.
Cuaca minggu ini sangat
cerah, petani nampak bersuka cita karena musim panen tiba. Ini panen kedua
dalam kurun waktu 1 tahun, hasil panennya cukup bagus. Sedangkan panen pertama
kemaren padi roboh terendam lumpur. Setelah digiling berasnya agak menghitam.
Alhamdulillah panen ke dua hasilnya sangat menggembirakan, bulir-bulir padi
bersih. Setelah digiling berasnya bersih seperti dipoles. Panen masih terus
berlanjut, pukul 09.00 mesin pemanen padi telah turun ke sawah. Dalam waktu
sekejap padi telah masuk ke dalam karung siap dibawa ke rumah. Para petani
segera membawa padi ke rumah masing-masing. Ada yang diangkut menggunakan
sepeda motor ada juga yang menyewa mobil Chevrolet agar tidak hilir mudik ke
sawah.
Setelah panen selesai, para
petani segera membuat papan menyebar benih. Air yang mengalir melewati saluran
irigasi dimanfaatkan untuk mengaliri papan benih padi. Dalam satu petak sawah
petani, biasanya dibuat 2 sampai 3 papan menyemai benih padi. Benih padi yang
akan ditabur adalah benih padi pilihan yang tahan terhadap serangan hama. Dan
tangguh berkompetisi dengan gulma sawah. Pilihan untuk menanam padi atau
palawija tidak bisa ditentukan oleh satu dua orang petani. Namun harus
berdasarkan kesepakatan seluruh among tani. Untuk kali ini among tani sepakat
menanam padi bukan palawija. Petani Desa Ngadirejo mencoba bertanam padi yang
ketiga dalam satu tahun. Semoga ikhtiar mereka berhasil, meskipun hujan masih
jarang turun. Cuaca belum menunjukkan tanda-tanda musim hujan tiba.
Siang itu aku mengantar air
minum dan makanan untuk orang yang membuat papan benih padi. Lelaki paruh baya
itu sangat cekatan mencakul tanah sawah. Ketika aku hendak pamit pulang, ia
menanyakan padaku tentang kelanjutan kasus teror bom molotov. Akhirnya aku
duduk di pematang yang masih kering. Singkat kata kusampaikan bahwa kerja keras
Satreskrim Polres Trenggalek bersama
Ditreskrimum Polda Jatim berhasil menangkap para pelaku. Ternyata para pelaku
berjumlah 5 orang baik dari Desa Ngadirejo maupun dari Desa Ngulanwetan
Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek.
Kejadian tersebut telah
mengusik Desa Ngadirejo yang damai dan aman. Dalam minggu ini perbincangan di
setiap sudut desa membahas bahan yang digunakan membuat bom Molotov. Ternyata
membuatnya sangat sederhana dari botol berisi bensin yang diberii sumbu dan
disulut dengan api. Yang paling mengerikan kejadian di rumah Pak Musnan, bom
Molotov menembus kaca. Kaca pecah bom membakar tirai jendela, tikar yang
digunakan untuk tidur di lantai, dan beberapa peralatan rumah tersebut.
Aksi sadis tersebut ternyata
bermotiv dendam, ketika para pelaku ditantang oleh salah satu penghuni rumah.
Yang membuat trenyuh adalah korban pengeboman tersebut bukan fihak yang
bermusuhan, tetapi justru adiknya. Gadis belia berusia 15 tahun tersebut
mengalami luka bakar serius dan masih dalam perawatan medis di Rumah Sakit Umum
Tulungagung. Gadis yang tidak tahu apa-apa menjadi korban. Yang lebih
mengharukan bilamana tidak ada fihak yang bertanggung jawab terhadap beaya
perawatan, bagaimana nasib gadis tersebut. Terlebih lagi jika tidak memiliki
KIS atau BPJS. Semoga fihak desa berkenan meringankan beban gadis tersebut,
karena yang menjadi tulang punggung keluarga justru ibunya. Ibunya, Bu Gowi
seorang penjual pisang yang menjajakan dagangan di pasar setempat.
Kelima pemuda yang masih
remaja tersebut tentunya akan mempertanggungjawabkan tindakannya. Kelima pelaku
akan dijerat pasal 187 KUHP tentang
barang siapa dengan sengaja membakar dan menjadikan letusan yang dapat
mendatangkan bahaya umum bersama-sam
melakukan kekerasan terhadap orang atau barang dengan ancaman pidana penjara paling lama 12
tahun. Semoga mereka jera melakukan hal-hal yang membahayakan orang lain.
Tentunya orang tua pelakupun sangat sedih mendapat musibah seperti ini. Setiap
orang tua berharap putranya memiliki masa depan cemerlang. Terhindar dari
hukuman penjara yang akan mempersulit kehidupannya di masa akan datang.
Setelah cukup lama
berbincang santai akhirnya aku meninggalkan sawah untuk beristirahat sejenak
karena nanti sore akan menyaksikan turnamen bola voli antar dusun. Kemarin regu
putri Bendo I dan II kalah dengan regu putri Gebang dan Sindon. Nanti sore yang
akan bertanding regu putra Bendo dengan regu putra Alasmalang. Pertandingan ini
adalah pertandingan persahabatan. Semoga seluruh warga desa mampu menjalin
persaudaraan yang erat. Jangan sampai ada sedikit niatan untuk merebakkan
permusuhan yang akan merugikan diri sendiri. Ketenangan dan ketenteraman sangat
dibutuhkan warga desa untuk tetap hidup bahagia di tengah pandemi covid yang
belum berakhir. Sehingga tercipta desa yang gemah
ripah loh jinawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar