Belajar dari rumah telah berlangsung
kurang lebih lima bulan. Siswa mulai jenuh belajar bersama ayah bundanya. Hal
itu terlihat dari chatingan siswa kepada wali kelasnya. Kerinduan terhadap
bangku sekolahnya sudah sampai ubun-ubun. Untuk itu perlu kiat guru menumbuhkan
minat belajar siswa yang mulai terkikis. Kepala sekolah bersama guru mengadakan
rapat untuk mencari solusi. Wali kelas 6 menyampaikan beberapa usulan yang mungkin
bisa menumbuhkan kembali minat belajar siswa. Kegiatan tersebut antara lain
untuk membuat video pembelajaran, mengoreksi hasil belajar siswa, memberi
reward berupa kata pujian, merintis rumah tahfidz, mengadakan luring, dan
melakukan kelas tatap muka.
Pertama, membuat video pembelajaran.Video pembelajaran dibuat guru pada
bulan April 2020. Karena di bulan tersebut siswa mulai chating ingin masuk sekolah
lagi. Banyak video yang buat guru, namun
ada dua yang dishare pada Youtube_Muslikah Trenggalek. Kontens tersebut
berjudul ‘Video Pembelajaran Tanggap Wacana dan Tema 8 Subtema 2 Pembelajaran
5’. Ternyata setelah video dishare banyak sekali ditonton oleh siswa. Tidak
hanya siswa kelas 6 yang menonton tetapi
juga siswa kelas 4 dan 5. Dengan adanya video tersebut siswa segera mengerjakan
tugas sesuai perintah guru yang ada di akhir video. Hasil belajar sangat bagus
dibanding ketika guru mengirim tugas berupa tulisan di WhatsApp Group (WAG).
Respon wali murid dan siswa lebih positif dibanding guru ngeshare video
pembelajaran dari Youtube milik guru lain. Apalagi jika hanya menggunakan Voice
note. Respon siswa lambat dan perlu diingatkan berulang kali agar berkenan
mengirimkan tugas.
Kedua, mengoreksi hasil belajar siswa. Kiat ini dilakukan guru dengan langsung
mengoreksi hasil belajar siswa. Hasil belajar yang dikirim japri ke WA guru
langsung di koreksi dan dinilai. Nilai semua siswa diposting pada WhatsApp
Group (WAG). Dengan cara ini akan mendorong siswa berkompetisi mendapat nilai
yang lebih baik dari temannya. Begitu pula dengan kegiataan pembiasaan seperti
sholat dhuha, muroja’ah Juz amma, tilawah Al Qur’an, sholat dhuhur, berbagi
dengan orang lain dan membantu orang tua. Siswa dimohon untuk mengirim foto dan
guru segera mendaftar dengan cara memberi checklist nama siswa yang telah melakukan
aktivitas tersebut. Dan di sinilah kecermatan guru melihat gambar dan
mencheklist dengan objektif. Gurupun selalu meminta orang tua agar
mendampingi siswa melakukan kegiatan
pembelajaran. Agar foto yang dikirim benar-benar dilakukan siswa. Tidak sekedar
mengirim foto yang sama secara berulang-ulang. Harapan guru, orang tua berkenan
mendampingi putranya di rumah bukan hanya ketika belajar saja, tetapi pada saat
melakukan pembiasaan. Sehingga tidak hanya mengejar nilai akademik sempurna. Ataupun
nilai baik pada penilaian spiritual dan penilaian
sosial. Tetapi pembiasaan tersebut merupakan upaya bersama orang tua dan guru membentuk
ahklakul karimah siswa. Sebagai bekal kelak ketika mereka menempuh jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Ketiga, memberi reward berupa kata pujian. Minat belajar siswa akan tumbuh dengan
baik dan konstan. Pada saat pembelajaran daring, jika setiap kali siswa
bertanya tentang materi yang sulit dimengerti, segera kita jawab dengan telaten
dan tepat. Setiap kali siswa menjawab benar kita beri reward dengan kata pujian:
bagus, luar bisa, hebat, tepat, semangat yang luar biasa dan lain-lain. Jika
siswa belum tepat dalam menjawab maka kita perlu membimbingnya dengan sabar.
Hal ini tidak mudah memang, apalagi jika murid dalam satu rombongan belajar
lebih dari 20. Tapi yakinlah dengan ketelatenan kita mendampingi mereka belajar
jarak jauh, akan membuahkan hasil. Sebuah hasil belajar, pembiasaan karakter social
dan religius yang maksimal. Semua materi
esensial di setiap mapel dapat dipahami siswa dengan baik. Namun jika kita
tidak merespon hanya memberi tugas akan berdampak tidak semua siswa
mengerjakan, hasil belajar tidak bagus dan siswa terlambat mengerjakan
tugasnya. Reward dan respon positif guru sangat berpengaruh meningkatkan
semangat siswa mengerjakan tugas tepat waktu. Dalam pembelajaran daring ini
tugas wali kelas di WhatsApp Group, adalah mengingatkan guru mapel dan guru
agama agar senantiasa mendampingi setelah memberi tugas. Jangan sampai setelah
memberi tugas, guru mapel dan guru agama tidak aktif di WAG. Keaktifan guru
mapel dan guru agama bertujuan untuk
memberi pendampingan pada siswa. Menjawab pertanyaan siswa, merespon jawaban
mengoreksi dan memposting nilai hasil belajar di WAG. Agar minat belajar siswa
tetap baik dan penuh semangat.
Keempat, mengadakan luring. Luring dilakukan bukan karena siswa tidak memiliki
smartphone, tidak kuat membeli pulsa internet ataupun sulit sgnyal internet. Tetapi
kiat ini untuk membangun minat belajar beberapa siswa agar tetap belajar seperti
teman-temannya.. Guru mengantar buku ke rumah, menjelaskan beberapa materi
essensial sambil memberi tugas kepada siswa. Luring dilakukan ketika beberapa
siswa tidak segera mengambil buku pelajaran ke sekolah. Kasus ini biasanya
terjadi pada siswa putra dan kurangnya kontrol dari orang tua. Kegiatan luar
jaringan inipun dilakukan ketika orang tua menghendaki guru melakukan bimbingan
kepada putranya. Karena orang tua menunggui suaminya opname di Rumah Sakit
Umum. Sehingga tidak ada yang mendampingi belajar. Pun luring dilakukan kala
orang tua kesulitan membimbing putranya terutama pada mata pelajaran
matematika. Orang tua sudah tidak mampu membimbing putranya menjawab soal
matematika kelas 6. Luring ini mengumpulkan beberapa siswa di salah satu rumah
wali. Rumah tersebut sudah disiapkan melakukan standar protokol kesehatan masa pandemi
covid-19. Siswa dibimbing mengerjakan tugas dengan pemberian materi secara
tatap muka. Solusi luring ini mendapat respon positif dari siswa. Materi yang
sulit menjadi mudah dipahami, guru dan siswa dapat berdiskusi dengan baik dan
leluasa. Jika hanya melalui video pembelajaran matematika ada beberapa teknik
yang belum dikuasai siswa.
Kelima, merintis rumah tahfidz. Kiat ini sangat bermanfaat untuk menumbuhkan minat belajar siswa membaca
Al-Qur’an, adalah dengan mendirikan rumah tahfidz. Rumah Tahfidz ini didirikan
ketika wali murid menyetujui satu minggu sekali siswa masuk sekolah. Mereka
belajar menghafal Al-Quran, dengan untaian harapan covid-19 segera sirna dari
muka bumi. Motivasi ini ternyata mampu meningkatkan semangat belajar. Sehingga semua
anak-anak masuk sesuai jadwal. Untuk siswa
kelas 1 hari Senin, Selasa kelas 2, Rabu kelas 3, Kamis kelas 4, Jumat kelas 5
dan Sabtu kelas 6. Ketika mereka datang ke sekolah diharapkan menerapkan
protokol kesehatan dengan ketat. Mereka muroja’ah di rumah tahfiz hanya 2 jam,
dan datang ke sekolah tepat waktu. Setelah pulang sekolah siswa harus langsung
pulang. Untuk kelas 1 sampai kelas 5 kelas tahfidz dibimbing oleh guru-guru
yang sudah ditunjuk sebagai koordinator. Sedangkan kelas 6 dibimbing oleh guru
tahsin, Bapak Rumani. Beliau guru tahsin yang sudah berpengalaman. Dengan
harapan siswa kelas 6 mampu menempuh tahap ujian akhir hafalan dengan tajwid
dan bacaannya harus tepat.
Sebelum pelaksanaan hafalan, rumah
tahfidz selalu disteril dengan disinfektan. Ketika akan masuk gerbang sekolah
mereka diukur suhu tubuhnya menggunakan thermogun. Di depan rumah tahfidz
disiapkan tempat cuci tangan beserta sabun dan di dalam rumah tahfid disiapkan
handsanitizer. Tujuan utama rumah tahfidz ini untuk meningkat minat baca
al-Qur’an dan agar siswa mampu membaca Al-Quran dengan tahsin yang benar. Ternyata
juga terdapat manfaat yang lebih besar. Orang tua dan guru mengamati semangat
belajar anak meningkat dengan tajam. Betapa antusias dan bahagianya mereka
bertemu dengan guru dan teman-temannya. Wajahnya nampak ceria dan mengatakan
bahwa betapa hatinya bahagia bisa ketemu dengan guru dan teman-temannya.
Keenam, melakukan kelas tatap muka. Kiat ini dilakukan setelah mendengarkan
pidato dari Mas Menteri Nadim Makarim. Meskipun jauh-jauh sebelumnya wali murid
berharap siswa segera masuk. Fihak sekolah masih belum mampu melaksanakan
amanah orang tua. Karena adanya SKB empat menteri yang belum mengizinkan adanya
pembelajaran tatap muka. Angin segar
dari pidato Nadim makarim yang menyatakan, untuk zona kuning dan hijau bisa
mengadakan tatap muka. Itupun jika ada izin dari orang tua dan dari komite
madrasah. Maka sekolah segera mendiskusikannya dengan forum paguyuban wali
kelas. Setelah mendapat ijin dari orang tua dan komite madrasah, segera
melakukan pembelajaran tatap muka seminggu dua kali. Siswa kelas 1 dan 2 masuk
hari Senin dan Kamis, kelas 3 dan 4 masuk hari Selasa dan Jumat, sedangkan
kelas 5 dan 6 masuk hari Rabu dan Sabtu. Itupun masih uji coba dalam seminggu
ini.
Kiat-kiat tersebut dilakukan untuk
menyikapi menurunnya minat belajar siswa di masa Pandemi Covid-19. Pun
permintaan dari wali murid karena putra-putrinya sulit dibimbing belajar di
rumah. Siswa asyik main gadget, nonton televisi dan bermain dengan teman sampai
lupa waktu. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar