Kemarin
mengikuti lomba membuat artikel 5.000 kata dengan tema ‘Semangat Berbakti di
Masa Pandemi’. Lomba yang diadakan oleh Kelompok Kerja Madrasah Kecamatan
Durenan. Naskah terakhir dikumpulkan hari Sabtu tanggal 12 Desember 2020 di MI Pakis. Saya mengumpulkan
pertama kali. Ibu Kepala MI Pakis mengatakan belum ada yang mengumpulkan sejak
pagi hingga pukul 10.00. Membuat artikel ini wajib bagi ASN kecamatan Durenan.
Pun setiap RA/BA/MI wajib mengikut sertakan maksimal 2 gurunya untuk mengikuti
lomba menulis artikel ini. Sebetulnya lomba yang digelar ada 3 jenis yakni menulis artikel,
membuat puisi dan membuat video pembelajaran.
Tulisan
saya terkait kegiatan sehari-hari dalam mendidik di masa pandemi. Dengan tujuan
agar tulisan mengalir dan orisinal. Narasi dalam artikel tersebut terkait
dengan platform yang dipilih wali murid dalam pembelajaran daring, guru membuat
video pembelajaran, siswa membuat video tentang rangkaian listrik, kegiatan
luring pada masa pandemi, belajar serta mengajar Alquran di rumah Tahfidz.
Sebetulnya masih banyak yang ingin saya tuliskan terutama tentang upaya saya
mencari ilmu dengan bergabung di beberapa group literasi. Seperti group Literasi
Kemenag, Sahabat Pena Tulungagung, Komunitas Guru Blogger, Sahabat Pena
Nusantara, Belajar menulis Gelombang 14. Masuk ke dalam berbagai group
literasi, berharap mendapat ilmu yang bermanfaat. Sekaligus untuk ‘vitamin’
dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk menghibur hati yang gundah hidup di masa pandemi.
Yang
paling terkesan bisa berkenalan dengan Ibu Kanjeng. Beliau sering menjapri
untuk mengikuti kegiatan menulis. Beliau juga membimbing saya untuk menerbitkan
sebuah buku dari hasil kuliah malam di group menulis 14. Buku tersebut bukan
hanya untuk kepentingan kenaikan pangkat. Namun di dalamnya berisi 20 materi
tentang motivasi menulis. Materi-materi tersebut saya rangkum dari hasil kuliah
malam. Pematerinya dari pakar ngeblogg, penerbit maupun guru. Saya tidak pernah
berfikir tulisan saya baik, bermutu ataukah memiliki manfaat bagi orang lain.
Yang utama saya belajar menulis, menuangkan pemikiran agar tidak menumpuk di
dalam pikiran. Mungkin bagi para penulis handal di group literasi, sering
tertawa membaca tulisan saya. Padahal tulisan tersebut saya tulis dengan susah
payah. Membutuhkan waktu berjam-jam.
Suatu ketika pernah berharap sampai pada posisi Bu Kanjeng. Ketika telah purna tugas tetap berkarya, mampu menulis beberapa buku yang mampu ditinggalkan untuk anak cucu. Mengukir sejarah dalam bentuk tulisan. Sepuluh atau dua puluh tahun ke depan anak cucu membaca tulisan saya di rak buku rumah. Sesuatu yang paling berkesan dengan Bu Kanjeng, ketika memberi bonus buku. Berharap anggota group literasi terinspirasi dengan jejak Beliau. Itu mimpi saya.
Salut dengan semangat membara Bu Mus🔥🤩
BalasHapusTerimakasih Bu Doktor, motivasinya
Hapus