Mulai hari Jumat kemarin temanku
yang berada di Desa Ngulankulon Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek menceritakan
kesedihannya. Karena lingkungannya dilockdown. Gugus covid-19 menerapkan
kondisi protokol darurat untuk mengunci lingkungan
Pak Mukotik agar
tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar untuk menghindari warganya dari
penyebaran virus. Dengan adanya kebijakan lockdown, orang yang berada
di wilayah tersebut tidak boleh keluar dan tidak boleh berkomunikasi dengan
pihak luar hingga batas waktu yang ditentukan, sesuai kebijakan yang diambil pemerintah daerah Kabupaten Trenggalek.
Ketika Beliau hendak berangkat sholat Jumat, Dokter yang bertugas piket
di Posko Gugus covid-19 menyarankan untuk sholat di rumah. Mengganti sholat
Jumat dengan sholat Dhuhur. Dikarenakan kondisi wilayah darurat covid-19. Satu
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak dinyatakan positif terpapar
covid-19. Satu keluarga itu merupakan pasien covid-19 yang ke 82, 83 dan 84.
Pasien 82 seorang laki laki (kepala keluarga)
berusia 56 tahun, dan pasien 83 seorang perempuan yang
berusia 56 tahun
merupakan istri dari pasien 82, yang bekerja sebagai karyawan(kasir) di Puskesmas Pogalan Kabupaten Trenggalek. Sedangkan
pasien 84, seorang gadis
berusia 22 tahun putra
dari pasien 82 dan 83. Ia
mahasiswa salah satu Universitas di kota Malang. Gadis ini
berada di rumah dan sedang melakukan
pembelajaran secara daring.
Kronologi ketiga pasien
tersebut terpapar covid-19, pada 19 Juli 2020, anak laki laki pasien yang bekerja di salah satu
rumah sakit di Wlingi Kabupaten Blitar berkunjung ke rumah. Ternyata ia yang terpapar covid-19 setelah kejadian gowes dokter
dengan para karyawan sebuah RS di Wlingi Kabupaten Blitar. Kunjungan yang membahayakan keluarga. Yang seharusnya bisa ditahan tidak berkunjung kepada oarang tua ketika dirinya merupakan OTG. Karena kejadian ini Puskesmas
Pogalan sementara waktu ditutup tidak melayani pasien.
Bagi warga yang terdampak lockdown, sangat
menderita. Orang mendekat saja enggan. Seperti seorang pesakitan, padahal Pak
Kotik ini tidak mengalami gejala apapun. Terbelenggu di dalam rumah. Setiap
gerakannya selalu diawasi oleh petugas gugus tugas. Jalan aspal menuju
lingkungan itu ditutup total. Bukan sekedar bambu yang bisa dipindah. Tapi sesek yang
dipasang kuat. Pak Kotik benar-benar merasa sebagai kaum rebahan.
Sebenarnya hari ini mau
menjenguknya. Minimal mengirim makanan lewat gugus covid-19 yang sedang
bertugas. Namun belum berhasil karena penutupan jalan. Mungkin besok
menjenguknya menggunakan sepeda motor biar mudah melalui jalan tikus. Minimal
hari ini sudah bisa memberi motivasi agar beliau tidak merutuki ketatnya
pengawasan gugus tugas desa Ngulankulon. Memang tugas gugus covid-19 di Trenggalek tergolong lebih ketat dibanding Tulungagung.
Kami menjelaskan via
whatsapp bagaimana tugas gugus covid yang sudah dibentuk oleh pemerintah daerah
trenggalek. Dalam rangka melakukan pencegahan penyebaran
Covid-19 di Kabupaten Trenggalek, Pemkab Trenggalek sudah membuat tim gugus
tugas khusus untuk setiap lini pencegahan. Bupati Trenggalek pernah menuturkan, ada empat lini pokok untuk pencegahan
Covid-19, dengan gugus tugasnya masing – masing, yakni preventif, kuratif, trashing, dan sosial ekonomi. Maka jika ketiga bertugas agak ketat harus dimaklumi, begitulah protokol kesehatan di Trenggalek.
Untuk gugus tugas preventif, mereka bertugas untuk melakukan
sosialisasi, menyediakan fasilitas cuci tangan dan bilik penyemprotan
disinfektan, serta membuat check point untuk screening. Di
Kabupaten Trenggalek sendiri ada tiga titik check point. Satu di Durenan untuk mengantisipasi kendaraan dari arah
Tulungagung, satu di Tugu untuk jalur Ponorogo, dan Panggul untuk
mengantisipasi tracking dari arah Pacitan. Semua kendaraan harus masuk check point dan petugas harus menggunakan APD lengkap. Selain itu, tim gugus tugas ini juga yang
berkewajiban untuk melakukan penertiban masyarakat yang tidak patuh dengan
instruksi pemerintah, dan beberapa tugas lainnya. Dulu suamiku
pernah bertugas di check point
sebelum hari raya idul fitri. Sebagi petugas pengentri data bekerjasama dengan
dinas Dukcapil Trenggalek.
Untuk gugus kuratif bertugas untuk merawat
pasien positif, mengurus penambahan APD, menyiapkan makanan kepada perawat,
termasuk mengurus pasien covid-19 yang sudah meninggal. Gugus trashing bertugas melacak siapa saja warga yang masuk dalam
kategori ODR, ODP, PDP, maupun yang positif. Petugas gugus trashing juga mempunyai tugas mengedukasi orang yang ODR agar
mau mengisolasi diri mereka secara mandiri di rumah masing-masing.
Akhirnya Pak
Kotik tidak begitu gelisah karena nanti akan ada gugus sosial ekonomi yang bertugas untuk menyikapi warga yang dalam
lokasi lockdown. Pemerintah daerah
akan menugaskan gugus tugas desa untuk menyangga ekonomi mereka. Mulai dari
kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan alat kesehatan bagi warga dalam lingkup
tersebut. Semoga virus covid-19 segera musnah. Aamiin.
Semoga pandemi segera berakhir
BalasHapusAamiin. Terimakasih Pak Ahmad Suherdi
BalasHapus