Senin, 21 Juni 2021

DESA SIAGA AKTIF BERMUARA PADA MENURUNNYA AKI DAN AKB

 


Hari ini, Senin 21 Juni 2021 sebetulnya ada kegiatan mengaji dengan Ustadz Hadi dan guru-guru MIM Kamulan. Namun harus ijin untuk mengikuti Bimtek Desa Siaga Aktif yang dilaksanakan di Balai Desa Ngadirejo. Undangan Bimtek Desa Siaga Aktif ditandatangani langsung oleh dr. Lely Nurlaeli Kepala Puskesmas Pogalan, bukan Bapak Musroni Kepala Desa Ngadirejo. Pukul 08.00 segera menuju ke balai desa Ngadirejo, daftar hadir langsung ditangani oleh panitia dari Puskesmas Pogalan. Begitu pula pembawa acara dari bidan Puskesmas Pogalan. Acara Bimtek Desa Siaga Aktif ini tidak ada acara menyanyikan lagu Indonesia Raya atau doa pada akhir pembukaan Bimtek. Setelah sambutan kepala desa dan kepala puskesmas langsung acara inti.

Dalam sambutannya kepala desa merasa senang dengan adanya Bimtek Desa Siaga Aktif ini. Beliau juga menyampaikan Ngadirejo akan selalu berbenah bahkan mulai launching motto desa “Ngadirejo Berdandan Rapi”. Motto tersebut kepanjangan dari “Ngadirejo Bersih, Damai, Indah, Nyaman, Ramah dan Pintar”. Kelak motto tersebut akan dipasang pada gerbang perbatasan desa Ngadirejo dengan desa Kedunglurah. Sedangkan sambutan kepala puskesmas Pogalan membahas Bimtek Desa Siaga Aktif ini muaranya pada punurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kemtian Bayi (AKB). Ngadirejo tetap mendapat jatah Bimtek Desa Siaga Aktif meskipun angka AKI dan AKB adalah nol. Artinya tidak ada angka kematian bayi maupun kematian ibu yang baru melahirkan atau sedang menyusui.



Kegiatan inti Bimtek Desa Siaga Aktif berlangsung dengan menggunakan metode brainstorming dan mind mapping. Metode brainstorming dilaksanakan ketika membahas materi desa siaga. Peserta bimtek dibagi menjadi 3 kelompok, dinamika kelompok dilakukan dengan menghitung 1 sampai 3. Mereka yang membunyikan angka 1 menjadi kelompok 1, begitu pula yang membunyikan angka 2 dan 3 berkumpul membentuk kelompok 2 dan 3. Untuk kelompok satu membahas tentang kata-kata kunci terkait desa siaga. Kelompok 2 membahas masalah di desa Ngadirejo yang berkaitan dengan desa siaga. Kelompok 3 membahas solusi yang tepat mengatasi masalah yang ada di desa Ngadirejo terkait desa siaga.

Kelompok satu mampu menemukan kata kunci terkait desa siaga: Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), AKI, AKB, kepedulian, penyakit menular, penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian bumil, pendanaan, sosialisasi, gotong royong, dan lain-lain. Sedangkan masalah yang muncul terkait dengan desa siaga di wilayah Ngadirejo adalah: rendahnya PHBS, kurangnya sosialisasi, belum merata bantuan makanan bergizi, masih ada pasien positif covid, belum disiplin menjaga kesehatan, masih ada balita stunting, pernikahan dini, kekerasan terhadap wanita hamil. Kelompok 3 menemukan solusi: meningkatkan PHBS, mengadakan sosialisasi kesehatan, kehamilan dan gizi seimbang, ketua desa siaga menyiapkan posko pelayanan kesehatan dasar yang dapat diakses penduduk setiap hari.

Demikianlah pelaksanaan bimtek hari ini dengan kesimpulan suatu desa dikatakan sebagai desa siaga jika:(1) masyarakatnya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar setiap hari, (2)masyarakatnya dapat mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), (3) melaksanakan Surveillance Berbasis Masyarakat (SBM) berupa pemantauan penyakit, pemantauan Kesehatan Ibu dan Anak(KIA), pemantauan gizi, pemantauan lingkungan dan perilaku, (4)masyarakat dapat memahami dan mengatasi kedaruratan kesehatan, (5) masyarakatnya dapat memahami cara penanggulangan bencana, (6) masyarakatnya menerapkan PHBS.

Pelayanan kesehatan dasar pada desa siaga berupa kesigapan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk bumil, ibu menyusui, anak, adanya upaya penemuan dan penanganan penderita penyakit. Cara yang tepat para pengurus desa siaga dalam mengaktifkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah dengan cara : (1) mengatifkan posyandu balita, (2) mengatifkan posyandu lansia, (3)adanya pos kesehatan pondok pesantren, (4)pos upaya kesehatan kerja (UKK). Sedangkan cara kader dan tenaga kesehatan mengaktifkan Surveillance Berbasis Masyarakat (SBM) adalah(1)melakukan pengamatan dan pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku yang menimbulkan masalah kesehatan masyarakat, (2) pelaporan kurang dari 24 jam pada tenaga kesehatan untuk respon cepat, (3) pencegahan dan penanggulangan sederhana penyakit dan masalah kesehatan, (4) pelaporan kematian.

Pemateri juga merangkum kegiatan mandiri masyarakat untuk mewujudkan PHBS: melaporkan jika ada yang menderita penyakit menular, memanfaatkan dan menanam TOGA, berobat jika sakit, bagi bumil periksa secara teratur, makan bergizi dan seimbang, menggunakan garam beryodium ketika memasak, tersedia oralit bagi balita, pertolongan persalinan pada tenaga kesehatan, mengonsumsi tablet tambah darah selama hamil dan nifas, mengonsumsi vitamin A bagi ibu nifas, ASI eksklusif, menyiapkan makanan pendamping ASI bagi balita, timbang bayi dan balita dengan KMS, imunisasi bayi, ibu dan wanita subur, tidak merokok, minuman keras dan narkoba.

Semoga kita diberikan kesehatan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar