Sore pukul 15.20 WIB aku melajukan motor
ke arah Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek. Sampai di Desa
Karanganyar, tepatnya di belakang SDN Karanganyar dilakukan pendirian tenda.
Tenda yang dibuat sangat rapi dan banyak dipasang bendera Pramuka maupun bendera
merah putih. Kemungkinan besok di tempat itu akan diadakan upacara bendera
untuk memperingati hari berdirinya Praja Muda Karana (Pramuka). Karena Hari
Ulang Tahun (HUT) Pramuka bertepatan tanggal 14 Agustus 2020.
Motorku terus melaju, sambil berkendara menceritakan sejarah berdirinya Pramuka. Pramuka berdiri pada tanggal 14 Agustus tahun 1961.
Sekaligus dilakukan penetapan Sultan Hamengkubowono IX sebagai Ketua Kwartir Nasional pertama.
Praja muda karana memiliki makna rakyat muda yang suka berkarya. Anggota
gerakan Pramuka terdiri siaga, penggalang, penegak dan pandega. Pramuka merupakan
proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga
dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, menantang dan dilakukan
di alam terbuka. Tujuan akhirnya terbentuk karakter yang berakhlak mulia dan memiliki kecakapan hidup/life skill. Bahkan dalam kurikulum 2013
pendidikan kepramukaan ini implisit dalam kegiatan belajar mengajar. Terbukti
dalam materi pendidikan jasmani olah
raga dan kesehatan terdapat materi jelajah.
Di tahun 2020 ini merupakan HUT Pramuka yang ke 59 dengan tema Terdepan Bergerak. Menurut penjelasan
kepala madrasah tema tersebut menyimbolkan Pramuka akan berperan mengambil
langkah terdepan dalam penanggulangan bencana dan bela negara. Kepala
madrasahku merupakan pelatih Pramuka sejak sekolah di SMAN Durenan sampai
sekarang., Tentu ia banyak tahu kinerja Pramuka di kwartir ranting dan kwartir
cabang. Terutama dalam menanggulangi penyebaran covid-19. Dalam beberapa bulan ini Pramuka dengan
sukarela bekerjasama dengan Gugus Tugas Covid-19. Melakukan penyemprotan
disinfektan, membagi masker dan melakukan penggalangan dana.
Sebetulnya di madrasahku ekstrakurikuler kepanduan yang utama adalah
Hizbul Wathan. Kegiatan kepramukaan dilakukan jika ada permintaan dari kwaran
dan kwarcab untuk mengikuti lomba. Seragam kepanduan rutin menggunakaan seragam
Hizbul Wathan (HW). Sedangkan seragam Pramuka siswa merupakan inventaris
sekolah untuk persiapan lomba saja. Madrasahku sering diminta mewakili madrasah
sekecamatan Durenan untuk ikut lomba kepramukaan tingkat kecamatan maupun
kabupaten. Bahkan pernah meraih juara
umum lomba penggalang SD/MI sekecamatan Durenan. Dan juga pernah menjadi juara
umum Jambore Hizbul Wathan (HW) di kabupaten Trenggalek.
Keberhasilan tersebut merupakan kerja keras semua guru. Terutama para Pembina
pramuka yang telah berpengalaman. Di madrasahku terdapat tiga orang Pembina Pramuka
sekaligus Pembina HW. Muhammad Ainun Kurniansyah meruapakan pelatih Pramuka di kabupaten
Malang ketika masih kuliah di UMM. Sudarmoko adalah pelatih Pramuka di pondok
pesantren di Trenggalek. Sedangkan Ibnu Mubarok pelatih Pramuka MI, SD dan SMP
di kecamatan Durenan. Itulah penyebabnya madarasah sering mewakili lomba Pramuka
meski ektrakurikulernya Hizbul Wathan (HW). Pramuka telah mendarah daging dalam
jiwa mereka.
Anakku bertanya juga tentang perbedaan Pramuka dan Hizbul Wathan (HW).
Secara umum Pramuka dan Hizbul Wathan (HW) adalah gerakan kepanduan yang mendidik
siswa memiliki akhlak mulai dan memiliki life
skill. Kalau Hizbul Wathan (HW) lebih menekankan pada kepanduan islami dengan
menerapkan akidah islam dalam setiap aspek kegiatan kepanduan. Dan karena aku
termasuk koordinator ekstrakurikuler Hizbul Wathan (HW). Maka sedikit memiliki pengetahuan tentang gerakan kepanduan
tersebut.
Hizbul Wathan (HW) ini didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1918. Dengan
latihan rutin baris berbaris, bermain tambur, olah raga, PPPK dan keislaman.
Pada tahun 1961 Hizbul Wathan (HW) pernah melebur menjadi Pramuka. Sedangkan
organisasi di tingkat peserta didik adalah Athfal, Pengenal, Penghela dan Penuntun.
Untuk siswa yang berusia 6 sampai 10 tahun ia termasuk athfal (siswa SD),
pengenal usia 11sampai 16 tahun (siswa SMP), penghela usia 17-20 tahun (siswa SMA).
Sedangkan dalil Al-Quran yang sering dijadikan pedoman pembelajaran Hizbul
Wathan (HW) adalah Surat Ali Imron ayat 104, An-Nisa ayat 9 dan surat
Al-Hujurat ayat 13.
Dalam surat Ali Imron tersirat pesan agar kita senantiasa meyerukan kepada
sesama agar berbuat kebajikan, melakukan amar ma’ruf dan mencegah kemungkaran. Hal
tersebut kita lakukan agar tergolong orang-orang yang beruntung. Melalui kepanduan HW siswa dilatih tentang kebajikan sekaligus menyerukan
kebajikan. Dididik melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Sedangkan makna kandungan surat Annisa ayat 9
menegaskan, hendaknya kita takut kepada
Allah seandainya kita meninggalkan anak-anak yang lemah, yang kita khawatir
terdahap mereka. Maka kita diwajibkan untuk mengucapkan perkataan yang benar. Agar
siswa memiliki jiwa yang kuat dan tangguh mereka dilatih dan digembleng dalam
kepanduan HW. Dalam surat Al-Hujurat ayat 13 dijelaskan Allah menciptakan kaum
laki-laki dan perempuan, menjadikan kita berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal, Orang yang paling mulia
di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa. Penerapan dalil ini dalam kepanduan
HW, siswa diharap hidup rukun, tidak membeda-bedakan ras dan suku bangsa karena
yang paling mulia di sisiNYa adalah orang yang bertaqwa.
Menjelang HUT Pramuka ini berharap putra-putri Indonesia layaknya Tunas
Kelapa yang tumbuh menjadi pohon kelapa yang tiap bagiannya berguna bagi manusia. Sebagai generasi penerus
yang senantiasa Terdepan Bergerak. Dan sebagai anggota Kepanduan Hizbul Wathan
senantiasa berlomba-lomba dalam kebajikan.
Nderek mampir bu,.
BalasHapusTerimakasih telah berkenan mampir Mas Fahmi
HapusMantul...bu Muslikah istiqamah menulis keren banget...
BalasHapusTerimakasih motivasinya Pak Abbuzahra
HapusWah keren Niki Bu.. saya jadi dapat wawasan baru tentang HW loh Bu, maturnuwun informasi segarnya Bu Muslikhah...
BalasHapusTerimakash motivasinya. Sami-sami Bu Jazilah. Saya juga senang membaca tulisan panjenengan
HapusMembangun karakter melalui kegiatan ekstrakulikuler Pramuka. Sangat bagus untuk anak" sebagai punggawa bangsa ke depan.
BalasHapusBetul sekali pak Kamim Tohari
Hapus