Platform pilihan orang tua
WAG
Ketika tahun ajaran baru
2020/2021 telah dimulai. Siswa di kelas VI
berjumlah 27 siswa. Terdiri dari 15 siswa putri dan 12 siswa putra. Di kelas V siswa ini telah belajar
menggunakan e-learning dan google form. Namun dari 27 siswa yang aktif hanya 20 siswa. Langkah yang dilakukan wali
kelas V dengan melakukan luring,
mendatangi siswa yang tidak aktif belajar. Ketidakaktifan beberapa siswa ini
karena handphone yang digunakan kurang memadai dan keterbatasan paket internet. Waktu rapat
menjelang tahun ajaran baru, semua guru menyampaikan usulan. Usulan
belajar daring dari wali murid yang mayoritas menghendaki pembelajaran daring
menggunakan WhatsApp grup. Terutama kelas VI dengan harapan kehadiran siswa
dalam pembelajaran daring mencapai seratus persen. Dengan platform ini orang tua mampu
mendampingi belajar di rumah karena
sangat mudah digunakan. Platform lainnya wali murid banyak yang tidak menguasainya, sehingga banyak tugas yang tidak dikerjakan. Maka setelah rapat selesai setiap kelas dibuatkan grup dengan nama Classroom I, II, III, IV, V dan VI.
Kiat
mewujudkan kehadiran 100 persen
Minggu pertama kegiatan
daring, tepatnya pada tanggal 13 Juli 2020, 26 siswa telah hadir dan aktif dalam proses pembelajaran.
Seorang siswa bernama Alfian belum juga
melakukan absen. Keesokan harinyapun belum aktif di WAG untuk menyimak materi. Langkah
yang dilakukan Wali kelas VI dengan menghubungi siswa untuk aktif belajar.
Juga berdiskusi via Video Call dengan wali siswa untuk membimbing Alfian di WAG Classrom VI. Minggu kedua
tahap kehadiran siswa menjadi 100%. Khusus untuk Alfian ini memang harus
diingatkan untuk mengirim tugas. Mulai minggu kedua sampai sekarang kehadiran
siswa 100 persen, kecuali mereka yang ijin dengan berbagai keperluan. Keperluan
tersebut antara lain: khitan, sakit, ijin bepergian.
Langkah
Pembelajaran Via WhatsApp
Pembelajaran via WhatsApp
Classroom VI ini tidak hanya pemaparan
tugas melalui tulisan saja tetapi juga menggunakan voice note, video
pembelajaran dan gambar yang terkait pembelajaran. Sedangkan langkah
pembelajaran sebagai berikut: Pertama,
menyampaikan salam dan doa. Wali
kelas mengawali pembelajaran dengan salam dan mengajak siswa untuk berdoa
bersama-sama. Setiap hari wali kelas senantiasa mengawali pembelajaran,
meskipun tidak ada jam pertama di kelas daring.
Kedua, Absen. Absen digunakan untuk
mengetahui kehadiran siswa dan kesiapan siswa mengikuti pembelajaran daring.
Sejak pagi siswa telah aktif melakukan absen dengan menuliskan nama panggilan. Ketiga, setoran murojaah. Setelah melakukan
absen siswa segera menyetorkan hafalan kepada guru Alquran Hadits. Untuk materi
murojaah mengacu program Gerakan Furudhul Ainiyah(GEFA). Jadi surat yang
dihafalkan adalah An-Nazi’at dan An-Naba’. Keempat, melakukan sholat dhuha mandiri. Siswa
yang telah selesai melakukan setoran langsung berwudhu untuk melakukan sholat
dhuha. Sholat dhuha mandiri dibimbing oleh ayah/bunda siswa. Kegiatan Sholat
dhuha difoto dan dikirim japri kepada wali kelas.
Kelima, Kegiatan Belajar Mengajar.
Dalam satu hari
efektif hanya ada 2 sampai 3 mata pelajaran saja. Materi yang dibahas materi
esensial setiap mata pelajaran. Wali
kelas juga tetap memantau pembelajaran yang dilakukan guru mapel, guru mulok
maupun guru agama. Hal ini untuk mengantisipasi jika guru-guru tersebut
meninggalkan kelas daring. Maka wali kelas dapat membatu siswa yang membutuhkan
bimbingan. Hasil belajar dikirim japri kepada guru dengan batas minimal
pengiriman pukul 15.00 WIB. Namun bagi siswa yang meminta kelonggaran waktu
karena HPnya dibawa orang tuanya bekerja atau halangan lain, maka batas pengiriman
disesuaikan dengan kesepakatan antara wali murid dengan guru.
Keenam, doa dan penutup. Setelah belajar daring selesai, guru memberikan pesan moral dan pembelajaran ditutup dengan doa akhir majelis.
Flayer untuk Menanamkan
Pembiasaan Siswa
Pembiasaan yang ditanamkan
kepada siswa selain murojaah dan sholat dhuha adalah:
1.
Berwudhu
sebelum tidur
2.
Berdoa
selum tidur
3.
Sholat
Maghrib Berjamaah
4. Tilawah Alquran (Mengaji di masjid)
Pembiasaan diterapkan atas masukan dari wali murid dan paguyuban kelas, karena siswa lebih gemar ngegame dari pada melakukan pembiasaan beribadah. Dari pembiasaan yang diterapkan siswa ini ada laporan yang masuk ke kepala madrasah, bahwasannya siswa kelas VI berduyun-duyun pergi ke masjid untuk berjamaah shalat maghrib. Dan setelahnya segera sorogan tilawah Alquran kepada imam masjid. Pembiasaan tersebut selalu diingat setiap hari oleh para wali kelas melalui WAG agar siswa dan wali murid fokus dan semangat
untuk melakukan.
Kesimpulannya platform ini dipilih dan diterapkan atas masukan dan keinginan orang tua agar pembelajaran dapat diikuti oleh seluruh siswa. Agar siswa kelas VI tidak ketinggalan pelajaran. Pembiasaan beribadah dan kegiatan islami selalu dingatkan setiap menjelang maghrib dan menjelang tidur agar siswa memiliki karakter yang bagus dan berkurang kebiasaan berlama-lama bermain game. Semoga kelak menjadi anak yang shalih dan shalihah. Aamiin.
PROFIL PENULIS
MUSLIKAH, S.Pd, dilahirkan di Kabupaten Trenggalek, tepatnya di Desa Kamulan Kecamatan Durenan, pada tanggal 10 Mei 1971. Menempuh pendidikan dimulai dari SDN1 Kamulan (lulus tahun 1984), SMPN Durenan (lulus tahun 1987), SPGN Trenggalek (lulus tahun 1990), dan Strata 1 di Universitas Muhammadiyah Malang (lulus 2002). Penulis adalah guru MIM Kamulan yang mempunyai hobi menanam bunga dan menulis.
Mantap Bu Muslikah. Tetap renyah dan gurih catatannya.
BalasHapusTerimakasih Bu Doktor motivasinya
HapusTulisan yang menarik bu...
BalasHapusTerimakasih Mas Imam
HapusMantap jiwa. Kalau saya biasanya setiap pertemuan selain mengirimkan materi, video, dan membuka sesi diskusi, diakhiri dengan memberikan kuis dalam bentuk google form. Kuis itu bisa pilihan ganda ataupun essay. Mengapa demikian? Itu berguna sebagai pertimbangan sejauh mana pemahaman anak didik.
BalasHapusOhya, penulisan nama classroom yang tidak konsisten, antara menggunakan angka latin dan Romawi (VI) sedikit mengganggu bagi saya Bu.
Kemudian, khusus untuk penjelasan poin kelima, khusus paragraf terakhir, mungkin akan lebih bagus lagi kalau digabungkan saja. Mengingat kalimat itu menjelaskan sebab akibat serta ditambahi kata "maka" sebagai penghubung. "Namun apabila ada siswa yang meminta kelonggaran....... maka batas waktu pengumpulan...."
Luar biasa. Terimakasih koreksinya
BalasHapusFenomena pembelajaran daring memang sedikit menyusahkan dan berkendala. Kemungkinan 100% kehadiran juga tidak bisa dipastikan. Namun usaha tetap harus dilakukan. Keren Bu Mus. Tetap semangat berinovasi dalam mengajar.
BalasHapusBetul sekali. Siswa kelas 6 pada hari baik kadang ada yang ijin khitan, sakit dan bepergian. Terimakasih Kang Wij, motivasinya. Minimal di waktu lain mau mengirim tugas agar materi esensial bisa diserap siswa
BalasHapus