Hari ini mengantar siswa yang akan mengikuti Kompetisi Sains Madrasah (KSM). Sejak pukul 08.00 saya sudah menunggu kendaraan madrasah menjemput di tempat penitipan motor. Penitipan motor terletak di sebelah balai desa Kedunglurah. Hampir satu jam menunggu. Menunggu memang kegiatan yang paling menjemukan. Sesekali menarik napas gundah. Namun belum muncul jua kendaraan tersebut. Mencoba menghubungi guru yang mendampingi siswa dari sekolah. Ternyata kendaraan masih start dari MIM Kamulan. Sampai di tempat saya menunggu pukul 09.15. Padahal KSM Kabupaten dimulai pukul 09.30 dan peserta sesi pertama diharapkan datang di lokasi 30 menit sebelum acara dimulai. Berarti sudah terlambat mengikuti KSM berdasarkan ketentuan yang ditetapkan panitia. Belum lagi waktu yang dibutuhkan untuk melaju dari Kedunglurah menuju Kampak tentunya tidak cukup 15 menit. Meskipun laju kendaraan sangat cepat. Saya mencoba menghibur diri. Lebih baik terlambat asal selamat.
Laju
kendaraan sangat cepat. Kepala madrasah yang sedang memegang setir menceritakan
penyebab keterlambatan. Karena ban mobil terkena paku. Semoga ini bukan
merupakan petanda yang tidak baik. Namun sejatinya masuk 10 besar atau tidak, saya tetap tawakal pada Allah. Yang terpenting telah berusaha sekuat tenaga.
Mendampingi mereka dengan sungguh-sungguh. Sampai di perempatan Gandusari
kepala madrasah mendapat panggilan telpon. Yang menyatakan bahwa tinggal
peserta dari MIM Kamulan yang belum masuk ruangan. Kepala madrasah mempercepat laju kendaraan. Setelah tiba di tempat Kompetisi Sains
Madrasah (KSM) yang terletak di MTsN Kampak, siswa yang hendak mengikuti sesi
pertama saya antar sampai di tempat absen. Alangkah senangnya, sambutan panitia tetap ramah. Pengawas ruang menyambut kedatangan kami dengan bersahabat. Beliau meyakinkan murid saya
untuk tetap tenang. Dicek suhu, mengisi absen dan masuk ruangan dipandu panitia
pengawas.
Kepala madrasah menambal ban yang tertancap paku. Saya memilih menunggui
siswa di masjid MTsN Kampak agar lebih nyaman. Kurang enak hati menunggu di taman MTsN. Sungkan bertemu
Bapak dan Ibu Agus yang baik hati. Takutnya nanti diajak ke rumah Beliau. Merepotkan
Beliau berdua karena harus menyiapkan makanan untuk pendamping dan anak-anak.
Maka saya dan teman menunggu di masjid. Memang rezeki tak bisa ditolak.
Dipersilahkan duduk pada gelaran yang disiapkan dan disajikan makanan alami.
Seperti singkong rebus, pisang kukus, ubi talas dan ubi jalar yang telah
dikukus. Makanan alami kesukaan saya. Dengan ramahnya mempersilahkan untuk
menyantap sajian tersebut. Makanan yang disajikan terlihat bersih, dan tingkat
kematangan pas. Kami bertiga diberi satu nampan yang berisi bermacam-macam
makanan. Dengan lahap kami menyantapnya. Ketelanya memiliki rasa manis yang pas.
Sungguh kerasan di madrasah ini. Gurunya sangat ramah, teduh dan terdengar
gemericik air serta burung yang berkicau indah.
Setelah
siswa yang mengikuti sesi pertama selesai, kami berempat menunggu kepala
madrasah yang sedang menambal ban. Karena tadi belum sempat ditambal, hanya ditambah udara. Menurutnya ban tubeles cukup tangguh digunakan satu hari meskipun dalam kondisi
tertancap paku. Beberapa menit kemudian kepala madrasah sampai di depan MtsN Kampak,
kami diajak berkeliling Kampak. Berjalan-jalan melihat rumah singgah bagi
pasien covid-19 yang berada di Kampak. Setelah sampai perbatasan Kampak menuju
Munjungan kendaraan putar untuk mencari makan siang. Ada beberapa pilihan yang
bisa dipilih siswa, mulai dari sompil Mak Kontring, soto, sate atau masakan
Padang. Anak-anak memilih masakan Padang. Mereka belum merasakan sensasi sompil
Mak Kontring jika sudah merasakan maka akan ketagihan. Sompil yang fenomenal
ini sangat diminati para pegawai maupun karyawan perkantoran. Bahkan pernah
ditayangkan dalam acara Jejak si Gundul di Trans TV.
Setelah
makan siang segera menunaikan shalat dhuhur. Istirahat sebentar di masjid tersebut.
Tidak seberapa lama kepala madrasah mengajak kembali ke tempat pelaksanaan KSM
sesi II. Kami menunggu di teras masjid MTsN Kampak. Berbincang dengan Bapak/Ibu
dari MI Gador, MIWB Kamulan, MI Pakis dan MI Sumbergayam. Perbincangan untuk
berbagi ilmu tentang berbagai hal. Tentang penanganan covid-19 maupun situasi
yang sekarang sedang riuh diperbincangkan, yakni PPKM. Menunggu informasi
apakah PPKM akan diperpanjang lagi. Biasanya informasi akan dibagikan pada
malam hari. Guru segera ingin melaksanakan pembelajaran tatap muka. Nah, bertemu Bapak Agus lagi, Beliau menawari mampir ke rumahnya. Kami menolak dengan sopan. Kemudian Beliau mengajak Bapak-bapak dari kecamatan Durenan ngopi. Memang Beliau orangnya sangat tulus dan baik hati. Semoga Ibu dan Bapak Agus panjang umur dan sehat selalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar