Rabu, 02 September 2020

IMPLEMENTASI SOCIAL PRESENCE DALAM BIMBINGAN ONLINE

 

Pada tanggal 31 Agustus 2020 pemateri di group Belajar Menulis adalah Ibu Mudafiatun Isriyah Rosydi yang lahir di Lumajang pada tanggal 21 April 1969. Beliau biasa di sapa dengan Ibu Lez. Beliau adalah dosen di IKIP PGRI Jember dan Asesor PAUD Nasional. Buku edisi pertama yang berjudul Implementasi Social Presence mengandung 4 unsur yang sangat dibutuhkan  kehadirannya saat guru mengajar antara lain:

1.      Sikap dan nilai

2.      Kemampuan implementasi

3.      Penguasaan materi

4.      Evaluasi dan reflektif

Capaian pembelajaran yang dipaparkan di dalamnya mengandung makna kehadiran sosial atau Social Presence siswa sekaligus refleksi sebagai wujud dari komitmen melaksanakan  apa yang sudah di programkan baik oleh guru maupun dari siswa sendiri. Semua ini terasa hadir saat kita belajar Social Presence, sehingga siswa tidak merasa tertekan, bosan dan jenuh dalam mengerjakan tugas dari guru.

Menurut beliau menulis bersama professor Eko sangat unik dan menarik. Ketika menemukan satu ide  kemudian dikembangkan menjadi ide yang reflektif  dengan bahan ajar kita sehingga menjadi buku  impian. Menurut Profesor Eko dalam menyusun buku seyogyanya  pedoman  5W dan 1 H sehingga terangkai menjadi buku yang sempurna,

Kiat yang dilakukan agar kehadiran dan keaktifan siswa 100% adalah guru harus memahami bahwa ada perbedaan belajar secara tatap muka dengan virtual, mereka butuh layanan secara online, mereka butuh adanya interaksi pada saat melakukan komunikasi dengan mereka. Dengan melakukan bibingan secara online akan ditemukan bahwa di dalam buku teks, ada teks berbasis impersonal (tidak tampak secara nyata), maka dibutuhkan bimbingan yang tahapannya dilakukan dengan cara:

1.      Joint Tigether

2.       Motivating

3.       Building commitment to implement

4.      Observing dan evaluating

Dalam social presence bahasanya bahasa maya, sehingga dilakukan harus dengan bahasa maya artinya bagaimana kita berusaha menyampaikan informasi secara maya. Dalam Social Presence ada alat atau media sebagai  alat interaksi misalnya dengan emoticon. Dalam Social Presence inipun makna kehadiran sangat tinggi, maksudnya emoticon sudah menjawab maksud kita  menyampaikan informasi. Jadi ketika menggunakan pendekatan ini dengan siswa saat belajar virtual, guru harus banyak melakukan inovasi.

Manfaat menggunakan social presence ini adalah jika ada interaksi maka tercipta komunikasi. Kemudian dalam komunikasi ada sikap sikap yang baik dan buruk  nantinya akan menentukan prilaku siswa, sehingga muncul nilai ikatan hubungan timbal balik. Tujuan social presence adalah meningkatkan pemahaman apa yang akan di sampaikan kepada siswa. Selain itu siswa akan memahami tugas apa yang harus dikerjakan siswa. Sehingga keduanya saling mengetahui dan memahami maka tercapai ketuntasan kompetensi  atau ketuntasan belajar siswa

Bimbingan Online (Bimbilon) dilakukan karena masa pandemi virus corona  dibutuhkan belajar secara virtual. Pun pemanfaatan e-learning akan merevolusioner pada proses transformasi proses belajar. Bimbingan Online (Bimbilon) merupakan proses  transformasi dari tatap muka dalam ruang, menjadi tatap muka secara virtual. Dan mengacu pada fungsi layanan Bimbingan Konseling: melatih kematangan intelektual, sikap dan prilaku emosional  yang terarah saat online.

E-learning dalam Social Presence.

Bu Lez menjelaskan Social Presence Theory pertama kali ditemukan oleh William and Christy (1976), bahwa pada saat  aktivitas  komunikasi online/e-learning ada derajat  di mana sesorang menerima orang lain. Pada kenyataan yang sesungguhnya yaitu sebagai individu dan seluruh interaksi yang di dalamnya terdapat nilai-nilai ikatan hubungan saling timbal balik. Jadi kualitas interaksi yang dilakukan oleh komunikan untuk memproyeksikan diri mereka secara social dan emosional sebagai orang, nyata dalam pembelajaran online. Ketiga rangkaian substansional  pembelajaran jarak jauh adalah kehadiran dalam mengajar membutuhkan interaksi sosial antar komunikan dan menumbuhkan kognitif. Sistem e-leraning mengandung 3 komponen;

1.      orang (people)

2.      teknologi (technologie)

3.      layanan (service)

Bimbingan dalam e-leraning, peserta didik  banyak mengalami kesulitan belajar, persoalan yang tidak dapat diatasi secara cepat, mempertajam cara berfikir, memantapkan ketrampilan dan menerapkan pengalaman di lapangan dan motivasi sendiri, karena peserta terbiasa belajar secara face to face dan minat baca secara online rendah.

Perkembangan teknologi yang menggoncang dunia kerja  sehingga mempersatukan proses persiapan memasuki kerja. Bimbingan online secara profesional, goyahnya nilai, norma-norma dalam system nilai dunia yang telah menjadi pedoman akibat akulturasi kebudayaan. Perkembangan, perubahan dan kemajuan yang memberi tantangan  maupun tuntunan baru pada individu.

Kesimpulan Social Presence menjadikan peserta didik bisa berinteraksi secara sosial dalam lingkungan komunikasi online. Social Presence adalah konsep psikologi yang di dasarkan pada interaksi social yang berhubungan dengan prilaku baik dan buruk. Social Presence mempengaruhi pembentukan sikap dan perilaku dalam konteks komunikasi. Social Presence menerima orang lain sebagai individu dan seluruh interaksi yang terdapat nilai-nilai ikatan hubungan tinbal balik. Social Presence menunjukkan aspek perkembangan kematangan intelektual yang dapat meningkatkan pemahaman akan konsekuensi yang dihadapi.

Internalisasi kurikulum 2013i, nteraksi yang positif mendorong tercapainya tujuan pembelajaran tuntas , terdapat dalam motivasi Social Presence. Keberhasilan belajar banyak ditentukan  seberapa jauh siswa untuk mencapai keberhasilan tersebut. Fungsi Bimbingan Online (Bimbilon)  dalam Social Presence:

1.      Membantu siswa belajar mandiri

2.      Mengembangkan kepribadiannya  sesuai dengan potensi yang dimiliki

3.      Mengintegrasikan pembelajaran online dan belajar tatap muka  dalam kelas dengan zoom dan google meet.

4. Memberikan wawasan dan kedalaman materi tentang Social Presence dengan mempertimbangkan situasi pembelajaran konkrit.

5.      Membantu menigkatkan efisiensi dan efektivitas pada pendidikan selama belajar

6.      Membantu memotivasi pada proses pelaksanaan implementasi bahan bahan ajar pada siswa di lapangan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar