Beberapa
hari yang lalu dikejutkan oleh tetabuhan tengah malam. Entahlah! Puluhan warga membawa peralatan untuk dipukul. Sejenis
alat musik perkusi tradisional. Karena terdengar dari beberapa arah, maka saya
mencari informasi ke beberapa teman. Ternyata Bapak-Bapak Kepala Dusun
menyerukan kepada warganya untuk ikut meronda. Selain untuk menjaga keamanan
ronda ini digunakan untuk menangkal pageblug.
Dengan membunyikan alat perkusi diharapkan pandemi segera berakhir. Akhir-akhir
ini hampir semua warga kampung merasakan gejala ringan paparan covid-19.
Beberapa dari mereka ada yang mengalami gejala kronis. Setiap hari ada saja
warga yang meninggal karena virus ini. Warga yang semula tidak percaya dengan
covid-19, akhirnya menyadari betapa menakutkannya virus ini.
Ronda
thethek keliling kampung seperti itu, tentunya menimbulkan tanda tanya bagi
anak kecil. Mungkinkah pandemi berakhir dengan tetabuhan seperti itu? Secara
logika memang tidak ada hubungannya. Pandemi akan berakhir jika semua warga
mematuhi protokol kesehatan. Mematuhi aturan 5 M: memakai masker, mencuci
tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menghindari kerumanan. Juga
mengonsumsi makanan yang sehat. Jika masyarakat masih saja berkerumun, meskipun
terpapar masih mengikuti kegiatan. Masih masuk kerja, tidak mau menjaga
keselamatan orang lain. Tentunya akan menyebabkan virus mudah berkembangbiak
dengan cepat. Bahkan ada informasi satu kantor, hampir semua pegawainya terpapar
covid-19.
Agar
anak-anak puas, maka saya mencoba menceritakan pengalaman Christopher Columbus
pada tanggal 29 Pebruari 1504. Kisah ini pernah diceritakan oleh dosen saya
kala masih kuliah di UMM. Penjelajah dunia Christopher Columbus kehabisan bekal
dalam perjalanannya. Maka ia menepi di dekat Pantai Utara Jamaica. Christopher
Columbus meminta bantuan kepada penduduk setempat. Supaya berkenan memberikan
hasil panennya kepada awak kapalnya. Namun ditolak oleh penduduk setempat.
Sampailah pada malam hari terjadi gerhana bulan total. Suku Indian sangat panik
dan membunyikan tetabuhan, dengan cara seperti itu mereka percaya bahwa naga raksasa
segera memutahkan bulan yang sedang ditelannya. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Christopher
Columbus untuk meminta imbalan kepada suku Indian. Jika suku Indian memberikan
sebagian hasil panennya, maka Christopher Columbus dapat memaksa naga
memuntahkan bulan.
Maka
suku Indian bergegas memberikan hasil panennya kepada anak buah Christopher
Columbus. Christopher Columbus mempersilahkan suku indian menunggu dalam waktu
5 jam. Dalam kurun waktu itu bulan purnama akan muncul, karena naga
memuntahkannya dari mulutnya. Ternyata benar! Setelah kurang lebih 5 jam, bulan
yang semula lenyap kini muncul kembali. Berdasarkan mitos suku
indian gerhana bulan terjadi akibat bulan ditelan naga. Maka harus membunyikan
tetabuhan. Mungkin inilah yang menyebabkan Kepala Dusun meminta warganya
membunyikan tetabuhan. Padahal gerhana bulan akan terjadi jika matahari, bumi
dan bulan dalam satu garis lurus. Atau bulan bergerak menuju umbra bumi. Ketika
bulan keluar dari umbra dan penumbra, maka akan terjadi bulan purnama. Waktu
yang dibutuhkan bulan bergerak dari penumbra, umbra dan penumbra kurang lebih 4
sampai dengan 5 jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar