Sejak mempunyai blog pribadi
berusaha untuk menulis setiap hari. Semula hanya di blog pribadi saja.
Menuliskan semua kejadian yang mampu ditangkap baik oleh pendengaran maupun
penglihatan. Allah menuntun saya bertemu para pakar menulis di WAG SPK
Tulungagung, atas budi baik Profesor Naim. Ternyata anggotanya sebagian besar
dosen STAIN Tulungagung yang luar biasa baik dalam hal menulis maupun dalam
memotivasi anggotanya. Salah satunya cara memotivasi dengan ajakan menulis
setiap hari baik melalui tulisan wajib maupun tulisan sunah. Yang paling
menggembirakan mereka gemar berkunjung ke blog anggota lain memotivasi dengan
cara meninggalkan komentar. Bahkan sesekali mengingatkan jika ada tulisan yang
belum menggunakan kata baku.
Untuk mengasah kemampuan, mencoba
mengikuti beberapa group menulis, bahkan mengikuti tantangan menulis buku
antologi bersama para guru dari Aceh sampai Papua. Alhamdulillah buku keroyokan
tersebut bisa dibuat dalam waktu singkat dan terbit dalam jangka waktu cepat. Sehingga
bisa dibaca untuk menambah pengetahuan. Jika berfikir menulis keroyokan ini
hanya untuk kenaikan pangkat nilainya sangat rendah. Namun bila kita menulis
untuk mengabadikan kenangan, melatih kelancaran menulis dan untuk lebih dekat
dengan para penulis. Maka ilmu kita akan bertambah dan memperoleh pengetahuan
tak terhingga. Setiap hari ilmu kita bertambah, pola fikir semakin cerah.
Upaya lain untuk mengasah
kemampuan menulis dengan mengikuti lomba blog. Meskipun tidak memperoleh hasil
yang memuaskan, ada hikmah positif di balik lomba tersebut. Hikmah tersebut
antara lain: (1) Bisa bergabung dalam WAG Belajar Menulis PGRI, (2) Menjadi
anggota WAG ‘kecil’ menulis antologi. Sesuai apa yang dikatakan Omjay dan
Profesor Eko: ‘Jika ingin bisa menulis dekatlah dengan para penulis’. (3)
Diperkenankan menulis di Blog Guru Penggerak. Di blog ini ada tulisanku yang
viewernya lumayan banyak. Sangat bersyukur untuk ini. Bisa sampai di Blog Guru
Penggerak atas kebaikan Omjay dan bimbingan Pak Narno Karimun, (4) Bisa
berdiskusi dengan Bu Kanjeng. Beliau siap membantu membimbing menerbitkan buku
solo saya yang kedua. Buku Solo pertama tentang ‘Gerakan Ayo Membangun
Madrasah’. Buku kedua resume mengikuti kuliah sore dan malam di WAG Belajar
Menulis. Mungkin ini berkah ketika sabar
menghadapi pandemi covid-19. Usaha mencari sisi positif dari ujian Allah yang
menimpa para guru,, siswa dan orang tua selama hampir 7 bulan ini.
Materi dalam Belajar Menulis
cukup bagus, motivasi dari para pakar menulis senantiasa dituliskan di
sepanjang perkuliahan. Mengikuti kuliah di WAG Belajar Menulis lebih mengena
dan menggoda penulis pemula untuk mencoba. Seperti halnya ketika Omjay
mengeshare buku Beliau tentang “Menulis Setiap Hari dan Buktikan Apa yang
Terjadi. Buku ini membikin penasaran dan ingin mencoba. Ingin tahu hikmah
dibalik menulis setiap hari. Bahkan mengubah kebiasaan yang semula segera
mengeshare tulisan, baru memperbarui. Menjadi menulis dengan seksama, membaca
ulang, mengedit, membaca lagi baru dishare di blog pribadi. Dulu menulis buku
dan diterbitkan sepertinya sangat sulit bahkan mustahil. Sekarang jika kita
sungguh-sungguh banyak tawaran meskipun di penerbit indi.
Apalagi bagi guru di masa pandemi
ini membuat PTK mengalami sedikit kendala terkait adanya PJJ. Maka yang paling
bagus adalah membuat buku. Omjay pernah memaparkan jika kesulitan dalam menulis
buku dan kehabisan ide. Beliau memberi tip dengan melakukan kegiatan menulis
setiap hari. Jika lupa menulis atau terabaikan karena banyaknya tugas harian,
maka harus menebus kealpaan menulis dengan menulis dobel. Sebagai hukuman
ketidaktertiban, maka jika kita menulis setiap hari akan terkumpul tulisan yang
banyak sekali. Sehingga buku yang terbit nantinya sesuai dengan kesungguhan menulis setiap hari.
Selain itu dalam bukunya
Omjay pernah memaparkan cara menulis yang bisa dilakukan oleh para blogger agar
bisa menjadi buku: (1) Tulislah apapun yang bisa ditangkap oleh indera
penglihatan, (2) Menentukan tujuan menulis. (3) Menentukan pembaca dari tulisan
kita, (4) Menentukan pesan yang akan disampaikan kepada pembaca, (5) Memberikan
keleluasaan kepada tangan untuk menuliskan semua yang terekam dalam otak, (6) Berfikir
dulu sebelum memposting, mungkin masih ada sesuatu yang belum lengkap dan perlu
ditambahkan, (7)Membuka kembali tulisan dan mencermatinya, (8) Tambahkan
beberapa kalimat efektif agar pesan sampai kepada pembaca, (9) Simpan kembali,
dicermati lagi mungkin ada kalimat yang belum pas. Perbaiki dengan benar
sehingga bisa segera diposting.
Waahh, terima kasih untuk motivasi dan tambahan semangat menulisnya Bu.
BalasHapusKekonsistenan akan membawa pada jalan kesuksesan.
Sama sama. Saya justru banyak belajar dari panjenengan dan teamnya
BalasHapusTrimakasih
BalasHapusSama-sama. Terimakasih juga atas kunjungan
HapusMantap Bu,semangat dan terus menebar virus literasi
BalasHapusTerimakasih Ibu atas kunjungannya
HapusTrimakasih bu, tulisanya penuh motifasi dan inspirasi, semoga saya bisa menulis kados panjenegan....
BalasHapusSama-sama mas Alif. Terimaksih kunjungannya.
Hapus