Namaku Abdillah. Muridku kelas 5 memanggilku Pak Abdi. Begitu
pula guru-guru yang mengajar di madrasahku juga memanggilku Abdi. Ketika di
rumah, aku dipanggil Didi. Pernah aku tanya kepada Ibu. Asal mula panggilan
Didi. Kupikir Ibuku ngefans dengan Didi
Kempot? Ternyata panggilan Didi itu karena teman sebayaku semasa kecil sulit
melafalkan nama lengkapku. Ia hanya bisa menyebut dua huruf paling belakang dari
nama panggilanku. Abdi, cuma bisa disebutnya Di-di.
Kadang aku sering bercanda
dengan kakakku. Di jaman sekarang ini bapakku memberi nama anak-anaknya hanya
satu kata. Padahal teman-temanku namanya minimal 3 kata. Kakakku bernama
Ramadhani, Aku Abdillah, sedang adikku Akmalia. Kakakku menjawab asal-asalan.
Mungkin bapak ingin anaknya tidak
kesulitan. Ketika mengisi kolom nama
pada lembar jawaban Komputer (LJK). Ini berkaitan pengisian lembar jawaban Ujian
sekolah. Aku punya seorang murid yang namanya sangat indah. Namanya lumayan panjang ELMAGHVIRATUZZAHRA EIDELFITRIE ADELPHIA. Anak ini juga
tidak pernah kesulitan menuliskan namanya dikolom LJK olimpiade. Karena Zahra memang tergolong sangat cerdas. Ah,
seharusnya aku tidak perlu mempermasalahkan namaku yang singkat, padat namun
syarat makna. Insya Alloh Bapakku menaruh harapan yang indah dengan memberi
nama Abdillah.
Sebenarnya
aku asli dari Kecamatan Durenan. Kemudian menikah dengan gadis sekampusku.
Sekarang aku tinggal di Desa Padangan Kecamatan Ngantru Kabupaten
Tulungagung. Setiap hari aku berangkat dari Ngantru ke Durenan. Pagi sekali aku
sudah harus berangkat ke madrasah supaya
tidak terlambat. Jika ditilik dari jarak tempuh memang melelahkan. Namun jika
perjalanan dinikmati akan sangat menyenangkan. Ketika hendak berangkat pagi,
aku selalu membayangkan bertemu Bundaku di wilayah Durenan. Jika kembali pulang
semangatku terpacu, ingin segera ketemu buah hatiku yang masih balita.
Mengajar
di Madrasah sangat menyenangkan. Nuansa kekeluargaan sangat erat. Mereka
seperti keluarga sendiri. Selain sebagai guru, aku juga sebagai operator
sekolah. Yang bertugas mengentri data penting, terkait madrasah tempat aku
mengabdi. Yang lebih menyenangkan dapat membantu teman-teman guru agar lebih
peka dengan IT. Sangat senang membantu beberapa guru menyusun Penilaian Tindakan
Kelas. Tugasku adalah sebagai petugas dokumentasi. Mengabadikan kegiatan guru
pada setiap siklus pembelajaran. Terkadang menjadi juru shooting dan editor
pembuatan video pembelajaran. Menjadi pendamping guru dalam mengerjakan
Aplikasi Rapor Digital. Semua aku lakukan dengan ikhlas. Tidak berharap imbalan
apapun. Alhamdulillah, para guru saling membantu dan saling berbagi rezeki. Tidak
satupun guru yang melakukan PHP ketika ingin dibantu temannya. Terutama PHP
kepada operator madrasah.
Dan yang paling
membahagiakan adalah, hari ini Jumat tangal 17 Juli 2020. Jumat berkah. Ketika teman-teman Guru Tetap Yayasan, nampak berbinar-binar.
Wajah teman-teman berbunga-bunga. Sempat aku tanyakan pada guru kelas I yang
tergolong senior. Beliau kuliah di jurusan bahasa dan sastra Indonesia. Beliau
menjawab dengan diksi yang sangat indah. Kata beliau,” Kita hari ini laksana
sekelompok Musafir yang berkelana di gurun sahara dan menemukan sebuah oase. Semoga bermanfaat dan berbahagia.” Wow,
ternyata tunjangan fungsional cair. Alhamduliilah, Pak Kasi Pendma yang
menjabat sekarang ini memang luar biasa. Penuh dedikasi dan tanggung jawab
dalam menyejahterakan para guru GTY.
Aku cukup
ngefans dengan figure Beliau, Pak Kasi Pendma. Bukan hanya pencairan yang lancar
dan penuh tanggung jawab. Tapi kemampuannya menjadi pemateri cukup bagus,
mengesankan dan mengena. Materi yang Beliau sampaikan bisa kita terima. Mampu kita
serap. Selalu diselipi joke yang bikin kami tersenyum bahkan tertawa
terbahak-bahak. Bahkan tawa itu masih terkulum sampai di rumah. Bahkan istriku
pernah curiga, kok sedari pulang sampai larut masih tersenyum. Untuk memutus
kecurigaan segera kuceritakan kepiawaian Pak Kasi Pendma membawa suasan kaku/garing
menjadi santai namun sampai ke audiens. Dan itu saya tiru, kalau menjadi
pemateri di Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) saya sering menggunakan gaya
retorika Beliau. Meski levelnya masih jauh. Mungkin beliau pernah jadi guru,
kamad, pengawas dan kasi. Pengalaman yang panjang menjadikan beliau menjadi
pemateri yang bagus. Meski tanpa bantuan LCD. Materi tidak pernah keluar dari
tema yang dibahas.
Kembali membahas
tentang kegiatanku menjadi abdi madrasah. Selain sebagai guru dan operator madrasah.
Kegemaranku adalah merawat bunga di
madrasah. Kegemaran ini dibantu oleh bapak-bapak yang lain. Sedangkan ibu-ibu
guru membersihkan madrasah berdasarkan jadwal piket. Bagiku merawat tanaman adalah
yang menyenangkan. Menyiram, memupuk, dan melakukan rotasi tanaman yang telah
rusak akibat tanah yang mengeras merupakan sebuah hiburan. Dengan menyirami
tanaman maka fikiran menjadi segar kembali. Sangat di sayangkan jika tanaman
peneduh di madrasah, mengering karena tidak terawat. Pernah suatu ketika jam
17.00 WIB. Hendak pulang ke Ngantru. Kulihat tanaman layu karena lupa disiram.
Dengan senang hati aku menyiraminya sampai segar kembali. Hingga harus menuju
ke rumah mertua setelah sholat maghrib.
Membeli
tanaman hias itu mudah. Namun memeliharanya butuh ketelatenan. Rutinitas
menyiram dan memupuk butuh kesadaran. Seyogyanya merawat bunga adalah tugas ibu-ibu
guru. Namun jika bapak-bapak bisa melakukannya maka itu sangat luar biasa. Usaha
untuk merindangkan madrasah tidak sia-sia. Pernah madasahku menjadi juara I
keindahan kantor dan madrasah tingkat kecamatan. Dan Juara II keindahan kantor dan madrasah tingkat
kabupaten untuk jenjang madrasah. Ke depan para pengembang madrasah di sekolahku, berkeinginan untuk
menyukseskan program gerakan ayo membangun madrasah. Gerakan unggulan itu
adalah GEMES. Gerakan madrasah sehat. Semoga
terlaksana.
Mantab sekali....
BalasHapusTerimakasih sekali Pak Abbuzahra. Telah berkunjung di blog saya.
HapusTerimakasih Bapak. Mohon kritik dan saran.
BalasHapusLuar biasa Ibu. 🥰🤗
BalasHapusTerimakasih Mbak Zahra. Justru saya banyak belajar dari panjenengan. Bahasa panjenengan di story wa indah sekali
BalasHapusPingin sekali bisa menulis seperti Bu guruku yang cantik ini...yang dulu waktu masih duduk dibangku MIM kamulan, saya ngefans sekali dengan jenengan bu...
BalasHapusBu ikah dan pak Ainul Yaqin..