Minggu, 02 Agustus 2020

KESEDIHAN SAHABAT KETIKA DI LOCKDOWN



Mulai hari Jumat kemarin temanku yang berada di Desa Ngulankulon Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek menceritakan kesedihannya. Karena lingkungannya dilockdown. Gugus covid-19 menerapkan kondisi protokol darurat untuk mengunci lingkungan Pak Mukotik agar tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar untuk menghindari warganya dari penyebaran virus. Dengan adanya kebijakan lockdown, orang yang berada di wilayah tersebut tidak boleh keluar dan tidak boleh berkomunikasi dengan pihak luar hingga batas waktu yang ditentukan, sesuai kebijakan yang diambil pemerintah daerah Kabupaten Trenggalek.

Ketika Beliau hendak berangkat sholat Jumat, Dokter yang bertugas piket di Posko Gugus covid-19 menyarankan untuk sholat di rumah. Mengganti sholat Jumat dengan sholat Dhuhur. Dikarenakan kondisi wilayah darurat covid-19. Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak dinyatakan positif terpapar covid-19. Satu keluarga itu merupakan pasien covid-19 yang ke 82, 83 dan 84.

Pasien 82 seorang laki laki (kepala keluarga) berusia 56 tahun, dan pasien 83 seorang perempuan yang berusia 56 tahun merupakan istri dari pasien 82, yang bekerja sebagai karyawan(kasir)  di  Puskesmas Pogalan Kabupaten Trenggalek. Sedangkan pasien 84, seorang gadis berusia 22 tahun putra dari pasien 82 dan 83. Ia mahasiswa salah satu Universitas di kota Malang. Gadis ini berada di rumah dan sedang melakukan pembelajaran secara daring.

Kronologi ketiga pasien tersebut terpapar covid-19, pada 19 Juli 2020, anak laki laki pasien yang bekerja di salah satu rumah sakit di Wlingi Kabupaten Blitar berkunjung ke rumah. Ternyata ia yang terpapar covid-19 setelah kejadian gowes dokter dengan para karyawan sebuah RS di Wlingi Kabupaten Blitar. Kunjungan yang membahayakan keluarga. Yang seharusnya bisa ditahan tidak berkunjung kepada oarang tua ketika dirinya merupakan OTG. Karena kejadian ini Puskesmas Pogalan sementara waktu ditutup tidak melayani pasien.

Bagi warga yang terdampak lockdown, sangat menderita. Orang mendekat saja enggan. Seperti seorang pesakitan, padahal Pak Kotik ini tidak mengalami gejala apapun. Terbelenggu di dalam rumah. Setiap gerakannya selalu diawasi oleh petugas gugus tugas. Jalan aspal menuju lingkungan itu ditutup total. Bukan sekedar bambu yang bisa dipindah. Tapi sesek yang dipasang kuat. Pak Kotik benar-benar merasa sebagai kaum rebahan.

Sebenarnya hari ini mau menjenguknya. Minimal mengirim makanan lewat gugus covid-19 yang sedang bertugas. Namun belum berhasil karena penutupan jalan. Mungkin besok menjenguknya menggunakan sepeda motor biar mudah melalui jalan tikus. Minimal hari ini sudah bisa memberi motivasi agar beliau tidak merutuki ketatnya pengawasan gugus tugas desa Ngulankulon. Memang tugas gugus covid-19  di Trenggalek tergolong lebih ketat dibanding Tulungagung.

Kami menjelaskan via whatsapp bagaimana tugas gugus covid yang sudah dibentuk oleh pemerintah daerah trenggalek. Dalam rangka melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Trenggalek, Pemkab Trenggalek sudah membuat tim gugus tugas khusus untuk setiap lini pencegahan. Bupati Trenggalek pernah menuturkan, ada empat lini pokok untuk pencegahan Covid-19, dengan gugus tugasnya masing – masing, yakni preventif, kuratif, trashing, dan sosial ekonomi. Maka jika ketiga bertugas agak ketat harus dimaklumi, begitulah protokol kesehatan di Trenggalek.

Untuk gugus tugas preventif, mereka bertugas untuk melakukan sosialisasi, menyediakan fasilitas cuci tangan dan bilik penyemprotan disinfektan, serta membuat check point untuk screening. Di Kabupaten Trenggalek sendiri ada tiga titik check point. Satu di Durenan untuk mengantisipasi kendaraan dari arah Tulungagung, satu di Tugu untuk jalur Ponorogo, dan Panggul untuk mengantisipasi tracking dari arah Pacitan. Semua kendaraan harus masuk check point dan petugas harus menggunakan APD lengkap. Selain itu, tim gugus tugas ini juga yang berkewajiban untuk melakukan penertiban masyarakat yang tidak patuh dengan instruksi pemerintah, dan beberapa tugas lainnya. Dulu suamiku pernah bertugas di check point sebelum hari raya idul fitri. Sebagi petugas pengentri data bekerjasama dengan dinas Dukcapil Trenggalek.

Untuk gugus kuratif bertugas untuk merawat pasien positif, mengurus penambahan APD, menyiapkan makanan kepada perawat, termasuk mengurus pasien covid-19 yang sudah meninggal. Gugus trashing bertugas melacak siapa saja warga yang masuk dalam kategori ODR, ODP, PDP, maupun yang positif. Petugas gugus trashing juga mempunyai tugas mengedukasi orang yang ODR agar mau mengisolasi diri mereka secara mandiri di rumah masing-masing.

Akhirnya Pak Kotik tidak begitu gelisah karena nanti akan ada gugus sosial ekonomi yang  bertugas untuk menyikapi warga yang dalam lokasi lockdown. Pemerintah daerah akan menugaskan gugus tugas desa untuk menyangga ekonomi mereka. Mulai dari kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan alat kesehatan bagi warga dalam lingkup tersebut. Semoga virus covid-19 segera musnah. Aamiin.


2 komentar: