Kemarin
(tanggal 25 Agustus 2021), setelah melakukan pembelajaran tatap muka selama 90
menit. Segera menuju ke tempat dilaksanakannya rapat ASN. Sampainya di tempat
rapat, sudah ada beberapa guru yang sudah hadir. Begitu pula ketua KKM dan
Pengawas Madrasah. Namun Bapak Pengawas Madrasah masih berada di ruang transit
(ruang tamu MI Pakis). Beberapa guru menginginkan acara segera dimulai, karena
tidak elok jika pertemuan dalam situasi PPKM, lebih dari 1 jam. Maka seorang
guru ASN yang juga menjadi ketua KKM, segera memberitahu kepada Pengawas
Madrasah bahwa semua guru sudah hadir dan rapat bisa segera dimulai. Pengawas
Madrasah masuk ruangan rapat bersama seorang penyuluh yang bertugas di wilayah
kecamatan Durenan. Penyuluh agama tersebut bernama Bapak Samsudhuha. Ketua KKM
membuka acara rapat ASN, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian siraman
rohani.
Bapak
Samsudhuha di awal pembicaraannya, menyampaikan tema yang akan disajikan. Beliau
mengambil tema ‘Mengenal Diri Kita, Sebelum Mengenal Allah’. Beliau sedikit mengutip/menirukan
cara guru membuka pembelajaran daring via whatsapp. Sehingga memicu gelak tawa
para guru. Menurut pengalaman Beliau saat mendampingi putranya belajar daring,
guru selalu menggunakan cara yang monoton dan kurang bisa di pahami. Karena hanya
menulis tugas via WA. Kerjakan tema berapa, subtema berapa, pembelajaran
berapa. Tanpa penjelasan yang mengiringinya. Atau siswa disuruh mengerjakan LKS
yang sudah ditentukan guru, halaman yang hendak dikerjakan. Meskipun Beliau
juga tidak menyangkal ada beberapa guru yang kreatif dalam mengajar virtual.
Ketika memberi tugas selalu di sertai video penjelasan. Intermezo yang cukup menohok
kami, para guru SD/MI. Bahkan Beliau mengingatkan tidak semua wali murid sepintar
guru dalam membimbing siswa mengerjakan tugas. Maka ketika memberi tugas
seyogyanya diiringi dengan penjelasan baik melalui tulisan, pesan suara, maupun
video. Sepertinya pernyataan ini adalah pesan sponsor.
Kemudian
Beliau melanjutkan memaparkan materi sesuai dengan tema yang telah disampaikan
di awal. Beliau memberi ilustrasi tentang hamba Allah yang telah diberikan
segala kenikmatan. Tetapi ia tidak berterimakasih kepada Allah. Maka ia
tergolong orang yang tidak tahu diri. Akhir-akhir ini, berita kematian dalam
satu hari terkadang 4 sampai 5 orang. Baik anak-anak, remaja, orang dewasa,
maupun mereka yang lanjut usia. Maka harus segera instrospeksi. Jangan sampai
ketika kita kembali (dipanggil Allah), ternyata belum memahami keberadaan
Allah. Maka roh kita tidak sampai ke tempat selayaknya. Maka kejadian tersebut
adalah sebuah kemalangan bagi kita. Maka yang kita lakukan adalah berprilaku
tahu diri, olah rohani, mujahadah. Jadi
manusia diharapkan mampu memerangi hawa nafsu, terus menerus berbuat baik. Hati
tidak boleh bergantung kepada yang lain, harus selalu bergantung kepada Allah.
Untuk itu kita harus membersihkan hati dari sesuatu yang tidak baik.
Beliau
mengisahkan para ulama ataupun umat manusia zaman dulu. Para ulama zaman dahulu
memiliki sifat istiqomah. Jika memiliki rencana sederhana tapi selalu
dilaksanakan dengan tuntas. Mereka berusaha menghilangkan sifat jelek dan
mengoptimalkan sikap yang baik. Ketika sifatnya baik, maka hatinya menjadi
baik. Begitu pula sebaliknya. Sehingga doa-doa orang dahulu mudah dikabulkan
oleh Allah, karena hatinya bersih. Orang yang hatinya bersih mudah dalam
menerima ilmu. Cahaya kebenaran/ cahaya ilmu diturunkan kepada Nabi, para
sahabat, orang-orang yang ma’rifat yaitu para ulama. Sehingga zaman dahulu
berguru atau mencari kebenaran itu terfokus pada para ulama/guru. Namun anak-anak
zaman sekarang mencari kebenaran melalui internet. Padahal sebaiknya ketika
ingin mengenal/mempelajari ilmu harus ada yang menghubungkan yaitu para ulama
maupun guru.
Sebagai
moderator ketua KKM menyimpulkan dalam mencari ilmu harus ada penghubung/guru
sehingga ilmu yang diperoleh tepat tingkat kebenarannya. Sebaiknya tidak hanya
merawat jasmani namun juga harus mengendalikan hawa nafsu. Ilmu yang kita
miliki sekecil apapun harus dilaksanakan. Kemudian acara dilanjutkan dengan
pembinaan kepala madrasah. Beliau selalu mengingatkan bahwa keberkahan sebuah
pertemuan/rapat jika ada majelis ilmu. Semoga pertemuan/rapat ASN dapat
dilaksanakan dengan rutin/istiqomah. Meskipun karena kesibukan masing-masing
dapat dilaksanakan pada akhir bulan. Beliau mengingatkan agar para guru tidak
hanya memikirkan dunia, namun juga memikirkan akhirat. Karena saat ini kematian
itu mudah sekali. Hampir setiap hari ada berita kematian. Warga yang satu baru
saja diumumkan meninggal, warga lainnya sudah menyusul meninggal. Seorang warga
yang baru saja mampir berbincang-bincang pamit hendak ke pekarangan. Beberapa
jam kemudian diketemukan diladang dalam kondisi meninggal dunia.
Sekarang
ini, jika hendak takziah, warga nampak ragu-ragu. Meninggalnya karena paparan
covid-19 atau bukan. Meskipun tahu meninggalnya di rumah masih hati-hati,
keluarganya juga khawatir. Memandikannya juga harus menggunakan APD. Bapak
Pengawas juga selalu mengingatkan tentang fungsi guru. Sebagaimana dipaparkan
oleh penyuluh agama beberapa bulan yang lalu, guru merupakan ulama rabbani.
Yang memiliki peran penting dalam menyambung/wasilah dalam bidang keilmuan.
Itulah penyebab guru selalu dihormati. Menjadi guru jangan hanya mencari kebutuhan
duniawi. Namun bagaimana caranya ketika mencari duniawi bisa bernilai akhirat.
Beliau juga selalu memberi pesan agar guru memberi contoh dalam penerapan protokol
kesehatan. Jika bisa menjelaskan dalam berbagai majelis/pertemuan sangat bagus.
Namun jika tidak mampu cukup memberi contoh. Karena guru merupakan ujung tombak
pemerintah dalam penerapan protokol kesehatan (5M). Agar mampu menekan laju pandemi
covid-19.
Beliau
juga menekankan kembali kinerja guru. Bahwa guru jangan hanya memberi tugas. Apalagi
hanya menyuruh mengerjakan LKS. Karena LKS hanya membahas materi yang sifat
pengetahuan pada tahap rendah (lots). Guru diharapkan mengajar siswa sesuai
zamannya. Bukan mendidik sesuai zaman kita. Meskipun 100% WFH guru juga harus
piket. Berpartisipasi terhadap kegiatan madrasah. Semua kompetensi guru harus
diterapkan baik kompetensi pedagogi, sosial, maupun professional. Sehingga ASN
bisa menjadi contoh bagi keluarga, siswa, guru lain, maupun lingkungan. Semoga kami para ASN mampu menerapkan semua pesan yang disampaikan oleh Bapak Penyuluh dan Bapak Pengawas Madrasah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar