Minggu, 16 Agustus 2020

KIAT GURU MEMBANGUN MINAT BELAJAR SISWA DI MASA PANDEMI COVID-19

 

Belajar dari rumah telah berlangsung kurang lebih lima bulan. Siswa mulai jenuh belajar bersama ayah bundanya. Hal itu terlihat dari chatingan siswa kepada wali kelasnya. Kerinduan terhadap bangku sekolahnya sudah sampai ubun-ubun. Untuk itu perlu kiat guru menumbuhkan minat belajar siswa yang mulai terkikis. Kepala sekolah bersama guru mengadakan rapat untuk mencari solusi. Wali kelas 6 menyampaikan beberapa usulan yang mungkin bisa menumbuhkan kembali minat belajar siswa. Kegiatan tersebut antara lain untuk membuat video pembelajaran, mengoreksi hasil belajar siswa, memberi reward berupa kata pujian, merintis rumah tahfidz, mengadakan luring, dan melakukan kelas tatap muka.

Pertama, membuat video pembelajaran.Video pembelajaran dibuat guru pada bulan April 2020. Karena di bulan tersebut siswa mulai chating ingin masuk sekolah lagi. Banyak video yang  buat guru, namun ada dua yang dishare pada Youtube_Muslikah Trenggalek. Kontens tersebut berjudul ‘Video Pembelajaran Tanggap Wacana dan Tema 8 Subtema 2 Pembelajaran 5’. Ternyata setelah video dishare banyak sekali ditonton oleh siswa. Tidak hanya siswa kelas  6 yang menonton tetapi juga siswa kelas 4 dan 5. Dengan adanya video tersebut siswa segera mengerjakan tugas sesuai perintah guru yang ada di akhir video. Hasil belajar sangat bagus dibanding ketika guru mengirim tugas berupa tulisan di WhatsApp Group (WAG). Respon wali murid dan siswa lebih positif dibanding guru ngeshare video pembelajaran dari Youtube milik guru lain. Apalagi jika hanya menggunakan Voice note. Respon siswa lambat dan perlu diingatkan berulang kali agar berkenan mengirimkan tugas.

Kedua, mengoreksi hasil belajar siswa. Kiat ini dilakukan guru dengan langsung mengoreksi hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dikirim japri ke WA guru langsung di koreksi dan dinilai. Nilai semua siswa diposting pada WhatsApp Group (WAG). Dengan cara ini akan mendorong siswa berkompetisi mendapat nilai yang lebih baik dari temannya. Begitu pula dengan kegiataan pembiasaan seperti sholat dhuha, muroja’ah Juz amma, tilawah Al Qur’an, sholat dhuhur, berbagi dengan orang lain dan membantu orang tua. Siswa dimohon untuk mengirim foto dan guru segera mendaftar dengan cara memberi checklist nama siswa yang telah melakukan aktivitas tersebut. Dan di sinilah kecermatan guru melihat gambar dan mencheklist dengan objektif. Gurupun selalu meminta orang tua agar mendampingi  siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Agar foto yang dikirim benar-benar dilakukan siswa. Tidak sekedar mengirim foto yang sama secara berulang-ulang. Harapan guru, orang tua berkenan mendampingi putranya di rumah bukan hanya ketika belajar saja, tetapi pada saat melakukan pembiasaan. Sehingga tidak hanya mengejar nilai akademik sempurna. Ataupun  nilai baik pada penilaian spiritual dan penilaian sosial. Tetapi pembiasaan tersebut merupakan upaya bersama orang tua dan guru membentuk ahklakul karimah siswa. Sebagai bekal kelak ketika mereka menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Ketiga, memberi reward berupa kata pujian. Minat belajar siswa akan tumbuh dengan baik dan konstan. Pada saat pembelajaran daring, jika setiap kali siswa bertanya tentang materi yang sulit dimengerti, segera kita jawab dengan telaten dan tepat. Setiap kali siswa menjawab benar kita beri reward dengan kata pujian: bagus, luar bisa, hebat, tepat, semangat yang luar biasa dan lain-lain. Jika siswa belum tepat dalam menjawab maka kita perlu membimbingnya dengan sabar. Hal ini tidak mudah memang, apalagi jika murid dalam satu rombongan belajar lebih dari 20. Tapi yakinlah dengan ketelatenan kita mendampingi mereka belajar jarak jauh, akan membuahkan hasil. Sebuah hasil belajar, pembiasaan karakter social dan religius  yang maksimal. Semua materi esensial di setiap mapel dapat dipahami siswa dengan baik. Namun jika kita tidak merespon hanya memberi tugas akan berdampak tidak semua siswa mengerjakan, hasil belajar tidak bagus dan siswa terlambat mengerjakan tugasnya. Reward dan respon positif guru sangat berpengaruh meningkatkan semangat siswa mengerjakan tugas tepat waktu. Dalam pembelajaran daring ini tugas wali kelas di WhatsApp Group, adalah mengingatkan guru mapel dan guru agama agar senantiasa mendampingi setelah memberi tugas. Jangan sampai setelah memberi tugas, guru mapel dan guru agama tidak aktif di WAG. Keaktifan guru mapel dan guru agama bertujuan  untuk memberi pendampingan pada siswa. Menjawab pertanyaan siswa, merespon jawaban mengoreksi dan memposting nilai hasil belajar di WAG. Agar minat belajar siswa tetap baik dan penuh semangat.

Keempat, mengadakan luring. Luring dilakukan bukan karena siswa tidak memiliki smartphone, tidak kuat membeli pulsa internet ataupun sulit sgnyal internet. Tetapi kiat ini untuk membangun minat belajar beberapa siswa agar tetap belajar seperti teman-temannya.. Guru mengantar buku ke rumah, menjelaskan beberapa materi essensial sambil memberi tugas kepada siswa. Luring dilakukan ketika beberapa siswa tidak segera mengambil buku pelajaran ke sekolah. Kasus ini biasanya terjadi pada siswa putra dan kurangnya kontrol dari orang tua. Kegiatan luar jaringan inipun dilakukan ketika orang tua menghendaki guru melakukan bimbingan kepada putranya. Karena orang tua menunggui suaminya opname di Rumah Sakit Umum. Sehingga tidak ada yang mendampingi belajar. Pun luring dilakukan kala orang tua kesulitan membimbing putranya terutama pada mata pelajaran matematika. Orang tua sudah tidak mampu membimbing putranya menjawab soal matematika kelas 6. Luring ini mengumpulkan beberapa siswa di salah satu rumah wali. Rumah tersebut sudah disiapkan melakukan standar protokol kesehatan masa pandemi covid-19. Siswa dibimbing mengerjakan tugas dengan pemberian materi secara tatap muka. Solusi luring ini mendapat respon positif dari siswa. Materi yang sulit menjadi mudah dipahami, guru dan siswa dapat berdiskusi dengan baik dan leluasa. Jika hanya melalui video pembelajaran matematika ada beberapa teknik yang belum dikuasai siswa.

Kelima, merintis rumah tahfidz. Kiat ini sangat bermanfaat  untuk menumbuhkan minat belajar siswa membaca Al-Qur’an, adalah dengan mendirikan rumah tahfidz. Rumah Tahfidz ini didirikan ketika wali murid menyetujui satu minggu sekali siswa masuk sekolah. Mereka belajar menghafal Al-Quran, dengan untaian harapan covid-19 segera sirna dari muka bumi. Motivasi ini ternyata mampu meningkatkan semangat belajar. Sehingga semua anak-anak  masuk sesuai jadwal. Untuk siswa kelas 1 hari Senin, Selasa kelas 2, Rabu kelas 3, Kamis kelas 4, Jumat kelas 5 dan Sabtu kelas 6. Ketika mereka datang ke sekolah diharapkan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Mereka muroja’ah di rumah tahfiz hanya 2 jam, dan datang ke sekolah tepat waktu. Setelah pulang sekolah siswa harus langsung pulang. Untuk kelas 1 sampai kelas 5 kelas tahfidz dibimbing oleh guru-guru yang sudah ditunjuk sebagai koordinator. Sedangkan kelas 6 dibimbing oleh guru tahsin, Bapak Rumani. Beliau guru tahsin yang sudah berpengalaman. Dengan harapan siswa kelas 6 mampu menempuh tahap ujian akhir hafalan dengan tajwid dan bacaannya harus tepat.

Sebelum pelaksanaan hafalan, rumah tahfidz selalu disteril dengan disinfektan. Ketika akan masuk gerbang sekolah mereka diukur suhu tubuhnya menggunakan thermogun. Di depan rumah tahfidz disiapkan tempat cuci tangan beserta sabun dan di dalam rumah tahfid disiapkan handsanitizer. Tujuan utama rumah tahfidz ini untuk meningkat minat baca al-Qur’an dan agar siswa mampu membaca Al-Quran dengan tahsin yang benar. Ternyata juga terdapat manfaat yang lebih besar. Orang tua dan guru mengamati semangat belajar anak meningkat dengan tajam. Betapa antusias dan bahagianya mereka bertemu dengan guru dan teman-temannya. Wajahnya nampak ceria dan mengatakan bahwa betapa hatinya bahagia bisa ketemu dengan guru dan teman-temannya.

Keenam, melakukan kelas tatap muka. Kiat ini dilakukan setelah mendengarkan pidato dari Mas Menteri Nadim Makarim. Meskipun jauh-jauh sebelumnya wali murid berharap siswa segera masuk. Fihak sekolah masih belum mampu melaksanakan amanah orang tua. Karena adanya SKB empat menteri yang belum mengizinkan adanya pembelajaran tatap muka.  Angin segar dari pidato Nadim makarim yang menyatakan, untuk zona kuning dan hijau bisa mengadakan tatap muka. Itupun jika ada izin dari orang tua dan dari komite madrasah. Maka sekolah segera mendiskusikannya dengan forum paguyuban wali kelas. Setelah mendapat ijin dari orang tua dan komite madrasah, segera melakukan pembelajaran tatap muka seminggu dua kali. Siswa kelas 1 dan 2 masuk hari Senin dan Kamis, kelas 3 dan 4 masuk hari Selasa dan Jumat, sedangkan kelas 5 dan 6 masuk hari Rabu dan Sabtu. Itupun masih uji coba dalam seminggu ini.

Kiat-kiat tersebut dilakukan untuk menyikapi menurunnya minat belajar siswa di masa Pandemi Covid-19. Pun permintaan dari wali murid karena putra-putrinya sulit dibimbing belajar di rumah. Siswa asyik main gadget, nonton televisi dan bermain dengan teman sampai lupa waktu. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar