Tanggal 10 September 2020, sepulang
sekolah langsung prepare persiapan rapat rutin. Mengetik teks menu untuk
mengisi ketrampilan hari itu. Pukul 14.40 aku berangkat ke Balai Desa Ngadirejo
untuk mengikuti kegiatan rutin TP-PKK Desa Ngadirejo. Sesampainya di balai desa
sangat terkejut karena ada tiga mobil mewah yang parkir di halaman. Plat nomor
mobil bukan milik daerah Kediri, Tulungagung dan Trenggalek. Beberapa lelaki
berperawakan tegap duduk di ruang rapat balai desa. Ruangan itu biasanya
digunakan ibu-ibu PKK untuk berdiskusi
dan melakukan arisan. Bapak-bapak tadi kelihatan aktif online dengan laptopnya.
Tetap online tanpa menghiraukan kedatangan ibu-ibu. Akhirnya ibu-ibu lebih
memilih arisan di dekatnya dapur balai desa. Setelah Ibu kepala desa datang,
Beliau meminta penjaga balai desa untuk menyiapkan kursi model vertikal.
Bapak-bapak tetap di mejanya. Ibu ketua BPD sekaligus Perwakilan Perempuan yang
humoris itu berbisik kepadaku,”Ganteng banget yang rambutnya dikucir.” Aku yang semula tak memperhatikan mereka,
mulai mengamatinya. Ternyata betul, mereka berjumlah 10 orang lebih. Badannya
atletis, ganteng, dan gaya busananya casual banget.
Aku berbisik pada ibu kepala desa menanyakan identitas mereka. Ternyata mereka adalah Tim Direktorat Kriminal Umum Polda Jatim. Berdasarkan penuturan Bu Kades ada dua rumah warga yang menjadi sasaran pelemparan bom Molotov. Kejadian pelemparan itu pada Hari Rabu tanggal 9 September 2020 pada pukul 03.00 dini hari. Pelemparan bom molotov pertama dilakukan di rumah Heri Sulistiawan di Rt 24/RW08, Dusun Gambang Desa Ngadirejo. Pelemparan bom kedua di rumah Pak Musnan RT 34/ RW 04 Dusun Gambang Desa Ngadirejo. Bu Lurah menjelaskan bom yang dilempar dirakit dari botol bensin ukuran 1 liter. Sejatinya kegiatan pelaku sudah tertangkap CCTV yang terpasang di rumah Pak Ekwanto, dekat rumah Heri Sulistiawan.
Bom yang dilempar di rumah
Heri Sulistiawan gagal meledak karena mengenai tembok. Andai agak ke kiri
sedikit mengenai pusat instalasi listrik, akan terjadi kebakaran hebat. Untungnya
jatuh membentur dinding langsung padam. Sedangkan yang dilempar ke rumah Bu
Gowi atau Keluarga Pak Musnan memecahkan kaca jendela dan membakar barang dan
penghuni rumah. Karena penghuni rumah biasa tidur bersama di ruang tamu. Yang
mengalami luka bakar serius pada kaki adalah Mbak Sri yang masih berusia 15
tahun. Mbak Sri lansung di rawat di Puskesmas Pogalan. Tetapi karena lukanya yang
serius ia dirujuk dibawa ke rumah sakit di luar kota Trenggalek. Kakinya mulai terlihat melepuh memerah.
Meskipun Tim Direktorat
Kriminal Umum Polda Jatim masih bekerja, kami tetap melakukan rapat rutin.
Alhamdulillah ketika rapat dimulai mereka pindah tempat untuk makan siang di
ruang kepala desa. Setelah mengucapkan salam dan membuka rapat langsung ibu
kepala desa menyampaikan hasil rapat rutin di Balai Desa Ngadirejo yang
membahas tentang harapan Ibu Camat Pogalan yang menghendaki diaktifkannya
kembali dasa wisma. Dasa wisma ini merupakan kelompok terkecil dari kelompok
PKK yang merupakan kumpulan warga yang terdiri 10-20 rumah/wuwung dalam satu RT
yang terkoordinasi. Bu Kades menjelaskan
nantinya dari kelompok ini ditunjuk 1 orang ibu sebagai koordinator atau disebut
sebagai ketua dasa wisma yang keberadaannya akan di SK-kan oleh pihak
pemerintah desa.
Tujuan pembentukan dasa
wisma ini menurut Bu Kades untuk membantu
kelancaran tugas pokok PKK dan mempermudah pelaksanaan program PKK
sehingga kesejahteraan bisa terwujud. Nantinya dasa wisma sebagai ujung tombak
pelaksanaan 10 program pokok PKK. Administrasi yang harus ada pada kelompok dasawisma: (a)
Data Warga, (b) Data Kegiatan Warga, (c) Data Keluarga, (d) Data Pemanfaatan
Pekarangan, (e) Data Industri Rumah Tangga, (f) Data Kejar Paket, (g) Data
Taman Bacaan, (h) Data Koperasi, (i) Data Pelatihan Kader, (j) Data Posyandu,
(k) Data Kelompok Simulasi, (l) Catatan Keluarga, (m) Rekapitulasi Catatan Keluarga dan Kegiatan Warga, (n)
Catatan Ibu Hamil, Melahirkan, Nifas, Ibu Meninggal, Kelahiran, Bayi Meninggal
dan Kematian Balita.
Untuk meyakinkan anggotanya agar berkenan mengaktifkan kembali dasa wisma, Bu Kades memaparkan manfaat dari
terbentuknya dasa wisma Desa Ngadirejo, antara lain: (1) Membantu pemerintah
dalam melakukan pendataan, (2) Lebih mengoptimalkan peran ibu, (3) Mempererat hubungan kemasyarakatan, (4)
Mempermudah koordinasi, (5)Lebih mudah memecahkan masalah dalam lingkungan.
Beliau menjelaskan setelah
nanti dibentuk dasa wisma maka akan diperoleh informasi mengenai: (i)
Kesehatan: perbaikan gizi keluarga, masalah pertumbuhan anak, masalah kebersihan
lingkungan, masalah kesehatan ibu dan bayi, (ii) Ekonomi Keluarga. (iii)
Pendidikan, (iv) Harmonisasi, (v) Pemanfaatan Pekarangan, (vi) Pekerjaan Kepala
Rumah Tangga, (vii) Kependudukan (KTP dan Akte kelahiran), (viii) Kemiskinan,
(ix) Pemakaian Alat Kontrasepsi, (x) Angka Kematian Ibu (AKI/AKA), (xi)
Pengagguran, (xii) Jaminan Hari Tua.
Setelah Bu Kades selesai
melakukan diseminasi hasil rapat di Kecamatan Pogalan dilanjutkan dengan menyampaian
ketrampilan oleh Pokja III. Ketrampilan ini sesuai dengan request anggota lain
yang menghendaki untuk bulan ini menyajikan olahan menu makanan. Bukan hanya
kue atau makanan ringan agar lebih bervariasi. Kali ini Pokja III membuat menu
makanan khas Taiwan yang dinamakan CUNGCHJE
Bahan yang digunakan untuk
membuat CUNGCHJE : ketan 2 kg, lobak kering 5 buah, Jamur kering, daging ayam/sapi 0,5kg, kahcang tanah 0,5 kg. Sedangkan bumbu yang
diperlukan:10 siung bawang merah, 5 siung bawang putih, kecap, penyedap rasa (gula+bawang
merah goreng), garam secukupnya. Cara menyiapkan CUNGCHJE adalah beras ketan
dicuci, ditiriskan, dikukus. Setelah dikukus hingga matang, didinginkan. Daging dicincang, ditim dan
digoreng. Sayuran kering direndam dan diiris. Bumbu dihaluskan dan ditumis sampai harum, sayuran dimasukan, ditambah kacang
tanah ditumis sampai masak. Ketan diisi dengan
tumis sayur dan daging kemudian dibungkus daun bambu. Setelah selesai
dibungkus dikukus kembali kurang lebih 15 menit.
Karena kondisi yang masih mencekam, maka ibu-ibu segera pulang meninggalkan balai desa. Pun agar Tim Direktorat Kriminal Umum Polda Jatim dapat leluasa bekerja, sehingga masalah segera teratasi. Kamipun warga desa Ngadirejo berharap Mbak Sri segera pulih kembali. Besar harapan kami menjelang peringatan Sumpah Pemuda ini kondisi desa segera kondusif kembali.
Hems.. kira-kira karena motif apa nggih niki Bu sampai-sampainya ada peristiwa semacam itu.
BalasHapusKadose antar perguruan Mas Alfin
BalasHapusNgeri mendengar kata bom
BalasHapusSami. Alhamdulillah ditangani tim Polda sudah teratasi
HapusSemoga situasi segera damai kondusif kembali.
BalasHapusTerimakasih doanya mbak Zuna
Hapus