Hari
ini mengikuti webinar yang diadakan oleh Darma Wanita Kemenag Kabupaten
Trenggalek dengan tema Membangun Ketahanan keluarga di masa Pandemi. Yang paling menarik adalah pemateri yang membahas tentang peran ibu
di masa pandemi covid-19. Bagaimana menjadi ibu cerdas? Inilah bagian webinar
yang menarik. Materi ini dipaparkan dengan membahas terlebih dahulu tentang ketahanan
keluarga ketika mendapat tantangan besar di masa pandemi. Kaum ibu berperan
besar dalam keluarga. Terutama sejak dilakukan sosial distancing semua akativitas
dilakukan di rumah. Mulai dari menyelesaikan pekerjaan kantor, mendidik siswa
juga dilakukan dari rumah. Mulai awal pandemi pada pertengahan Maret, semua
kegiatan difokuskan dari rumah. Saat itu baik segi ekonomi maupun psikologis sangat
mempengaruhi ketahanan keluarga.
Hikmahnya
kaum ibu yang WFO kembali menjadi full time mom menjadi ibu rumah tangga. Kadang
karena aktif bekerja, terbiasa leluasa
bekerja di kantor. Akhirnya ibu merasa gagap atau bahkan stress. Menghadapi polah tingkah anak. Menyelesaikan
tugas rumah, mendampingi anak belajar dan bagi ibu yang bekerja tugas kantor juga
dibawa pulang. Maka ibu harus beradaptasi. Terkait aktivitasnya sebagai seorang
ibu diharapkan mampu sebagai penompang keluarga yang tangguh dan cerdas. Bahkan
berperan dalam masa depan keluarga maupun masa depan bangsa. Ibu madarasah
pertama dan utama bagi anak-anaknya. Ibu harus cerdas sebagai bekal mendidik
anak-anaknya. Karena ibu yang cerdas akan melahirkan anak-anak yang cerdas.
Mengingat
begitu besar peran ibu bagi masa depan keluarganya, maka ibu harus bahagia. Karena
ibu yang bahagia akan menjadi cerdas. Ketika
ibu bahagia akan mengaktifkan otak berfikir. Sedangkan jika ibu tidak bahagia
maka yang bekerja adalah otak reptile. Otak manusia dibagi menjadi 3. Yakni:
1. Otak
Reptil untuk gerak reflek.
2. Otak
mamalia untuk menyimpan memori jangka panjang,
3. Otak
neo cortex untuk berfikir.
Ibu harus
berbahagia, karena jika ia bahagia akan menjadi cerdas. Cara menjadi ibu yang bahagia, terampil berkomunikasi,
mampu menyampaikan pesan, mendidik anak, dan mempunyai visi yang baik. Misalnya
keluarga dibentuk tujuan apa, apa
potensi dalam keluarga yang perlu dikembangkan, baik potensi anak-anak dan
potensi ibu, membangun kolaborasi,
bagaimana ibu bisa berkomunikasi dengan baik dengan suami, sehingga bisa saling
melengkapi. Secara detail ada 3 kunci sukses agar ibu berbahagia. Kuncinya 3 S:
Senyum, Syukur, Sukses.
Senyum
Senyum
bisa dilatih. Pagi hari usahakan tersenyum. Kendalikan emosi tebarkan senyuman.
Ketika kita senyum neo corteks akan aktif, sehingga ibu lebih mudah dalam penyelesaikan
masalah. Ibu bisa lebih solutif. Akhirnya bisa menyelesaikan keruwetan di
rumah. Senyum bermanfaat bagi kesehatan. Senyum mendorong bekerjanya hormone
endorfin. Bahagia bisa meningkatkan imun dalam tubuh. Jika ibu tidak bahagia yang
dominan bekerja adalah hormon adrenalin.
Senyum bagian dari sedekah. Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah. Padahal
senyum itu tidak keluar modal. Senyum bisa mendatangkan pahala.
Syukur
Allah
menjanjikan akan menambah nikmat bagi orang yang bersyukur. Syukur selain
diucapkan dengan lisan juga hari diyakini dalam hati. Kita bisa menulis
kebersyukuran yang kita dapatkan setiap hari. Kebersyukuran dari hari-hari yang
telah kita lalui. Kebersyukuran yang kita dapatkan hari ini. Manfaatnya menulis
kebersyukuran adalah munculnya rasa bahagia. Apapun yang kita raih ditulis dibuku/ditempel didinding.
Sukses
Orang
yang beramal shalih akan mendapat kebahagian di dunia dan di akhirat. Orang
yang beramal shalih akan lebih sukses. Untuk itu pastikan amal kita adalah amal
shalih. Syaratnya harus berniat ikhlas. Terdengar sangat sederhana. Maka harus
niat ikhlas ketika mendidik anak. Mendidik dengan cara yang benar sesuai dengan
sunah rasul dan mendidik sesuai dengan masa perkembangan anak. Selain sesuai
perkembangan anak juga harus sesuai dengan karakter anak agar dapat membantu
meningkat potensi anak. Memastikan apakah cara mendidik anak sudah sesuai
dengan aturan yang tepat. Sesuai dengan karakter anak, sunah rasul, maupun tahapan
perkembangan anak.
Setiap
ibu mempunyai kewajiaban menyiapkan generasi yang unggul, shalih dan shalihah
bertanggung jawab, memiliki jiwa nasionalis, kretif, inovatif, mempunyai daya
saing dan memiliki daya juang tinggi. Untuk menyiapkan generasi seperti itu, ibu
harus cerdas. Ibu yang cerdas ada empat golongan antara lain:
(1)
Cerdas kodratik. Mengetahui kodrat wanita, berupa mengandung, melahirkan, dan
menyusui. Terutama ibu berkarir harus paham kodratnya sebagai perempuan. Ibu
menyusui meskipun bekerja harus bisa menyusui dengan sistem pumping. Caranya
supaya bisa menyusui dengan cara pumping. Setelah dipompa, disimpan di fresher.
Sehingga masih bisa digunakan untuk bayinya. Ibu juga harus tahu cara menyimpan
ASI yang benar. Teknis memeras ASI yang benar.
(2)
Cerdas tradisi. Memilah tradisi. Tradisi sejatinya buatan manusia yang bias
jender. Untuk itu ibu harus bisa memilah dan memilih. Tradisi yang merugikan
dan tidak merugikan.
(3)
Cerdas sosial dan pendidikan. Bagaimana cara membangun karakter, ekonomi
keluarga dan sosial. Ibu harus pintar membangun hubungan sosial di lingkungan masyarakat.
Ibu tidak hanya menjadi ibu sosialita. Menjadi ibu sosialita yang kegiatannya
hanya foya-foya, kumpul-kumpul, arisan, sehingga menjadi forum ghibah. Kita seharusnya
menyebarkan ilmu positif.
(4)
Cerdas profesi. Sebagai Ibu boleh mempunyai cita-cita tinggi. Ibu harus ingat
dengan kodrat, hubungan dengan lingkungan. Ibu harus bisa membagi waktu untuk
anak, keluarga, dan karirnya. Namun ibu memiliki hak mempunyai cita-cita
tinggi. Ibu yang cerdas harus of the box, tidak kaku harus solutif. Jika semua hal
dibatasi, adanya sosial distancing, dan wisatapun dibatasi. Padahal anak-anak
sudak mulai jenuh. Maka ibu harus menciptakan suasana yang nyaman dalam
keluarga. Untuk itu Ibu harus SMART.
Ibu
yang SMART memiliki beberapa kiat sebagai berikut: Sikap
positip tidak under estimate. Pada masa pembelajaran
daring ibu yang under estimate, merasa putranya kurang mampu mengerjakan tugas
daring. Ibu ikut stress bisakah anaknya mengerjakan tugas. Seharusnya ibu mempunyai
peran memberi suport. Yang kita targetkan bukan nilai tinggi, bagaimana
prosesnya. Bagaimana usaha anak dalam
menghadapi PAS. Ibu yang awalnya tidak tahu mata pelajaran anak di sekolah.
Ketika daring ibu jadi tahu mata pelajaran anak, mengetahui bab-bab yang
dibahas di sekolah. Ibu harus cerdas, jika anaknya tidak bisa mengerjakan PR,
Ibu harus cari solusi. Jika ibu tidak memahami materi. Ibu harus solutif. Menghadapi
permasalahan ketika anak tidak menjawab, Ibu harus mempunyai solusi.
Selain
itu ibu juga harus, Membuat
Jadwal Keluarga. Kita tidak
boleh terlena pada masa pandemi ini, meskipun daring aturan di sekolah bisa
diterapkan. Dengan adanya jadwal kegiatan. Jadwal yang bisa dibuat misalnya pukul
04.30 bangun, mandi, sholat subuh, membantu ibu. Pukul 07.00 siap daring. Harus
menyiapkan peralatan daring, jaringan internet, kuota bisa digunakan,
materinya, ibu harus siap mendampingi. Pukul 12.00 sholat dhuhur dan makan siang, dan setrusnya. Apresiasi kepada anak. Ketika anak
bisa menyelsaikan soal dengan baik maka bisa diberi reward. Apresiasi atau
reward kepada anak tidak harus mahal. Bisa berupa pelukan, ucapan terimakasih. Memberikan
reward bisa juga berupa hiburan, misalnya ketika istirahat boleh pegang HP
namun sesuai kesepakatan berapa menit. Ibu harus mampu memberikan warning. Jika
sudah 10 menit hp harus dikembalikan. Tujuannya
untuk menerapkan kedisplinan. Respom
Positif Terhadap Perubahan. Ketika anak-anak bulan
Maret mulai daring, bagi ibu yang berkarir menjadi shok. Seharusnya ibu belajar
menerima perubahan, menerimanya dengan respon positif. Jadi jika ada perubahan situasi, maka responnya harus
positif. Contohnya respon positif terhadap perubahan yang terjadi baru-baru
ini. Jangan terlihat panik di depan anak.
Karena perubahan yang ada tidak akan menganggu. Ketika anak belajar di rumah. Semula
kita melemparkan tanggung jawab kepada
sekolah. Kini ibu yang harus menanganinya, padahal ada beban pekerjaan di kantor
yang harus diselesaikan di rumah. Seyogyanya jangan panik. Kepanikan jangan tunjukkan
pada anak. Agar tidak mempengaruhi jiwa anak. Tumbuhkan
rasa syukur pada diri anak.
Ketika anak mulai jenuh. Kita harus bersyukur, Meskipun di masa pandemi, tetap diberi kesehatan. Kita bisa menghirup udara
segar, cara sederhana ini dapat menumbuhkan rasa syukur.
Sebagi
ibu yang hebat dan hebat memiliki beberapa peran, yaitu: (1) Peran ibu sebagai hamba Allah. Ibu
harus tekun dan ikhlas ibadah, memperbaiki sikap kita. Mampu memperbaiki peran
kita dalam mendampingi anak agar tertib beribadah. (2) Peran kita sebagai anak. Meskipun kita sebagi ibu, tetap kita anak dari
orang tua. Maka peran yang harus dilakukan dengan cara berbakti dan menghormati
ibu bapak kita. Hormat kita pada orang tua akan dilihat oleh anak. Anak akan
mencontohnya.(3)Peran Ibu sebagai Pelajar.
Jika seorang ibu masih belajar untuk meningkatkan karir. Maka sebagai pelajar
harus tetap bahagia. Dengan harapan ilmu menjadi berkah. Ibu yang sedang
belajar juga harus bahagia. Tetap mengharap ilmunya berkah tidak hanya pada
karirnya namun pada lingkungannya. Namun tidak semua ibu menjadi pelajar. Akan
tetapi semua ibu bisa belajar. Belajar
cara mengelola keuangan dalam keluarga. Agar keadaan ekonomi bisa berjalan lancar.
Bisa sharing dengan para ahli maupun iku webinar. Ibu harus ikhlas menjalankan
tugasnya. Ibu bekerja maupun belajarharus tahu kodratnya sebagai perempuan.
Ketika ibu bekerja dan belajar namun dalam keadaan hamil maka harus memikirnya
kandungannya.
Peran
ibu lainnya: (4) Peran ibu sebagai
pekerja. Ibu yang berkerja harus ikhlas. Bukan karena terpaksa. Meski
bekerja harus memahami kodratnya sebagai ibu. Ketika hamil harus membatasi
kerja, menjaga kesehatan bayinya. Dan harus mau memberikan asi. (5)Peran ibu sebagai istri. Ibu harus ada
etika menghormati pasangan dan melayani suami dengan baik. Meskipun dengan
suami sendiri harus ada etikanya. (5)Peran
perempuan sebagi ibu. Ibu harus ikhlas mendidik. Mendidik sambil belajar.
Ajak suami untuk berkolaborasi mendidik anak. (6)Peran perempuan dalam masyarakat. Peran ibu di masyarakat tidak
hanya ngobrol basa basi, membuat forum ghibah. Namun harus berdakwah dengan
menunjukkan sikap. Berdakwah tidak harus berbicara di depan umum. Bisa dengan cara
kita berpakaian, bersikap, menutup aurot. Peran lainnya peduli ketika ada
tetangga yang sakit, membantu tidak harus materi bisa juga dengan empati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar