Sabtu, 12 Desember 2020

PROSES TURUN HUJAN

 


Mulai pukul 13.00 WIB hujan turun tanpa henti, meskipun tidak deras. Duduk berdua dengan anak bungsu yang sekarang ini duduk di kelas V. Melihat hujan turun dari langit, udara terasa dingin. Si bungsu bertanya tentang penyebab 4 musim di negara Eropa dan dua musim di daerah Indonesia. Segera saya jawab pertanyaannya, karena Indonesia berada di wilayah katulistiwa sehingga biasa disebut negara tropis. Negara – negara yang berada di daerah tropis mengalami 2 musim, dan negara di daerah sub tropis mengalami 4 musim. Perbedaan musim di daerah subtropis juga disebabkan karena bumi beredar mengelilingi matahari (revolusi  bumi). Ia mengernyitkan dahinya mungkin tidak puas dengan jawaban saya. Atau belum paham dengan istilah tropis, subtropis maupun revolusi bumi.

 Alhamdulillah, jawaban saya tentang jenis-jenis musim bisa diterima. Ia sedang berfikir tentang asal mula hujan. Kini tinggal menjelaskan proses jatuhnya hujan. Mulailah menjelaskan tentang air laut, air sungai yang terkena panas matahari menguap menjadi awan (uap air). Proses penguapan ini disebut evaporasi. Uap air yang jenuh  mengalami kondensasi (mengembun) menjadi titik-titik air. Sehingga turunlah hujan, turunya hujan disebut presipitasi. Saya sedikit lega ia menunjukkan jempolnya, berarti setuju dengan penjelasan saya. Tapi ia bertanya lagi tentang evaporasi, evaporasi ini terjadi waktu musim hujan atau setiap hari. Menurutnya setiap hari matahari bersinar, berarti setiap hari terjadi evaporasi. Kenyataan di musim kemarau ada evaporasi tapi tidak hujan.

Pertanyaan yang sulit untuk saya jelaskan. Selama ini belum pernah mendapat pertanyaan begini dari siswa saya di sekolah. Sebelum saya menjawab, mencoba merangkai kalimat yang tepat. Ia memandang saya, dengan keheranan. Karena belum muncul sepatah katapun dari mulut saya. Setelah merasa cukup menemukan jawaban, dengan hati-hati saya sampaikan jawabannya. Sejatinya evaporasi terjadi setiap hari, ketika terjadi proses mengembun (titik-titik air) sebagian akan menguap kembali ke atmosfer sebagian tertarik gravitasi. Turunlah hujan. Jika suhu udara sedang, turun hujan. Bila suhu rendah maka titik-titik air berubah menjadi salju.

Pada musim kemarau bukannya tidak ada hujan, namun istilah yang benar curah hujan rendah. Meskipun setiap hari terjadi evaporasi dan kondensasi, namun tidak terjadi hujan. Hal itu disebabkan pada bulan April sampai dengan bulan September di Indonesia bertiup angin. Angin tersebut dinamakan Muson Timur. Angin Muson Timur ini melewati Indonesia. Angin ini bertiup dari belahan bumi utara sehingga udara di benua Australia menjadi dingin dan tekanan udara meningkat. Suhu di benua Australia meningkat mengalir ke Indonesia melewati gurun-gurun yang mempunyai sifat panas dan kering. Sehingga di Indonesia mengalami musim kemarau. Udara yang panas dan kering menyebabkan titik-titik air menguap ke atmosfer. Untungnya saya diajak kakak ipar rewang ke tetangga. Jika terlalu lama duduk dengan si bocil, bisa-bisa satu buku IPA ditanyakan. Akhirnya berbaur dengan ibu-ibu mempersiapkan menu makanan untuk pesta pengantin besok pagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar