Kamis, 03 Juni 2021

Model Pembelajaran Berbasis Literasi dan Numerasi

 


Tanggal 25 Mei 2021 merupakan pelaksanaan diseminasi hari kedua. Secara tak terduga Bu Rinda benar-benar tidak datang. Maka saya harus bersiap untuk menyampaikan materi Beliau. Materi ini membahas tentang: Model Pembelajaran Berbasis Literasi & Numerasi, Penyusunan Media Pembelajaran Berbasis Literasi & Numerasi, dan Penyusunan Rancangan Pembelajaran Berbasis Literasi & Numerasi. Sebelum membahas tentang tiga tema di atas, terlebih dahulu mendiskusikan kondisi yang diharapkan oleh kemendikbud. Ekosistem madrasah yang diinginkan adalah madrasah sebagai tempat memperoleh pengalaman yang menyenangkan. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan yang beragam. Proses belajar berorientasi pada siswa. Pengajaran sebagai aktivitas tim yang kolaboratif. Literasi dan numerasi menjadi muatan utama asesmen dan kurikulum. Karena literasi dan numerasi adalah kompetensi yang sifatnya general dan mendasar.

Model Pembelajaran berbasis Literasi & Numerasi

Model pembelajaran yang diharapkan dalam pembelajaran berbasis literasi dan numerasi adalah model pembelajaran berpikir tingkat tinggi (HOTS). Model pembelajaran yang dimaksud adalah: (a) discovery learning, (b) inquiry learning, (c) problem based learning, (d) project based learning. Karena berdasarkan penelitian telah membuktikan bahwa model-model pembelajaran tersebut merupakan pembelajaran yang mengharuskan siswa belajar tingkat tinggi (HOTS). Ada seorang guru yang menanyakan sintak asli model-model di atas sebelum disederhanakan. Model tersebut disederhanakan karena digunakan untuk siswa tingkat MI.

Sintak asli atau tahapan discovery learning adalah: (1)memberikan rangsangan, (2) identifikasi masalah, (3)pengumpulan data, (4) pengolahan data, (5)pembuktian, (6) menarik kesimpulan. Aktivitas guru pada tahap memberikan rangsangan adalah menyajikan fenomena berkaitan dengan materi pembelajaran yang mengandung permasalahan. Bentuk rangsangan yang diberikan berupa pertanyaan, teks tulis, video yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. Pada langkah kerja kedua yakni identifikasi masalah, guru memberi kesempatan kepada peserta didik. Kesempatan untuk mengidentifikasi masalah yang relevan dengan bahan pelajaran sebanyak-banyaknya. Kemudian siswa menentukan hipotesis atau jawaban sementara atas pertanyaan masalah. Pada tahapan ini siswa belajar literasi, mencermati teks/ permasalahan dan menuliskan kalimat terkait identifikasi masalah yang sedang dibahas.

Pada tahapan pengumpulan data aktivitas guru adalah menugaskan siswa untuk melakukan eksplorasi dengan cara mengumpulkan informasi dan data yang relevan dengan permasalahan untuk membuktikan hipotesis. Kemudian guru membimbing siswa mengolah data, dengan cara menafsirkan dan menganalisis data, mengelompokkan data. Pada kegiatan ini siswa mengasah ketrampilan numerasinya dengan menyajikan dalam tabel atau grafik. Siswa bisa menyajikan dalam bentuk laporan penelitian. Pada tahapan pembuktian, pada tahapan ini guru membimbing siswa melakukan presentasi untuk memaparkan temuannya dalam diskusi kelas. Akhirnya guru membimbing siswa menyusun kesimpulan.

Inilah model pembelajaran discovery, pembahasan tentang model inquiry, PBL, dan PjBL akan saya coba menuliskan esok hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar