Kamis, 29 April 2021

Memperingati Nuzulul Quran dengan Belajar Metode Tikrar Sab’ah



Bersyukur pada Allah hari ini mendapat undangan untuk menghadiri peringatan Nuzulul Quran yang dilaksanakan oleh IGRA dan ASN Kecamatan Durenan. Kegiatan dilaksanakan pada pukul 08.00 sampai dengan selesai. Tempat pelaksanaan kegiatan ini di Masjid MI Pakis Kecamatan Durenan. Dihadiri oleh seluruh guru RA/BA Kecamatan Durenan dan ibu-ibu ASN yang ditempatkan pada madrasah ibtidaiyah. Sesuai dengan undangan acara ini akan dihadiri oleh Pengawas Madrasah Kecamatan Durenan. Juga akan ada materi dari penyuluh agama Kecamatan Durenan Ibu Umi Hanik.

Tadarus Bersama

Kegiatan awal dari peringatan Nuzulul Quran hari ini adalah dengan tadarus bersama. Tadarus dilakukan dengan teknik, semua guru RA/BA dan Madrasah Ibtidaiyah membaca 1 Juz. Sehingga dalam waktu kurang lebih satu jam, pada majelis tersebut telah khatam 30 Juz. Tentunya dari sekian undangan yang hadir ada yang udzur/berhalangan. Untuk itu agar khatam 30 Juz, ibu-ibu yang telah selesai tilawah dapat membaca lagi 1 juz. Sehingga ada beberapa guru yang membaca 2 juz. Setelah kegiatan tadarus selesai wakil ketua IGRA segera mengakhiri acara tadarus dengan doa khataman. Doa yang biasa kita baca pada halaman akhir Alquran, setelah juz 30.

Sambutan Pengawas Madrasah

Dalam sambutannya pengawas madrasah mengapresiasi adanya kegiatan peringatan Nuzulul Quran yang digagas oleh IGRA dan ASN Kecamatan Durenan. Menurut Beliau Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan. Untuk itu Beliau menghimbau agar para guru meningkatkan ibadah. Seperti kegiatan i'tikaf di masjid. Kegiatan i'tikaf dan tilawah di masjid seperti yang dilakukan para guru jika diniatkan ikhlas akan mendapatkan 10 kebaikan pada setiap membaca 1 huruf. Selain hal di atas keberkahan bulan Ramadhan dapat ditilik dari meningkatnya ketaqwaan. Rajin beribadah seperti sholat malam, tilawah dan i’tikaf maupun memberi zakat.

Menurut Beliau momentum sejarah diturunkannya Alquran di Gua Hira menjadi renungan kita bersama. Alquran diturunkan bukan menjadi beban, akan tetapi menjadi petunjuk, rahmat dan anugerah serta obat bagi umat manusia yang kala itu dalam keadaan penuh kezaliman dan menyembah berhala. Orang yang mencari ilmu dengan duduk 1 jam, akan mendapat pahala layaknya beribadah 70 tahun. Apalagi seperti kegiatan tersebut, i’tikaf, tilawah dan menuntut ilmu di masjid. Beliau memberikan pencerahan cara memperingati Nuzulul Quran dengan kegiatan:(1)beri’tikaf di masjid, (2) tilawah Alquran, (3) membaca doa-doa, (4) tekun shalat wajib, tarawih, tahajud, witir, dhuha dan salat sunah lainnya, (5) berzikir. Dalam akhir sambutannya Beliau berharap ibadah kita lebih baik dari Ramadhan sebelumnya. Pada bulan berikutnya juga semakin tekun dan lebih baik lagi.

Materi Utama: Metode Tikrar Sab’ah

Metode tikrar sab’ah  ini baik untuk anak Paud/RA/BA menggunakan pola talaqqi tikrar sab’ah  dengan teknik ustadz/ustadzah membacakan hafalan tujuh kali dan siswa menirukan. Pada metode ini kemampuan tahfidz dengan bacaan fasih dibutuhkan oleh seorang Ustadz /ustadzah. Jadi ustadz dan ustadzahnya lebih dahulu sudah fasih bacaannya. Karena pada tahap talaqqi ini apabila seorang ustadzah salah dalam mencontohkan bacaan, dikawatirkan hafalan anak tersebut akan salah terus sampai dewasa. Syarat utama dalam melaksanakan metode tikrar sab’ah  adalah al ‘azam/kemauan kuat untuk menghafal bersama anak-anak. Menurut Ibu Umi Hanik ada beberapa komponen dalam pelaksanaan metode tikrar sab’ah  antara lain: (1) motivasi, (2)pembiasaan di pagi hari, (3) Muroja’ah (ujian dengan mengulang hafalan yang didapat), (4) Pembiasaan setoran.

Pertama, motivasi. Keberhasilan kita untuk menghafal Alquran berbanding lurus dengan kekuatan niat kita dan motivasi yang terkandung di dalam hati. Sebagai sabda Rasulullah dalam sebuah hadits yang artinya “Setiap amal tergantung pada niatnya”. Maka untuk memunculkan dan menguatkan niat siswa untuk menghafal perlu ada arahan motivasi yang terus menerus disampaikan kepada siswa. Motivasi yang dapat kita sampaikan kepada anak-anak agar gemar menghafal adalah beberapa sabda Rasulullah yang artinya:

“Orang yang tidak mempunyai hafalan Alquran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh.” (HR Tirmidzi)

Penghafal Alquran akan datang pada hari kiamat, kemudian Alquran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota (kehormatan). Alquran meminta kembali: Wahai Tuhanku ridhailah ia maka Allah meridhainya. Dan  diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan” (HR Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, Al-Hakim)

Bacalah olehmu Alquran, sesungguhnya ia akan  memberi syafa’at pada hari kiamat  bagi para pembacanya (penghafalnya) (HR Muslim)

Kedua, pembiasaan di pagi hari. Proses yang harus dilakukan dalam metode ini adalah pembiasaan membaca target hafalan harian pada waktu pagi hari. Sebelum pembelajaran di mulai. Jika di rumah dilakukan setelah salat subuh. Waktu yang diperlukan untuk pembiasaan pagi hari ini tidak lama. Cukup menyediakan waktu kurang lima sampai dengan sepuluh menit. Dalam jangka waktu tersebut digunakan untuk membaca target hafalan harian sebanyak lima sampai sepuluh kali.

Ketiga, Muroja’ah (ujian dengan mengulang hafalan yang didapat). Proses muroja’ah ini harus dilakukan oleh siswa. Proses ini seyogyanya tidak ditinggalkan dalam menghafalkan Alquran baik secara mandiri di rumah maupun dengan berhalaqoh di sekolah. Karena untuk menciptakan pembiasaan muroja’ah di sela-sela waktu. Dan  perlu ada motivasi atau pembentukan lingkungan yang mendukung pembiasaan muraja’ah.

Keempat, pembiasaan setoran hafalan. Proses setoran hafalan sangat penting dilakukan. Karena dengan melakukan setoran anak-anak akan termotivasi untuk menghafal. Hal itu sekaligus sebagai sarana melakukan kontrol untuk mengecek kesalahan dan memberi nilai pada hafalan siswa yang dianggap benar.

Media yang dibutuhkan pada metode tikrar sab’ah  adalah Juz Amma atau Alquran, kartu kontrol hafalan. Untuk menghafal  juz 30/ Juz Amma, siswa bisa menggunakan berbagai macam cetakan Alquran dan buku Juz Amma yang sudah cukup banyak bentuk dan modelnya. Akan tetapi sebaiknya dalam mempraktikkan metode tikrar sab’ah  menggunakan Jus Amma standar metode tikrar sab’ah. Juz Amma standar tikrar sab’ah   tersebut dibuat khusus agar para penghafal mudah mengenal target hafalan harian dari baris-baris kolom pada buku tersebut. Kartu kontrol hafalan ini diperlukan untuk memotivasi diri anak dan mengetahui perkembangan hafalannya.

Pelaksananaan Pembelajaran Metode Tikrar Sab’ah 

Target dalam menghafal Juz Amma dengan metode tikrar sab’ah  ini dilaksanakan secara bertahap minimal 306 hari. Rentang waktu yang lama agar hafalan fasih dan kuat. Dalam metode ini yang lebih diutamakan adalah anak merasa enjoy dan merasa tidak dibebani sebuah hafalan. Tekniknya pelaksanaan sebagai berikut: (1) selama 5-10 menit dipagi hari sebelum pelajaran dimulai dilaksanakan talaqqi tikrar sab’ah, (2) Ustadzah memberi motivasi dengan membacakan hadits pentingnya menghafal, (3) menjelaskan target hafalan harian, (4) membaca bersama hafalan harian dengan melihat buku sebanyak 7 kali bersama Ustadzah. Dilanjutkan muroja’ah 5-10 menit di waktu istirahat sambil bersantai atau setelah salat dhuha/salat dhuhur, (5) sore hari siswa menghafal secara mandiri selama 5-10 menit dengan bimbingan orang tua,(6) siswa menyetorkan hafalannya dengan bimbingan orang tua/ via voice note dikirim ke Ustadzahnya (7)siswa menghafalkan secara mandiri di rumah selama 5-10 menit bakda salat maghrib.

Demikian tadi kegiatan para guru dalam memperingati Nuzulul Quran. Semoga bermanfaat dan Ramadhan tahun ini lebih baik dari amalan Ramadhan sebelumnya. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar