Bersyukur
pada Allah hari ini mendapat undangan untuk menghadiri peringatan Nuzulul Quran
yang dilaksanakan oleh IGRA dan ASN Kecamatan Durenan. Kegiatan dilaksanakan
pada pukul 08.00 sampai dengan selesai. Tempat pelaksanaan kegiatan ini di
Masjid MI Pakis Kecamatan Durenan. Dihadiri oleh seluruh guru RA/BA Kecamatan
Durenan dan ibu-ibu ASN yang ditempatkan pada madrasah ibtidaiyah. Sesuai
dengan undangan acara ini akan dihadiri oleh Pengawas Madrasah Kecamatan
Durenan. Juga akan ada materi dari penyuluh agama Kecamatan Durenan Ibu Umi
Hanik.
Tadarus Bersama
Kegiatan
awal dari peringatan Nuzulul Quran hari ini adalah dengan tadarus bersama. Tadarus
dilakukan dengan teknik, semua guru RA/BA dan Madrasah Ibtidaiyah membaca 1
Juz. Sehingga dalam waktu kurang lebih satu jam, pada majelis tersebut telah
khatam 30 Juz. Tentunya dari sekian undangan yang hadir ada yang
udzur/berhalangan. Untuk itu agar khatam 30 Juz, ibu-ibu yang telah selesai tilawah
dapat membaca lagi 1 juz. Sehingga ada beberapa guru yang membaca 2 juz.
Setelah kegiatan tadarus selesai wakil ketua IGRA segera mengakhiri acara
tadarus dengan doa khataman. Doa yang biasa kita baca pada halaman akhir
Alquran, setelah juz 30.
Sambutan Pengawas Madrasah
Dalam
sambutannya pengawas madrasah mengapresiasi adanya kegiatan peringatan Nuzulul
Quran yang digagas oleh IGRA dan ASN Kecamatan Durenan. Menurut Beliau Ramadhan
adalah bulan penuh keberkahan. Untuk itu Beliau menghimbau agar para guru
meningkatkan ibadah. Seperti kegiatan i'tikaf di masjid. Kegiatan i'tikaf dan
tilawah di masjid seperti yang dilakukan para guru jika diniatkan ikhlas akan
mendapatkan 10 kebaikan pada setiap membaca 1 huruf. Selain hal di atas
keberkahan bulan Ramadhan dapat ditilik dari meningkatnya ketaqwaan. Rajin
beribadah seperti sholat malam, tilawah dan i’tikaf maupun memberi zakat.
Menurut
Beliau momentum sejarah diturunkannya Alquran di Gua Hira menjadi renungan kita bersama.
Alquran diturunkan bukan menjadi beban, akan tetapi menjadi petunjuk, rahmat
dan anugerah serta obat bagi umat manusia yang kala itu dalam keadaan penuh
kezaliman dan menyembah berhala. Orang yang mencari ilmu dengan duduk 1 jam,
akan mendapat pahala layaknya beribadah 70 tahun. Apalagi seperti kegiatan
tersebut, i’tikaf, tilawah dan menuntut ilmu di masjid. Beliau memberikan
pencerahan cara memperingati Nuzulul Quran dengan kegiatan:(1)beri’tikaf di
masjid, (2) tilawah Alquran, (3) membaca doa-doa, (4) tekun shalat wajib,
tarawih, tahajud, witir, dhuha dan salat sunah lainnya, (5) berzikir. Dalam
akhir sambutannya Beliau berharap ibadah kita lebih baik dari Ramadhan
sebelumnya. Pada bulan berikutnya juga semakin tekun dan lebih baik lagi.
Materi Utama: Metode Tikrar Sab’ah
Metode
tikrar sab’ah ini baik untuk anak Paud/RA/BA menggunakan
pola talaqqi tikrar sab’ah dengan teknik ustadz/ustadzah membacakan
hafalan tujuh kali dan siswa menirukan. Pada metode ini kemampuan tahfidz
dengan bacaan fasih dibutuhkan oleh seorang Ustadz /ustadzah. Jadi ustadz dan
ustadzahnya lebih dahulu sudah fasih bacaannya. Karena pada tahap talaqqi ini
apabila seorang ustadzah salah dalam mencontohkan bacaan, dikawatirkan hafalan
anak tersebut akan salah terus sampai dewasa. Syarat utama dalam melaksanakan
metode tikrar sab’ah adalah al
‘azam/kemauan kuat untuk menghafal bersama anak-anak. Menurut Ibu Umi Hanik
ada beberapa komponen dalam pelaksanaan metode tikrar sab’ah antara lain:
(1) motivasi, (2)pembiasaan di pagi hari, (3) Muroja’ah (ujian dengan mengulang hafalan yang didapat), (4)
Pembiasaan setoran.
Pertama,
motivasi.
Keberhasilan kita untuk menghafal Alquran berbanding lurus dengan kekuatan niat
kita dan motivasi yang terkandung di dalam hati. Sebagai sabda Rasulullah
dalam sebuah hadits yang artinya “Setiap amal tergantung pada niatnya”. Maka
untuk memunculkan dan menguatkan niat siswa untuk menghafal perlu ada arahan
motivasi yang terus menerus disampaikan kepada siswa. Motivasi yang dapat kita
sampaikan kepada anak-anak agar gemar menghafal adalah beberapa sabda
Rasulullah yang artinya:
“Orang yang
tidak mempunyai hafalan Alquran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mau
runtuh.” (HR Tirmidzi)
Penghafal
Alquran akan datang pada hari kiamat, kemudian Alquran akan berkata: Wahai
Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota (kehormatan). Alquran
meminta kembali: Wahai Tuhanku ridhailah ia maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan
teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat
yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan” (HR Tirmidzi,
Ibnu Khuzaimah, Al-Hakim)
Bacalah olehmu
Alquran, sesungguhnya ia akan memberi
syafa’at pada hari kiamat bagi para
pembacanya (penghafalnya) (HR Muslim)
Kedua,
pembiasaan di pagi hari. Proses yang harus
dilakukan dalam metode ini adalah pembiasaan membaca target hafalan harian pada
waktu pagi hari. Sebelum pembelajaran di mulai. Jika di rumah dilakukan setelah
salat subuh. Waktu yang diperlukan untuk pembiasaan pagi hari ini tidak lama.
Cukup menyediakan waktu kurang lima sampai dengan sepuluh menit. Dalam jangka
waktu tersebut digunakan untuk membaca target hafalan harian sebanyak lima
sampai sepuluh kali.
Ketiga,
Muroja’ah (ujian dengan mengulang hafalan yang didapat).
Proses muroja’ah ini harus dilakukan oleh siswa. Proses ini seyogyanya tidak ditinggalkan
dalam menghafalkan Alquran baik secara mandiri di rumah maupun dengan
berhalaqoh di sekolah. Karena untuk menciptakan pembiasaan muroja’ah di sela-sela
waktu. Dan perlu ada motivasi atau pembentukan lingkungan yang mendukung pembiasaan
muraja’ah.
Keempat,
pembiasaan setoran hafalan. Proses setoran hafalan
sangat penting dilakukan. Karena dengan melakukan setoran anak-anak akan
termotivasi untuk menghafal. Hal itu sekaligus sebagai sarana melakukan kontrol
untuk mengecek kesalahan dan memberi nilai pada hafalan siswa yang dianggap
benar.
Media
yang dibutuhkan pada metode tikrar sab’ah adalah Juz Amma atau Alquran, kartu kontrol hafalan.
Untuk menghafal juz 30/ Juz Amma,
siswa bisa menggunakan berbagai macam cetakan Alquran dan buku Juz Amma yang
sudah cukup banyak bentuk dan modelnya. Akan tetapi sebaiknya dalam
mempraktikkan metode tikrar sab’ah menggunakan Jus Amma standar metode tikrar sab’ah. Juz Amma standar tikrar sab’ah tersebut dibuat khusus agar para penghafal
mudah mengenal target hafalan harian dari baris-baris kolom pada buku tersebut.
Kartu kontrol hafalan ini diperlukan untuk memotivasi diri anak dan mengetahui
perkembangan hafalannya.
Pelaksananaan Pembelajaran Metode Tikrar Sab’ah
Target
dalam menghafal Juz Amma dengan metode tikrar
sab’ah ini dilaksanakan secara
bertahap minimal 306 hari. Rentang waktu yang lama agar hafalan fasih dan kuat.
Dalam metode ini yang lebih diutamakan adalah anak merasa enjoy dan merasa
tidak dibebani sebuah hafalan. Tekniknya pelaksanaan sebagai berikut: (1)
selama 5-10 menit dipagi hari sebelum pelajaran dimulai dilaksanakan talaqqi tikrar sab’ah, (2) Ustadzah memberi
motivasi dengan membacakan hadits pentingnya menghafal, (3) menjelaskan target
hafalan harian, (4) membaca bersama hafalan harian dengan melihat buku sebanyak
7 kali bersama Ustadzah. Dilanjutkan muroja’ah 5-10 menit di waktu istirahat sambil
bersantai atau setelah salat dhuha/salat dhuhur, (5) sore hari siswa menghafal
secara mandiri selama 5-10 menit dengan bimbingan orang tua,(6) siswa menyetorkan
hafalannya dengan bimbingan orang tua/ via voice note dikirim ke Ustadzahnya (7)siswa
menghafalkan secara mandiri di rumah selama 5-10 menit bakda salat maghrib.
Demikian
tadi kegiatan para guru dalam memperingati Nuzulul Quran. Semoga bermanfaat dan
Ramadhan tahun ini lebih baik dari amalan Ramadhan sebelumnya. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar