Selasa, 29 Desember 2020

IBU YANG BAHAGIA DAPAT MENJADI IBU CERDAS DAN SOLUTIF

 


Hari ini mengikuti webinar yang diadakan oleh Darma Wanita Kemenag Kabupaten Trenggalek dengan tema Membangun Ketahanan keluarga di masa Pandemi. Yang paling menarik adalah pemateri yang membahas tentang peran ibu di masa pandemi covid-19. Bagaimana menjadi ibu cerdas? Inilah bagian webinar yang menarik. Materi ini dipaparkan dengan membahas terlebih dahulu tentang ketahanan keluarga ketika mendapat tantangan besar di masa pandemi. Kaum ibu berperan besar dalam keluarga. Terutama sejak dilakukan sosial distancing semua akativitas dilakukan di rumah. Mulai dari menyelesaikan pekerjaan kantor, mendidik siswa juga dilakukan dari rumah. Mulai awal pandemi pada pertengahan Maret, semua kegiatan difokuskan dari rumah. Saat itu baik segi ekonomi maupun psikologis sangat mempengaruhi ketahanan keluarga.

Hikmahnya kaum ibu yang WFO kembali menjadi full time mom menjadi ibu rumah tangga. Kadang karena aktif  bekerja, terbiasa leluasa bekerja di kantor. Akhirnya ibu merasa gagap atau bahkan  stress. Menghadapi polah tingkah anak. Menyelesaikan tugas rumah, mendampingi anak belajar dan bagi ibu yang bekerja tugas kantor juga dibawa pulang. Maka ibu harus beradaptasi. Terkait aktivitasnya sebagai seorang ibu diharapkan mampu sebagai penompang keluarga yang tangguh dan cerdas. Bahkan berperan dalam masa depan keluarga maupun masa depan bangsa. Ibu madarasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Ibu harus cerdas sebagai bekal mendidik anak-anaknya. Karena ibu yang cerdas akan melahirkan anak-anak yang cerdas.

Mengingat begitu besar peran ibu bagi masa depan keluarganya, maka ibu harus bahagia. Karena  ibu yang bahagia akan menjadi cerdas. Ketika ibu bahagia akan mengaktifkan otak berfikir. Sedangkan jika ibu tidak bahagia maka yang bekerja adalah otak reptile. Otak manusia dibagi menjadi 3. Yakni:

1.      Otak Reptil untuk gerak reflek.

2.      Otak mamalia untuk menyimpan memori jangka panjang,

3.      Otak neo cortex untuk berfikir.

Ibu harus berbahagia, karena jika ia bahagia akan menjadi cerdas.  Cara menjadi ibu yang bahagia, terampil berkomunikasi, mampu menyampaikan pesan, mendidik anak, dan mempunyai visi yang baik. Misalnya  keluarga dibentuk tujuan apa, apa potensi dalam keluarga yang perlu dikembangkan, baik potensi anak-anak dan potensi ibu,  membangun kolaborasi, bagaimana ibu bisa berkomunikasi dengan baik dengan suami, sehingga bisa saling melengkapi. Secara detail ada 3 kunci sukses agar ibu berbahagia. Kuncinya 3 S: Senyum, Syukur, Sukses.

Senyum

Senyum bisa dilatih. Pagi hari usahakan tersenyum. Kendalikan emosi tebarkan senyuman. Ketika kita senyum neo corteks akan aktif, sehingga ibu lebih mudah dalam penyelesaikan masalah. Ibu bisa lebih solutif. Akhirnya bisa menyelesaikan keruwetan di rumah. Senyum bermanfaat bagi kesehatan. Senyum mendorong bekerjanya hormone endorfin. Bahagia bisa meningkatkan imun dalam tubuh. Jika ibu tidak bahagia yang dominan bekerja adalah  hormon adrenalin. Senyum bagian dari sedekah. Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah. Padahal senyum itu tidak keluar modal. Senyum bisa mendatangkan pahala.

Syukur

Allah menjanjikan akan menambah nikmat bagi orang yang bersyukur. Syukur selain diucapkan dengan lisan juga hari diyakini dalam hati. Kita bisa menulis kebersyukuran yang kita dapatkan setiap hari. Kebersyukuran dari hari-hari yang telah kita lalui. Kebersyukuran yang kita dapatkan hari ini. Manfaatnya menulis kebersyukuran adalah munculnya rasa bahagia. Apapun yang kita raih ditulis  dibuku/ditempel didinding.

Sukses

Orang yang beramal shalih akan mendapat kebahagian di dunia dan di akhirat. Orang yang beramal shalih akan lebih sukses. Untuk itu pastikan amal kita adalah amal shalih. Syaratnya harus berniat ikhlas. Terdengar sangat sederhana. Maka harus niat ikhlas ketika mendidik anak. Mendidik dengan cara yang benar sesuai dengan sunah rasul dan mendidik sesuai dengan masa perkembangan anak. Selain sesuai perkembangan anak juga harus sesuai dengan karakter anak agar dapat membantu meningkat potensi anak. Memastikan apakah cara mendidik anak sudah sesuai dengan aturan yang tepat. Sesuai dengan karakter anak, sunah rasul, maupun tahapan perkembangan anak.

Setiap ibu mempunyai kewajiaban menyiapkan generasi yang unggul, shalih dan shalihah bertanggung jawab, memiliki jiwa nasionalis, kretif, inovatif, mempunyai daya saing dan memiliki daya juang tinggi. Untuk menyiapkan generasi seperti itu, ibu harus cerdas. Ibu yang cerdas ada  empat golongan antara lain:

(1) Cerdas kodratik. Mengetahui kodrat wanita, berupa mengandung, melahirkan, dan menyusui. Terutama ibu berkarir harus paham kodratnya sebagai perempuan. Ibu menyusui meskipun bekerja harus bisa menyusui dengan sistem pumping. Caranya supaya bisa menyusui dengan cara pumping. Setelah dipompa, disimpan di fresher. Sehingga masih bisa digunakan untuk bayinya. Ibu juga harus tahu cara menyimpan ASI yang benar. Teknis memeras ASI yang benar.

(2) Cerdas tradisi. Memilah tradisi. Tradisi sejatinya buatan manusia yang bias jender. Untuk itu ibu harus bisa memilah dan memilih. Tradisi yang merugikan dan tidak merugikan.

(3) Cerdas sosial dan pendidikan. Bagaimana cara membangun karakter, ekonomi keluarga dan sosial. Ibu harus pintar membangun hubungan sosial di lingkungan masyarakat. Ibu tidak hanya menjadi ibu sosialita. Menjadi ibu sosialita yang kegiatannya hanya foya-foya, kumpul-kumpul, arisan, sehingga menjadi forum ghibah. Kita seharusnya menyebarkan ilmu positif.

(4) Cerdas profesi. Sebagai Ibu boleh mempunyai cita-cita tinggi. Ibu harus ingat dengan kodrat, hubungan dengan lingkungan. Ibu harus bisa membagi waktu untuk anak, keluarga, dan karirnya. Namun ibu memiliki hak mempunyai cita-cita tinggi. Ibu yang cerdas harus of the box,  tidak kaku harus solutif. Jika semua hal dibatasi, adanya sosial distancing, dan wisatapun dibatasi. Padahal anak-anak sudak mulai jenuh. Maka ibu harus menciptakan suasana yang nyaman dalam keluarga. Untuk itu Ibu harus SMART.

Ibu yang SMART memiliki beberapa kiat sebagai berikut: Sikap positip tidak under estimate. Pada masa pembelajaran daring ibu yang under estimate, merasa putranya kurang mampu mengerjakan tugas daring. Ibu ikut stress bisakah anaknya mengerjakan tugas. Seharusnya ibu mempunyai peran memberi suport. Yang kita targetkan bukan nilai tinggi, bagaimana prosesnya.  Bagaimana usaha anak dalam menghadapi PAS. Ibu yang awalnya tidak tahu mata pelajaran anak di sekolah. Ketika daring ibu jadi tahu mata pelajaran anak, mengetahui bab-bab yang dibahas di sekolah. Ibu harus cerdas, jika anaknya tidak bisa mengerjakan PR, Ibu harus cari solusi. Jika ibu tidak memahami materi. Ibu harus solutif. Menghadapi permasalahan ketika anak tidak menjawab, Ibu harus mempunyai solusi.

Selain itu ibu juga harus, Membuat Jadwal  Keluarga. Kita tidak boleh terlena pada masa pandemi ini, meskipun daring aturan di sekolah bisa diterapkan. Dengan adanya jadwal kegiatan. Jadwal yang bisa dibuat misalnya pukul 04.30 bangun, mandi, sholat subuh, membantu ibu. Pukul 07.00 siap daring. Harus menyiapkan peralatan daring, jaringan internet, kuota bisa digunakan, materinya, ibu harus siap mendampingi. Pukul 12.00 sholat dhuhur dan  makan siang, dan setrusnya. Apresiasi kepada anak. Ketika anak bisa menyelsaikan soal dengan baik maka bisa diberi reward. Apresiasi atau reward kepada anak tidak harus mahal. Bisa berupa pelukan, ucapan terimakasih. Memberikan reward bisa juga berupa hiburan, misalnya ketika istirahat boleh pegang HP namun sesuai kesepakatan berapa menit. Ibu harus mampu memberikan warning. Jika sudah 10 menit hp harus dikembalikan. Tujuannya untuk  menerapkan kedisplinan.  Respom Positif Terhadap Perubahan. Ketika anak-anak bulan Maret mulai daring, bagi ibu yang berkarir menjadi shok. Seharusnya ibu belajar menerima perubahan, menerimanya dengan respon positif. Jadi jika  ada perubahan situasi, maka responnya harus positif. Contohnya respon positif terhadap perubahan yang terjadi baru-baru ini. Jangan  terlihat panik di depan anak. Karena perubahan yang ada tidak akan menganggu. Ketika anak belajar di rumah. Semula kita  melemparkan tanggung jawab kepada sekolah. Kini ibu yang harus menanganinya, padahal ada beban pekerjaan di kantor yang harus diselesaikan di rumah. Seyogyanya jangan panik. Kepanikan jangan tunjukkan pada anak. Agar tidak mempengaruhi jiwa anak. Tumbuhkan rasa syukur pada diri anak. Ketika anak mulai jenuh. Kita harus bersyukur, Meskipun di masa pandemi, tetap  diberi kesehatan. Kita bisa menghirup udara segar, cara sederhana ini dapat menumbuhkan rasa syukur.

Sebagi ibu yang hebat dan hebat memiliki beberapa peran, yaitu: (1) Peran ibu sebagai hamba Allah. Ibu harus tekun dan ikhlas ibadah, memperbaiki sikap kita. Mampu memperbaiki peran kita dalam mendampingi anak agar tertib beribadah. (2) Peran kita sebagai anak. Meskipun kita sebagi ibu, tetap kita anak dari orang tua. Maka peran yang harus dilakukan dengan cara berbakti dan menghormati ibu bapak kita. Hormat kita pada orang tua akan dilihat oleh anak. Anak akan mencontohnya.(3)Peran Ibu sebagai Pelajar. Jika seorang ibu masih belajar untuk meningkatkan karir. Maka sebagai pelajar harus tetap bahagia. Dengan harapan ilmu menjadi berkah. Ibu yang sedang belajar juga harus bahagia. Tetap mengharap ilmunya berkah tidak hanya pada karirnya namun pada lingkungannya. Namun tidak semua ibu menjadi pelajar. Akan tetapi  semua ibu bisa belajar. Belajar cara mengelola keuangan dalam keluarga. Agar keadaan ekonomi bisa berjalan lancar. Bisa sharing dengan para ahli maupun iku webinar. Ibu harus ikhlas menjalankan tugasnya. Ibu bekerja maupun belajarharus tahu kodratnya sebagai perempuan. Ketika ibu bekerja dan belajar namun dalam keadaan hamil maka harus memikirnya kandungannya.

Peran ibu lainnya: (4) Peran ibu sebagai pekerja. Ibu yang berkerja harus ikhlas. Bukan karena terpaksa. Meski bekerja harus memahami kodratnya sebagai ibu. Ketika hamil harus membatasi kerja, menjaga kesehatan bayinya. Dan harus mau memberikan asi. (5)Peran ibu sebagai istri. Ibu harus ada etika menghormati pasangan dan melayani suami dengan baik. Meskipun dengan suami sendiri harus ada etikanya. (5)Peran perempuan sebagi ibu. Ibu harus ikhlas mendidik. Mendidik sambil belajar. Ajak suami untuk berkolaborasi mendidik anak. (6)Peran perempuan dalam masyarakat. Peran ibu di masyarakat tidak hanya ngobrol basa basi, membuat forum ghibah. Namun harus berdakwah dengan menunjukkan sikap. Berdakwah tidak harus berbicara di depan umum. Bisa dengan cara kita berpakaian, bersikap, menutup aurot. Peran lainnya peduli ketika ada tetangga yang sakit, membantu tidak harus materi bisa juga dengan empati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar