Senin, 20 Juli 2020

HARI PERTAMA DARING. MUNCUL KELUHAN DI MANA-MANA.

Para petani sedang asyik duduk di gubug. Mereka mengeluh, tentang pembelajaran daring yang diperpanjang. Setiap anaknya minta dibimbing belajar , mereka selalu kesulitan. Mereka  tidak begitu paham dengan materi pembelajaran daring. Bukan kapasitas mereka membimbing materi tematik. Soal yang ditanyakan  dibuku tematik, tidak ditemukan jawabannya di teks bacaan. Karena semua itu memang di luar kemampuan mereka.

Di toko buku, beberapa ibu mengeluh. Naiknya  pengeluaran mereka tiap bulan, setelah diadakan pembelajaran daring. Beaya  yang cukup banyak untuk beli paket data. Dan ketika pemilik toko menanyakan putranya belajar daring apa luring. Para ibu-ibu serempak menjawab daring. Dan mereka harus pandai mengatur keuangan agar kebutuhan utama membeli paket data tercukupi. Karena kalau sudah berurusan dengan anak kecil. Apa yang dia inginkan harus tercukupi. 

Pemilik toko buku menceritakan adiknya yang mengajar di kabupaten sebelah. Mereka mengajar dengan sistem luring. Untuk menyikapi keluhan dan  kerepotan orang tua. Terutama kemampuan orang tua yang rendah dalam bidang pendidikan. Pun keluhan tentang beaya pembelian paket data. Bahkan para guru yang berada di ujung desa harus bersusah payah datang dari satu rumah ke rumah untung mengajar luring, karena belum adanya signal.

Di warung makan banyak pula keluhan. Anak-anak mereka  sudah  harus diajak berkunjung ke dokter mata. Karena  terlalu lama terpapar radiasi HP. Mata mereka mengeluarkan air mata secara tiba-tiba. Bahkan  beberapa anak harus menggunakan kacamata untuk membantu penglihatan. Para sopir travel maupun sopir kendaraan angkut barang harus kerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Terutama untuk kepentingan belajar di rumah.

Yang mereka permasalahkan adalah pasar sudah mulai new normal. Istilah mereka, sekarang pasar bebas berkerumun. Sudah jarang yang pakai masker apalagi face shield. Pantai sudah ramai dikunjungi wisatawan domestik  maupun luar. Tempat wisata dipenuhi pengunjung. Tempat hiburan dibuka bebas. Mall sudah dibuka. Pesawat dipenuhi penumpang tanpa takut terkena covid-19. Jalan raya ramai kendaraan lalulalang dari berbagai kota zona merah.

Merekapun akan sulit dijelaskan tentang Surat Keputusan Bersama  4 menteri. Mendengar sekolah daring akan dipermanenkan membuat mereka, para pejuang ekonomi sudah kalang kabut. Mereka sebagai orang tua sudah   direpotkan dengan mengurus dan mengerjakan tugas rumah, momong beberapa anak balita, mendampingi mereka belajar, Bahkan  akhir-akhir ini mereka kesulitan mencari ekonomi.


1 komentar: