Kamis, 05 Agustus 2021

Bakso Seperti Telur, Oval!

 

Sudah 2 minggu ini, si kecil meminta dibuatkan bakso. Ia tahu ada beberapa kotak yang berisi daging dalam lemari es. Minggu kemarin setelah gowes saya bawa satu kotak ke tukang giling daging. Tukang giling di daerah Bandung, dekat perempatan. Sesampai di sana tukang giling telah membersihkan peralatannya, sehingga tidak bersedia. Ia menyarankan untuk datang besok pagi sebelum pukul 08.00 WIB. Hari itu saya datang pukul 11.00. Ia menyarankan untuk menggilingkan daging ke daerah Suwaru, sebuah rumah yang ada patung sapinya. Setelah menuju ke sana, juga sudah tutup. Pemilik gilingan meminta saya datang besok pagi antara pukul 02.00 dini hari sampai pukul 09.00. Akhirnya menuju gilingan Bendorejo, di sanapun juga telah tutup. Demi menyenangkan anak. Namun karena minggu ini, setiap pagi hari  hujan deras maka enggan untuk pergi ke tukang giling daging.

Alhamdulillah pagi ini cuaca bersahabat. Maka segera berangkat ke tukang giling yang berada di depan pasar Bendo. Pukul  06.30 WIB sampai di sana banyak tukang bakso yang sedang mengantri. Ada yang mengaduk adonan, ada pula yang mengiris daging menjadi bagian yang lebih kecil. Saya menuju tukang giling daging. Langsung dilihat, ternyata dagingnya membatu. Maklum baru keluar dari lemari es. Tukang giling meminta daging itu dipotong-potong sambil menunggu esnya mencair. Ia mempersilahkan saya meminta bantuan seorang bapak yang sedang menggunakan topi terbalik. Perkiraan saya ia karyawan tukang giling daging. Karena sejak tadi sibuk memotong daging ayam. Ternyata ia tukang bakso. Ia berkenan memotong daging, meskipun agak sulit karena membatu. Setelah dipotong-potong saya bawa mendekat tukang giling. Si tukang giling mengatakan potongan daging kurang kecil. Agar tidak merepotkan orang lain, saya potong sendiri. Meminjam pisau milik tukang giling.

Setelah daging terpotong kecil-kecil, tukang giling meminta saya membeli kebutuhan untuk campuran daging. Ada toko yang menyiapkan kebutuhan buat bakso. Toko itu tidak jauh dari tempat giling daging. Si Penjual bertanya bakso mau dibuat enak atau biasa. Saya jawab dibuat enak. Penjual menyiapkan 2 tepung yang berbeda merk, 1 sachet royco daging, 1 sachet ladaku, 3 telur ayam, beberapa siung bawang putih dan garam. Setelah itu si tukang giling memasukkan sebagian bahan ke dalam daging yang telah digiling. Sebagian lagi dimasukkan ketika daging hendak dimasukkan dalam mesin pengaduk. Sehingga menjadi adonan yang lembut dan lentur. Untuk 1,5 kg daging membutuhkan beaya Rp 36.000. Dengan rincian untuk membeli bahan Rp26.000, sedangkan beaya selip hanya Rp10.000.

Adonan saya masukkan  ke dalam lemari es. Saya dan suami berangkat buwuh ke Pule. Sepulang dari Pule adonan hendak diolah menjadi bakso. Memanaskan air dalam panci. Setelah mendidih adonan diletakkan ke dalam tangan. Ditekan  dengan mengepalkan telapak tangan. Dikeluarkan  di antara lingkar ibu jari dan telunjuk. Setelah adonan menempel di atas kepalan tangan diambil dengan sendok. Adonan dimasukkan dalam air mendidih. Selang beberapa menit, bakso mengapung dan ditiriskan. Waktunya membuat kuah bakso. Saya minta si kecil browsing cara membuat kuah bakso. Ia telah menemukan resep membuat kuah bakso dengan bahan: 8 siung bawang putih, 7 butir kemiri, dan mrica. Semua bahan disangrai. Setelah dilembutkan dimasukkan ke dalam air, sebanyak 5 liter air. Kuah yang mendidih ditambahkan gula dan garam secukupnya. Ditaburi bawang goreng, daun bawang pre dan sledri.

Karena perjalanan ke Pule yang melelahkan, sayapun tidur siang. Namun semua sajian yang terkait bakso sudah rapi di meja makan. Seperti irisan kol, sledri, mi yang telah direbus, saus tomat, kecap dan sambal. Setelah saya bangun, si kecil nampak menikmati bakso dengan lahapnya. Saya tanya,” Enak, Le?” Dengan manyun ia menjawab, “ Enak Buk, tapi baksonya nggak bulat. Lonjong seperti telur. Dengan tergesa-gesa saya ambil bakso, dipanci. Lha dalah…baksonya menyerupai telur ayam, berbentuk oval. Tiga buah bakso saya masukkan dalam mangkok dengan bumbu dan kuahnya. Hemmm…mantab badai. Enak sekaali.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar