Tanggal 4 Januari 2020,
keluarga kami dipertemukan dengan guide
yang bernama Ketut Sukadana. Dengan nama populer di Bali, Eddie Bali Driver. Beberapa
turis menyebutnya Mr. Kodak. Karena ia gemar mengabadikan wisatawan pada moment
yang indah. Gambar yang ia ambil pasti bagus. Orangnya sangat bersahaja. Dia
akan mengantar turis domestik maupun manca negara dengan penuh antusias. Itu
info yang aku peroleh dari Pak Sopir.
Setelah kami
membersihkan diri, merapikan diri dan sarapan pagi di rumah makan muslim. Kami
menjemput Pak Ketut Sukadana, dengan jarak tempuh yang tidak dekat. Kami masih
penasaran mengapa Pak Sopir memilih dia. Itulah pertanyaan yang berkecamuk
dalam hati, di sepanjang perjalanan. Setelah kami diberi nomor oleh Pak Sopir
kami segera menuju tempat yang sudah di share lokasi olehnya.
Akhirnya setelah
beberapa lama kami bertemu beliau. Kesan
pertama ia sangat hafal jalan tikus di Bali sehingga cepat sampai tujuan. Kesan
awal lainnya ia sangat ramah dan dengan santainya memperkenalkan diri kepada
kami. Dan menceritakan keluarganya. Oh, ternyata istrinya Pak Ketut Sukadana
orang Trenggalek. Tepatnya dari Desa Ngulanwetan. Saudaranya banyak berdomisili
di Gembleb. Bahkan ada yang tinggal di Desa Ngadirejo. Dan sekarang ia
dikaruniai dua orang anak laki-laki dan perempuan. Putra sulungnya sudah lulus
kuliah strata 1. Pak Ketut Sukadana sendiri asli putra Bali. Ijasah terakhir
dari SMA PGRI Tabanan. Dia dilahirkan di Tabanan. Namun ia tinggal di Denpasar
Bali. Meski hanya lulusan SMTA tetapi ia fasih Bahasa Inggris
Iapun menceritakan kisah
hidupnya sampai menikah dengan gadis Trenggalek. Dulu ada seorang ibu dari
Trenggalek kerja pada seorang pengusaha kaya di Bali. Dan Ketut Sukadana juga
kerja di sana. Pengusaha tersebut mengganggap Ketut Sukadana seperti keluarga.
Begitu pula dengan Ibu tadi juga dianggap seperti suadara. Ketika hubungan
persudaraan sangat erat. Ibu membawa putranya bertandang ke Bali. Dan menginap
di rumah pengusaha kaya tersebut. Melihat keluguan gadis jawa membuat Ketut
Sukadana muda jatuh hati dan menikah.
Karena ibu mertuanya
sudah lama di Bali, menjadi membantu rumah tangga pengusaha kaya. Ia akhirnya
pulang ke Jawa. Meninggalkan Ketut Sukadana dan putrinya di sana. Ketut Sukadan
akhirnya tidak lagi kerja di rumah
pengusaha kaya tersebut. Ia membuka usaha peminjaman mobil. Mobil sedan yang ia beli
seharga Rp24.000.000. Baru sebulan di rentalkan dibawa kabur turis. Anehnya
bukan turis mancanegara yang membawa kabur. Tetapi turis domestik, dari wilayah
Jawa. Dia sempat shock berat, berhari-hari ia merenungi nasibnya yang buruk. Mobil
hasil meminjam dari bank tadi musah. Padahal cicilan belum lunas.
Akhirnya ia mencoba
rental sepeda motor yang biasa dipake turis lokal maupun domestik. Semula hanya
4 sepeda motor, kini sudah puluhan yang ia rentalkan. Bahkan beberapa mobil juga ia sewakan. Usaha yang ia lakukan
tidak mulus begitu saja. Banyak kendala yang ia lalui. Misalkan turis yang
meninggalkan motornya yang rusak. Tanpa memberi tahu. Untung rasa solidaritas
antar pengusaha rental terjalin bagus. Sehingga teman-temannya saling membantu. Pernah
juga dibawa berhari-hari belum dibayar sudah kabur, pulang keluar negeri.
Begitulah ia merintis usahanya. Tanpa lelah meski banyak kendala yang ia lalui. Kini
mulai membuahkan hasil, jerih payahnya.
Ada hal yang ingin saya
tanyakan kepadanya, namun saya urungkan. Dulu istrinya muslim. Apakah sekarang
ia pindah agama? Bukankah ada adat di Bali, perempuan yang menikah dengan
lelaki Bali harus mengikuti agama suami. Dan hidup di lingkungan suami. Namun
hal tersebut saya urungkan karena terasa sangat tabu. Sebab mengarah ke hal
yang pribadi. Di akun FBnya terlihat ia pulang ke Jawa ketika Ibu mertuanya
baru pulang haji.
Kisah perjuangan hidup yang inspiratif Ibu. Jadi rindu Kuta Beach. :)
BalasHapusInjih Bu Anis. Pantang menyerah. Saestu budayanya apik. Monggo mangke rombongan ke sana
HapusMantab Bu Muslikah tulisannya.
BalasHapusTerimakasih motivasinya. Bu...
HapusPingin ke bali.mengabadikan moment dalam catatan . Mantab bu
BalasHapus