Diseminasi pembelajaran berbasis literasi dan
numerasi pada hari kedua memang sangat menyenangkan. Setelah membahas tentang
media pembelajaran numerasi, ada juga yang menanyakan tentang pembelajaran
berbasis literasi. Bagaimana cara guru melaksanakan pembelajaran berbasis
literasi? Bisakah hanya literasi saja? Bagaimana contohnya jika digabung dengan
numerasi? Bisakah dilaksanakan antar mapel? Sebenarnya guru menggunakan strategi
literasi dalam melaksanakan pembelajaran (dalam semua mata pelajaran).
Pelaksanaan strategi literasi didukung dengan penggunaan pengatur grafis.
Selain itu, semua mata pelajaran sebaiknya menggunakan ragam teks
(cetak/visual/digital) yang tersedia dalam buku-buku pengayaan atau informasi
lain di luar buku pelajaran. Guru diharapkan bersikap kreatif dan proaktif
mencari referensi pembelajaran yang relevan. Jadi media pembelajaran berbasis
literasi menggunakan media multimoda, seperti audio, visual, audiovisual, media
beragam genre, multiteks dan multiliterasi.
Media dan sumber pembelajaran literasi bisa diambil
dari masalah otentik. Misalnya masalah di rumah siswa, masalah di sekolah
terkait materi, masalah lokal (di masyarakatnya), masalah nasional, masalah
global. Kasus yang dibuat dengan cara membuat narasi pelaksanaan percobaan/
kegiatan yang tidak sesuai prinsip/ teori (disalah-salahkan). Bisa juga membuat
kasus yang sesuai indikator. Masalah otentik lainnya adalah realita atau objek di
sekitar kita, masalah di sekitar kitakemudian diintegrasikan beberapa mata
pelajaran untuk satu masalah. Kasus yang dibuat dengan cara membuat masalah
yang direkayasa. Disesuaikan dengan konteks pembelajaran dan konteks sekolah. Siswa
juga bisa menggunakan conoh produk/proyek terintegrasi dengan beberapa mata
pelajaran.
Himbauan di atas dapat dijadikan bahan untuk berdiskusi. Namun harus disesuaikan dengan tema yang akan dibahas siswa. Misalnya terkait kewajiban mematuhi peraturan di masyarakat.
Informasi di atas bisa dijadikan bahan diskusi yang menarik pada pembelajaran Fiqih. Informasi yang dibahas lebih kontekstual.
Himbauan Wapres Ma'ruf Amin tentang shalat tarawih bisa dijadikan media membahas materi tentang shalat sunah. Sehingga anak-anak lebih memiliki kemampuan untuk memahami berita yang hangat pada media sosial.
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, syaratnya adalah:
Tidak menyinggung tentang perbedaan suku, ras, memperdebatkan secara negatif perbedaan antar golongan, agama, politik. Juga dijadikan wadah untuk promosi produk, menunjukkan erotisme dan kekerasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar