Setiap guru yang bergabung
dalam group menulis selalu berharap memiliki nasib baik seperti Ibu Eva Hariyati.
Mendapat bimbingan menulis dari Prof. Ekoji, Omjay, Mr. Bam, Ibu Kanjeng
ataupun pakar menulis yang
lain. Beliau tokoh yang dengan ikhlas memberikan ruang dan
wadah bagi para guru untuk
menggali potensi dan mengembangkan minat dan bakat dalam menulis. Para pakar menulis singgah dalam Grup ini. Tulisanku kali ini memaparkan pengalaman Bu Eva dari
group belajar menulis gelombang 7. Beliau berhasil menerbitkan buku dari
tantangan Prof. Ekoji.
Beliau belajar menulis step
by step, berawal dari mengeksplorasi dan elaborasi konsep dari setiap
Narasumber yang dihadirkan. Hingga akhirnya Bu Eva dapat mewujudkannya menjadi
sebuah aksi nyata menulis dan melahirkan buku yang berjudul Kelas Maya. Buku
Beliau membahas cara Membangun Ekosistem E-Learning di Rumah belajar. Betapa
bersyukurnya Beliau ketika Alllah mengizinkan
tulisannya berhasil lolos evaluasi dan diterbitkan oleh penerbit Andi. Dan saat
ini baru berselang 7 bulan sejak Bu Eva bergabung sudah mampu merampungkan
menulis 2 buku. Sebuah buku sudah diterbitkan penerbit Mayor (penerbit Andi), 1
dalam tahap editing berjudul Optimalisasi Model-Model Pembelajaran Inovatif. Buku
lainnya saat ini berhasil Beliau tulis dengan Judul Belajar Merdeka, Merdeka
Belajar.
Ketika menjadi nara sumber
pada malam itu Beliau berkisah awal mula ikut bergabung dan menimba ilmu
mengikuti setiap rangkaian materi yang disajikan dalam forum belajar menulis
gelombang 7 di bulan Maret bertepatan dengan pandemi Covid-19. Kala itu Beliau merasa
membuang-buang waktu dan bingung harus berbuat apa karena mendadak melakukan Pembelajaran
Jarak Jauh. Akhirnya Pandemi Covid-19 ini membawa berkah peningkatan kompetensi
menulis bagi Beliau dengan bergabung di group menulis yang dipandu OmJay. Setiap
hari Beliau berlatih menulis 3 paragraf pertama dari ide ide yang di lemparkan OmJay
ke group gelombang 7.
Awalnya Beliau agak heran
dengan ide OmJay mengajak para guru menulis dengan tema-tema sederhana seperti
kucing, siomay, anak bayi. Pokoknya apa saja yang dilemparkan OmJay ke group, guru
harus bisa merangkai kata menjadi kalimat hingga minimal menjadi 3 paragraf.
Dari hari demi hari makin bertambah pengalaman, hadirnya narasumber-narasumber
yang luar biasa menginspirasi menumbuhkan semangat untuk menulis semakin besar,
dari yang hanya menulis minimal 3 paragraf, pentigraf, hingga menuangkan resume
materi dalam tulisan di blog. Setiap peserta wajib membuat resume dan
memposting hasilnya di blog. Pengalaman yang luar biasa menghantarkan Bu Eva
bisa melahirkan sebuah buku pertama.
Hingga suatu malam itu Beliau
menerima materi tips menulis dari Prof Eko. Beliau dan teman teman di group 7
mengikuti materi dengan dengan seksama demi sebuah resume. Membuat resume tuntutan
dalam group belajar menulis. Setelah Beliau menerima materi dari Prof. Richardus
Eko Indrajit, dan banyak mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Di akhir materi Prof
Eko mengajak sekaligus menantang para guru untuk mau berkolaborasi menulis
bersama Beliau. Tapi menulisnya 1 minggu. Malam itu beliau dan teman-temannya
belum ada yang mengiyakan. Justru dalam hati berteriak GILAAA menulis seminggu,
bisakah? Apalagi beliau merasa masih penulis pemula. Beliau masih belum percaya
dan sama sekali tidak yakin bisa. Setelah Beliau menerima materi dari Prof.Richardus Eko
Indrajit, saat materi berakhir Prof Eko mengajak sekaligus menantang para guru untuk mau berkolaborasi menulis bersama Beliau tapi menulisnya 1
minggu. Malam itu belum ada yang mengiyakan dalam hati GILAAA menulis
seminggu bisakah?
Hingga siang hari, dihari
berikutnya OmJay melemparkan sederet tema yang ditawarkan oleh Prof. Eko dan para
guru diminta menjawab siapa yang bersedia. Guru yang bersedia dipersilahkan copy paste dan tuliskan nama serta nomer
handphonenya. Beliau membaca setiap tema, ternyata temanya keren-keren semua. Semua
tentang IT, meski Bu Eva Guru TIK rasanya Beliau belum memiliki potensi untuk
menuliskan konsep konsep tema yang ditawarkan Prof.Eko waktu itu. Dan untuk
menjawab tantangan itu dan untuk membuktikan kemampuan bahwa Beliau bisa
menulis buku. Maka Beliaupun memberanikan diri menuliskan nama dan nomer Handphonenya
hingga Beliau digabungkan dalam group menulis bersama Prof. Eko. Dan
tergabunglah 21 orang yang waktu itu bersedia.
Hari pertama Beliau menyodorkan
main map tentang buku yang akan ditulisnya. Mainmap ini Beliau dapatkan dari
belajar menulis bersama seorang narasumber bernama Akbar Zainudin, Penulis buku
Man Jadda Wa Jadda. Ketika mainmap dikirim, Prof. Eko memberi tanggapan
positif. Mulailah Beliau memulai petualangan
tergila. Hari ke 2 berhasil menyerahkan outline (daftar isi) buku yang akan dtulisnya.
Cover buku pun dibuat Prof Eko dan ini menjadi penyemangat bagi Bu Eva. Ketika
cover diposting Beliau merasa buku seperti
sudah selesai, padahal baru covernya saja. Hatinya senangnya sudah luar biasa.
Beliau mulai membuka sejumlah referensi salah satunya, membeli buku dari bapak
Akbar tentang UKTUB panduan lengkap menulis buku dalam 180 hari dan referensi
buku yang ditulis OmJay. Beliau belajar tahap membuat daftar isi yang dikembangkan
dari main map. Panduannya 180 hari tapi target dari Prof. Ekoji 1 minggu.
Hari ketiga, ke empat dan ke
lima, mampu Beiau lewati dengan penuh kekhusyukan. Sangat fokus, dan tanpa buang
buang waktu benar benar berada dalam kegilaan menulis. Hingga sudah mau
tidurpun rasanya otak ini masih berfokus dan berpikir tulisan apa lagi ide
apalagi yang harus ditambahkan. Seminggu benar –benar pikiran, hati dan raga Beliau menjadi satu seiring sejalan, tak ingat lagi yang lain, yang diingatan hanya
deadline yang hampir habis dan harus kelar. Rasa kantukpun hilang ketika tangan
sudah asyik menari nari di atas keyboard, membawa perasaannya seperti sudah
ahli sekali merangkai kata padahal baru kemarin Beliau belajar menulis. Dalam
hati selalu berdoa, memohon kemudahan dan kesehatan dariNya
Benar-benar pengalaman yang
tak akan terlupakan. Ternyata Beliau bisa membuktikan bahwa dirinya bisa
menulis buku dalam 1 minggu, dengan editingnya 2 minggu sudah siap disetorkan
ke Prof Eko untuk disempurnakan dan dikirim ke penerbit. Dari 21 peserta yang
tergabung hanya 11 orang yang berhasil menjawab tantangan dan berselang 2
minggu kemudian 23 Mei 2020 tibalah waktunya para guru mendengarkan hasil Evaluasi dan pengumuman tulisan yang lolos
untuk diterbitkan di penerbit Andi. Alhamdulillah 9 orang penulis yang
berkolaborasi dengan Prof. Eko berhasil diterima tanpa revisi. Termasuk Bu Eva salah
satunya. Good job. Kepuasan bathin yang tak ternilai harganya.
Pengalaman adalah inspirasi dalam menulis. Itulah yang menjadi ide Beliau
dalam menulis buku. Pengalaman yang Beliau lalui, sebagai sahabat Rumah Belajar
memberinya inspirasi untuk menulis tentang Kelas Maya rumah belajar, Pengalaman
sebagai Instruktur kurikulum 2013 menginspirasi Beliau menulis Optimalisasi
Model-Model Pembelajaran Inovatif. Saat ini Beliau sebagai calon pendamping
Guru penggerak angkatan pertama setelah mengikuti bimtek pendamping selama 9 hari. Beliau terinspirasi lagi menulis buku
dengan judul Belajar Merdeka, Merdeka Belajar sudah setengah jalan bab 1.
Pengalaman Beliau semoga dapat menjadi motivasi bagi para guru sahabat semua,
ketika kita menulis dengan niat berbagi akan ada jalan Allah membukakan jalan
dan mempertemukan kita dengan orang orang hebat yang luar bisa menginspirasi
dan selalu berbagi. Hingga satu prinsip yang Beliau pegang saat ini. Semakin dibagi semakin tak terbatas. Semakin
kita niat berbagi ada saja ide ide yang muncul dalam pikiran dan hati kita.
Yang tadinya apa saja yang kita lihat dan kita alami tidak terpikir untuk kita
bagikan apalagi untuk ditulis dalam bentuk karya tapi setelah pecah telur Buku
pertama terbit, semakin memotivasi Beliau untuk menghasilkan karya karya yang
lainnya. Berkah rasanya selalu datang
Setelah buku rampung ditulis
Beliau diminta Prof. Eko jika bisa ada 2 atau 3 pengantar atau testimoni dari
orang orang yang dianggap penting. Maka orang pertama yang Beliau minta dan
hampir semua buku yang terbit di akademi EKOJI ada pengantar dari Om Jay. Ini
benar benar motivasi yang luar biasa, hingga beberapa teman yang Beliau minta
testimoni dan sekapur sirih untuk buku Beliau dengan senang hati menuliskannya.
Semangat berbagi ini juga yang mengantarkan Beliau mendapatkan kata pengantar, dalam buku pertamanya dari bapak Gogot Suharwoto, kepala Pustekkom 2017-2020.
Judul Buku kelas Maya ini Beliau posting
di FBnya dan tidak disangka berbagai apresiasi dan doa tulus dari teman temannya
dan sahabat menjadi semangat yang semakin menggerakkan Beliau. Hingga Bapak
Gogot juga memberikan apresiasi itu melalui inbox. Seorang guru yang baru
belajar, guru yang masih sangat minim pengalaman bisa berkolaborasi dengan
seorang Prof. Ekoji. Dan mendapatkan apresiasi dan kata pengantar dari orang
yang luar biasa.
Beliau berharap pengalamannya dapat memotivasi bahwa semua guru bisa menulis.
Seyogyanya hilangkan keraguan yang ada, hargai potensi diri sebagai mahluk
ciptaan Allah yang sempurna dan memiliki bakatnya masing masing. Yakinkan dalam
diri, batu hambatan yang ada dalam diri harus bisa dipecahkan. Beliau mengutip pesan dari Prof. Eko untuknya: Cita cita itu harus dikejar seperti laskar
pelangi. Saat kalimat ini diucapkan Prof. Eko, Bu Eva langsung terharu dan
benar benar menggerakkannya untuk lagi dan lagi mencoba membuktikannya. Hingga
akhirnya Beliaupun suka dengan lagu laskar pelangi.
Beliau memberi tips cara
mengatasi minder dengan cara menanamkan dalam diri kita, bahwa kita cipta Allah
dengan bakat dan potensi yang unik dan tidak sama setiap individu. Mindset dan
motivasi harus dibangun dari dalam seorang guru agar berhasil membuktikan dan
mematahkan pikiran minder. Mencoba berpikir positif akan membuat kita berproses
menghasilkan hal hal yang positif. Banyak literasi gali referensi tentang apa
yang akan ditulis. Membaca tulisan orang lain di blog, di web, di youtube,
bahkan jalan jalan ke toko buku juga salah satu cara menemukan ide ide baru.
Yakin kita bisa menulis
setiap hasil tulisan kita layak dan punya cirinya sendiri tidak bisa disamakan
dengan tulisan orang lain, potensi kita berbeda dan cara kita menuangkannya
juga berbeda. Seorang guru bisa menjadi sarjana karena bisa menyelesaikan
skripsi dan itu sudah membuktikan guru bisa menulis.
Luar biasa. Semakin hari semakin menjadi.
BalasHapusTerimakasih Bapak motivasinya
HapusLuar biasa. Semakin hari semakin menjadi.
BalasHapusTerimakasih Bapak
HapusKisah inspiratif, dalam mengawali hari.
BalasHapusTerimakasih Mas Fahmi
HapusMantab Ibu Muslikah
BalasHapusTerimakasih Mbak Zuna
HapusPingin rasanya merekap catatan blog hingga menjadi sebuah buku semoga
BalasHapusItu cita-cita saya Pak
HapusMantap... Wajib istiqomah dlm menulis
BalasHapusTerimakasih sekali
HapusLuar biasa ibu
BalasHapusTerimakasih Ibu
HapusLuar biasa ibu
BalasHapusTerimakasih Ibu
BalasHapus