Senin, 02 November 2020

CATATAN SEDERHANA:TEKNIK MENULIS PSYCHOWRITING

 


Terkesan dengan halaman/terasnya Pak Muhsin penuh dengan buku dan perpustkaan tersebut  dibuka 24 jam. Terdapat kurang lebih 3000 buku, yang 153 buku adalah karya santrinya yang telah mengikuti psychowriting. Setiap bulan Beliau berhasil menerbitkan 4 buku. Beliau menceritakan ketika seorang guru bangga menulis guru keroyokan. Maka akhirnya menginginkan menulis buku secara mandiri. Dulu Beliau menamakan program hypnowriting, yang mempunyai hak paten marah. Maka beliau tahu diri, programnya harus diubah. Setelah sampai di Jogjakarta Beliau melihat peluang ketika para guru, ASN, dan dosen harus menulis. Maka pada sebuah padepokan di pinggir Sungai Gajah Wong Jogja mengubah hypnowriting hingga berevolusi menjadi psychowriting. Hypnowriting menciptakan pembaca terhipnotis oleh hasil bacaannya. Sedangkan Psychowriting merupakan program dari tidak bisa menulis menjadi menulis, menjadikan orang yang semula tidak suka menulis menjadi mau menulis.

Menurut Pak Muhsin sebelum perintah sholat dan menutup aurat, maka yang wajibkan adalah membaca. Ayat ke 4 dari surat Al- Alaq (bilkalam) dimaknai sebagai pena dan kertas. Pena dan kertas itulah proses menulis. Jila  Alquran tidak tertulis dan hadits tidak tertulis maka kita tidak mengenali ayat Allah dan teladan dari Rosulullah. Dari  situlah muncul ambisi Beliau, bukunya dibaca cucunya 400 tahun kemudian. Al Ghazali dan  Ibnu Sina dikenal bukan dari tutur katanya tetapi dari karya-karyanya. Ananta Toer mengatakan menulis adalah suatu keabadian. Menulis warisan terdahsyat. Kesimpulannya Bilkalam dimaknai menulis dengan pena dan kertas. Menulis di WA dan FB baik, begitu pula menulis di blog. Namun jika dicetak sangat luar biasa akan dikenal dan dikenang. 'Jika tidak menulis akan masuk neraka', kalimat  tersebut harus dijadikan gengsi /filosofi yang harus dipaksakan. Paksaan untuk menjawab kegelisahan para guru dan dosen yang memiliki kewajiban menulis. Inilah psikologi menulis.

Teknik dalam psychowriting dengan cara: Pertama, Game/Bermain-main. Beliau ketika menjadi trainer memiliki cara mengetangahkan tren yang harus dibranding. Caranya Beliau dengan tim meminta waktu 2,5 jam untuk melatih menulis di sebuah sekolah. Waktu tersebut digunakan untuk bermain dengan game, agar peserta didik nyaman dan konsentrasi pada trainernya. Ketika Beliau membina peserta 300 anak menulis bersama, selama 40 menit. Tekniknya  sangat sederhana dengan bermain, setelah itu Beliau melakukan interfensi  dengan bermain  kekuatan memori, dites dengan sangat sederhana. Anak diminta menulis kata benda dari bangun tidur sampai ketemu trainer,  selama 4 jam. Menulis kata benda dalam 15 menit ketemu 400 kata benda. Namun diharapkan kata benda yang ditulis dari temuan sistematis dan kronologis. Dari bangun tidur kata benda yang ada di kamar. Kemudian kata benda yang ada di kamar mandi, kegiatan ini merupakan permainan psikologi. Kemudian dilanjutkan menulis kata  benda ketika sarapan pagi, kata benda yang ditemukan diperjalanan melihat motor bagian-bagian motor ditulis. Semakin banyak kata benda yang ditulis berarti memorinya semakin bagus.

Setelah menemukan tulisan yang banyak, interfensi berikutnya,  di antara 100, 200, 400 kata benda, mana kata yang paling berkesan. Maka peserta diminta memilih 3 benda yang paling dekat dengan hati nuraninya. Dan trainer masuk ke dalam dunia remaja. Dari 3 benda yang dekat di hati maka disuruh untuk ketiga benda diajak bicara. Selanjutnya mereka diminta untuk istkharah guna menemukan 1 benda dari 3 yang paling dekat di hati. Hal itu untuk mengetes memori, jika mereka menemukan 1 maka ia menemukan ide tercepat dan tertepat. Maka ia menemukan sesuatu yang paling ia ketahui. Sehingga ide keluar dengan mudah karena itulah yang paling ia ketahui.

Kedua, mood. Kuncinya mood itu kita ciptakan, jangan ditunggu. Silahkan dikembangkan, misalnya waktunya membuat karya silahkan ditulis. Menulis tentang hal yang palig disukai. Jika suka radio disiapkan radio, yang suka bunga diharapkan menulis di taman bunga. Di rumahnya Beliau menciptakan mood dengan musik, kitiran, kleningan. Musik bisa mengantar mood penulis. Beliau juga menyiapkan angkringan, bebas Free wifi 2 jam, jam berikutnya tamu diharapkan menuliskan dan dibukukan.

Ketiga, action. Menulis dan mengedit. Jangan mengirim sebelum diedit 5 kali. Misalkan menulis 10 halaman. Ketika akan menulis 10 halaman, halaman pertama yang dibaca dan merasa tulisan jelek, otak kita dihantam rasa su’udhon. Menulis, membaca dan mengedit adalah 3 kegiatan yang tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Mengintervensi mahasiswa jangan dibaca sebelum 10 halaman. Kalau dibaca akan kelihatan jelek tulisannya. Yang membuat para guru malas menulis adalah tiga pekerjaan dilakukan bersamaan. Beliau memaksa orang, untuk menunjukkan hasil editan dengan 4 swarna. Merah, hijau, biru dan hitam.

Kesimpulan menulis dengan 3 cara nyantai (bermain-main), diciptakan mood, tidak melakukan 3 kegiatan secara bersamaan (menulis, membaca dan mengedit secara bersamaan). Closing statement: jangan tidur sebelum membaca, jangan mati sebelum mempunyai karya, buku itu adalah sahabat terdekat. Membaca adalah aktivitas hebat, menulis adalah ekspresi terdahsyat.

2 komentar:

  1. Sangat suka dengan closing statementnya, menyirami gairah menulisku yang sudah mulai gersang :) Terimakasih Bu Muslikah..

    BalasHapus
  2. Injih saya catat. Untuk motivasi saya. Dan langkah-langkahnya membimbing bisa jadi inspirasi saya dalam mengajari anak untuk menulis. Mudah dan menarik.

    BalasHapus