Rabu, 16 September 2020

TEROR TELAH BERLALU MENUJU DESA GEMAH RIPAH LOH JINAWI

.


Cuaca minggu ini sangat cerah, petani nampak bersuka cita karena musim panen tiba. Ini panen kedua dalam kurun waktu 1 tahun, hasil panennya cukup bagus. Sedangkan panen pertama kemaren padi roboh terendam lumpur. Setelah digiling berasnya agak menghitam. Alhamdulillah panen ke dua hasilnya sangat menggembirakan, bulir-bulir padi bersih. Setelah digiling berasnya bersih seperti dipoles. Panen masih terus berlanjut, pukul 09.00 mesin pemanen padi telah turun ke sawah. Dalam waktu sekejap padi telah masuk ke dalam karung siap dibawa ke rumah. Para petani segera membawa padi ke rumah masing-masing. Ada yang diangkut menggunakan sepeda motor ada juga yang menyewa mobil Chevrolet agar tidak hilir mudik ke sawah.

Setelah panen selesai, para petani segera membuat papan menyebar benih. Air yang mengalir melewati saluran irigasi dimanfaatkan untuk mengaliri papan benih padi. Dalam satu petak sawah petani, biasanya dibuat 2 sampai 3 papan menyemai benih padi. Benih padi yang akan ditabur adalah benih padi pilihan yang tahan terhadap serangan hama. Dan tangguh berkompetisi dengan gulma sawah. Pilihan untuk menanam padi atau palawija tidak bisa ditentukan oleh satu dua orang petani. Namun harus berdasarkan kesepakatan seluruh among tani. Untuk kali ini among tani sepakat menanam padi bukan palawija. Petani Desa Ngadirejo mencoba bertanam padi yang ketiga dalam satu tahun. Semoga ikhtiar mereka berhasil, meskipun hujan masih jarang turun. Cuaca belum menunjukkan tanda-tanda musim hujan tiba.

Siang itu aku mengantar air minum dan makanan untuk orang yang membuat papan benih padi. Lelaki paruh baya itu sangat cekatan mencakul tanah sawah. Ketika aku hendak pamit pulang, ia menanyakan padaku tentang kelanjutan kasus teror bom molotov. Akhirnya aku duduk di pematang yang masih kering. Singkat kata kusampaikan bahwa kerja keras Satreskrim Polres Trenggalek  bersama Ditreskrimum Polda Jatim berhasil menangkap para pelaku. Ternyata para pelaku berjumlah 5 orang baik dari Desa Ngadirejo maupun dari Desa Ngulanwetan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek.

Kejadian tersebut telah mengusik Desa Ngadirejo yang damai dan aman. Dalam minggu ini perbincangan di setiap sudut desa membahas bahan yang digunakan membuat bom Molotov. Ternyata membuatnya sangat sederhana dari botol berisi bensin yang diberii sumbu dan disulut dengan api. Yang paling mengerikan kejadian di rumah Pak Musnan, bom Molotov menembus kaca. Kaca pecah bom membakar tirai jendela, tikar yang digunakan untuk tidur di lantai, dan beberapa peralatan rumah tersebut.

Aksi sadis tersebut ternyata bermotiv dendam, ketika para pelaku ditantang oleh salah satu penghuni rumah. Yang membuat trenyuh adalah korban pengeboman tersebut bukan fihak yang bermusuhan, tetapi justru adiknya. Gadis belia berusia 15 tahun tersebut mengalami luka bakar serius dan masih dalam perawatan medis di Rumah Sakit Umum Tulungagung. Gadis yang tidak tahu apa-apa menjadi korban. Yang lebih mengharukan bilamana tidak ada fihak yang bertanggung jawab terhadap beaya perawatan, bagaimana nasib gadis tersebut. Terlebih lagi jika tidak memiliki KIS atau BPJS. Semoga fihak desa berkenan meringankan beban gadis tersebut, karena yang menjadi tulang punggung keluarga justru ibunya. Ibunya, Bu Gowi seorang penjual pisang yang menjajakan dagangan di pasar setempat.

Kelima pemuda yang masih remaja tersebut tentunya akan mempertanggungjawabkan tindakannya. Kelima pelaku akan dijerat pasal 187 KUHP  tentang barang siapa dengan sengaja membakar dan menjadikan letusan yang dapat mendatangkan bahaya umum bersama-sam  melakukan kekerasan terhadap orang atau barang  dengan ancaman pidana penjara paling lama 12 tahun. Semoga mereka jera melakukan hal-hal yang membahayakan orang lain. Tentunya orang tua pelakupun sangat sedih mendapat musibah seperti ini. Setiap orang tua berharap putranya memiliki masa depan cemerlang. Terhindar dari hukuman penjara yang akan mempersulit kehidupannya di masa akan datang.

Setelah cukup lama berbincang santai akhirnya aku meninggalkan sawah untuk beristirahat sejenak karena nanti sore akan menyaksikan turnamen bola voli antar dusun. Kemarin regu putri Bendo I dan II kalah dengan regu putri Gebang dan Sindon. Nanti sore yang akan bertanding regu putra Bendo dengan regu putra Alasmalang. Pertandingan ini adalah pertandingan persahabatan. Semoga seluruh warga desa mampu menjalin persaudaraan yang erat. Jangan sampai ada sedikit niatan untuk merebakkan permusuhan yang akan merugikan diri sendiri. Ketenangan dan ketenteraman sangat dibutuhkan warga desa untuk tetap hidup bahagia di tengah pandemi covid yang belum berakhir. Sehingga tercipta desa yang gemah ripah loh jinawi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar