Selasa, 19 Maret 2024

Menata Hati dan Pikiran di Bulan Ramadhan

 



Ramadhan telah memasuki hari kesembilan, suka cita umat muslim masih terlihat di lingkungan sekitar. Suka cita diberi panjang umur sehingga bisa beribadah di bulan Ramadhan 1445 Hijriah. Karena pada bulan Pebruari tahun 2024 lalu, dalam satu dusun Bendo desa Ngadirejo terdapat 7 orang meninggal dunia. Suasana yang menyedihkan pada detik terakhir menjelang datangnya bulan Ramadhan. Namun, kondisi lingkungan berangsur membaik. Ketika Ramadhan datang dan telah memasuki hari kesembilan. Ceramah bijak dari beberapa ulama telah membangkitkan semangat warga dusun Bendo desa Ngadirejo. Sebagaimana Rosulullah SAW juga telah menjelaskan banyak keistimewaan dan kemuliaan selama bulan Ramadhan dalam sebuah hadits yang diriwatkan Imam Nas’al bahwasannya Nabi Muhammad bersabda yang artinya: “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih dari seribu bulan”.

Alhamdulillah, kami warga Bendo masih bisa beribadah di bulan Ramadhan. Dengan berlipat gandanya pahala ibadah dan perbuatan baik di bulan ini. Semoga kami termasuk orang yang diharamkan Allah dari api neraka karena kebahagiaan ini. Kami manfaatkan bulan mulia dan penuh berkah dengan memperbanyak ibadah maupun sedekah. Memperbaiki diri kami dari hal-hal yang sederhana dengan  berfikir positif, berkata positif dan melakukan semua hal secara positif. Kami menyadari begitu jelas Islam melarang berkata kotor saat sedang puasa. Ketika kami berpuasa tetapi tidak menjaga lisannya maka tidak mendapat pahala dari puasanya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Bukhari yang artinya: ”Orang tidak menjauhi perkataan dusta dan mengamalkan dusta, maka tak ada hajat bagi Allah untuk menilai ibadah puasanya, meskipun ia bersusah payah menjauhi makanan dan minuman”. Hadits tersebut merupakan peringatan agar ibadah kami tidak tertolak maka menjaga lisan kami agar tidak berkata dusta. Jadi jangan merugi sampai puasa kami (warga dusun Bendo) ini menjadi sia-sia.

Kami mulai menata hati dan pikiran jangan sampai timbul pikiran/perasaan negatif menguasai diri. Kami fokus hal-hal baik dalam hidup, merasa bahagia dan membangun citra  dalam diri. Kami berprasangka baik pada semua hal. Berprasangka baik pada Allah maupun manusia. Allah menjadikan sesuatu ada hikmahnya. Kejadian di bulan Pebruari yang lalu pasti ada hikmahnya. Untuk senantiasa mendekatkan diri pada Allah.

Dalam sebuah hadits qudsi dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, Rosululullah SAW bersabda yang artinya: “Allah berfirman sebagai berikut: ‘Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku. Apabila ia berprasangka baik ia akan mendapat kebaikan. Adapun bila ia berprasangka buruk kepada-Ku maka dia akan mendapatkan keburukan’. Oleh karena itu kami, menjaga hati dan pikiran agar  berfikir positif, berharap yang baik, berprasangka baik. Karena demi kebaikan diri sendiri, keluarga maupun orang lain.

Memilih  menggunakan kata positif pada saat berbicara, kata-kata tersebut akan meresap di alam bawah sadar dan menjadi maindset kami dan akhirnya terjadi seperti apa yang kami katakan. Kata-kata positif adalah doa. Maka mulai belajar mengurangi kata-kata yang negatif, menghapus kata negatif  pada diri sendiri. Seperti kata kami bersedih, musibah terjadi tiada henti, kami tidak bisa, kami tidak mampu. Kami ganti dengan kata-kata positif, kata yang membangkitkan semangat.  Kami bisa, kami mampu, kami bisa melampui peristiwa memilukan ini. Kami bisa melakukan yang terbaik. Kata-kata yang membangkitkan kekuatan, memacu semangat harus ditegaskan berulang kali.

Di bulan Ramadhan ini sebaiknya berkata baik kepada orang lain. Menghindari kata yang menyinggung perasaan orang lain. Agar orang lain merasa nyaman. Kata pujian lebih baik dari hujatan. Kalimat yang menunjukkan kerendahan hati lebih baik dari pada menyombong diri. Tidak perlu berkonfrontasi dengan orang lain. Mari tunjukkan perhatian tulus dan empati pada orang lain. Belajar menata hati di bulan penuh berkah dan ampunan. Menggulirkan kata yang membangkitkan kekuatan pada diri sendiri, kami pantas hidup bahagia. Dan kami akan damai dan hidup rukun dengan orang lain. Mendoakan orang lain mendoakan setiap bertemu dengan warga sekitar. Doa yang baik akan kembali kepada kami. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah bersabda: Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudara tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendoakan saudaranya  ini ada malaikat yang mengaminkan doanya. Tatkala dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata aamiin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi. (HR Muslim)


Senin, 18 Maret 2024

Bersedekah di Bulan Penuh Berkah

 

Ramadhan 1445 Hijriah akan segera meninggalkan kita. Seyogyanya ibadah semakin kita tingkatkan. Baik ibadah sholat, puasa maupun sedekah. Terkait dengan sedekah Allah berfirman dalam surat Al-Munafiqun ayat 10 yang artinya: Dan infakanlah sebagian apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematianku) sedikit waktu lagi maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih". Orang yang telah meninggal duniapun berharap sehari saja dihidupkan di dunia untuk bersedekah. Bulan Ramadhan merupakan bulan terbaik untuk bersedekah. Pentingnya sedekah bukan untuk Allah. Kemanfaatannya kembali kepada diri kita sendiri. Bersedekah di bulan penuh berkah, bulan penuh ampunan, bulan penuh limpahan pahala dan bulan penuh kebaikan. Maka bersedekahlah di bulan terbaik dalam kondisi terbaik (sedang berpuasa) sebagai sarana mendekat kepada Allah SWT.

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Ibnu Abbas yang artinya: “Rosulullah SAW adalah orang yang paling dermawan. Dan Beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam mengajarkan Alquran. Dan kedermawanan Rosulullah SAW melebihi angin kencang yang bertiup.” Kedermawan  nabi ada beberapa manfaat: 1) kemuliaan waktu itu (bulan Ramadhan, 2)dilipatgandakan semua amalan di bulan Ramadhan, 3) membantu orang yang berpuasa, shalat, zikir dalam ketaatan kepada Allah maka jika membantu mereka pahala kita akan dilipatkan gandakan.

Begitu pula jika kita memberi makan orang yang berpuasa maka kita akan mendapat ganjaran pahala yang sama seperti pahala orang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa. Kita akan mendapat transferan amal dari orang yang kita bantu. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, Rosulullah SAW bersabda: “Barangsiapa memberi buka orang puasa, maka baginya pahala semisalnya tanpa mengurangi pahala orang berpuasa sedikitpun.”

Hal yang perlu kita tekankan adalah Ramadhan segera meninggalkan kita. Jangan  sampai puasa kita hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Kita tingkatkan sedekah. Sedekah tidak menunggu kaya, tidak menunggu tua. Mari bersedekah mumpung masih kuat, sehat dan sempat. Bersedekahlah dengan tenaga dan harta kita. Mungkin ini Ramadhan terakhir kita jangan sampai berakhir dengan sia-sia. Semoga kita diberi keistiqomaahan untuk berbuat kebaikan. Aamiin.