Ketika gema takbir berkumandang
Rabbani masih mengintip kambing yang ia beli dengan ayahnya 10 hari yang lalu.
Uang dari hasil menabung di sekolahnya selama tiga tahun. Ustadzah Akmal
mengijinkan uang tabungan diambil tapi
harus dengan restu ibunya. Ketika ayah
ibunya tidak keberatan ia segera bersepeda mengambil uang tabungannya ke
sekolah. Sejak tanggal 23 Juli Rabbani
sudah tidak mau memotong kuku dan rambutnya. Ia menceritakan makna yang
tersirat dalam hadits diriwayatkan oleh HR. Muslim no.1977. Larangan memotong kuku dan rambut bagi yang hendak berkurban. Dan
Rabbani juga telah melaksanakan puasa tarwiyah dan arafah dengan baik.
Setelah ditanya ibunya tentang
hasratnya berkurban. Rabbani mengatakan sangat salut dengan akhlak mulia Nabi Ismail. Nabi Ismail iklhas mengikuti
perintah ayahnya untuk disembelih. Kepatuhan Nabi Ismail tergadap perintah
Alloh dan orang tuanya yang menyebabkan
ia mau berkurban. Keteguhan Nabi Ismail yang tak lekang oleh bujuk rayu syetan.
Namun ia belum begitu faham akan keutamaan berkurban. Sambil mendengarkan
takbir yang berkumandang. Rabbani mendengarkan ayahnya menjelaskan
keutamaan berkurban, antara lain:
1. Bentuk rasa syukur kepada Alloh
2. Diakui sebagai umat Rosululloh
3. Mendapat kesaksian dari hewan kurban di hari akhir
4. Bukti ketaqwaan
5. Mendapat ampunan dosa
6. Setiap lembar bulunya mnegandung pahala
Dalam Al-Quran dijelaskan umat manusia berkurban
sebagai bentuk rasa syukur kepada Alloh SWT sebagaimana yang terkandung dalam surat Al-Hajj ayat 34:
Yang artinya dan bagi tiap –tiap umat telah kami syariatkan
penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang
ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan
Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu
kepadaNya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk
patuh (kepada Allah).
Sang
Ayah menjelaskan secara rinci
bahwasannya Alloh telah mensyariatkan pada manusia suatu ibadah dalam bentuk
penyembelihan hewan sebagai kurban kepada Allah. Dengan harapan agar manusia
senantiasa menyebut nama Allah atas
hewan-hewan kurban yang disembelih tersebut tatkala menyembelihnya. Sebagai ungkapan rasa syukur
kepada Allah, atas rezeki yang Alloh limpahkan kepada mereka
berupa onta, sapi dan kambing. Hanya Alloh Tuhan yang berhak disembah,
yakni Tuhan Yang Maha Esa. Tiada sekutu bagi-Nya.
Begitupun
dalam ayat berikutnya, yakni surat Al- Hajj ayat 37 masih berkaitan dengan keutamaan berkorban,
yang berbunyi:
Yang artinya daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. DemikianlahAllah telah menundukkannya untuk kamu supaya mengagungkannya terhadap hidayahNya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.
Dengan demikian keutamaan berkorban dalam ayat ini tersirat sampainya
sifat ketaqwaan manusia kepadaNya. Karena ketika kita telah berkurban nyatalah
ketaatan dalam melakukan perintahNya. Bukti umat manusia senantiasa mendekatkan
diri kepada Allah. Dengan menyembelih hewan kurban, berarti umat manusia telah
mengagungkan Allah. Pun sebagai ungkapan rasa syukur kepadaNya atas petunjuk
kebenaran yang telah di karuniakan pada manusia.
Dan disepanjang pulang dari sholat Idul Adha,
Rabbani tiada hentinya mengulas kembali keutamaan berkorban yang disampaikan
Gus Asrom di Masjid area Ponpes Hidayatul Mubtadiin. Berkurban di masa pandemi covid-19
memiliki keutamaan yang luar biasa. Selain sebagai bukti ketaqwaan kepada Allah,
Juga menunjukkan kepedulian sosial kepada kaum duafa. Pada masa pandemi ini
Allah menguji umat manusia dengan kesulitan ekonomi. Maka dengan adanya kemauan
berkorban bagi mereka yang mampu, akan
sangat membantu kaum duafa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar