Kuliah malam ini disampaikan
oleh Mas Pepih Nugraha, Beliau pengelola PepNews. Menurut Mas Pepih menulis blog atau blogging
adalah menulis kehidupan yang ringan, yang terjadi sehari-hari, baik yang kita
alami maupun orang lain yang mengalaminya. Alangkah baiknya kita mula merekam,
mencatat dan menuliskan setiap peristiwa yang kita alami, kemudian menuliskannya
sebagai sebuah tulisan laporan (citizen journalism), permenungan (opini) dan
lain-lain. Ibarat
bermain sepeda, blogging juga harus dilatih setiap hari. Agar saat menaiki
sepeda keseimbangan tetap terjaga, maka kita harus mengayuh pedal sepeda untuk
mencari keseimbangan secara terus-menerus. Artinya, jangan pernah berhenti
menulis.
Menulis
blog paling efektif lari dari kepakaran dan kesukaan kita, “escaping” ke dunia
apapun yang kita alami dan rasakan. Setelah escape, kemudian menulis apa saja
(free writing), lakukan setiap hari. Lama-lama akan menemukan pola dan
menganggap menulis sebagai kewajiban.
Intinya, mulailah menulis blog dengan teknik "free
writing" atau mengarang bebas. Karena mengarang bebas, kita harus bisa
melepaskan diri (escape) dari kepakaran dan kesukaaan. Yang terutama adalah
melaporkan pandangan mata atau peristiwa,
kejadian sehari-hari yang kita lihat.
Apa yang kita lihat bakal jadi berita jika itu ditulis. Mulailah peka pada
keadaan sekeliling, jangan cuek. Ada pertengkaran tetangga di rumah sampai ada
"piring terbang" segala, perlu kita catat, cari tahu apa penyebabnya.
Ini semata2 mengasah keingintahuan kita.
Apa yang kita lihat menjadi
berita. Apa yang kita pikirkan menjadi opini. Di blog kita bisa menulis apa
yang kita lihat dan apa yang kita pikirkan. Apa yang kita rasakan bisa jadi sajak/puisi dan apa yang kita bayangkan bisa jadi cerita yang mengagumkan. Yang perlu adalah
menulis semua gaya itu dalam free writing. Orang sering bertanya, bagaimana
memulainya? Caranya secara ringkas dipaparkan sebagai berikut: pertama, gunakan kalimat tanya. Misalnya:
benarkah Pandemi Covid-19 tidak akan berakhir dalam waktu dekat? Cara membuka
tulisan dengan pertanyaan itu paling mudah. Kedua,
jadikan kalimat pertanyaan itu menjadi kalimat pernyataan biasa menjadi:
Pandemi Cobid-19 diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Ketiga dengan kutipan, bisa dari orang
terkenal atau dari kitab suci (Aiquran), misalnya: Kebersihan sebagian dari
iman. Atau pena wartawan lebih tajam dari pedang, kata Napoleon Bonaparte.
Beliau juga menjelaskan
dalam materinya di PowerPointnya tentang free writing, bahwa apa yang kita lihat dan
ditulis bisa jadi berita, yang kita fikirkan kita tulis menjadi opini yang
sangat dahsyat mempengaruhi orang. Apa yang rasakan kita tulis bisa menjadi
sajak/puisi yang indah untuk dinikmati pembaca. Apa yang kita bayangkan dan menjadi
impian akan menjadi cerita yang menarik.
Menulis diblog juga bisa
dari hasil merangkum. Merangkum hasil kita melakukan kegiatan sebagai berikut:
(1) Ikuti peristiwa yang sedang hangat. “Memanfaatkan ‘hook’ atau cantelan
peristiwa”, (2) Menonton film, video atau televisi. Media ini memberi inspirasi
tentang perjuangan, usaha, kesetiaan, penghianatan dll, (3) Dengarkan musik.
Lirik lagu memberi ilham kita untuk menulis, (4) Riset. Baca kamus,
ensiklopedia, thesaurus. “Kata” melahirkan ide.
Selain itu ide menulis juga
bisa berasal dari pengalaman kita
sehari-hari. Pengalaman tersebut bisa kita tulis. Jika kesulitan bisa di awali
dengan cara: (1)membuat kata tanya “bagaimana jika” (What If): turunannya “apa
yang terjadi jika…?”, (2)Amati
orang. Siapa mereka (who)? Apa yang mereka lakukan (what)? Kemana mereka pergi
(where)? Kapan mereka berkumpul (when)? Mengapa mereka bermusuhan (why)?
Bagaimana mereka berteman (how)?, (3)Membuat catatan pengalaman. “Biasakan
menulis catatan harian”.
Teknik menulis blog yang menarik
adalah menggunakan cara sebagai berikut: (1)Manfaatkan pengantar cerita. Tidak
perlu membuat kerangka dari awal, orang lain telah membuat daftar kisah untuk
dikembangkan, (2) Gunakan asosiasi kata. Pilih satu kata misal “badai” tulis
sebanyak mungkin kata yang berhubungan, (3)Bangun cerita dari elemen yang
dipilih secara acak. Ambil nama orang atau tempat, bayangkan rupa orang/tempat
itu, lalu bangun cerita latar belakang orang itu, (4) Berpura-pura seolah-olah
sedang mengisahkan cerita kepada orang lain. Buat percakapan dalam pikiran,
bicara di depan cermin, gunakan alat
perekam, transkrip, (5) Pikirkan pembaca. Menulis cerita untuk siapa? Ketahui
siapa khalayak pembaca, (6) Ketahui tujuan menulis; menginformasikan,
menghibur, mendidik, dan menginspirasi. Jadi tulisan yang menarik itu jika
bermanfaat bagi pembaca. Maka penulis bisa memilih salah satu, misalnya
menghibur/mendidik.
Ilmu baru lagi Bu untuk saya.
BalasHapusTerima kasih.
Terimakasih Mas Dosen. Panjenengan juga sering memberikan ilmu pada saya lewat tulisan panjenengan yang bagus dan sarat ilmu.
BalasHapus