Selasa, 13 Oktober 2020

PENGGUNAAN WHATSAPP UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMBELAJARAN DARING

 

Platform pilihan orang tua WAG

Ketika tahun ajaran baru 2020/2021 telah dimulai.  Siswa di kelas VI berjumlah 27 siswa. Terdiri dari 15 siswa putri dan 12 siswa putra.  Di kelas V siswa ini telah belajar menggunakan e-learning dan  google form.  Namun dari 27 siswa yang aktif  hanya 20 siswa. Langkah yang dilakukan wali kelas V dengan melakukan  luring, mendatangi siswa yang tidak aktif belajar. Ketidakaktifan beberapa siswa ini karena handphone yang digunakan kurang memadai dan  keterbatasan  paket  internet. Waktu  rapat  menjelang tahun ajaran baru, semua guru menyampaikan usulan. Usulan belajar daring dari wali murid yang mayoritas menghendaki pembelajaran daring menggunakan WhatsApp grup. Terutama kelas VI dengan harapan kehadiran siswa dalam pembelajaran daring mencapai seratus persen. Dengan platform ini orang tua mampu mendampingi belajar di rumah karena  sangat mudah digunakan. Platform lainnya wali murid banyak yang tidak menguasainya, sehingga banyak tugas yang tidak dikerjakan. Maka setelah rapat selesai setiap kelas dibuatkan grup dengan nama Classroom I, II, III, IV, V dan VI.

Kiat mewujudkan kehadiran 100 persen

Minggu pertama kegiatan daring, tepatnya pada tanggal 13 Juli 2020,  26 siswa telah  hadir dan aktif dalam proses pembelajaran. Seorang siswa bernama Alfian belum  juga melakukan absen. Keesokan harinyapun belum aktif di WAG untuk menyimak materi. Langkah yang dilakukan Wali kelas VI dengan menghubungi siswa untuk aktif belajar. Juga berdiskusi via Video Call dengan wali siswa untuk membimbing Alfian di WAG Classrom VI. Minggu kedua tahap kehadiran siswa menjadi 100%. Khusus untuk Alfian ini memang harus diingatkan untuk mengirim tugas. Mulai minggu kedua sampai sekarang kehadiran siswa 100 persen, kecuali mereka yang ijin dengan berbagai keperluan. Keperluan tersebut antara lain: khitan, sakit, ijin bepergian.


Langkah Pembelajaran Via WhatsApp

Pembelajaran via WhatsApp Classroom VI ini  tidak hanya pemaparan tugas melalui tulisan saja tetapi juga menggunakan voice note, video pembelajaran dan gambar yang terkait pembelajaran. Sedangkan langkah pembelajaran sebagai berikut: Pertama, menyampaikan salam dan doa. Wali kelas mengawali pembelajaran dengan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama. Setiap hari wali kelas senantiasa mengawali pembelajaran, meskipun tidak ada jam pertama di kelas daring.



Kedua, Absen. Absen digunakan untuk mengetahui kehadiran siswa dan kesiapan siswa mengikuti pembelajaran daring. Sejak pagi siswa telah aktif melakukan absen dengan menuliskan nama panggilan. Ketiga, setoran murojaah. Setelah melakukan absen siswa segera menyetorkan hafalan kepada guru Alquran Hadits. Untuk materi murojaah mengacu program Gerakan Furudhul Ainiyah(GEFA). Jadi surat yang dihafalkan adalah An-Nazi’at dan An-Naba’.  Keempat, melakukan sholat dhuha mandiri. Siswa yang telah selesai melakukan setoran langsung berwudhu untuk melakukan sholat dhuha. Sholat dhuha mandiri dibimbing oleh ayah/bunda siswa. Kegiatan Sholat dhuha difoto dan dikirim japri kepada wali kelas.

Kelima, Kegiatan Belajar Mengajar. Dalam satu hari efektif hanya ada 2 sampai 3 mata pelajaran saja. Materi yang dibahas materi esensial  setiap mata pelajaran. Wali kelas juga tetap memantau pembelajaran yang dilakukan guru mapel, guru mulok maupun guru agama. Hal ini untuk mengantisipasi jika guru-guru tersebut meninggalkan kelas daring. Maka wali kelas dapat membatu siswa yang membutuhkan bimbingan. Hasil belajar dikirim japri kepada guru dengan batas minimal pengiriman pukul 15.00 WIB. Namun bagi siswa yang meminta kelonggaran waktu karena HPnya dibawa orang tuanya bekerja atau halangan lain, maka batas pengiriman disesuaikan dengan kesepakatan antara wali murid dengan guru.

Keenam, doa dan penutup. Setelah belajar daring selesai, guru memberikan pesan moral dan pembelajaran ditutup dengan doa akhir majelis.

Flayer untuk Menanamkan Pembiasaan Siswa



Pembiasaan yang ditanamkan kepada siswa selain murojaah dan sholat dhuha adalah:

1.      Berwudhu sebelum tidur

2.      Berdoa selum tidur

3.      Sholat Maghrib Berjamaah

4.      Tilawah Alquran (Mengaji di masjid)

Pembiasaan diterapkan atas masukan dari wali murid dan paguyuban kelas, karena siswa lebih gemar ngegame dari pada melakukan pembiasaan beribadah. Dari pembiasaan yang diterapkan siswa ini ada laporan yang masuk ke kepala madrasah, bahwasannya siswa kelas VI berduyun-duyun pergi ke masjid untuk berjamaah shalat maghrib. Dan setelahnya segera sorogan tilawah Alquran kepada imam masjid. Pembiasaan tersebut  selalu diingat setiap hari oleh para wali kelas melalui WAG agar siswa dan wali murid fokus dan semangat untuk melakukan.

Kesimpulannya platform ini dipilih dan diterapkan atas masukan dan keinginan orang tua agar pembelajaran dapat diikuti oleh seluruh siswa. Agar siswa kelas VI tidak ketinggalan pelajaran. Pembiasaan beribadah dan kegiatan islami selalu dingatkan setiap menjelang maghrib dan menjelang tidur agar siswa memiliki karakter yang bagus dan berkurang kebiasaan berlama-lama bermain game. Semoga kelak menjadi anak yang shalih dan shalihah. Aamiin.

PROFIL PENULIS




MUSLIKAH, S.Pd, dilahirkan di Kabupaten Trenggalek, tepatnya di Desa Kamulan Kecamatan Durenan, pada tanggal 10 Mei 1971. Menempuh pendidikan dimulai dari SDN1 Kamulan (lulus tahun 1984), SMPN Durenan (lulus tahun 1987), SPGN Trenggalek (lulus tahun 1990), dan Strata 1 di Universitas Muhammadiyah Malang (lulus 2002). Penulis adalah guru MIM Kamulan yang mempunyai hobi menanam bunga dan menulis. 

8 komentar:

  1. Mantap Bu Muslikah. Tetap renyah dan gurih catatannya.

    BalasHapus
  2. Mantap jiwa. Kalau saya biasanya setiap pertemuan selain mengirimkan materi, video, dan membuka sesi diskusi, diakhiri dengan memberikan kuis dalam bentuk google form. Kuis itu bisa pilihan ganda ataupun essay. Mengapa demikian? Itu berguna sebagai pertimbangan sejauh mana pemahaman anak didik.
    Ohya, penulisan nama classroom yang tidak konsisten, antara menggunakan angka latin dan Romawi (VI) sedikit mengganggu bagi saya Bu.
    Kemudian, khusus untuk penjelasan poin kelima, khusus paragraf terakhir, mungkin akan lebih bagus lagi kalau digabungkan saja. Mengingat kalimat itu menjelaskan sebab akibat serta ditambahi kata "maka" sebagai penghubung. "Namun apabila ada siswa yang meminta kelonggaran....... maka batas waktu pengumpulan...."

    BalasHapus
  3. Luar biasa. Terimakasih koreksinya

    BalasHapus
  4. Fenomena pembelajaran daring memang sedikit menyusahkan dan berkendala. Kemungkinan 100% kehadiran juga tidak bisa dipastikan. Namun usaha tetap harus dilakukan. Keren Bu Mus. Tetap semangat berinovasi dalam mengajar.

    BalasHapus
  5. Betul sekali. Siswa kelas 6 pada hari baik kadang ada yang ijin khitan, sakit dan bepergian. Terimakasih Kang Wij, motivasinya. Minimal di waktu lain mau mengirim tugas agar materi esensial bisa diserap siswa

    BalasHapus