Sejak di tempatkan di MIM Kamulan
Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek diberi amanah mengajar kelas 6. Mendidik
siswa kelas 6 membutuhkan semangat yang
tinggi. Terutama ketika ujian nasional masih dijadikan ukuran keberhasilan
pendidikan. Sehingga kegiatan kelas 6 berkisar pada melakukan drill soal-soal
olimpiade dan soal ujian nasional. Keberhasilan mengikuti olimpiade atau
Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dianggap sebagai tolok ukur keberhasilan
madrasah. Padahal seharusnya proses belajar seperti melakukan pengamatan,
diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi harus diutamakan. Pun pembinaan minat,
bakat dan karakter siswa seharusnya menjadi
program unggulan. Program unggulan untuk pembinaan minat, bakat dan karakter
siswa dalam rangka menumbuhkan jiwa sosial dan kepemimpinan. Wujudnya adalah
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler selain menumbuhkan jiwa
sosial dan kepemimpinan juga dapat membentuk solidaritas, kerjasama,
kreativitas, inovasi dan kemandirian.
Di MIM Kamulan kegiatan ekstrakurikuler
terdiri dari Tahfidz, Kepanduan Hizbul Wathan, Sepak Bola, dan Tapak Suci.
Setiap kegiatan ekstrkurikuler dibimbing oleh seorang koordinator dan guru yang
piawai di didang tersebut. Kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi tanggung
jawabku adalah kepanduan Hizbul Wathan. Ekstrakurikuler Hizbul Wathan ini adalah jenis kepanduan yang berasaskan
islam. Tujuan utamanya untuk menyiapkan dan membina siswa agar memiliki aqidah,
mental dan fisik, ilmu dan teknologi serta berakhlakul karimah. Meskipun
ekstrakurikuler yang dilaksanakan Hizbul Wathan, namun MIM Kamulan tetap
melakukan pembinaan dasar-dasar kepramukaan. Karena sering diminta untuk
mewakili lomba pramuka tingkat kecamatan maupun kabupaten. Jadi MIM Kamulan
memiliki baju inventaris pramuka.
Waktu pelaksanaan pembimbingan Hizbul
Wathan adalah hari Jumat sore. Tepatnya pukul 13.30WIB sampai pikul 14.30.
Dalam membina Hizbul Wathan setiap hari Jumat sore aku kerjasama dengan Bu
Uswatussa’adah. Namun jika ada pelombaan Hizbul Wathan maupun Pramuka, seluruh
guru ikut berpartisipasi. Setiap latihan dilakukan ditempat terbuka dengan
materi pengamalan akidah islamiyah. Metodenya pemberdayaan peserta didik dengan
sistem beregu. Dalam setiap langkah pelatihan diutamakan pembentukan dan pembinaan
akhlak mulia menurut ajaran islam. Dalam upacara Pandu Athfal di awali dengan
doa, pembacaan Pancasila, menyanyikan
lagu Indonesia Raya, Mars Hizbul Wathan, kemudian seorang siswa menghafalkan
janji Pandu Hizbul Wathan dan Undang-undang pandu Hizbul Wathan.
Setelah upacara pembukan selesai latihan
berikut melatih sandi morese, sandi angka, sandi balik, sandi Jam, dan sandi
kotak. Pada pertemuan Jumat berikutnya para peserta juga dilatih semaphore,
tali temali maupun pionering. Untuk tali temali ini siswa dilatih membuat
simpul mati, simpul pangkal, simpul kursi, simpul kembar, simpul jangkar dan
simpul hidup. Pertemuan berikutnya melatih kedisiplinan siswa dengan Peraturan
Baris Berbaris (PBB). Sedangkan ketranpilan lain siswa dilatih memberikan
pertolongan pertama jika terjadi sesuatu. Bilamana akan mengikuti perlombaan
pada Jambore Hizbul Wathan maupun lomba Pramuka maka frekuensi latihan seminggu
dua kali. Bahkan disetiap cabang perlombaan akan dibimbing oleh seorang koordinator.
Misalkan koordinator lomba sandi morse, koordinator PBB bertongkat, Koordinator
lomba yel-yel dan lain-lain. keuntungan menentukan coordinator lomba menjadikan
para guru bersungguh-sungguh dan berkompetisi agar siswa dalam binaannya
menjuarai perlombaa.
Hal yang paling membanggakan dalam tahun
yang sama, di tahun 2017 meraih dua kali juara umum. Juara umum lomba Pramuka
dan Juara umum Jambore Hizbul Wathan. Keberhasilan tersebut berkat kerja keras
dan kerja sama semua guru. Para guru berhasil membangkitkan minat dan bakat
siswa di bidang kepanduan. Dengan kompaknya guru melatih anak-anak, memotivasi
dan mendampingi mereka meski lokasi lomba harus melalui jalur ekstrem. Terbukti
dapat menjadi juara umum Jambore Hizbul Wathan SD/MI, MTs, dan MA sekabupaten
Trenggalek pada bulan November tahun 2017. Karena beberapa jenis perlombaan
yang bisa dimenangkan oleh siswa dari MIM kamulan mulai dari cerdas cermat,
pidato Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, PBB Bertongkat, Penampilan
Karya Seni, Pionering, Jelajah dll.
Kisah mengharukan tersebut di awali
ketika dua regu dari MIM Kamulan memperoleh juara umum lomba kepramukaan. Siswa
MIM Kamulan menang mutlak dan memboyong piala juara umum lomba kepramukaan
tingkat SD/MI. Karena hampir di semua cabang lomba Pramuka memperoleh juara 1. Kegiatan
berikutnya mengikuti Jambore Hizbul Wathan yang akan dilaksanakan di Kecamatan
Munjungn Kabupaten Trenggalek. Awalnya semua wali murid menolak karena
lokasinya sangat ekstrem. Begitu pula guru-guru putri tidak bersedia mendampingi
regu Hizbul Wathan MIM Kamulan ke Munjungan. Hal itu karena sering terjadi
kecelakan maut jalur ekstrim letter S jalan Kampak -
Munjungan Trenggalek Jawa Timur. Medan tempat letter S ini tergolong sangat
ekstrem, banyak tanjakan tegak dan tikungan tajam. Sebetulnya sudah terdapat
rambu-rambu peringatan dan kaca pembesar di tikungan untuk melihat persimpangan
kendaran tapi karena jalur sangat ekstrem akhirnya banyak mobil yang mengalami
rem blong.
Setelah sampai di Munjungan, bumi
perkemahan berada diarea persawahan karena banyaknya peserta. Ini merupakan
bumi perkemahan yang akan menguji nyali para pesertanya. Peserta mulai dari
SD/MI sampai Madrasah Aliyah, telah mendirikan tenda ketika menjelang sholat
dhuhur. Langit nampak menghitam mendung bergumpal, dan menurut warga setempat beberapa
hari ini curah hujan tinggi. Kekhawatiran kami tahan dalam benak para
pendamping agar tidak meresahkan siswa. Setelah menjelang malam diadakan
perlombaan kreasi penampilan karya seni siswa. Siswaku menampilkan tari kontemporer yang dipadukan dengan
semaphore dan seni bela diri tapak suci. Alhamdulillah mendapat juara 1. Ketika
malam mulai larut hujan turun deras sekali. Area perkemahan mulai dipenuhi air,
arus air deras dari arah pegunungan menuju bumi perkemahan. Kami segera
mengajak anak-anak berkemas meninggalkan bumi perkemahan. Agar tidak basah
kuyub tas dimasukkan dalam tas plastik besar dan dievakuasi ke rumah temanku
waktu kuliah S1. Sebagian menginap di masjid Pak Sunyoto, dan sebagian tidur di
rumah Pak Sunyoto.
Beberapa siswa Madrasah Aliah ada yang
bertahan di area perkemahan, karena tenda di pasang dengan bambu sebagai alas tenda. Namun
air tetap masuk cukup deras. Karena kedinginan dan daya tahan tubuh menurun
beberapa siswa tersebut akhirnya harus opname di RSU Trenggalek. Sedangkan
muridku tidur nyaman di rumah temanku, Pak Sunyoto. Wali murid banyak yang menelepon dan mengirim SMS minta kabar
tentang kejadian itu. Ternyata kabar bumi perkemahan kebanjiran dan beberapa
siswa diopname sudah sampai ke wali murid. Beberapa wali menginginkan siswa
dipulangkan. Tapi kami masih menunggu keputusan panitia jambore. Untuk menenangkan
wali murid kami mengatakan putra-putrinya sehat dan proses berkemas pulang.
Setelah sarapan pagi memperoleh kabar jambore dilanjutkan di alun-alun kota
Trenggalek. Waktu dan tanggal lomba ditentukan kemudian. Namun acara akan
ditutup setelah acara pawai ta’aruf.
Siswa tak tampak kuatir, mereka sangat
tangguh dan penuh semangat. Para guru mempersiapkan pawai ta’aruf. Aku dan Bu
Us berada pada posisi depan membawa banner. Kemudian urutan berikutnya para
siswa yang memakai baju tari, berikutnya siswa yang memakai seragam HW. Mereka
akan menari, pertunjukan beladiri tapak suci dan yel-yel di sepanjang jalan.
Paling belakang para bapak guru dan gerobak yang dilengkapi dengan soundsistem.
Soundsistem sengaja kami bawa dari MIM Kamulan. Setelah rombongan kami selesai
mengikuti pawai ta’aruf langsung ganti baju sragam HW dan menuju lokasi
penutupan Jambore. Setelah upacara selesai kami segera mengemasi tenda dan
menaikkannya ke dalam mobil Chevrolet.
Anak-anak masih belum mau diajak pulang, mereka asyik bermain lumpur. Karena
bumi perkemahan berubah menjadi lautan lumpur. Bahkan terlihat beberapa siswa
dari sekolah lain berguling-guling dalam kubangan lumpur. Itulah dunia
anak-anak, selalu bahagia meski dalam bencana.Setelah semua rapi kami meninggal
Munjungan dengan mobil bak terbuka. Melalui perjalanan yang super ekstrem.
Sampai di halaman MIM Kamulan beberapa wali memeluk putranya dengan berurai air
mata. Mengharukan.
Semoga kelak para peserta kepanduan ini
menjadi generasi yang sukses. Ketangguhannya berkompetisi menghadapi peserta
lain tanpa menyerah, meski hujan petir, jalan ekstrem dan makan makanan yang
sederhana. Para guru yang penuh semangat, trengginas dalam mengevakuasi
siswanya dan kemampuan memotivasi menjadikan ujian dan bencana bukan halangan
untuk membangun dan memupuk bakat dan minat siswa. Kesimpulannya adalah guru
seyogya senantiasa membangun dan membina bakat dan minat siswa melalui kegiatan
yang mampu memupuk jiwa tangguh, kerja keras, kerja sama dan kepemimpinan. Agar
jiwa mereka tertempa secara maksimal oleh seleksi alam.
Keren banget y Bu...
BalasHapusTerimakasih motivasinya Bu Zulva
BalasHapus