Sabtu, 08 Agustus 2020

MERINTIS RUMAH TAHFIDZ AL-QUR’AN

Merintis  program  Rumah Tahfidz Al-Qur’an merupakan impian madrasahku. Tidak ada kata terlambat mengadakan program unggulan yang kini diminati wali murid. Madrasah memiliki nilai plus jika memiliki program unggulan. Apalagi jika program unggulannya berupa kegiatan islami. Semula program unggulan  yang diadakan di madrasahku antara lain: Sepak Bola, Kepanduan Kepramukaan, Kepanduan Hizbul Wathan, Seni Tapak Suci, Seni Musik, Seni Tari dan Qiroat. Kini waktunya merintis program Tahfidz Al-Qur’an. Yang peserta didiknya akan belajar hafalan di Rumah Tahfidz Al-Qur’an. Semoga Rumah Tahfidz Al-Qur'an ini kokoh selamanya. Aamiin.

Setelah menyiapkan tempat yang akan dijadikan Rumah Tahfidz Al-Qur’an. Maka ditentukan koordinator umum dan koordinator perkelas. Pada dasarnya Tahfidz Al-Qur’an merupakan kegiatan  menghafal Al-Qur’an secara berulang-ulang. Dan selanjutnya menyetor hafalannya kepada koordinator kelas. Namun menghafal Al-Qur’an seringkali mudah hilang dari ingatan. Maka dalam menghafalnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Bahkan kadang muncul kebosanan sehingga sangat diperlukan ketekunan dan kesabaran.

Koordinator program Tahfidz Al-Qur’an menyiapkan pendukung kegiatan seperti program evaluasi, buku pemantau dan program tugas. Hal-hal yang mendukung kegiatan tersebut dimaksudkan agar kegiatan dalam Tahfidz Al-Qur’an menjadi lebih efektif. Selain menghindari kebosanan juga mampu meningkatkan prestasi hafalan siswa.  Khusus buku pemantauan untuk memudahkan Ustadz dan Ustadzah untuk melihat perkembangan siswa dalam menghafal. Juga sebagai masukan kepada wali murid sejauh mana hafalan siswa,

Dalam satu tahun ke depan program Tahfidz Al-Qur’an mempunyai target siswa hafal juz 30. Dalam kegiatan tahfidz Al-Qur’an Ustadz dan Ustadzah menggunakan   3 metode yaitu metode Jama’i, Sima’i dan Muraja’ah. Metode jama’i merupakan cara menghafalkan Al-Qur’an yang dilakukan secara bersama-sama dan dipimpin oleh seorang Ustadz/Ustadzah. Metode Sima’i adalah metode mendengarkan bacaan yang dilafalkan  Ustadz/Ustadzah dan siswa menghafalkannya. Sedangkan metode muraja'ah metode menghafal berulang-ulang, setelah hafal siswa memantapkan hafalannya dan menyetorkannya kepada Ustadz/Ustadzah.

Ke tiga metode yang diuraikan di atas, intinya adalah menghafal  Al-Qur’an dengan pembiasaan berulang-ulang. Sedangkan tekniknya diserahkan penerapannya kepada Ustadz/Ustadzah  yang memandu kegiatan Tahfidzul Qur’an. Sebenarnya setiap jenjang kelas mempunyai target hafalan yang telah ditentukan. Sesuai amanat gerakan Furudhul Ainiyah. Namun jika nantinya belum terlaksana dengan maksimal, akan ditinjau dikelak kemudian hari.

Sistem evaluasi yang direncanakan berupa ujian lisan setiap akhir Penilaian Tengah Semester(PTS),  Penilaian Akhir Semester dan Penilaian Akhir Tahun. Selain evaluasi utama di atas ada evaluasi setiap harinya kala siswa menyetorkan hafalan dan dicatat dalam buku pemantauan. Dan tentunya dalam proses menghafal banyak faktor yang mempengaruhi kelancaran proses tersebut. Faktor utamanya adalah minat dan keinginan yang kuat untuk melakukan hafalan.

Sejatinya berdasarkan pengamatan para Ustadz/Ustadzah ada faktor lain yang mempengaruhi kesuksesan siswa dalam menghafal Al-Qur’an. Yakni cara siswa mendengarkan secara berulang-ulang. Ada siswa yang tanpa disadari, ayat yang baru saja didengar sudah hafal. Namun ada pula yang harus mendengarkan berkali-kali. Seorang Ustadz menceritakan pengalamannya, secara umum di alam bawah sadar seorang muslim pencinta Al-Qur’an. Bila ia mendengarkan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an berulang-ulang. Akan membantu siswa untuk menghafal secara permanen. Karena pikiran bawah sadar yang mendengarkan bacaan A-Qur’an berulangkali akan dipertahankan dalam pikiran sadar. Oleh sebab itu para penghafal Al-Qur’an sangat mudah untuk mengingatnya kembali di kemudian hari.

 

3 komentar: