Kamis, 17 Desember 2020

KISAH HARU SEORANG GURU YANG DINYATAKAN POSITIF COVID-19

 Kisah ini menuturkan seorang guru yang rajin, baik dan penuh dedikasi. Dan langkah perjuangannya melawan covid-19. Ketika itu, Beliau melakukan rapid tes menjelang pilbup 9 Desember 2020. Hasilnya remang remang mengarah ke positif. Maka oleh dokter disarankan untuk swab secara mandiri. Dari pada selama 10 hari tidak ada kegiatan apapun di rumah. Maka Beliau melakukan swab di RSU. Di sana dinyatakan positif. Karena OTG maka Beliau disarankan isolasi mandiri selama 10 hari. Kemudian mulai melakukan isolasi mandiri. Beliau merasakan tekanan mental yang cukup besar. Karena didatangi petugas kesehatan dengan menggunakan APD lengkap. Begitu pula dengan polisi dan tentara yang mendatangi rumahnya. Beberapa tetangga mengintip dari balik pintu maupun melihat dari teras rumah mereka. Beliau semakin tertekan ketika membaca sebuah artikel yang menyatakan bahwa pasien covid-19 pada hari keenam dan ketujuh akan mengalami penurunan kemampuan membau dan mengecap rasa. Dan harus dibantu ventilator karena kesulitan bernapas.

Alhamdulillah, fase itu tidak dialaminya. Karena ia memancangkan motivasi, bahwa covid-19 tidak selalu berujung kematian. Namun reaksi lingkungan tidak empati padanya. Lewat depan rumahpun warga memalingkan muka. Jangankan memberi bantuan kebutuhan sehari-hari. Ujian berupa covid-19 ini dianggap masyarakat sebuah aib. Sehingga dijauhi banyak orang. Beliau mencoba untuk terapi psikis dengan selalu berdoa kepada Allah agar dapat bertemu anak istrinya. Dan melaksanakan tugas sebagai PPK di Kecamatan Durenan,

Untung saat itu, keluarga hendak mengadakan slametan100 hari neneknya. Jadi sembako bisa digunakan untuk makan selama isolasi mandiri. Sedang dari pemerintah desa pernah mengirim SMS menanyakan apakah tidak membutuhkan bahan makanan. SMS tersebut dijawabnya, bahwa keluarganya malu untuk meminta bantuan. 

Beliau mengajar di SD dan MI. Dari MI, teman-temannya datang dan membawa makanan serta vitamin. Tapi mematuhi protokol kesehatan. Ada pula yang mensuport melalui VC maupun SMS. Namun dari yang lain sama sekali. Menanyakan kabar kesehatan saja tidak pernah. Bagi sekolah dirinya dianggap sebuah aib, yang membuat sekolahnya dijauhi. Beda dengan pola pikir guru MI yang menganggap dirinya sebagai keluarga yang layak mendapat support. Setelah Beliau dinyatakan sehat oleh dokter, maka bisa menjalankan tugasnya sebagai ketua PPK. Dan teman- teman seperjuangan juga menyambutnya dengan hangat.
Diceritakan hari ini oleh Beliau (18 Desember 2020) agar kita empati kepada pasien yang dinyatakan positif covid-19.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar