Kamis, 13 Agustus 2020

TERDEPAN BERGERAK DAN BERLOMBA LOMBA DALAM KEBAIKAN

Sore pukul 15.20 WIB aku melajukan motor  ke arah Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek. Sampai di Desa Karanganyar, tepatnya di belakang SDN Karanganyar dilakukan pendirian tenda. Tenda yang dibuat sangat rapi dan banyak dipasang bendera Pramuka maupun bendera merah putih. Kemungkinan besok di tempat itu akan diadakan upacara bendera untuk memperingati hari berdirinya Praja Muda Karana (Pramuka). Karena Hari Ulang Tahun (HUT) Pramuka bertepatan tanggal 14 Agustus 2020.

 Motorku terus melaju, sambil berkendara  menceritakan sejarah berdirinya Pramuka. Pramuka berdiri pada tanggal 14 Agustus tahun 1961. Sekaligus dilakukan penetapan Sultan Hamengkubowono IX sebagai Ketua Kwartir Nasional pertama. Praja muda karana memiliki makna rakyat muda yang suka berkarya. Anggota gerakan Pramuka terdiri siaga, penggalang, penegak dan pandega. Pramuka merupakan proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, menantang dan dilakukan di alam terbuka. Tujuan akhirnya terbentuk karakter yang berakhlak mulia  dan memiliki kecakapan hidup/life skill. Bahkan dalam kurikulum 2013 pendidikan kepramukaan ini implisit dalam kegiatan belajar mengajar. Terbukti dalam  materi pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan terdapat materi jelajah.

Di tahun 2020 ini merupakan HUT Pramuka yang ke 59 dengan tema Terdepan Bergerak. Menurut penjelasan kepala madrasah tema tersebut menyimbolkan Pramuka akan berperan mengambil langkah terdepan dalam penanggulangan bencana dan bela negara. Kepala madrasahku merupakan pelatih Pramuka sejak sekolah di SMAN Durenan sampai sekarang., Tentu ia banyak tahu kinerja Pramuka di kwartir ranting dan kwartir cabang. Terutama dalam menanggulangi penyebaran covid-19.  Dalam beberapa bulan ini Pramuka dengan sukarela bekerjasama dengan Gugus Tugas Covid-19. Melakukan penyemprotan disinfektan, membagi masker dan melakukan penggalangan dana.

Sebetulnya di madrasahku ekstrakurikuler kepanduan yang utama adalah Hizbul Wathan. Kegiatan kepramukaan dilakukan jika ada permintaan dari kwaran dan kwarcab untuk mengikuti lomba. Seragam kepanduan rutin menggunakaan seragam Hizbul Wathan (HW). Sedangkan seragam Pramuka siswa merupakan inventaris sekolah untuk persiapan lomba saja. Madrasahku sering diminta mewakili madrasah sekecamatan Durenan untuk ikut lomba kepramukaan tingkat kecamatan maupun kabupaten.  Bahkan pernah meraih juara umum lomba penggalang SD/MI sekecamatan Durenan. Dan juga pernah menjadi juara umum Jambore Hizbul Wathan (HW) di kabupaten Trenggalek.

Keberhasilan tersebut merupakan kerja keras semua guru. Terutama para Pembina pramuka yang telah berpengalaman. Di madrasahku terdapat tiga orang Pembina Pramuka sekaligus Pembina HW. Muhammad Ainun Kurniansyah meruapakan pelatih Pramuka di kabupaten Malang ketika masih kuliah di UMM. Sudarmoko adalah pelatih Pramuka di pondok pesantren di Trenggalek. Sedangkan Ibnu Mubarok pelatih Pramuka MI, SD dan SMP di kecamatan Durenan. Itulah penyebabnya madarasah sering mewakili lomba Pramuka meski ektrakurikulernya Hizbul Wathan (HW). Pramuka telah mendarah daging dalam jiwa mereka.

Anakku bertanya juga tentang perbedaan Pramuka dan Hizbul Wathan (HW). Secara umum Pramuka dan Hizbul Wathan (HW) adalah gerakan kepanduan yang mendidik siswa memiliki akhlak mulai dan memiliki life skill. Kalau Hizbul Wathan (HW) lebih menekankan pada kepanduan islami dengan menerapkan akidah islam dalam setiap aspek kegiatan kepanduan. Dan karena aku termasuk koordinator ekstrakurikuler Hizbul Wathan (HW). Maka sedikit  memiliki pengetahuan tentang gerakan kepanduan tersebut.

Hizbul Wathan (HW) ini didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1918. Dengan latihan rutin baris berbaris, bermain tambur, olah raga, PPPK dan keislaman. Pada tahun 1961 Hizbul Wathan (HW) pernah melebur menjadi Pramuka. Sedangkan organisasi di tingkat peserta didik adalah Athfal, Pengenal, Penghela dan Penuntun. Untuk siswa yang berusia 6 sampai 10 tahun ia termasuk athfal (siswa SD), pengenal usia 11sampai 16 tahun (siswa SMP), penghela usia 17-20 tahun (siswa SMA). Sedangkan dalil Al-Quran yang sering dijadikan pedoman pembelajaran Hizbul Wathan (HW) adalah Surat Ali Imron ayat 104, An-Nisa ayat 9 dan surat Al-Hujurat ayat 13.

Dalam surat Ali Imron tersirat pesan agar kita senantiasa meyerukan kepada sesama agar berbuat kebajikan, melakukan amar ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Hal tersebut kita lakukan agar tergolong orang-orang yang beruntung.  Melalui kepanduan HW siswa  dilatih tentang kebajikan sekaligus menyerukan kebajikan. Dididik melakukan amar ma’ruf nahi munkar.  Sedangkan makna kandungan surat Annisa ayat 9 menegaskan,  hendaknya kita takut kepada Allah seandainya kita meninggalkan anak-anak yang lemah, yang kita khawatir terdahap mereka. Maka kita diwajibkan untuk mengucapkan perkataan yang benar. Agar siswa memiliki jiwa yang kuat dan tangguh mereka dilatih dan digembleng dalam kepanduan HW. Dalam surat Al-Hujurat ayat 13 dijelaskan Allah menciptakan kaum laki-laki dan perempuan, menjadikan kita berbangsa-bangsa dan bersuku-suku  agar saling mengenal, Orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Penerapan dalil ini dalam kepanduan HW, siswa diharap hidup rukun, tidak membeda-bedakan ras dan suku bangsa karena yang paling mulia di sisiNYa adalah orang yang bertaqwa.

Menjelang HUT Pramuka ini berharap putra-putri Indonesia layaknya Tunas Kelapa yang tumbuh menjadi pohon kelapa yang tiap bagiannya  berguna bagi manusia. Sebagai generasi penerus yang senantiasa Terdepan Bergerak. Dan sebagai anggota Kepanduan Hizbul Wathan senantiasa berlomba-lomba dalam kebajikan.


8 komentar:

  1. Mantul...bu Muslikah istiqamah menulis keren banget...

    BalasHapus
  2. Wah keren Niki Bu.. saya jadi dapat wawasan baru tentang HW loh Bu, maturnuwun informasi segarnya Bu Muslikhah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakash motivasinya. Sami-sami Bu Jazilah. Saya juga senang membaca tulisan panjenengan

      Hapus
  3. Membangun karakter melalui kegiatan ekstrakulikuler Pramuka. Sangat bagus untuk anak" sebagai punggawa bangsa ke depan.

    BalasHapus