupaten Blitar. Materi yang disampaikan cukup menggelitik. Mulai dari sosok pengawas yang disegani oleh para pengurus, kepala sekolah dan guru. Juga giat pengawas yang tidak sesuai antara laporan harian dengan kenyataan. Selain itu Beliau juga menyampaikan, terkait amalan-amalan baik yang kadang sulit dilakukan. Seperti berinfaq, menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali Imron ayat 134 sampai 136:

"(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal"

  

 

 


Orang Tua adalah Pintu Surga Terbaik

 


Pukul 15.52 WIB masih setia menunggu detik-detik pulang kerja. Menggerakkan tubuh yang penat setelah menyelesaikan tugas administrasi harian. Masih ada waktu 8 menit lagi! Berbincang santai dengan Ibu Penyuluh Agama Durenan. Terkait riuhnya para pegawai menyiapkan berkas kenaikan pangkat tahunan. Handphone saya berdering, teman mengajak diskusi tentang ibunya yang menjawab video call-nya dengan nada tinggi. Ibu penyuluh bijak meninggalkan saya yang berbincang-bincang via daring (ana catur mungkur). Seorang anak yang dalam kondisi terlihat baik-baik saja dan mapan, terkadang menyimpan banyak luka dibalik senyumannya, ketegarannya. Begitulah isi diskusi sore ini via daring. Ibunya yang terbaring sakit, selalu menuntut lebih dari yang ia mampu berikan. Ibunya menginginkan ia dan saudara-saudaranya mencukupi kebutuhan hidup adik kandung yang merawat ibunya. Pun biaya sekolah keponakannya. Dari nada bicaranya yang parau, berbalut kesedihan. Beban keluarganya sendiri tidak ringan. Membiayai anaknya yang masih kuliah. Membantu kedua anak dan menantunya yang tidak kunjung dapat pekerjaan.

Ketika ada kesempatan untuk menyela curhatannya. Mencoba menyisipkan kalimat yang mencoba menghiburnya. Sekaligus kalimat ini juga menasehati/ menghibur diri saya sendiri. Tentang beberapa amalan-amalan yang akan menjadi pintu masuk  ke surga. Seperti pintu sedekah, puasa, merawat orang tua (baik merawat dengan tangannya sendiri/ mencukupi kebutuhannya). Kami berbincang tentang hadits nabi yang diriwayatkan Bukhari Muslim. ’Barang siapa menginfakkan hartanya di jalan Allah. Niscaya ia kan dipanggil dari pintu-pintu surga:”Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan. Siapa orang yang giat mengerjakan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat. Siapa yang termasuk orang yang berjihad, ia akan dipanggil dari pintu jihad. Siapa yang rajin berpuasa, ia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan. Dan barang siapa termasuk orang yang gemar bersedekah, maka ia kan dipanggil dari pintu sedekah”

Sedangkan pintu lainya apabila kita mampu merawat orang tua secara langsung atau mencukupi kebutuhannya selagi orang tua kita masih hidup. Nabi Muhammad SAW bersabda:”Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian menjaganya” (HR. Tirmidzi). Sesungguhnya sebaik-baik pintu yang menjadi wasilah masuknya seseorang ke dalam surga, juga menjadi wasilah bagi ia untuk mendapat derajat yang tinggi ialah dengan menaati orang tua dan merawat di sampingnya. Namun jika jarak yang jauh dari orang tua, kita bisa mencukupi kebutuhannya.

Namun bagaimana jika orang tua menguji kita dengan kalimat-kalimat menuntut? Kalimat-kalimat yang selalu tidak puas dengan segala yang kita berikan. Mungkin saat itulah kita harus mengingat kembali ketika ibu melahirkan dengan bertaruh nyawa. Merawat kita dengan telaten, meskipun terkantuk-kantuk menggendong bayi yang tidak puas-puasnya menyusu. Tidak puas-puasnya minta ditimang dan digendong. Kala itu kondisi kita tidak berdaya (baru lahir). Sama seperti kondisi orang tua kita yang sakit, tergeletak tidak berdaya. Terdengar isak tangis di seberang, sayapun berurai air mata. 

Minggu, 07 Mei 2023

Puncak Tema "Negaraku" di RA Hidayatut Thullab

 



Tanggal 6 Mei 2020 mendapat undangan dari kepala RA Hidayatut Thullab. Undangan menghadiri Puncak tema dan halal bihalal. Beliau akan mengadakan puncak tema pada pagi hari dan malam hari mengadakan halal bihalal sekaligus penanaman P2RA. Kegiatan puncak tema ini sejatinya kegiatan untuk memberikan kebermaknaan pembahasan tema Negaraku. Jadi tujuan utamanya memberikan kesan mendalam dan pelaksanaan pembelajaran bermakna. Ibu Miftahul Khasanah merupakan Kepala RA Hidayatut Thullab yang kreatif dan inovatif, selalu melaksanakan puncak tema pada setiap akhir tema untuk mengokohkan pemahaman terkait tema, khusus hari ini tema Negaraku. Kegiatan yang dipilih pada puncak tema biasanya kegiatan menyenangkan, menguatkan sikap sosial/ spiritual, pengetahuan dan ketrampilan yang melibatkan orang tua.

Pada puncak tema Negaraku ini, RA Hidayatut Thullab memilih mengadakan pawai budaya supaya anak-anak antusias dalam mengikuti kegiatan. Sebenarnya kegiatan puncak tema dapat dilakukan di dalam dan di luar kelas. Kegiatan puncak tema dapat dilakukan dengan cara: 1) mengundang wali murid untuk mengikuti kegiatan bersama yang terkait erat dengan tema, 2) melakukan kunjungan lapangan dalam rangka penguatan kompetensi yang telah dimiliki, 3) membimbing anak untuk menceritakan kembali hasil karya yang terkait tema yang dibahas kepada teman dan orang tua, 4) berdiskusi dengan anak tentang pengalaman yang berkaitan dengan tema yang sudah digunakan.



Pawai budaya yang merupakan Puncak Tema ini bertujuan menanamkan dimensi, elemen dan sub elemen Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dimensi yang diketengahkan adalah berkebhinekaan global, elemennya adalah mengenal dan menghargai budaya. Sub elemennya untuk mendalami budaya dan identitas budaya, mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan serta praktiknya. Serta menumbuhkan rasa menghormati terhadap keragaman budaya. Selain itu pawai budaya ini berguna untuk mengenali ragam budaya nusantara dan membiasakan untuk menghormati budaya-budaya yang berbeda dari dirinya. Kegiatan ini diberangkatkan oleh pengawas RA pada pukul 07.30 WIB, peserta pawai seluruh siswa-siswi Kelompok Bermain (KB), Kelompok A dan Kelompok B juga siswa-siswi MIWB kelas 1 sampai kelas 3. Sedangkan pada malam harinya RA Hidayatut Thullab mengadakan halal bihalal sekaligus menanamkan Profil Pelajar Rahmatan Lil’alamiin (P2RA). Kegiatan ini dilaksanakan pukul 19.00 WIB di Bali Desa Kamulan. Dengan menggelar pentas seni yang meriah dan ceramah dari Bapak Ketua Komite. Yang mengharukan dari acara puncak tema ini adalah kekompakan wali RA Hidayatut Thullab. RA Hidayatut Thullab hebat bermartabat mandiri berprestasi!