Beberapa hari yang lalu
beberapa teman Belajar Menulis sempat bertanya-tanya tentang cara mengirim
hasil resume.
Keingintahuan kami terkait
cara pengiriman file kepada admin Group Belajar Menulis. Alhamdulillah tanggal
18 September 2020, tadi malam mendapatkan pencerahan dari Bapak Raimundus Brian Prasetyawan,
yg biasa disapa Mas
Brian. Beliau mengawali
pertemuan dengan me-refresh kembali tentang syarat lulus dari
pelatihan ini. Lulus artinya peserta mendapat sertifikat pelatihan. Menurut Mas Brian syarat hanya ada 2. Yaitu mengisi 2 form: Pertama
form pengajuan sertifikat yang harus diisi oleh peserta pelatihan group belajar menulis, dengan link https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2020/06/form-pengiriman-naskah.html. Setelah buku terbit, peserta pelatihan disarankan
mengisi form bukti buku terbit dengan
link sebagai berikut: https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.c.om/2020/06/form-bukti-buku-terbit.html.
Jika kedua form itu telah
diisi, maka sertifikat akan diberikan. Maka untuk memudahkan pemahaman peserta
pelatihan Mas Brian membuat alur proses pengumpulan resume sampai peserta mendapatkan sertifikat. Kalau bisa di buat
alurnya, seperti ini: kumpulan resume disatukan => isi form pengajuan
sertifikat => naskah kirim ke penerbit => buku terbit => isi form
bukti buku terbit => sertifikat diberikan. Menurut Mas Brian sebenarnya buku
yang diterbitkan tidak harus kumpulan resume.
Buku yang dapat diterima sebagai syarat lulus bisa berupa: (1)Buku kumpulan resume, (2) Buku tema bebas, (3) Buku
yang sudah terbit tahun 2020. Namun karena yang paling mudah adalah buku
kumpulan resume, maka peserta dapat memilih membuat buku kumpulan resume.
Untuk itu Mas Brian tadi
malam, spesifik membahas pembuatan buku kumpulan resume. Jumlah resume
yang dimasukkan dalam naskah buku minimal 20 resume. Jika menginginkan lebih dari 20 bisa saja. Caranya seluruh resume digabung dalam satu
file word. Urutan dari file tersebut (1) Cover, (2) Kata Pengantar, (3) Daftar
Isi, (4) Isi naskah, (5) Profil Penulis, (6)Sinopsis. Kemudian bapak/ibu
peserta pelatihan dapat melakukan setting kertasnya dengan cara: (a) Ukuran
kertas A5 (14x20cm), (b) Huruf times new roman ukuran 12, (c) Spasi 1,5, (d) Margin
2 cm semua, (e) Paragraf rata kiri-kanan
(justify). Dengan melakukan setting tersebut, akhirnya peserta dapat mengetahui
berapa jumlah halaman bukunya nanti. Sebenarnya untuk setting kertas tersebut
tergantung dari masing-masing penerbit. Jadi untuk setting kertas, bisa ditanyakan
lagi ke penerbit. Untuk setting kertas di atas untuk penerbit rekanan Mas
Brian.
Kemudian Mas Brian ingin membahas
cara merapikan dan mengedit naskah. Jadi ketika peserta pelatihan akan mengirim
naskah ke penerbit. Peserta sudah mengedit naskah dengan rapi. Maka peserta
pelatihan wajib membaca ulang lagi tulisan setiap bab, siapa tahu ada penulisan
atau format tulisan yang kurang pas. Beberapa hal yang harus diperhatikan: (1)Paragraf
di setting justify (rata kanan-kiri), (2) Judul bab tidak pakai angka latin.
Kalau mau pakai nomor, pakai romawi, (3) Pastikan Jenis, ukuran, dan warna
huruf sama semua. Jangan sampai ada huruf ukuran 12, lalu di bab lain ada
ukuran hurufnya 13. Warna huruf hitam semua, jangan ada yang abu-abu, (4) Pastikan
tidak ada penulisan yang disingkat-singkat seperti: blm, yg, tdk, masing2, dan
lainnya. (5) Minimalkan penggunaan penomoran/poin-poin. Supaya naskah lebih rapi.
Kalau mau pakai penomoran/poin-poin, gunakan numbering/bullets, (6) Setiap bab
baru selalu dimulai di halaman baru. Jangan gabung dengan bab sebelumnya.
Sebenarnya semua hal itu
bisa dideteksi dengan membaca ulang naskah dan peserta pelatihan memposisikan
diri sebagai pembaca. Jadi jangan hanya sekadar kumpulan resume disatukan. Mas
Brian berpesan agar peserta pelatihan mengecek kembali, apakah kelihatan sudah
rapi atau belum. Selanjutnya Beliau mau membahas gaya penulisan. Awalnya resume
materi pelatihan berbentuk seperti laporan. Namun ketika akan dibukukan maka
perlu agak dirombak sehingga kumpulan resume
menjadi kumpulan cerita pengalaman (true story). Jadi tidak perlu ada bagian identitas resume seperti ini: (1)Tanggal menerima materi pelatihan, (2) Nama
narasumber, (3)Tema materi, (4)Pertemuan ke. Namun semua itu tetap bisa
dituliskan dengan cara penulisan lain, yaitu berbaur dan mengalir dalam
rangkaian cerita. Jadi untuk tanggal menerima materi pelatihan, nama
narasumber, tema/materi, urutan pertemuan, dapat ditulis dalam bentuk paragraf.
Isi naskah tidak sekadar
materi atau perkataan-perkataan dari nara sumber saja, peserta pelatihan dapat
menyisipkan bagaimana perasaan bapak/ibu ketika menerima materi tersebut. Atau
memberi pendapat terhadap materi yang disampaikan narasumber, atau dikaitkan
dengan pengalaman pribadi. Jadi dalam menulis naskah, justru ditonjolkan sisi
pribadi kita. Karena peserta pelatihan yang sedang bercerita, bukan narasumber.
Jika narasumber berkata "saya" maka peserta pelatihan mengubahnya
menjadi "beliau" atau disebut namanya. Kalimat langsung narasumber
sesekali boleh ditulis, tapi harus menggunakan ketentuan cara menulis kalimat
langsung. Sesi tanya jawab boleh disertakan tapi disajikan dalam bentuk
narasi/deskriptif. Pilih beberapa saja yang memang penting.
Hal-hal lain yang perlu
diperhatikan: (1)Tidak ada batas waktu
penerbitan buku. Kapan pun buku terbit, akan diterima oleh Mas Brian, (2) Biodata
narasumber bisa dimasukkan dalam rangkaian cerita, (3) Boleh masukkan gambar
tapi jangan terlalu banyak dan memang sangat perlu ilustrasi gambar. Karena
buku akan makin tebal. Makin tebal makin tambah biaya cetak, (4)Tidak ada batas
panjang tiap resume,(5)Urutan resume tidak harus urut waktu pertemuan, (6) Tidak
ada batas minimum tebal naskah. Biasanya naskah kumpulan resume justru lebih
dari 80 halaman A5
Tempat menerbitkan buku bebas.
Tidak ada ketentuan harus terbitkan di mana. Silakan memilih sendiri
penerbitnya. Tapi jika tidak tahu mau diterbitkan di mana, bisa hubungi Mas Brian.
Mas Brian memiliki rekanan penerbit indie. Penerbit
Indie artinya penerbit yang pasti menerbitkan naskah tapi biaya penerbitan
ditanggung penulis. Penulis mendapat fasilitas penerbitan (1)Desain cover, (2)
ISBN, (3) Layout, (4) Edit ringan, (5) Buku bukti terbit, (6) E-Sertifikat. Kalau
tidak salah, hari ini pertemuan ke-21. Untuk itu Mas Brian menyarankan peserta
pelatihan bisa mulai menyatukan kumpulan resume
disertai kelengkapan naskah. Membaca ulang lagi naskahnya, siapa tahu ada yang
belum rapi.
Jadi inti dari materi malam
ini yaitu jangan buru-buru mengirim naskah ke penerbit. Jangan hanya sekadar
kumpulan resume yang disertai kelengkapan naskah. Pastikan bahwa naskah juga
rapi baik dari sisi tampilan maupun penulisan. Baca ulang lagi seluruh
tulisannya sebelum dikirim. Sebagian besar materi yang disampaikan Mas Brian ini berdasarkan dari pengalaman peserta yang
setor naskah ke Beliau untuk diterbitkan. Harapannya naskah dari peserta pelatihan
sudah rapi. Beliau cukup menjadi penghubung ke penerbit.
Mas Brianpun berpesan: (1) Mulailah
peka bahwa segala aktivitas sehari-hari bisa jadi ide tulisan. Hal-hal kecil
bisa jadi topik tulisan. Ide bisa datang dari hal kecil dan dekat dengan kita.
Misalnya aktivitas kita sebagai guru. Suka duka melaksanakan PJJ. Cerita
tentang variasi pembelajaran yang dilakukan. Hal biasa bagi kita bisa jadi luar
biasa bagi orang lain. (2) Beliau pernah dengar dari penerbit andi bahwa naskah
yang lolos penerbit mayor merupakan yang beda dari yang lain atau membahas
topik kekinian. Jadi silakan cari topik naskah buku yang memang belum diterbitkan
penerbit mayor tersebut. (3)Tidak ada batas waktu dalam menerbitkan buku. Untuk
sinopsis membahas garis besar isi buku. Sinopsis tampil di cover belakang buku.
Sinopsis juga dibuat agar pembaca penasaran dengan isi buku.
Jadi inti dari materi malam
ini yaitu jangan buru-buru mengirim naskah ke penerbit. Jangan hanya sekadar
kumpulan resume yang disertai kelengkapan naskah. Pastikan bahwa naskah juga
rapi baik dari sisi tampilan maupun penulisan.
Bagus sekali
BalasHapusTerimakasih Pak Admind
HapusMantab Bunda. Sangat informatif.
BalasHapusTerimakasih motivasinya Mbak Anis
Hapus