Kamis, 26 November 2020

Kios Bunga Indah dengan Harga Merakyat

 

Bunga Air Mata Pengantin

Anak-anak kembali daring, setelah Kabupaten Trenggalek dinyatakan tertinggi kedua terkait penambahan jumlah pasien positif Covid-19. Wali murid kembali mengeluh, putra-putrinya sudah jenuh belajar dari rumah. Ketika hendak didampingi belajar daring, banyak alasan yang dilontarkan putra-putri mereka. Buku sudah disiapkan untuk mengerjakan tugas daring, si anak alasan mau mandi, makan pagi, meraut pensil dan banyak lagi alasan. Ujung-ujungnya mereka pergi bersepeda atau main game. Beberapa wali mengeluh, waktu pembelajaran daring rumah mereka layaknya drama ibu tiri yang riuh oleh teriakan-teriakan. Maka yang mampu saya lakukan memberi motivasi kepada para ibu muda untuk bersabar, telaten dan kreatif dalam memberikan reward. Reward sangat penting agar anak kita antusias dalam mengerjakan tugas daring. Reward bisa berupa usapan di kepala, ucapan hebat, dibuatkan makanan ringan  atau minuman menyegarkan.

Setelah pembelajaran daring selesai, para guru MIM Kamulan segera pulang. Sebelum menuju rumah masing-masing saya ikut ibu-ibu mampir ke kios bunga. Kios bunga baru yang berada di desa Pakis. Kios ini tergolong murah, misalnya untuk bunga Air Mata Pengantin (AMP) yang di kios lain kisarannya Rp25.000, di sini hanya Rp15.000. Padahal ukuran sama baik tinggi maupun jenis potnya.  Sementara ini keinginan memiliki Air Mata Pengantin (Antigonon leptopus) masih saya pendam, jika terlanjur merambat butuh anjang-anjang untuk menampungnya. Sementara ini belum siap merawat bunga yang sering dijuluki Si Perambat Cantik. Akhirnya cukup beli mawar putih tulang (Rosa alba) dan bunga krisan (Chrysanthemum Segetum). Bunga krisan ini dulu sering disebut seruni. Penasaran tanya tentang keladi tengkorak (Alocasia curpea) meskipun di rumah ada tiga pot. Mungkin jika harga tetap menanjak bisa saya jual di sini/barter. Ternyata penjual mengatakan harga keladi tengkorak di sini perhelai daun Rp 25.000. Sedangkan untuk keladi wayang (Cladium red beauty), perbatang Rp40.000.



Pada masa pandemi covid-19 tetap dibutuhkan tekad untuk lebih logis membelanjakan uang. Apalagi untuk membeli bunga yang harganya makin dipermainkan pedagang. Dulu keladi tengkorak dan keladi wayang (Cladium red beauty), tidak perlu beli, diberi seorang ibu yang hobi mengoleksi bunga. Kini para pengoleksi justru menjual bunga yang sudah dikembangbiakan pada pedagang keliling. Yang sengaja mendatangi ibu-ibu untuk membeli bunganya. Meski tanamanku pernah didatangi penjual, rasanya masih enggan untuk melepasnya. Justru masih ingin menambah koleksi bunga. Bunga yang mampu dibeli, ramah dengan isi dompetku.

Kesimpulannya tetap memberikan motivasi pada para wali murid, untuk tetap sabar mendampingi putranya belajar. Di masa pandemi tetap berhemat dalam membelanjakan uang. 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar