Tanggal 12 Agustus 2020 mengikuti bincang santai dan belajar bareng dengan narasumber hebat Ibu Dra. Betti Risnalenni, MM. Di awal diskusi, Beliau menceritakan ibunya yang suka membuat
kue. Bu Betti kecil rajin memasukkan dan menawarkan kue ke toko-toko. Bahkan sudah mampu menitipkan di pertokoan Cempaka Putih. Ketika itu Beliau masih tinggal di Cempaka
Putih Jakarta. Setelah pindah ke Bekasi, kue ibunya dititipkan ke toko-toko sekitar
Bekasi. Termasuk di koperasi sekolahnya di SMA1 Bekasi. Untuk jaga image/jaga
gengsi karena beliau aktivis di sekolahnya, maka Beliau datang sebelum teman lain datang.
Agar temannya tidak tahu kue tersebut dari Bu Betti remaja. Sejak dari kecil sampai
tumbuh remaja Beliau sudah memiliki jiwa wirausaha.
Ketika Beliau kuliah ibunya
punya jasa catering dan memiliki pelanggan beberapa kantor dan pabrik. Beliau
sangat suka dengan keberhasilan itu. Tapi setelah Beliau menikah usaha catering
ditutup, alasan ibunya capek. Jadinya Beliau tidak pernah lagi menengok usaha
makanan tersebut. Setelah lulus kuliah mengajar di sebuah sekolah. Tahun 1996
beliau membuka kursus. Di situlah Beliau menjadi entrepreneur yang hebat.
Menjadi seorang pengelola tempat kursus. Beliau berhasil mendirikan 24 tempat
kursus di Bekasi.
Tahun 2003 Beliau merintis
sekolah TK dan SD Insan Kamil yang didirikan di Bantar Gebang Bekasi. Sebagai
pengelola sekolah Beliau bekerjasama dengan Mall besar di Bekasi, Metropolitan
Mall. Dari tahun 1996 sampai dengan 2007 mengadakan lomba di Mall tersebut.
Beliau bekerjasama dengan orang yang mau pendiri tempat kursus. Beliau melatih
guru-gurunya dan mereka wajib memakai bukunya Bu Betti. Lomba di Mall lebih
mengarah ke entertain, membuat anak-anak dan orang tua senang. Dana untuk piala
dan makan sudah masuk ke beaya pendaftaran. Beliau kerjasama dengan pengusaha
siap saji dan pembuat piala. Jiwa wirausahanya semakin matang mampu bekerjasama
dengan pengusaha mall, makanan siap saji dan penyedia piala. Namun dunia pendidikan tetap beliau tekuni.
Dari salah satu cabang kursusnya
ada yang ingin mendirikan Taman Kanak- Kanak(TK) tapi belum berani karena belum
punya modal. Akhirnya beliau bekerja sama dengan salah satu pengelola pusat kursus.
Mulailah mengontrak rumah. Dan Bu Betti membuat buku materi untuk TK. Buku tersebut berisi materi menarik garis, mengenal angka, mengenal huruf dan lain-lain. Yang tak terlupakan
adalah program unggulan hafalan surat pendek dan Aritmatika. Menurutnya
mengelola sekolah tidak semudah jualan
batik. Seperti usaha jual beli batik yang dilakukan temannya. Untuk buat sekolah harus punya perencanaan untung ruginya,
harus penuh pemikiran. Temannya hanya bertahan 3 tahun. Akhirnya Allah memberikan anugerah atas jerih payahnya tersebut. Anugerah dari Allah ketika Beliau memperoleh juara 1 lomba kepala sekolah berprestasi. Namun juara harapan untuk tingkat provinsi di Jawa
Barat. Menjuarai lomba ini, dimulai dari lomba tingkat kecamatan. Ketika setiap
sekolah diwajibkan mengikuti lomba kepala sekolah berprestasi. Di tingkat
kecamatan juara 1. Kemudian lanjut tingkat kota dari 12 kecamatan Beliau juara
1. Dalam lomba tersebut ada tesnya mulai dari dari tes tertulis, psikotes, tes
bahasa inggris, dan presentasi dari best practice masing-masing guru. Juga mengumpulkan
biodata, sertifikat, kegiatan dan hasil karya. Kebetulan tahun itu mampu membuat buku Aritmatika sejumlah 30
judul buku. Buku itu lumayan untuk penilaian, buku nilainya tinggi. Seorang
guru yang hebat sekaligus seorang wirausaha.
Sekarang sekolahnya sudah
berjalan baik, Beliau tinggal memantau saja. Semua sudah berjalan dengan
teratur. Beliau sekarang tertarik kembali dengan bisnis kuliner. Beliau ikut
pelatihan-pelatihan yang terkait wirausaha, jadi selain punya sertifikat pendidik
juga punya sertifikat wirausaha. Beliau mulai mematenkan merk lewat (Hak atas Kelayakan
Intelektual) HaKi dan menghalalkan produk nya. Beliau sekarang menjadi salah
satu pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Dinas Koperasi
Bekasi. Seorang guru sekaligus pengusaha yang gigih.
Ketika ada pertanyaan
terkait motivasi mendirikan sekolah Insan Kamil, Beliau menjelaskan dengan
detail. Motivasi mendirikan sekolah karena tidak mampu menyekolahkan anaknya di
sekolah bagus karena hanya seorang guru. Beliau menceritakan anak sulungnya
pernah test di sekolah yang bagus, tapi
tidak diterima karena gaji suaminya kecil. Beliau dan suami hanya
seorang guru, Beliau sedih sekali. Anaknya yang tidak diterima di sekolah
favorit, sekarang sudah lulus UGM dengan predikat cumlaude. Karena peristiwa itu, Beliau ingin mendirikan
sekolah yang siapa saja bisa sekolah di situ. Di sekolah yang Beliau dirikan orang
kaya bayar normal, yang kurang mampu bayar semampunya, anak yatim gratis. Karena
kalau anak orang kaya sekolah di tempat
bagus itu biasa. Yang miskin sekolah
yang jelek itu wajar. Tapi yang tidak
mampu sekolah di tempat bagus itu luar biasa. Makanya Beliau mendirikan sekolah
dengan komitmen seperti itu. Karena beliau yakin sebagai guru, pasti bisa. Maka
jadilah Kelompok Bermain(KB), TK dan SD Insan Kamil.
Sekarang sekolah Insan Kamil sudah dikelola anak-anaknya dan Beliau menikmati masa tua
dengan buka kedai di samping rumah tempat berkumpulnya guru-guru atau siapa
saja yang mau refreshing. Beliau selalu menikmati segala yang terjadi. Jadi
kalau melakukan sesuatu Beliau berdoa: Ya Alloh jika Engkau ridho dengan apa yang telah
dilakukan maka permudahkanlah. Jika itu sulit dan engkau tidak ridho
jauhkanlah. Jadi apapun yang Beliau
lakukan tidak pernah berharap berhasil. Beliau
menikmati apa yang dilakukan. Jika terasa sulit mungkin karena Allah tidak
ridho. Pesan indah Beliau lakukan sesuatu karena kalau kita melakukan suatu
kebaikan, Allah siap untuk menolong kita. Selagi kita bisa berkarya dan
berkiprah lakukanlah. Kalau memang bagus hati kecil kita tak mungkin
memungkiri. lakukan apa yang bisa dilakukan.Yang penting kegiatan itu positif
dan tidak merugikan orang lain.
Tulisan yang unspiratif
BalasHapusTerimaksih Pak Ahmad motivasinya
HapusPengalaman yang keren.
BalasHapusBetul sekali. Ibu yang hebat dan menginspirasi
HapusMantab Bu Muslikah
BalasHapusTerimaksih motivasinya Bu Nur Fadhilah
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus