Rabu, 23 Desember 2020

CATATAN LIBURAN II: EVALUASI DAN PEMBINAAN 10 PROGRAM POKOK PKK TAHUN 2020.

 

Kemarin, tanggal 22 Desember 2020 mengikuti kegiatan ‘Evaluasi dan Pembinaan 10 Program Pokok PKK Desa tahun 2020’. Kegiatan tersebut diadakan di kecamatan Pogalan. Sebenarnya kegiatan dibuka pukul 08.30 WIB, yang dipimpin ketua PKK kecamatan Pogalan. Pada pembukaan kegiatan evaluasi tersebut diikuti oleh lima desa yakni Pogalan, Ngulankulon, Ngulanwetan, Gembleb dan Ngadirenggo. Lima desa tersebut merupakan desa yang mengikuti pembinaan dan  evaluasi tahap pertama. Sedangkan tahap kedua, desa Bendorejo, Kedunglurah, Ngadirejo, Ngetal, dan Wonocoyo. Untuk tahap kedua dimulai pukul 12.00 berdasarkan undangan rapat. 

Untuk itu segera berkemas dan berangkat pukul 12.30, dengan pemikiran tentunya petugas yang melakukan pembinaan masih istirahat, makan dan melakukan ibadah sholat dhuhur. Setelah sampai di sana beberapa Kelompok Kerja (Pokja) sudah mulai melakukan pembinaan. Sedangkan di meja Pokja III belum dimulai pembinaan, masih Ishoma (Istirahat, sholat dan makan). Bisa saya gunakan untuk istirahat sejenak, berkenalan dan saling sapa. Istirahat sejenak, karena hormon adrenalinku memacu detak jantung terlalu cepat akibat kewaspadaan di jalan raya yang padat oleh arus pengguna jalan. Pengguna jalan yang saling mendahului setelah mereka pulang kerja. Ketika hendak belok kanan menuju kecamatan Pogalan, saya sudah turun dari jalan beraspal, namun sebuah mobil avanza melaju kencang dengan jarak yang sangat dekat. Saya cukup terkejut hanya mampu melafalkan takbir dan istighfar. Jadi teringat nasehat para sesepuh: jika ingin menguji kesabaran tingkat tinggi, silahkan mencobanya di jalan raya.

Setelah gempa tremor di dada agak reda, segera saling sapa dengan ketua pokja tiga dari desa lain karena sebagian sudah saling kenal. Terutama dari desa Ngetal dan Kedunglurah. Sedangkan dari desa Wonocoyo kelihatannya petugas baru sehingga harus berkenalan terlebih dahulu. Biar nanti diskusi menjadi nyaman dan enak. Para Pembina 10 Program PKK Kecamatan khususnya Pokja III masih khusuk beribadah di mushola kecamatan. Karena Beliau hampir pensiun dan baru saja menunaikan ibadah haji tahun lalu. Maka nampak sangat khusuk dalam menunaikan ibadah sholat dhuhur, kami berempat (wakil dari bendorejo ijin ) harus sabar menunggu. Dalam perbincangan waktu itu tidak membahas hasil lembur mengerjakan buku-buku pokja III yang berjumlah 13 buku. Mungkin karena terlalu jenuh menghitung jumlah penduduk, jumlah rumah, dibandingkan pemanfaatan pekarangan, lumbung hidup, warung hidup, penanaman toga, pemanfaatan pekarangan untuk perikanan dan peternakan.

Apalagi jika harus mendata persentase ketrampilan kader dalam menjahit, pemberian bantuan sarana dan alat ketrampilan jahit. Ini membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk mencari data di kantor desa, rumah bapak kepala dusun. Begitupula jika harus menghitung persentase kader sandang, jumlah home industri, konveksi dan jumlah penyuluhan kader pangan tiap tahun. Tingkat tersulitnya adalah menghitung rumah layak huni, mendata kegiatan composting dan pilah sampah. Menghitung jumlah rumah yang dipugar dengan arisan bahan bangunan masyarakat dan PKK. Apalagi jika harus mendata jumlah rumah yang menanam toga, tanaman keras dan warung hidup. Kegiatan tersebut memerlukan waktu dan tenaga yang luar biasa. Sampai lupa bahwa harus setoran nulis wajib dan sunah di group SPK Tulungagung. Sebetulnya jika dasa wisma jalan data juga mudah diperoleh.

Akhirnya perbincangan mereka tentang kegiatan ibu-ibu mengambil rapor di sekolah anaknya. Saya hanya sebagai pendengar karena menyangkut pekerjaan sehari-hari sebagai guru daring. Mungkin dari perbincangan tersebut, saya dapat ilmu untuk membaiki kinerja sebagai guru. Ternyata di sekolah putranya ada beberapa siswa yang tidak menerima rapor karena banyak tugas yang tidak dikerjakan. Wali kelas akan membagikan rapor kepada siswa tersebut jika tugasnya sudah dikerjakan. Dilema pembelajaran daring memang, terutama jika ibunya harus bekerja di pasar, atau garda depan yang berangkat pagi pulang sore. Bahkan ketika jam daring, dicarikan guru privat juga tidak membantu anak-anak. Mungkin wali kelas harus luring ke rumah beberapa siswa tersebut agar rapor bisa dibagikan. Jadi teringat hari ini saya dapat piagam penghargaan dari sekolahnya Daffa. Dengan predikat “Guru Terbaik” bagi anak saya. Kelihatan semua wali yang tuntas mengirim tugas anaknya mendapat piagam tersebut. Karena hari ini penentuan ketuntasan tugas siswa dari mengerjakan modul, ketrampilan, hafalan Alquran, hafalan Hadits dan doa-doa sehari-hari.

Perbincangan kami terhenti ketika Ibu Hajjah Tini dan Ibu Dedeh memasuki ruangan dengan sambutan yang hangat. Kalimat sapaan dan gestur yang hangat, kami berempat membalas dengan senyum hangat pula. Mulailah para Pembina Pokja III mengawali tugasnya dengan memberikan 3 bendel tugas: (1) Data Kegiatan Pokja III PKK, (2)Kriteria evaluasi  pelaksanaan terbaik 10 program pokok PKK  (3) Indikator Penilaian 10 Program Pokok PKK. Untuk data kegiatan Pokja III PKK ini harus koordinasi dengan Pokja IV karena ada keterkaitan data. Supaya datanya valid, terutama tentang jumlah penduduk dan data rumah warga yang digolongkan rumah layak huni. Sedangkan Kriteria evaluasi dan indikator penilaian 10 program pokok PKK harus didiskusikan terlebih dahulu dengan bidan desa dan pokja IV.

Kesimpulan dari kegiatan kemarin adalah ujian kesabaran terberat salah satunya di jalan raya, meskipun data hanya untuk pokja PKK harus diisi dengan data riil, data yang tepat bisa diperoleh dengan berkolaborasi dengan kelompok lain, guru bisa belajar dengan mendengarkan pengalaman orang lain, meskipun tugas menunggu ibadah harus tetap dilakukan dengan khusuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar