Kamis, 26 Agustus 2021

Intermezo yang Cukup Menohok.

 


Kemarin (tanggal 25 Agustus 2021), setelah melakukan pembelajaran tatap muka selama 90 menit. Segera menuju ke tempat dilaksanakannya rapat ASN. Sampainya di tempat rapat, sudah ada beberapa guru yang sudah hadir. Begitu pula ketua KKM dan Pengawas Madrasah. Namun Bapak Pengawas Madrasah masih berada di ruang transit (ruang tamu MI Pakis). Beberapa guru menginginkan acara segera dimulai, karena tidak elok jika pertemuan dalam situasi PPKM, lebih dari 1 jam. Maka seorang guru ASN yang juga menjadi ketua KKM, segera memberitahu kepada Pengawas Madrasah bahwa semua guru sudah hadir dan rapat bisa segera dimulai. Pengawas Madrasah masuk ruangan rapat bersama seorang penyuluh yang bertugas di wilayah kecamatan Durenan. Penyuluh agama tersebut bernama Bapak Samsudhuha. Ketua KKM membuka acara rapat ASN, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian siraman rohani.

Bapak Samsudhuha di awal pembicaraannya, menyampaikan tema yang akan disajikan. Beliau mengambil tema ‘Mengenal Diri Kita, Sebelum Mengenal Allah’. Beliau sedikit mengutip/menirukan cara guru membuka pembelajaran daring via whatsapp. Sehingga memicu gelak tawa para guru. Menurut pengalaman Beliau saat mendampingi putranya belajar daring, guru selalu menggunakan cara yang monoton dan kurang bisa di pahami. Karena hanya menulis tugas via WA. Kerjakan tema berapa, subtema berapa, pembelajaran berapa. Tanpa penjelasan yang mengiringinya. Atau siswa disuruh mengerjakan LKS yang sudah ditentukan guru, halaman yang hendak dikerjakan. Meskipun Beliau juga tidak menyangkal ada beberapa guru yang kreatif dalam mengajar virtual. Ketika memberi tugas selalu di sertai video penjelasan. Intermezo yang cukup menohok kami, para guru SD/MI. Bahkan Beliau mengingatkan tidak semua wali murid sepintar guru dalam membimbing siswa mengerjakan tugas. Maka ketika memberi tugas seyogyanya diiringi dengan penjelasan baik melalui tulisan, pesan suara, maupun video. Sepertinya pernyataan ini adalah pesan sponsor.

Kemudian Beliau melanjutkan memaparkan materi sesuai dengan tema yang telah disampaikan di awal. Beliau memberi ilustrasi tentang hamba Allah yang telah diberikan segala kenikmatan. Tetapi ia tidak berterimakasih kepada Allah. Maka ia tergolong orang yang tidak tahu diri. Akhir-akhir ini, berita kematian dalam satu hari terkadang 4 sampai 5 orang. Baik anak-anak, remaja, orang dewasa, maupun mereka yang lanjut usia. Maka harus segera instrospeksi. Jangan sampai ketika kita kembali (dipanggil Allah), ternyata belum memahami keberadaan Allah. Maka roh kita tidak sampai ke tempat selayaknya. Maka kejadian tersebut adalah sebuah kemalangan bagi kita. Maka yang kita lakukan adalah berprilaku tahu diri, olah rohani, mujahadah. Jadi manusia diharapkan mampu memerangi hawa nafsu, terus menerus berbuat baik. Hati tidak boleh bergantung kepada yang lain, harus selalu bergantung kepada Allah. Untuk itu kita harus membersihkan hati dari sesuatu yang tidak baik.

Beliau mengisahkan para ulama ataupun umat manusia zaman dulu. Para ulama zaman dahulu memiliki sifat istiqomah. Jika memiliki rencana sederhana tapi selalu dilaksanakan dengan tuntas. Mereka berusaha menghilangkan sifat jelek dan mengoptimalkan sikap yang baik. Ketika sifatnya baik, maka hatinya menjadi baik. Begitu pula sebaliknya. Sehingga doa-doa orang dahulu mudah dikabulkan oleh Allah, karena hatinya bersih. Orang yang hatinya bersih mudah dalam menerima ilmu. Cahaya kebenaran/ cahaya ilmu diturunkan kepada Nabi, para sahabat, orang-orang yang ma’rifat yaitu para ulama. Sehingga zaman dahulu berguru atau mencari kebenaran itu terfokus pada para ulama/guru. Namun anak-anak zaman sekarang mencari kebenaran melalui internet. Padahal sebaiknya ketika ingin mengenal/mempelajari ilmu harus ada yang menghubungkan yaitu para ulama maupun guru.

Sebagai moderator ketua KKM menyimpulkan dalam mencari ilmu harus ada penghubung/guru sehingga ilmu yang diperoleh tepat tingkat kebenarannya. Sebaiknya tidak hanya merawat jasmani namun juga harus mengendalikan hawa nafsu. Ilmu yang kita miliki sekecil apapun harus dilaksanakan. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembinaan kepala madrasah. Beliau selalu mengingatkan bahwa keberkahan sebuah pertemuan/rapat jika ada majelis ilmu. Semoga pertemuan/rapat ASN dapat dilaksanakan dengan rutin/istiqomah. Meskipun karena kesibukan masing-masing dapat dilaksanakan pada akhir bulan. Beliau mengingatkan agar para guru tidak hanya memikirkan dunia, namun juga memikirkan akhirat. Karena saat ini kematian itu mudah sekali. Hampir setiap hari ada berita kematian. Warga yang satu baru saja diumumkan meninggal, warga lainnya sudah menyusul meninggal. Seorang warga yang baru saja mampir berbincang-bincang pamit hendak ke pekarangan. Beberapa jam kemudian diketemukan diladang dalam kondisi meninggal dunia.

Sekarang ini, jika hendak takziah, warga nampak ragu-ragu. Meninggalnya karena paparan covid-19 atau bukan. Meskipun tahu meninggalnya di rumah masih hati-hati, keluarganya juga khawatir. Memandikannya juga harus menggunakan APD. Bapak Pengawas juga selalu mengingatkan tentang fungsi guru. Sebagaimana dipaparkan oleh penyuluh agama beberapa bulan yang lalu, guru merupakan ulama rabbani. Yang memiliki peran penting dalam menyambung/wasilah dalam bidang keilmuan. Itulah penyebab guru selalu dihormati. Menjadi guru jangan hanya mencari kebutuhan duniawi. Namun bagaimana caranya ketika mencari duniawi bisa bernilai akhirat. Beliau juga selalu memberi pesan agar guru memberi contoh dalam penerapan protokol kesehatan. Jika bisa menjelaskan dalam berbagai majelis/pertemuan sangat bagus. Namun jika tidak mampu cukup memberi contoh. Karena guru merupakan ujung tombak pemerintah dalam penerapan protokol kesehatan (5M). Agar mampu menekan laju pandemi covid-19.

Beliau juga menekankan kembali kinerja guru. Bahwa guru jangan hanya memberi tugas. Apalagi hanya menyuruh mengerjakan LKS. Karena LKS hanya membahas materi yang sifat pengetahuan pada tahap rendah (lots). Guru diharapkan mengajar siswa sesuai zamannya. Bukan mendidik sesuai zaman kita. Meskipun 100% WFH guru juga harus piket. Berpartisipasi terhadap kegiatan madrasah. Semua kompetensi guru harus diterapkan baik kompetensi pedagogi, sosial, maupun professional. Sehingga ASN bisa menjadi contoh bagi keluarga, siswa, guru lain, maupun lingkungan. Semoga kami para ASN mampu menerapkan semua pesan yang disampaikan oleh Bapak Penyuluh dan Bapak Pengawas Madrasah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar