Merintis program
Rumah Tahfidz Al-Qur’an merupakan impian madrasahku. Tidak ada kata
terlambat mengadakan program unggulan yang kini diminati wali murid. Madrasah
memiliki nilai plus jika memiliki program unggulan. Apalagi jika program
unggulannya berupa kegiatan islami. Semula program unggulan yang diadakan di madrasahku antara lain: Sepak
Bola, Kepanduan Kepramukaan, Kepanduan Hizbul Wathan, Seni Tapak Suci, Seni
Musik, Seni Tari dan Qiroat. Kini waktunya merintis program Tahfidz Al-Qur’an.
Yang peserta didiknya akan belajar hafalan di Rumah Tahfidz Al-Qur’an. Semoga Rumah Tahfidz Al-Qur'an ini kokoh selamanya. Aamiin.
Setelah menyiapkan
tempat yang akan dijadikan Rumah Tahfidz Al-Qur’an. Maka ditentukan koordinator
umum dan koordinator perkelas. Pada dasarnya Tahfidz Al-Qur’an merupakan
kegiatan menghafal Al-Qur’an secara
berulang-ulang. Dan selanjutnya menyetor hafalannya kepada koordinator kelas. Namun
menghafal Al-Qur’an seringkali mudah hilang dari ingatan. Maka dalam
menghafalnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Bahkan kadang muncul kebosanan
sehingga sangat diperlukan ketekunan dan kesabaran.
Koordinator program Tahfidz
Al-Qur’an menyiapkan pendukung kegiatan seperti program evaluasi, buku pemantau
dan program tugas. Hal-hal yang mendukung kegiatan tersebut dimaksudkan agar
kegiatan dalam Tahfidz Al-Qur’an menjadi lebih efektif. Selain menghindari
kebosanan juga mampu meningkatkan prestasi hafalan siswa. Khusus buku pemantauan untuk memudahkan
Ustadz dan Ustadzah untuk melihat perkembangan siswa dalam menghafal. Juga
sebagai masukan kepada wali murid sejauh mana hafalan siswa,
Dalam satu tahun ke
depan program Tahfidz Al-Qur’an mempunyai target siswa hafal juz 30. Dalam
kegiatan tahfidz Al-Qur’an Ustadz dan Ustadzah menggunakan 3
metode yaitu metode Jama’i, Sima’i dan Muraja’ah. Metode jama’i merupakan cara
menghafalkan Al-Qur’an yang dilakukan secara bersama-sama dan dipimpin oleh
seorang Ustadz/Ustadzah. Metode Sima’i adalah metode mendengarkan bacaan yang
dilafalkan Ustadz/Ustadzah dan siswa
menghafalkannya. Sedangkan metode muraja'ah metode menghafal berulang-ulang,
setelah hafal siswa memantapkan hafalannya dan menyetorkannya kepada Ustadz/Ustadzah.
Ke tiga metode yang
diuraikan di atas, intinya adalah menghafal
Al-Qur’an dengan pembiasaan berulang-ulang. Sedangkan tekniknya
diserahkan penerapannya kepada Ustadz/Ustadzah
yang memandu kegiatan Tahfidzul Qur’an. Sebenarnya setiap jenjang kelas
mempunyai target hafalan yang telah ditentukan. Sesuai amanat gerakan Furudhul
Ainiyah. Namun jika nantinya belum terlaksana dengan maksimal, akan ditinjau
dikelak kemudian hari.
Sistem evaluasi yang
direncanakan berupa ujian lisan setiap akhir Penilaian Tengah
Semester(PTS), Penilaian Akhir Semester
dan Penilaian Akhir Tahun. Selain evaluasi utama di atas ada evaluasi setiap
harinya kala siswa menyetorkan hafalan dan dicatat dalam buku pemantauan. Dan
tentunya dalam proses menghafal banyak faktor yang mempengaruhi kelancaran
proses tersebut. Faktor utamanya adalah minat dan keinginan yang kuat untuk
melakukan hafalan.
Sejatinya berdasarkan
pengamatan para Ustadz/Ustadzah ada faktor lain yang mempengaruhi kesuksesan
siswa dalam menghafal Al-Qur’an. Yakni cara siswa mendengarkan secara
berulang-ulang. Ada siswa yang tanpa disadari, ayat yang baru saja didengar sudah
hafal. Namun ada pula yang harus mendengarkan berkali-kali. Seorang Ustadz
menceritakan pengalamannya, secara umum di alam bawah sadar seorang muslim
pencinta Al-Qur’an. Bila ia mendengarkan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an
berulang-ulang. Akan membantu siswa untuk menghafal secara permanen. Karena
pikiran bawah sadar yang mendengarkan bacaan A-Qur’an berulangkali akan
dipertahankan dalam pikiran sadar. Oleh sebab itu para penghafal Al-Qur’an
sangat mudah untuk mengingatnya kembali di kemudian hari.
Semoga diberikan kemudahan dan kelancaran bu,.
BalasHapusTerimakasih Mas_Fahmi. Aamiin.
HapusLancar. Barakah.
BalasHapus