Kamis, 30 Juli 2020

KEUTAMAAN BERKURBAN DI MASA PANDEMI

Ketika gema takbir berkumandang Rabbani masih mengintip kambing yang ia beli dengan ayahnya 10 hari yang lalu. Uang dari hasil menabung di sekolahnya selama tiga tahun. Ustadzah Akmal mengijinkan  uang tabungan diambil tapi harus dengan restu ibunya. Ketika  ayah ibunya tidak keberatan ia segera bersepeda mengambil uang tabungannya ke sekolah. Sejak tanggal 23 Juli Rabbani  sudah tidak mau memotong kuku dan rambutnya. Ia menceritakan makna yang tersirat dalam hadits diriwayatkan oleh HR. Muslim no.1977. Larangan memotong  kuku dan rambut bagi yang hendak berkurban. Dan Rabbani juga telah melaksanakan puasa tarwiyah dan arafah dengan baik.

Setelah ditanya ibunya tentang hasratnya berkurban. Rabbani mengatakan sangat salut dengan akhlak mulia  Nabi Ismail. Nabi Ismail iklhas mengikuti perintah ayahnya untuk disembelih. Kepatuhan Nabi Ismail tergadap perintah Alloh dan orang tuanya yang  menyebabkan ia mau berkurban. Keteguhan Nabi Ismail yang tak lekang oleh bujuk rayu syetan. Namun ia belum begitu faham akan keutamaan berkurban. Sambil mendengarkan takbir yang berkumandang. Rabbani mendengarkan ayahnya menjelaskan keutamaan  berkurban,  antara lain:

1.      Bentuk rasa syukur kepada Alloh

2.      Diakui sebagai umat Rosululloh

3.      Mendapat kesaksian dari hewan kurban di hari akhir

4.      Bukti ketaqwaan

5.      Mendapat ampunan dosa

6.      Setiap lembar bulunya mnegandung pahala

Dalam Al-Quran dijelaskan umat manusia berkurban sebagai  bentuk rasa syukur  kepada Alloh SWT sebagaimana yang terkandung  dalam surat Al-Hajj ayat 34:

Yang artinya dan bagi tiap –tiap umat telah kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu  kepadaNya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).

Sang Ayah menjelaskan secara rinci  bahwasannya Alloh telah mensyariatkan pada manusia suatu ibadah dalam bentuk penyembelihan hewan sebagai kurban kepada Allah. Dengan   harapan agar manusia senantiasa  menyebut nama Allah atas hewan-hewan kurban yang disembelih tersebut tatkala menyembelihnya. Sebagai   ungkapan rasa syukur kepada Allah, atas rezeki yang Alloh limpahkan kepada mereka berupa onta, sapi dan kambing. Hanya  Alloh Tuhan   yang berhak disembah, yakni Tuhan Yang Maha Esa. Tiada sekutu bagi-Nya.

Begitupun  dalam ayat berikutnya, yakni surat  Al- Hajj ayat 37  masih berkaitan dengan keutamaan berkorban, yang berbunyi:


Yang artinya daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. DemikianlahAllah telah menundukkannya untuk kamu supaya mengagungkannya terhadap hidayahNya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

Dengan demikian keutamaan berkorban dalam ayat ini tersirat sampainya sifat ketaqwaan manusia kepadaNya. Karena ketika kita telah berkurban nyatalah ketaatan dalam melakukan perintahNya. Bukti umat manusia senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Dengan menyembelih hewan kurban, berarti umat manusia telah mengagungkan Allah. Pun sebagai ungkapan rasa syukur kepadaNya atas petunjuk kebenaran yang telah di karuniakan pada manusia.

Dan disepanjang pulang dari sholat Idul Adha, Rabbani tiada hentinya mengulas kembali keutamaan berkorban yang disampaikan Gus Asrom di Masjid area Ponpes Hidayatul Mubtadiin. Berkurban di masa pandemi covid-19 memiliki keutamaan yang luar biasa. Selain sebagai bukti ketaqwaan kepada Allah, Juga menunjukkan kepedulian sosial kepada kaum duafa. Pada masa pandemi ini Allah menguji umat manusia dengan kesulitan ekonomi. Maka dengan adanya kemauan berkorban bagi mereka  yang mampu, akan sangat membantu kaum duafa.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar