Kamis, 17 Desember 2020

IBADAH TERTIB DAN KHUSUK MERUPAKAN KEBERKAHAN DUNIA DAN AKHIRAT

Hari Kamis tanggal 17 Desember 2020, menghadiri rapat rutin ASN. Rapat yang tertunda dua bulan karena kesibukan Pengawas Madrasah. Beliau sibuk melakukan kunjungan ke berbagai MI, MTs maupun MA untuk  kegiatan Penilaian Kinerja Kepala Madrasah (PKKM). Rapat hari ini di mulai pukul 11.00, karena pukul 08.00-11.00 diadakan rapat Kelompok Kerja Kepala Madrasah. Acara dimulai dengan sambutan dari pengawas PAI. Karena Pengawas Madrasah masih mengadakan rapat PGRI di Trenggalek. Selanjutnya dilaksanakan pengajian oleh Gus Halim. Penyuluh Agama Non PNS. Penyuluh agama milenial yang memiliki akun Facebook Gus Halim. Cara penyampaiannya menarik. Sangat mengena dan mudah dipahami.

Di awal kultumnya Beliau dengan tegas menyampaikan: bahwa guru yang menjadi ASN, bukan  karena mereka hebat. Sejatinya jabatannya karena atas izin Allah. Maka harus bersyukur tidak boleh sombong atau merasa lebih dari orang lain. Untuk itu mereka harus bersyukur. Wujud syukur, menurut Gus Halim: dengan merasa senang dan ikhlas. Senang dalam melaksanakan tugas dan ikhlas dalam menjalankan amanah sebagai aparatur sipil negara. Dalam wujud ucapan dengan melafalkan kalimat tahmid. Alhamdulillah.  Dan rajin membaca sholawat nabi. 

Orang yang masuk neraka ada 3 golongan: (1) Langgeng di dalamnya tidak ada harapan. Inilah golongan orang yang mati karena kafir atau mati karena musyrik.(2)Orang yang berdosa dan masuk neraka (3) Orang yang berdosa tapi diampuni, ada harapan masuk surga. Ketika menyampaikan nasehat ini, Beliau menanyakan kepada para guru. Para guru dimohon untuk menjawab secara jujur. Jika untuk menilai diri sendiri, yang tepat kita golongan nomor berapa. Dan jika digunakan untuk menilai orang lain tepatnya, kita golongan nomor berapa?

Menurut Gus Halim, jika kita (orang bijak) untuk diri sendiri sebaiknya merasa golongan orang nomor 2. Dengan merasa orang yang berdosa, kelak masuk neraka. Agar secepatnya memperbaiki diri. Tak tidak mengulangi kesalahan yang sama. Apabila kita menilai orang lain. Orang yang bijak akan menganggap teman kita adalah golongan orang yang berdosa, tapi diampuni. Agar diri kita tidak merasa paling benar. Menghargai teman sejawat, teman seperjuangan dalam mengemban amanah di madrasah.

Orang yang beriman adalah orang yang ketika salah merasa salah. Dan kesalahan yang dilakukan merupakan kesalahan yang terakhir. Agar kita tidak mengulang kesalahan yang sama. Orang yang beriman adalah orang yang baik. Orang baik ketika ia terpuruk, jatuh dan gagal, maka itu adalah kegagalan yang terakhir. Ia segera bangkit, bertaubat dan mengganti dengan amalan yang shalih. Maka Allah akan mengampuni kesalahan hambanya, karena sesungguhnya Allah Maha Pengasih dan Penyayang. 

Dalam closing statementnya Gus Halim mengingatkan para guru untuk ikhlas dalam mendidik siswa. Kegiatan mendidik dilakukan sebagai ibadah. Mendidik karena Allah, bukan karena gaji. Apapun aktivitas kita diniatkan karena Allah. Sehingga ibadah kita tertib dan khusuk. Ibadah yang tertib dan khusuk, merupakan keberkahan dunia dan akhirat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar