Senin, 01 Februari 2021

Menciptakan Pembelajaran Bermakna

 



Pada masa pandemi ini berusaha menemukan cara menciptakan pembelajaran yang tidak kaku. Namun pembelajaran yang mendorong rasa ingin tahu siswa. Inilah yang disebut dengan pembelajaran bermakna (Meaningfull Learning). Dalam pembelajaran ini anak-anak terlibat dalam aktivitas belajar sambil bermain. Bahan yang digunakan adalah benda konkrit yang bisa ditemukan di sekitar mereka. Mereka dilatih untuk menemukan sendiri, membangun konsep dan menarik kesimpulan. Berharap rancangan pembelajaran ini menyenangkan bagi siswa kelas VI MIM Kamulan.

Pembelajaran bermakna ini diterapkan pada siswa saat mempelajari Tema 5 Subtema 3 Pembelajaran 3. Mereka akan melakukan uji coba membuat magnet dengan cara  menggosok, induksi dan elektromagnetik. Siswa sejumlah 27 siswa akan dibagi menjadi 3 kelompok. Siswa Nomor 1 sampai dengan 9 akan melaksanakan praktikum membuat magnet dengan dialiri listrik (elektromagnetik). Sedangkan siswa nomor 10 sampai 18 melakukan praktikum membuat magnet dengan digosok. Mereka yang berada di nomor urut 19 sampai 27 akan membuat magnet dengan cara induksi.

Membuat magnet dengan cara elektromagnetik sangat mudah. Siswa mulai menanyakan bahan yang dibutuhkan. Bahan yang butuhkan hanyan 1 buah baterai. Kawat yang diperoleh dengan membuka kabel listrik. Sebuah paku berukuran besar dan beberapa paku kecil (paku idep) atau paku payung. Anak-anak piawai mempraktikannya, mereka melilitkan kawat pada paku besar sebanyak 5 lilitan, 10 lilitan, dan 20 lilitan. Lalu menempelkan ujung kawat ke kutub positif baterai dan ujung lainnya ke kutub negatif. Paku yang sudah dililiti kawat dan dihubungkan dengan kutub baterai segera di dekatkan dengan paku-paku kecil. Mereka mencatat hasilnya. Itulah temuan mereka, kelompok 1. Setelah itu mereka membuat laporan percobaan dengan judul membuat magnet dengan cara mengalirkan arus listrik. Menuliskan alat dan bahan, menerakan langkah-langkah percobaan, menuliskan jumlah paku yang menempel ketika jumlah lilitan, 5, 10 dan 20. Terakhir mereka menarik kesimpulan dengan baik sekali. Ternyata semakin banyak lilitan semakin banyak pula paku kecil yang menempel.

Siswa-siswi yang membuat magnet dengan cara induksi menyiapkan alat  dan bahan magnet. Magnet diperoleh dengan membongkar mainan mobil-mobilan, loudspeaker, dinamo dan lain-lain. Mereka yang tidak memiliki magnet bisa datang ke sekolah untuk  praktikum. Selain magnet  diperlukan juga penggaris, paku  besar dan paku kecil. Siswa dengan terampil melakukan percobaan dengan mendekatkan magnet ke paku besar dengan jarak 6 cm, 4 cm, 2 cm dan 1 cm. Setelah itu siswa mendekatkan paku kecil ke paku besar yang sudah terpengaruh oleh magnet. Sambil mencatat hasil percobaannya pada tabel yang sudah disiapkan sebelum. Dengan kesimpulan semakin dekat paku besar dengan magnet, maka kemampuannya menarik paku makin banyak. Dalam jarak 1 cm ada yang mampu menarik 20 paku kecil. Inilah belajar menyenangkan sambil bermain.

Percobaan terakhir adalah tentang membuat magnet dengan menggosok. Peralatan yang dibutuhkan hanya magnet, paku kecil dan paku besar. Caranya sangat mudah siswa menggosok paku besar satu arah dan beraturan pada magnet sebanyak 5 kali. Kemudian paku besar yang sudah digosok dengan magnet, didekatkan dengan paku kecil. Tidak lupa siswa mencatat jumlah paku kecil yang menempel pada paku besar pada table yang sudah disiapkan. Percobaan dilanjutkan dengan menggosok paku besar sebanyak 15, dan menggosok 30 kali. Setiap tahapan hasilnya dicatat pada tabel yang sudah disiapkan. Setelah selesai siswapun membuat laporan praktikum, dengan melaporkan judul, alat dan bahan, langkah-langkah percobaan, hasil percobaan dan kesimpulan, Kesimpulan siswa pada percobaan ini, semakin banyak jumlah gosokan semakin banyak pula paku yang menempel.

Tidak ada alasan sulit untuk praktikum meskipun daring. Siswa tinggal mengikuti langkah kerja dan panduan dari wali kelas. Belajar sambil bermain sangat menyenangkan dan akan lekat dalam ingatan dalam jangka waktu lama. Siswa memahami materi tidak dengan menghafal akan tetapi praktik dengan benda konkrit. Benda yang mudah ditemukan di sekitar kita.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar