Hujan
membawa berkah. Namun jika kehujanan akan berdampak buruk, jatuh sakit.
Begitulah setelah kehujanan kemarin sore ternyata suami jatuh sakit. Tubuh
demam, panas, mual dan muntah. Setelah dirasakan tidak membaik dengan obat
apotik, maka segera berobat ke dokter. Hasil diagnosis dokter dinyatakan terkena
penyakit tipes. Makanya panasnya semakin tinggi karena kemarin juga sempat
minum jus mangga kepodang. Padahal buah masam pantangan bagi penderita tipes. Dokter
memberi obat yang harus diminum sebelum dan sesudah makan. Dokter juga memberi
pesan agar tidak mengonsumsi sayur nangka muda, sayur daun singkong, nasi tiwul
dan buah qmasam.
Jika
ingat dengan penyakit tipes, saya jadi teringat anak sulung yang sedari balita sering
menderita tipes. Hampir dua bulan sekali menderita tipes dan makan kurang teratur. Ketika kuliah di Malang, dua kali ijin tidak mengikuti
penelitian bersama Tim Ekspedisi Biologi (TEB). Pernah berdebat dengan Kajur,
karena besok berangkat, hari ini ijin pulang anak sakit. Lagi-lagi ia jatuh
sakit karena tipes (demam tifoid). Teringat sekali Pak Wahyu Prihanta, Kajur Biologi
sekaligus dosen BTT mengatakan demam tifoid ini karena kurang menjaga
kebersihan pada makanan dan minuman. Saya sepakat dengan Pak Wahyu, karena
anakku dibesarkan neneknya. Neneknya yang sudah tua dan ayahnya sibuk mencari
nafkah. Terpaksa harus merawat anak dan meninggalkan tugas yang harus
diselesaikan.
Untuk
sakitnya suami ini, juga agak sedikit kurang yakin dengan diagnosis dokter. Masih
teringat hasil diskusi dengan Pak Wahyu beberapa tahun yang lalu terkait demam
tifoid (sakit tipes). Demam ini disebabkan infeksi bakteri Salmonella typhosa yang menyebar melalui makanan dan minuman. Secara
sederhana dikatakan sebagai infeksi akut usus halus akibat infeksi bakteri. Makanan
dan minuman ini telah terkontaminasi bakteri Salmonella typhosa, yang perantaranya semut, lalat dan kecoak. Makanan
matang yang dihinggapi beberapa hewan tersebut penyebabkan peradangan usus halus. Bisa juga karena kurang menjaga kebersihan
misalnya jarang mencuci tangan sebelum makan.
Padahal
suami orangnya paling menjaga kesehatan badan, sering cuci tangan. Apalagi di musim
pandemi ini, sering mencuci tangan dan protektif sekali dengan kesehatan badan.
Tapi entahlah jika hewan-hewan jorok tersebut sering berkunjung ke makanan dan minuman
keluarga saya. Namun melihat gejalanya memang demam tifoid. Badannya panas
tinggi, mual-mual, nyeri otot dan merasakan nyeri dipersendian.
Untuk
itu sebagaimana pesan dokter segera menghindari makanan teksturnya kasar (lodeh tewel, bobor daun ketela, tiwul), makanan yang dimakan mentah
(buah dan urap). Juga menghindari
minuman yang mengandung kafein (kopi) dan menghindari aktivitas yang terlalu
berat. Melihat gejala tersebut mulai yakin dengan diagnosis dokter. Akibat terlalu
capek, imunitas turun, akhirnya bakteri masuk ke dalam tubuh dengan mudah.
Kesimpulannya
jagalah kesehatan tubuh dengan baik.
Selain berolah raga dan mematuhi protokol kesehatan (prokes) juga harus
diimbangi dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman dari hewan pembawa
bakteri. Langkah sederhana dengan cara menutup makanan dengan tudung saji dan
membersihkan rumah. Jika rumah bersih, maka hewan jorok tersebut tidak betah
berada di rumah kita.
Sangat bergizi, joss
BalasHapusTerimakasih Mas Woko.
BalasHapus