Sekarang
ini, madrasah/sekolah yang diminati adalah madrasah/sekolah yang mampu membentuk peserta didik sebagai individu yang
berkarakter dan berkepribadian Islam. Maka madrasah harus segera berbenah untuk
mengutamakan siswanya lebih berkarakter
dan berkepribadian Islam. Banyak SD islam
baru, yang mampu menggeser sekolah dasar negeri
maupun madrasah swasta. Murid berdatangan bahkan ada yang harus inden
satu tahun untuk masuk ke sekolah tersebut. Padahal SPP/Infak bulanan cukup
tinggi. Sedangkan sekolah negeri menyiapkan sekolah gratis. Sekolah baru
tersebut mampu mengemas pendidikan
karakter islami sejajar dengan nilai akademik (ketuntasan KD dalam standar
isi). Bahkan pembiasaan karakter islami
lebih diutamakan dari pada ketuntasan kompetensi dasar.
Merupakan
angin segar, ketika muncul GEFA. Gerakan
Furudhul Ainiyah (GEFA) merupakan gerakan madrasah untuk pembentukan peserta
didik sebagai individu yang berkarakter dan berkepribadian Islam. Gerakan
Furudhul Ainiyah berbasis budaya
madrasah merupakan sebuah
kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan madrasah yang islami.
Pertanyaannya bagaimana jika RA dan BA belum menerapkan GEFA? Fokus hari ini
membicarakan jenjang paling mungil di bawah MI. Yaitu RA dan BA.
Ketika berbicara madrasah tentunya yang paling lekat adalah RA/BA. Jenjang tersebut memiliki peran utama
dalam kelangsungan/kejayaan madrasah ibtidaiyah . Ada MI yang muridnya hanya lulusan RA/BA yang satu atap. Meskipun ada juga madrasah
ibtidaiyah yang sukses memiliki murid dari berbagai TK, RA dan BA di sekitarnya.
Mayoritas MI hanya memperoleh siswa baru dari RA dan BA yang seatap. Maka yang
perlu diutamakan segera menerapkan GEFA. Agar sedari dini siswa sudah memiliki
sikap spiritual dan sikap sosial yang bagus. Memiliki keterampilan seperti;
praktik baca tulis Al Qur’an, praktik wudhu, praktik shalat dan praktik ibadah
lainnya dengan baik. Sehingga memiliki daya tarik yang hebat. Warga berduyun-duyun
menitipkan putra-putrinya ke RA/BA. Otomatis jumlah siswa MI seatap juga
banyak.
GEFA untuk siswa RA/BA sangat beragam namun
menyenangkan. Kegiatan dasar yang perlu ditanamkan adalah:
1. Al-Qur’an (Morning Al
Qur`an, RA Bertadarus, Mutiara Al Qur`an, ACHRA =Aksi Cilik Hafidz/Dzah RA,
Mari belajar Al Qur`an),
2. Hadits (Mutiara Hadist),
3. Dzikir (Asma`ul
Husnah, Dzikir
harian),
4. Doa (Doa Harian).
Morning Al Qur`an merupakan kegiatan
mendengarkan bacaan Al qur`an saat kedatangan siswa. Guru sebagai modeling kemudian siswa mengikuti bacaan
guru. Surah yang dibaca mulai Al Fatihah s/d surah pendek dalam juz amma.
Tujuan morning Al Qur`an yaitu siswa
terbiasa mendengar Al Qur`an sehingga akan cepat hafal. Membangun ketertarikan
mereka dengan Al Qur`an. Membangun
kepercayaan diri siswa dalam membaca Al Qur`an. Agar siswa lebih mencintai Al
Qur`an sebagai pedoman dalam hidupnya
Kegiatan GEFA berikutnya adalah RA/BA bertadarus. Kegiatan
menyimak bacaan Al qur`an secara bersama-sama. Kegiatan menyimak bacaan Al qur`an dapat juga
secara individual dimulai satu ayat satu hari atau satu suroh jika telah
selesai surahnya (disesuaikan dengan kemampuan siswa). Tujuan RA/BA bertadarus
adalah memberi contoh bacaan Al Qur`an kepada siswa. Baik secara tajwid, makhrijul huruf dan sifatul
huruf. Membiasakan siswa mendengarkan bacaan Al Qur`an yang dikenalkan sehingga
menjadi hafal. Siswa mengetahui arti surah, jumlah ayat, isi kandungan surah
yang dikenalkan secara sederhana.
Mutiara Al Qur`an merupakan ungkapan
ayat Al qur`an tentang kehidupan sehari-hari. Menghafal ayat AL Qur`an yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa dapat mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan ACHRA
(Aksi Cilik Hafidz/Dzah RA) merupakan kegiatan menampilkan kemampuan siswa
dalam menghafal Al Qur`an dan Hadist yang diinstruksikan oleh guru di depan
teman-temannya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membangun keberanian dan
kepercayaan diri siswa. Pun mengevaluasi kemampuan hafalan Al Qur`an dan hadist
kepada siswa.
Dalam kegiatan mari belajar Al Qur`an dimaksudkan mengenalkan huruf hijaiyah menggunakan metode sesuai RA/BA masing-masing seperti: Metode Tilawati, Iqro,
Ummi dll. Dalam kegiatan ini siswa
mengenal huruf-huruf hijaiyah secara benar.
Siswa dapat menirukan bacaan Al Qur`an dengan tepat. Siswapun dibimbing
meniru menulis huruf Hijaiyah.
Untuk Mutiara Hadist kegiatannya
menirukan bacaan satu hadist yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa
dapat mengenal dan hafal hadist nabi yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari. Siswa dapat menaplikasikan hadist nabi dalam kehidupan sehari-hari.
Hadits yang tepat untuk anak-anak adalah hadits yang berisi teladan dari
Rosulloh. Hadits sahih, singkat dan bermanfaat. Misalnya hadits tentang:
1.
Kata-kata yang baik
2.
Kesucian dan kebersihan
3.
Kasih saying
4.
Larangan marah
5.
Menyebarkan
salam
6.
Adab
makan
7.
Larangan
makan dan minum sambil berdiri,
8.
Wajib
menuntut ilmu
9.
Silaturahmi
10. Menutup aurot, dll
Kegiatan terkait hafalan Asma`ul
Husnah dapat dilakukan dengan bersenandung 99 Asmaul Husnah. Tujuannya agar siswa
dapat menghafal 99 Asma`ul Husnah. Siswa dapat mengaplikasikan Asmaul Husnah
dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatannya ini sangat digemari anak-anak karena
bisa di lakukan dengan gerak dan lagu. Selain itu anak-anak juga dilatih Dzikir
harian. Kegiatan dzikir harian dilakukan setelah sholat berjamaah. Dilakukan
pada kejadian-kejadian yang sesuai.
Untuk Doa Harian kegiatannya
menirukan bacaan doa yang dibimbing oleh guru dan sesuai dengan situasi dan kondisi.
Siswa dapat menghafal doa sehari-hari. Doa- doa sederhana yang bermanfaat untuk
siswa. Misalnya doa:
1.
Sebelum
belajar
2.
Sebelum
dan sesudah tidur
3.
Sebelum
dan sesudah makan
4.
Bila
mimpi baik/buruk
5.
Masuk
/keluar kamar mandi
6.
Keluar/masuk
rumah
7.
Sesudah
berwudhu
8.
Sesudah
sholat
9.
Untuk
orang tua
Siipp, sejak dini harus ditanamkan karakter yang religius....
BalasHapusTerimakasih Bu Doktor. Nanti ingin belajar dr panjenengan
BalasHapus