Para petani sedang asyik duduk
di gubug. Mereka mengeluh, tentang pembelajaran daring yang diperpanjang.
Setiap anaknya minta dibimbing belajar , mereka selalu kesulitan. Mereka tidak begitu paham dengan materi pembelajaran
daring. Bukan kapasitas mereka membimbing materi tematik. Soal yang ditanyakan dibuku tematik, tidak ditemukan jawabannya di
teks bacaan. Karena semua itu memang di luar kemampuan mereka.
Di toko buku, beberapa ibu
mengeluh. Naiknya pengeluaran mereka
tiap bulan, setelah diadakan pembelajaran daring. Beaya yang cukup banyak untuk beli paket data. Dan ketika
pemilik toko menanyakan putranya belajar daring apa luring. Para ibu-ibu serempak
menjawab daring. Dan mereka harus pandai mengatur keuangan agar kebutuhan utama
membeli paket data tercukupi. Karena kalau sudah berurusan dengan anak kecil.
Apa yang dia inginkan harus tercukupi.
Pemilik toko buku menceritakan adiknya yang mengajar di kabupaten sebelah. Mereka mengajar dengan sistem luring. Untuk menyikapi keluhan dan kerepotan orang tua. Terutama kemampuan orang tua yang rendah dalam bidang pendidikan. Pun keluhan tentang beaya pembelian paket data. Bahkan para guru yang berada di ujung desa harus bersusah payah datang dari satu rumah ke rumah untung mengajar luring, karena belum adanya signal.
Di warung makan banyak pula keluhan.
Anak-anak mereka sudah harus diajak berkunjung ke dokter mata. Karena
terlalu lama terpapar radiasi HP. Mata
mereka mengeluarkan air mata secara tiba-tiba. Bahkan beberapa anak harus menggunakan kacamata untuk
membantu penglihatan. Para sopir travel maupun sopir kendaraan angkut barang
harus kerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Terutama untuk
kepentingan belajar di rumah.
Yang mereka permasalahkan
adalah pasar sudah mulai new normal. Istilah mereka, sekarang pasar bebas berkerumun.
Sudah jarang yang pakai masker apalagi face shield. Pantai sudah ramai
dikunjungi wisatawan domestik maupun luar.
Tempat wisata dipenuhi pengunjung. Tempat hiburan dibuka bebas. Mall sudah
dibuka. Pesawat dipenuhi penumpang tanpa takut terkena covid-19. Jalan raya
ramai kendaraan lalulalang dari berbagai kota zona merah.
Merekapun akan sulit dijelaskan
tentang Surat Keputusan Bersama 4
menteri. Mendengar sekolah daring akan dipermanenkan membuat mereka, para
pejuang ekonomi sudah kalang kabut. Mereka sebagai orang tua sudah direpotkan dengan mengurus dan mengerjakan
tugas rumah, momong beberapa anak balita, mendampingi mereka belajar, Bahkan akhir-akhir ini mereka kesulitan mencari
ekonomi.
Terimakasih.Pak Abbuzahra.
BalasHapus