Hari ini pukul 08.00 WIB sudah ambil antrian di
BRI. Mendapat intruksi dari Bapak Kepala Madrasah untuk mengambil nomor antrian
terlebih dahulu. Karena Beliau masih mempersiapkan berkas sekaligus
menggandakannya di kios foto kopi. Dapat nomor antrian 008, tapi kepala
madrasah belum juga datang di BRI Durenan. Tak apalah. Untung oleh sekuriti di
perbolehkan menunggu di dalam ruangan. Alhamdulillah, tempat duduk di luar
telah habis. Sambil menunggu kedatangan Bapak Kamad saya menulis setoran sunah
blogg Sahabat Pena Kita.
Duduk di dalam ruangan ber-AC tangan saya
serasa membeku. Sambil melihat giat Bapak Sekuriti. Pria berperawakan gagah
dan gesit itu, telah siap memantau nasabah di pintu masuk. Menanyai satu
persatu keperluan nasabah. Melakukan cek suhu, dan menyemprotkan handzanitizer.
Mempersilahkan mengambil nomor antrian bagi yang memenuhi standar protokol kesehatan.
Beliau yang mengatur siapa yang boleh masuk ruangan. Jika dua orang dalam satu
keluarga/satu instansi mempunyai keperluan sama. Maka hanya satu orang yang
boleh masuk, mewakili. Bahkan Pak Sekuriti inipun dengan tegas, mempersilahkan
keluar nasabah yang nyelonong masuk. Santun tapi tegas.
Saya melihat Beliau menjelaskan cara mengisi
blanko maupun formulir. Yang sering minta bantuan biasanya ibu-ibu.
Ibu-ibu paling senang meminta bantuan Bapak Sekuriti. Selain orangnya ganteng,
smart dan ramah. Kemungkinan ibu-ibu juga takut pengisian formulirnya salah. Pak
Sekuriti juga terlihat bersusah payah meminta ibu sepuh yang memaksa masuk
ruangan padahal harus ngantri. Ibu sepuh dengan suara lantang minta
diperbolehkan masuk, padahal di dalam sudah penuh nasabah. Sekuriti itupun
memohon kepada seorang nasabah untuk berdiri, karena ia menduduki tempat yang diberi tanda
silang. Sesekali Beliau duduk menggantikan petugas Customer Service yang sedang break siang. Mungkin seorang sekuriti bank, memiliki pengetahuan yang memadai terkait perbankan.
Berkas diterima dan layak untuk dicek teller
pukul 12.00. Setelah urusan dengan teller selesai, saya mengingatkan kepala
madrasah meminta rekening Koran. Setelahnya saya dan kepala sekolah pulang ke arah
yang berbeda. Saya ke barat dan Beliau ke timur. Sampai di rumah pukul 12.30
segera menunaikan ibadah. Sekujur tubuh terasa dingin akibat duduk di tempat
ber-AC selama 4 jam. Menggigil kedinginan sampai pulas ketiduran. Giat Senin yang melelahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar