Kamis, 24 Desember 2020

CATATAN LIBURAN HARI KEEMPAT: PENGALAMAN PERTAMA RAPID TEST ANTIGEN

 


Tadi malam merasa tidur ayam, tidur tapi tak nyeyak.  Hingga pagi tadi badan terasa berat dan capek. Selesai masak, mandi mengerjakan rapor APD. APD yang dimaksud bukan Alat Pelindung Diri bagi petugas garda depan menangani covid-19. Tapi Aplikasi Penilaian ARD Semester I, aplikasi rapor baru sesuai KMA nomor 183. Berdasarkan hasil rapat madrasah, nilai harus diolah menggunakan aplikasi rapor baru. Maka hari ini lembur di rumah, ketika hampir selesai memasukkan nilai pada APD. Mendapat telpon untuk segera meluncur ke sekolah, karena guru agama dan guru mata pelajaran akan memasukkan nilai ke APD kelas VI. Sayapun segera meluncur ke sekolah. Ada pula guru yang cukup mengopi template, mengisi nilai dan mengirimnya kembali via WhatsApp.

Setelah pulang sekolah mampir ke apotek untuk membeli vitamin C dengan multivitamin dan mineral. Kemudian menuju klinik Anisa untuk mencari informasi tentang rapid antigen. Perawat menjelaskan hari ini  bisa melakukan rapid antigen sampai pukul 14.00. Kemudian buka lagi pukul 16.00-21.00. Segera pulang ke rumah untuk istirahat dan minum vitamin C. Ternyata  masih sulit untuk terlelap, cukup memejamkan mata saja. Sampai akhirnya pukul 16.00 WIB menuju klinik untuk rapid antigen. Menunggu cukup lama karena petugas laboratorium belum datang. Setelah petugas datang langsung diajak ke ruangan untuk diambil lendir dari hidung. Proses yang cukup sakit karena pengambilan lendir hidung sampai pada tempat terdalam. Rasanya seperti ingin bersin berulang-ulang. Setelah berhasil diambil lendir ditaruh pada media tertutup di bawa ke laboratorium.

Menunggu hasil lab cukup lama hampir satu jam. Teman saya langsung ijin pulang karena merasa tak sanggup mengikuti rapid antigen. Mungkin melihat saya tetap memejamkan mata ketika proses pengambilan lendir. Setelah saya tanya alasan pulang, ternyata karena prosesnya seperti swab. Takutnya hasilnya positif terpapar covid-19. Perkataannya membuat nyali makin ciut. Saya menunggu di dekat apotek, sambil berdoa tiada hentinya. Setelah itu dipanggil untuk mengukur tekanan darah dan suhu tubuh. Suhu tubuh 36℃ dan tekanan 130, lumayan stabil. Menunggu merupakan hal yang menjemukan. Karena penasaran saya tanya ke petugas entri data, sebelum dijawab oleh petugas tersebut. Ada panggilan dari apoteker, hasilnya sudah keluar dan diamplop rapi. Alhamdulillah hasilnya negatif dari paparan covid-19. Terimakasih kami panjatkan pada Alloh masih diberi kesehatan dan terhindar dari paparan covid-19.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar