Sabtu, 12 September 2020

RAPAT RUTIN DI TENGAH TEROR BOM MOLOTOV

 


Tanggal 10 September 2020, sepulang sekolah langsung prepare persiapan rapat rutin. Mengetik teks menu untuk mengisi ketrampilan hari itu. Pukul 14.40 aku berangkat ke Balai Desa Ngadirejo untuk mengikuti kegiatan rutin TP-PKK Desa Ngadirejo. Sesampainya di balai desa sangat terkejut karena ada tiga mobil mewah yang parkir di halaman. Plat nomor mobil bukan milik daerah Kediri, Tulungagung dan Trenggalek. Beberapa lelaki berperawakan tegap duduk di ruang rapat balai desa. Ruangan itu biasanya digunakan ibu-ibu PKK  untuk berdiskusi dan melakukan arisan. Bapak-bapak tadi kelihatan aktif online dengan laptopnya. Tetap online tanpa menghiraukan kedatangan ibu-ibu. Akhirnya ibu-ibu lebih memilih arisan di dekatnya dapur balai desa. Setelah Ibu kepala desa datang, Beliau meminta penjaga balai desa untuk menyiapkan kursi model vertikal. Bapak-bapak tetap di mejanya. Ibu ketua BPD sekaligus Perwakilan Perempuan yang humoris itu berbisik kepadaku,”Ganteng banget yang rambutnya dikucir.”  Aku yang semula tak memperhatikan mereka, mulai mengamatinya. Ternyata betul, mereka berjumlah 10 orang lebih. Badannya atletis, ganteng, dan gaya busananya casual banget.

Aku berbisik pada ibu kepala desa menanyakan identitas mereka. Ternyata mereka adalah Tim Direktorat Kriminal Umum Polda Jatim. Berdasarkan penuturan Bu Kades ada dua rumah warga yang menjadi sasaran pelemparan bom Molotov. Kejadian pelemparan itu pada Hari Rabu tanggal 9 September 2020 pada pukul 03.00 dini hari. Pelemparan bom molotov pertama dilakukan di rumah Heri Sulistiawan di Rt 24/RW08, Dusun Gambang Desa Ngadirejo. Pelemparan bom kedua  di rumah Pak Musnan RT 34/ RW 04 Dusun Gambang Desa Ngadirejo. Bu Lurah menjelaskan bom yang dilempar dirakit dari botol bensin ukuran 1 liter. Sejatinya kegiatan pelaku sudah tertangkap CCTV yang terpasang di rumah Pak Ekwanto, dekat rumah Heri Sulistiawan.

Bom yang dilempar di rumah Heri Sulistiawan gagal meledak karena mengenai tembok. Andai agak ke kiri sedikit mengenai pusat instalasi listrik, akan terjadi kebakaran hebat. Untungnya jatuh membentur dinding langsung padam. Sedangkan yang dilempar ke rumah Bu Gowi atau Keluarga Pak Musnan memecahkan kaca jendela dan membakar barang dan penghuni rumah. Karena penghuni rumah biasa tidur bersama di ruang tamu. Yang mengalami luka bakar serius pada kaki adalah Mbak Sri yang masih berusia 15 tahun. Mbak Sri lansung di rawat di Puskesmas Pogalan. Tetapi karena lukanya yang serius ia dirujuk dibawa ke rumah sakit di luar kota Trenggalek. Kakinya mulai terlihat melepuh memerah.

Meskipun Tim Direktorat Kriminal Umum Polda Jatim masih bekerja, kami tetap melakukan rapat rutin. Alhamdulillah ketika rapat dimulai mereka  pindah tempat untuk makan siang di ruang kepala desa. Setelah mengucapkan salam dan membuka rapat langsung ibu kepala desa menyampaikan hasil rapat rutin di Balai Desa Ngadirejo yang membahas tentang harapan Ibu Camat Pogalan yang menghendaki diaktifkannya kembali dasa wisma. Dasa wisma ini merupakan kelompok terkecil dari kelompok PKK yang merupakan kumpulan warga yang terdiri 10-20 rumah/wuwung dalam satu RT yang terkoordinasi.  Bu Kades menjelaskan nantinya dari kelompok ini ditunjuk 1 orang ibu sebagai koordinator atau disebut sebagai ketua dasa wisma yang keberadaannya akan di SK-kan oleh pihak pemerintah desa.

Tujuan pembentukan dasa wisma ini menurut Bu Kades untuk membantu  kelancaran tugas pokok PKK dan mempermudah pelaksanaan program PKK sehingga kesejahteraan bisa terwujud. Nantinya dasa wisma sebagai ujung tombak pelaksanaan 10 program pokok PKK. Administrasi yang harus ada  pada kelompok dasawisma: (a) Data Warga, (b) Data Kegiatan Warga, (c) Data Keluarga, (d) Data Pemanfaatan Pekarangan, (e) Data Industri Rumah Tangga, (f) Data Kejar Paket, (g) Data Taman Bacaan, (h) Data Koperasi, (i) Data Pelatihan Kader, (j) Data Posyandu, (k) Data Kelompok Simulasi, (l) Catatan Keluarga, (m) Rekapitulasi  Catatan Keluarga dan Kegiatan Warga, (n) Catatan Ibu Hamil, Melahirkan, Nifas, Ibu Meninggal, Kelahiran, Bayi Meninggal dan Kematian Balita.

Untuk meyakinkan anggotanya agar berkenan mengaktifkan kembali dasa wisma, Bu Kades memaparkan manfaat dari terbentuknya dasa wisma Desa Ngadirejo, antara lain: (1) Membantu pemerintah dalam melakukan pendataan, (2) Lebih mengoptimalkan peran ibu, (3)  Mempererat hubungan kemasyarakatan, (4) Mempermudah koordinasi, (5)Lebih mudah memecahkan masalah dalam lingkungan.

Beliau menjelaskan setelah nanti dibentuk dasa wisma maka akan diperoleh informasi mengenai: (i) Kesehatan: perbaikan gizi keluarga, masalah pertumbuhan anak, masalah kebersihan lingkungan, masalah kesehatan ibu dan bayi, (ii) Ekonomi Keluarga. (iii) Pendidikan, (iv) Harmonisasi, (v) Pemanfaatan Pekarangan, (vi) Pekerjaan Kepala Rumah Tangga, (vii) Kependudukan (KTP dan Akte kelahiran), (viii) Kemiskinan, (ix) Pemakaian Alat Kontrasepsi, (x) Angka Kematian Ibu (AKI/AKA), (xi) Pengagguran, (xii) Jaminan Hari Tua.

Setelah Bu Kades selesai melakukan diseminasi hasil rapat di Kecamatan Pogalan dilanjutkan dengan menyampaian ketrampilan oleh Pokja III. Ketrampilan ini sesuai dengan request anggota lain yang menghendaki untuk bulan ini menyajikan olahan menu makanan. Bukan hanya kue atau makanan ringan agar lebih bervariasi. Kali ini Pokja III membuat menu makanan khas Taiwan yang dinamakan CUNGCHJE

Bahan yang digunakan untuk membuat CUNGCHJE : ketan 2 kg, lobak kering  5 buah, Jamur kering, daging ayam/sapi 0,5kg,  kahcang tanah 0,5 kg. Sedangkan bumbu yang diperlukan:10 siung bawang merah, 5 siung bawang putih, kecap, penyedap rasa (gula+bawang merah goreng), garam secukupnya. Cara menyiapkan CUNGCHJE adalah beras ketan dicuci, ditiriskan, dikukus. Setelah dikukus  hingga matang,  didinginkan. Daging dicincang, ditim dan digoreng. Sayuran kering direndam dan diiris. Bumbu dihaluskan  dan ditumis sampai  harum, sayuran dimasukan, ditambah kacang tanah ditumis sampai masak. Ketan diisi dengan  tumis sayur dan daging kemudian dibungkus daun bambu. Setelah selesai dibungkus dikukus kembali kurang lebih 15 menit.

Karena kondisi yang masih mencekam,  maka ibu-ibu segera pulang meninggalkan balai desa. Pun agar Tim Direktorat Kriminal Umum Polda Jatim dapat leluasa bekerja, sehingga masalah segera teratasi. Kamipun warga desa Ngadirejo berharap Mbak Sri segera pulih kembali. Besar harapan kami  menjelang peringatan Sumpah Pemuda ini kondisi desa segera kondusif kembali.

 

6 komentar:

  1. Hems.. kira-kira karena motif apa nggih niki Bu sampai-sampainya ada peristiwa semacam itu.

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Sami. Alhamdulillah ditangani tim Polda sudah teratasi

      Hapus
  3. Semoga situasi segera damai kondusif kembali.

    BalasHapus