Selasa, 18 Agustus 2020

SEMANGAT GURU MEMBANGKITKAN MINAT DAN BAKAT SISWA DI BIDANG KEPANDUAN

 

Sejak di tempatkan di MIM Kamulan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek diberi amanah mengajar kelas 6. Mendidik siswa kelas 6 membutuhkan  semangat yang tinggi. Terutama ketika ujian nasional masih dijadikan ukuran keberhasilan pendidikan. Sehingga kegiatan kelas 6 berkisar pada melakukan drill soal-soal olimpiade dan soal ujian nasional. Keberhasilan mengikuti olimpiade atau Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dianggap sebagai tolok ukur keberhasilan madrasah. Padahal seharusnya proses belajar seperti melakukan pengamatan, diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi harus diutamakan. Pun pembinaan minat, bakat dan karakter siswa seharusnya  menjadi program unggulan. Program unggulan untuk pembinaan minat, bakat dan karakter siswa dalam rangka menumbuhkan jiwa sosial dan kepemimpinan. Wujudnya adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler selain menumbuhkan jiwa sosial dan kepemimpinan juga dapat membentuk solidaritas, kerjasama, kreativitas, inovasi dan kemandirian.

Di MIM Kamulan kegiatan ekstrakurikuler terdiri dari Tahfidz, Kepanduan Hizbul Wathan, Sepak Bola, dan Tapak Suci. Setiap kegiatan ekstrkurikuler dibimbing oleh seorang koordinator dan guru yang piawai di didang tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi tanggung jawabku adalah kepanduan Hizbul Wathan. Ekstrakurikuler  Hizbul Wathan ini adalah jenis kepanduan yang berasaskan islam. Tujuan utamanya untuk menyiapkan dan membina siswa agar memiliki aqidah, mental dan fisik, ilmu dan teknologi serta berakhlakul karimah. Meskipun ekstrakurikuler yang dilaksanakan Hizbul Wathan, namun MIM Kamulan tetap melakukan pembinaan dasar-dasar kepramukaan. Karena sering diminta untuk mewakili lomba pramuka tingkat kecamatan maupun kabupaten. Jadi MIM Kamulan memiliki baju inventaris pramuka.

Waktu pelaksanaan pembimbingan Hizbul Wathan adalah hari Jumat sore. Tepatnya pukul 13.30WIB sampai pikul 14.30. Dalam membina Hizbul Wathan setiap hari Jumat sore aku kerjasama dengan Bu Uswatussa’adah. Namun jika ada pelombaan Hizbul Wathan maupun Pramuka, seluruh guru ikut berpartisipasi. Setiap latihan dilakukan ditempat terbuka dengan materi pengamalan akidah islamiyah. Metodenya pemberdayaan peserta didik dengan sistem beregu. Dalam setiap langkah pelatihan diutamakan pembentukan dan pembinaan akhlak mulia menurut ajaran islam. Dalam upacara Pandu Athfal di awali dengan doa, pembacaan Pancasila, menyanyikan  lagu Indonesia Raya, Mars Hizbul Wathan, kemudian seorang siswa menghafalkan janji Pandu Hizbul Wathan dan Undang-undang pandu Hizbul Wathan.

Setelah upacara pembukan selesai latihan berikut melatih sandi morese, sandi angka, sandi balik, sandi Jam, dan sandi kotak. Pada pertemuan Jumat berikutnya para peserta juga dilatih semaphore, tali temali maupun pionering. Untuk tali temali ini siswa dilatih membuat simpul mati, simpul pangkal, simpul kursi, simpul kembar, simpul jangkar dan simpul hidup. Pertemuan berikutnya melatih kedisiplinan siswa dengan Peraturan Baris Berbaris (PBB). Sedangkan ketranpilan lain siswa dilatih memberikan pertolongan pertama jika terjadi sesuatu. Bilamana akan mengikuti perlombaan pada Jambore Hizbul Wathan maupun lomba Pramuka maka frekuensi latihan seminggu dua kali. Bahkan disetiap cabang perlombaan akan dibimbing oleh seorang koordinator. Misalkan koordinator lomba sandi morse, koordinator PBB bertongkat, Koordinator lomba yel-yel dan lain-lain. keuntungan menentukan coordinator lomba menjadikan para guru bersungguh-sungguh dan berkompetisi agar siswa dalam binaannya menjuarai perlombaa.

Hal yang paling membanggakan dalam tahun yang sama, di tahun 2017 meraih dua kali juara umum. Juara umum lomba Pramuka dan Juara umum Jambore Hizbul Wathan. Keberhasilan tersebut berkat kerja keras dan kerja sama semua guru. Para guru berhasil membangkitkan minat dan bakat siswa di bidang kepanduan. Dengan kompaknya guru melatih anak-anak, memotivasi dan mendampingi mereka meski lokasi lomba harus melalui jalur ekstrem. Terbukti dapat menjadi juara umum Jambore Hizbul Wathan SD/MI, MTs, dan MA sekabupaten Trenggalek pada bulan November tahun 2017. Karena beberapa jenis perlombaan yang bisa dimenangkan oleh siswa dari MIM kamulan mulai dari cerdas cermat, pidato Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, PBB Bertongkat, Penampilan Karya Seni, Pionering, Jelajah dll.

Kisah mengharukan tersebut di awali ketika dua regu dari MIM Kamulan memperoleh juara umum lomba kepramukaan. Siswa MIM Kamulan menang mutlak dan memboyong piala juara umum lomba kepramukaan tingkat SD/MI. Karena hampir di semua cabang lomba Pramuka memperoleh juara 1. Kegiatan berikutnya mengikuti Jambore Hizbul Wathan yang akan dilaksanakan di Kecamatan Munjungn Kabupaten Trenggalek. Awalnya semua wali murid menolak karena lokasinya sangat ekstrem. Begitu pula guru-guru putri tidak bersedia mendampingi regu Hizbul Wathan MIM Kamulan ke Munjungan. Hal itu karena sering terjadi kecelakan  maut jalur ekstrim letter S jalan Kampak - Munjungan Trenggalek Jawa Timur. Medan tempat letter S ini tergolong sangat ekstrem, banyak tanjakan tegak dan tikungan tajam. Sebetulnya sudah terdapat rambu-rambu peringatan dan kaca pembesar di tikungan untuk melihat persimpangan kendaran tapi karena jalur sangat ekstrem akhirnya banyak mobil yang mengalami rem blong.

Setelah sampai di Munjungan, bumi perkemahan berada diarea persawahan karena banyaknya peserta. Ini merupakan bumi perkemahan yang akan menguji nyali para pesertanya. Peserta mulai dari SD/MI sampai Madrasah Aliyah, telah mendirikan tenda ketika menjelang sholat dhuhur. Langit nampak menghitam mendung bergumpal, dan menurut warga setempat beberapa hari ini curah hujan tinggi. Kekhawatiran kami tahan dalam benak para pendamping agar tidak meresahkan siswa. Setelah menjelang malam diadakan perlombaan kreasi penampilan karya seni siswa. Siswaku menampilkan  tari kontemporer yang dipadukan dengan semaphore dan seni bela diri tapak suci. Alhamdulillah mendapat juara 1. Ketika malam mulai larut hujan turun deras sekali. Area perkemahan mulai dipenuhi air, arus air deras dari arah pegunungan menuju bumi perkemahan. Kami segera mengajak anak-anak berkemas meninggalkan bumi perkemahan. Agar tidak basah kuyub tas dimasukkan dalam tas plastik besar dan dievakuasi ke rumah temanku waktu kuliah S1. Sebagian menginap di masjid Pak Sunyoto, dan sebagian tidur di rumah Pak Sunyoto.

Beberapa siswa Madrasah Aliah ada yang bertahan di area perkemahan, karena tenda  di pasang dengan bambu sebagai alas tenda. Namun air tetap masuk cukup deras. Karena kedinginan dan daya tahan tubuh menurun beberapa siswa tersebut akhirnya harus opname di RSU Trenggalek. Sedangkan muridku tidur nyaman di rumah temanku, Pak Sunyoto. Wali murid banyak  yang menelepon dan mengirim SMS minta kabar tentang kejadian itu. Ternyata kabar bumi perkemahan kebanjiran dan beberapa siswa diopname sudah sampai ke wali murid. Beberapa wali menginginkan siswa dipulangkan. Tapi kami masih menunggu keputusan panitia jambore. Untuk menenangkan wali murid kami mengatakan putra-putrinya sehat dan proses berkemas pulang. Setelah sarapan pagi memperoleh kabar jambore dilanjutkan di alun-alun kota Trenggalek. Waktu dan tanggal lomba ditentukan kemudian. Namun acara akan ditutup setelah acara pawai ta’aruf.

Siswa tak tampak kuatir, mereka sangat tangguh dan penuh semangat. Para guru mempersiapkan pawai ta’aruf. Aku dan Bu Us berada pada posisi depan membawa banner. Kemudian urutan berikutnya para siswa yang memakai baju tari, berikutnya siswa yang memakai seragam HW. Mereka akan menari, pertunjukan beladiri tapak suci dan yel-yel di sepanjang jalan. Paling belakang para bapak guru dan gerobak yang dilengkapi dengan soundsistem. Soundsistem sengaja kami bawa dari MIM Kamulan. Setelah rombongan kami selesai mengikuti pawai ta’aruf langsung ganti baju sragam HW dan menuju lokasi penutupan Jambore. Setelah upacara selesai kami segera mengemasi tenda dan menaikkannya ke dalam  mobil Chevrolet. Anak-anak masih belum mau diajak pulang, mereka asyik bermain lumpur. Karena bumi perkemahan berubah menjadi lautan lumpur. Bahkan terlihat beberapa siswa dari sekolah lain berguling-guling dalam kubangan lumpur. Itulah dunia anak-anak, selalu bahagia meski dalam bencana.Setelah semua rapi kami meninggal Munjungan dengan mobil bak terbuka. Melalui perjalanan yang super ekstrem. Sampai di halaman MIM Kamulan beberapa wali memeluk putranya dengan berurai air mata. Mengharukan.

Semoga kelak para peserta kepanduan ini menjadi generasi yang sukses. Ketangguhannya berkompetisi menghadapi peserta lain tanpa menyerah, meski hujan petir, jalan ekstrem dan makan makanan yang sederhana. Para guru yang penuh semangat, trengginas dalam mengevakuasi siswanya dan kemampuan memotivasi menjadikan ujian dan bencana bukan halangan untuk membangun dan memupuk bakat dan minat siswa. Kesimpulannya adalah guru seyogya senantiasa membangun dan membina bakat dan minat siswa melalui kegiatan yang mampu memupuk jiwa tangguh, kerja keras, kerja sama dan kepemimpinan. Agar jiwa mereka tertempa secara maksimal oleh seleksi alam.


2 komentar: