Senin, 23 Agustus 2021

Karena Ban Mobil Tertancap Paku

 

Hari ini mengantar siswa yang akan mengikuti Kompetisi Sains Madrasah (KSM). Sejak pukul 08.00 saya sudah menunggu kendaraan madrasah menjemput di tempat penitipan motor. Penitipan motor terletak di sebelah balai desa Kedunglurah. Hampir satu jam menunggu. Menunggu memang kegiatan yang paling menjemukan. Sesekali menarik napas gundah. Namun belum muncul jua kendaraan tersebut. Mencoba menghubungi guru yang mendampingi siswa dari sekolah. Ternyata kendaraan masih start dari MIM Kamulan. Sampai di tempat saya menunggu pukul 09.15. Padahal KSM Kabupaten dimulai pukul 09.30 dan peserta sesi pertama diharapkan datang di lokasi 30 menit sebelum acara dimulai. Berarti sudah terlambat mengikuti KSM berdasarkan ketentuan yang ditetapkan panitia. Belum lagi waktu yang dibutuhkan untuk melaju dari Kedunglurah menuju Kampak tentunya tidak cukup 15 menit. Meskipun laju kendaraan sangat cepat. Saya mencoba menghibur diri. Lebih baik terlambat asal selamat.

Laju kendaraan sangat cepat. Kepala madrasah yang sedang memegang setir menceritakan penyebab keterlambatan. Karena ban mobil terkena paku. Semoga ini bukan merupakan petanda yang tidak baik. Namun sejatinya masuk 10 besar atau tidak, saya tetap tawakal pada Allah. Yang terpenting telah berusaha sekuat tenaga. Mendampingi mereka dengan sungguh-sungguh. Sampai di perempatan Gandusari kepala madrasah mendapat panggilan telpon. Yang menyatakan bahwa tinggal peserta dari MIM Kamulan yang belum masuk ruangan. Kepala madrasah mempercepat laju kendaraan. Setelah tiba di tempat Kompetisi Sains Madrasah (KSM) yang terletak di MTsN Kampak, siswa yang hendak mengikuti sesi pertama saya antar sampai di tempat absen. Alangkah senangnya, sambutan panitia tetap ramah. Pengawas ruang menyambut  kedatangan kami dengan bersahabat. Beliau meyakinkan murid saya untuk tetap tenang. Dicek suhu, mengisi absen dan masuk ruangan dipandu panitia pengawas.

Kepala madrasah menambal ban yang tertancap paku. Saya memilih menunggui siswa di masjid MTsN Kampak agar lebih nyaman. Kurang enak hati menunggu di taman MTsN. Sungkan bertemu Bapak dan Ibu Agus yang baik hati. Takutnya nanti diajak ke rumah Beliau. Merepotkan Beliau berdua karena harus menyiapkan makanan untuk pendamping dan anak-anak. Maka saya dan teman menunggu di masjid. Memang rezeki tak bisa ditolak. Dipersilahkan duduk pada gelaran yang disiapkan dan disajikan makanan alami. Seperti singkong rebus, pisang kukus, ubi talas dan ubi jalar yang telah dikukus. Makanan alami kesukaan saya. Dengan ramahnya mempersilahkan untuk menyantap sajian tersebut. Makanan yang disajikan terlihat bersih, dan tingkat kematangan pas. Kami bertiga diberi satu nampan yang berisi bermacam-macam makanan. Dengan lahap kami menyantapnya. Ketelanya memiliki rasa manis yang pas. Sungguh kerasan di madrasah ini. Gurunya sangat ramah, teduh dan terdengar gemericik air serta burung yang berkicau indah.

Setelah siswa yang mengikuti sesi pertama selesai, kami berempat menunggu kepala madrasah yang sedang menambal ban. Karena tadi belum sempat ditambal, hanya ditambah udara. Menurutnya ban tubeles cukup tangguh digunakan satu hari meskipun dalam kondisi tertancap paku. Beberapa menit kemudian kepala madrasah sampai di depan MtsN Kampak, kami diajak berkeliling Kampak. Berjalan-jalan melihat rumah singgah bagi pasien covid-19 yang berada di Kampak. Setelah sampai perbatasan Kampak menuju Munjungan kendaraan putar untuk mencari makan siang. Ada beberapa pilihan yang bisa dipilih siswa, mulai dari sompil Mak Kontring, soto, sate atau masakan Padang. Anak-anak memilih masakan Padang. Mereka belum merasakan sensasi sompil Mak Kontring jika sudah merasakan maka akan ketagihan. Sompil yang fenomenal ini sangat diminati para pegawai maupun karyawan perkantoran. Bahkan pernah ditayangkan dalam acara Jejak si Gundul di Trans TV.

Setelah makan siang segera menunaikan shalat dhuhur. Istirahat sebentar di masjid tersebut. Tidak seberapa lama kepala madrasah mengajak kembali ke tempat pelaksanaan KSM sesi II. Kami menunggu di teras masjid MTsN Kampak. Berbincang dengan Bapak/Ibu dari MI Gador, MIWB Kamulan, MI Pakis dan MI Sumbergayam. Perbincangan untuk berbagi ilmu tentang berbagai hal. Tentang penanganan covid-19 maupun situasi yang sekarang sedang riuh diperbincangkan, yakni PPKM. Menunggu informasi apakah PPKM akan diperpanjang lagi. Biasanya informasi akan dibagikan pada malam hari. Guru segera ingin melaksanakan pembelajaran tatap muka. Nah, bertemu Bapak Agus lagi, Beliau menawari mampir ke rumahnya. Kami menolak dengan sopan. Kemudian Beliau mengajak Bapak-bapak dari kecamatan Durenan ngopi. Memang  Beliau orangnya sangat tulus dan baik hati. Semoga Ibu dan Bapak Agus panjang umur dan sehat selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar